Anda di halaman 1dari 17

Diskusi Media:

Dr. Jasra Putra, M.Pd


Komisioner KPAI
Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi
KPAI
Adalah Lembaga Negara bersifat independen
yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
sebagaimana yang telah di ubah menjadi UU
Nomor 35 Tahun 2014.
TUGAS KPAI
Berdasarkan UU No. 35/2014 Berdasarkan UU No. 11/2012
tentang Perubahan atas UU No. 23/2002 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Melakukan pengawasan Melakukan mediasi atas


terhadap pelaksanaan sengketa pelanggaran Hak
perlindungan dan Anak
pemenuhan anak

Memberikan masukan Melakukan kerjasama


dan usulan dalam dengan lembaga yang
perumusan kebijakan dibentuk masyarakat di
tentang bidang Perlindungan Anak
penyelenggaraan
Perlindungan Anak
Pemantauan, evaluasi dan
Memberi laporan kepada pelaporan pelaksanaan Sistem
pihak berwajib tentang
Mengumpulkan data dan adanya dugaan
Peradilan Pidana Anak dilakukan
informasi mengenai pelanggaran terhadap oleh Kementerian dan Komisi
Perlindungan Anak Undang-Undang ini
yang menyelenggarakan urusan di
bidang perlindungan anak sesuai
Menerima dan melakukan
penelaahan atas pengaduan
dengan ketentuan perundang-
masyarakat mengenai undangan.
pelanggaran Hak Anak
PENGERTIAN ANAK HAK ANAK

UUD 1945 Pasal 28 B :


Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari
Seseorang yang belum kekerasan dan diskriminasi
berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan

(Pasal 1 UU No. 23 Tahun


2002 tentang Perlindungan
Anak)
PERLINDUNGAN ANAK
menjadi tanggung jawab siapa ?
ANAK SENDIRI
Sbg subyek atas ORANG TUA & KELUARGA
Hak haknya bertanggung jawab utk hak
hidup dan tumbuh kembang

MASYARAKAT harus ikut


berpartisipasi
mewujudkan
lingkungan protektif

PERLINDUNGAN NEGARA & PEMERINTAH


ANAK berkepentingan thd kualitas anak,
dibebani kewajiban utk
mendayagunakan seluruh sumber
dayanya utk melindungi anak dan
hak haknya
UU PA 35/2014 Pasal 20
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak
PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK

NON DISKRIMINASI

KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK

HAK HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG

PARTISIPASI ANAK
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Pasal 45 ayat 1: Orang Tua dan Keluarga bertanggung jawab


menjaga kesehatan Anak dan merawat Anak sejak dalam
kandungan;

Pasal 45 B ayat 1: Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan


Orang Tua wajib melindungi Anak dari perbuatan yang mengganggu
kesehatan dan tumbuh kembang Anak;

Pasal 45B Ayat 2: Dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat,
dan Orang Tua harus melakukan aktivitas yang melindungi Anak.

Pasal 46: Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Keluarga, dan Orang


Tua wajib mengusahakan agar Anak yang lahir terhindar dari penyakit
yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.
SUNAT/KHITAN/SIRKUMSISI
• Merupakan tindakan medis yang bermanfaat bagi kepentingan
agama dan kesehatan, prosedur bedah minor yang sudah dikerjakan
sejak berabad-abad lalu;
• Secara medis, Sunat adalah prosedur yang bertujuan untuk
mengangkat jaringan kulit yang menutupi ujung penis atau kulup;
• Sunat biasanya dilakukan pada bayi laki-laki yang baru lahir atau
menginjak usia sekolah. Namun, ada juga laki-laki yang baru sunat
saat sudah dewasa;
• Sunat selain bermanfaat untuk kesehatan, juga bertujuan
menegakkan syariat dan keharusan suatu agama atau adat tertentu;
• Di Indonesia, Sunat/Khitan/Sirkumsisi dilakukan oleh sebagian
besar penduduk untuk tujuan keagamaan.
SUNAT/KHITAN/SIRKUMSISI
• Sunat pada Laki-laki adalah salah satu prosedur paling umum
yang dilakukan di seluruh dunia. Kira-kira, 30% laki-laki di
seluruh dunia dan 35% laki-laki di negara berkembang
disunat;
• Penyunatan merupakan prosedur pembedahan yang telah
dilakukan secara universal dan sering dilakukan oleh ahli
bedah anak dan ahli urologi di seluruh dunia;
• Ada beberapa metode, teknik, dan instrumen yang digunakan
untuk melakukan penyunatan. (Narasumber dari IDI dan Ahli
Bedah serta urologi lebih kompeten menjelaskan hal ini).
MANFAAT SUNAT DARI SISI MEDIS

• Mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual seperti


herpes atau sifilis;
• Mencegah terjadinya penyakit pada penis, seperti nyeri pada
kepala atau kulup penis yang disebut Fimosis;
• Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih yang
berkaitan dengan masalah ginjal;
• Mengurangi risiko terjadinya kanker penis dan kanker serviks
pada pasangan;
• Membuat kesehatan penis lebih terjaga, karena penis yang
disunat lebih mudah dibersihkan.
PENANGANAN KASUS PENGADUAN MASYARAKAT
DUGAAN MAL PRAKTIKDALAM SUNAT MASSAL TAHUN 2018

Anak Usia 13 Tahun “FL” di Gorontalo Utara. PEMBUAT LAPORAN AYAH ANAK

KEMALUAN KORBAN MENGALAMI DISFUNGSI ( KERUSAKAN), DUGAAN MAL PRAKTIK YANG TERJADI DALAM
KEGIATAN SUNAT MASSAL DI SEKOLAHNYA TAHUN 2013. 1 MINGGU SETELAH SUNAT MASSAL KEMALUAN KORBAN
MENGHITAM DAN DIBAWA KE PUSKESMAS, OLEH PETUGAS DIKUPAS LAGI DAN SEMAKIN PARAH. SELANJUTNYA
DIRUJUK KE RS WAHIDIN. KASUS INI JUGA DILAPORKAN KE POLDA GORONTALO DENGAN HASIL MEDIASI ANTARA
KELUARGA DENGAN PEMDA DALAM PEMBIAYAAN DITANGGUNG BERSAMA.

KEMUDIAN KASUS INI AKHIRNYA DIRUJUK KE RSCM Jakarta DENGAN 4 KALI


PENGOBATAN.

ANAK MENGALAMI TRAUMA, KEMALUAN MASIH TERASA NYERI, TERUTAMA SAAT BUANG AIR
KECIL. KELUARGA SUDAH KEHABISAN BIAYA DAN KHAWATIR MASA DEPAN ANAK.
Sosialisasi dan Edukasi
• Sosialisasi perlu ditingkatkan kepada masyarakat terkait
dengan kelebihan dan kekurangan dari prosedur sunat yang
ada saat ini, agar masyarakat teredukasi memilih sunat yang
aman dan minim risiko untuk anak;
• Perlu mengarahkan masyarakat untuk melaksanakan prosedur
sunat di fasilitas kesehatan yang memiliki izin dan memiliki
standar operasional prosedur dalam melaksanakan sunat
dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan terjangkau;
• Peran Media Massa dalam UU PA memiliki tanggungjawab dalam
penyebarluasan informasi dan materi edukasi yang bermanfaat dari aspek
sosial, budaya, pendidikan, agama, dan kesehatan Anak dengan
memperhatikan kepentingan terbaik bagi Anak.
Perlindungan Psikologis Anak
• Anak yang terdampak Malpraktik sehingga menimbulkan
kecacatan perlu dilakukan konseling dengan psikolog untuk
memulihkan trauma atas proses yang telah dialami anak;
• Orang tua perlu mendukung anak untuk fokus melihat
kelebihan diri dari pada kekurangan anak, sehingga
meningkatkan rasa percaya diri anak;
• Perlindungan dan pemenuhan hak anak yang mengalami
disabilitas masuk dalam perlindungan khusus sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang PA;
• Jika ada kasus serupa terhadap anak dan tidak tertangani oleh
para pihak secara baik bisa melaporkan ke bagian pengaduan
KPAI di nomor WA: 0811-1772-273
TERIMA KASIH

u JASRA PUTRA
u Komisioner KPAI Per.2017-2022
u S1 IAIN IB Padang, 2005
u S2, AP PPs UHAMKA, 2013
u S3 PPs UNJ Prog.Studi Manajemen
Pendidikan, 2021
u website/jasraputra.com
u Twitter: jasra80, IG/Fb:jasra
u 082112193515
u Dosen STKIP Muhammadiyah
Bogor KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
JL. TEUKU UMAR NO. 10-12, MENTENG, JAKARTA PUSAT
TLP. (021) 31901446, 31901556 – FAX. (021) 3900833
Email: info@kpai.go.id | humas@kpai.go.id | www.kpai.go.id

Anda mungkin juga menyukai