Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KELUARGA BERENCANA DEPO MEDROKSIPROGESTERON

DENGAN PERUBAHAN SISTEM TUBUH MANUSIA

OLEH

KELOMPOK TECNOPRENEUR

Ketua: 1. Sriulina Kaloko


Anggota: 2. Florentina Bella
3. Monica Barus
4. Nurul Syamsiah
5. Sartika

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN

ANATOMI FISIOLOGI
1. Sistem Musculoskletal
Suntikan DMPA menimbulkan penekanan parsial terhadap fungsi ovarium
menyebabkan rendahnya kadar estrogen, hal ini pada pemakaian lama akan
menyebabkan kehilangan massa tulang. Secara teoritis suntikan hormon
progesteron menyebabkan penekanan pada hipofisis anterior maka terjadi
penekanan ovulasi. Produksi estrogen di ovarium dihambat secara kuat, sehingga
terjadi penurunan kadar estradiol dalam darah dan diikuti dengan penurunan
kepadatan tulang. Estrogen mempunyai peranan dalam mempertahankan massa
tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis (Wilopo SA, 2006).
Penambahan berat badan akseptor (5,1 kg) disebabkan oleh hormon
progesteron yang mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat dan gula
menjadi lemak, sehingga lemak dibawah jaringan kulit bertambah 3,4 % ( Sari,
2015).

2. Sistem Endokrin
Penggunaan sebagai kontrol terhadap konsepsi, DMPA merupakan analog
sintetik dari hormon progesteron steroid alami yang dapat menekan sekresi gonadotropin
hipofisis yang menghambat produksi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH), sehingga maturasi dari folikel primer di ovarium dan mencegah ovulasi.
(Speroff, 2006 & Baziad, 2002) Efek utama pemakaian DMPA adalah mencegah ovulasi
dengan kadar progestin yang tinggi akan menghambat lonjakan LH ( LH Surge) secara
efektif (Speroff, 2006). Sekresi LH preovulatorik ditekan sehingga ovulasi dihambat
paling sedikit selama 3 bulan (Fatimah A, 2005)

3. Sistem Saraf
Kontrasepsi progesterone seperti suntikan DMPA menurunkan GnRH
yang dihasilkan hipotalamus, sehingga mengurangi pelepasan FSH yang akan
menghambat perkembangan folikel sehingga mencegah peningkatan kadar
estrogen. Progesterone negative feedback dan kekurangan estrogen positif
feedback untuk pelepasan LH mencegah terjadinya LH. Efek progestational
tambahan dari DMPA menyebabkan perubahan transfomasi abortif sekretorik
pada endometrium, yang lambat laun akan menjadi atrofi. Pemberian hormon
progestin akan menyebabkan lendir serviks menjadi kental dan sedikit,
mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. (Baziad
A, 2002)

4. Sistem Reproduksi
Semakin lama pemakaian suntik 3 bulan maka semakin lama menstruasi
responden menjadi berubah tidak menstruasi sama sekali. Perubahan lama
menstruasi tersebut disebabkan komponen gestagen yang terkandung didalam
DMPA perubahan ini sejalan dengan berkurangnya darah menstruasi pada
responden DMPA, Kejadian gangguan siklus pada pemakaian suntik 3 bulan yaitu
Amenorhea berubah menjadi keadaan tidak haid sama sekali setelah pemakaian
kontrasepsi. Gangguan menstruasi berupa amenorrhea disebabkan karena
progesterone dalam komponen DMPA menekan LH sehingga endometrium
menjadi lebih dangkal dan atropis dengan kelenjar- kelenjar yang tidak aktif
( Pramasari, 2017).

5. Sistem Peredaran Darah


Prehipertensi atau pusing menjadi salah satu efek samping dari DMPA
dikarenakan adanya peningkatan renin substrat ( Aniotensin) dan lipid serum pada
penggunaan jangka panjang dimana didapatkan terjadinya penurunan kadar High
Density Lipoprotein-Kolestrol (HDL). Yang dapat meningkatkan resiko tekanan
darah.

6. Sistem Integiument
Hormon progesteron merangsang kelenjar sebasea sehingga menimbulkan
jerawat akibat dari penumpukan lemak. ( Sari, 2015).

7. Sistem Limfatik dan Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem limfa sama dengan ekumpulan jaringan dan organ yang bekerja untuk
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa melakukan sirkulasi
ke seluruh tubuh mirip dengan cara kerja aliran sistemik. Ketika cairan mengalir,
kelenjar getah bening menyaring bakteri, virus, dan zat asing lainnya. Lalu, cairan
yang telah tersaring, garam, dan protein dikembalikan ke dalam peredaran darah.
Hormon progesteron pada KB suntik 3 bulan masuk melalui deltoid atau gluteus
sehingga system limfa mulai bekerja untuk sebagai proteksi dan dibawa kealiran
sistemik kembali.
Farmakologi
Kontrasepsi suntik DMPA mengandung bahan aktif progesteron, yaitu
medroksiprogesteron asetat (MPA) yang secara alami diderivat dari kacang kedelai
(soybeans) MPA merupakan progestin sintetik yang memiliki aktivitas progestogenik
dengan durasi kerja yang panjang dan diabsorbsi secara lambat melalui tempat
penyuntikan. (Kautniz, 1995 & Chatterton 1997) Suntikan DMPA merupakan formulasi
suntikan tiga bulanan. Dalam tiap kemasan Depo Provera mengandung 3 cc suspensi
kristalin dimana tiap cc-nya mengandung :
- 50 mg MPA (MEDROKSIPROGESTERON)
- 28,8 mg plyethyleneglycil
- sodium klorida 8,65 mg,
- methyl paraben 1,73 mg,
- propyl paraben 0,19 mg,
- aquadest.
Dosis kontrasepsi efektif DMPA adalah 150 mg yang diberikan secara injeksi
dalam pada otot gluteus atau deltoid, dimana setelah itu DMPA akan dilepaskan secara
perlahan ke dalam sirkulasi sistemik. Apabila diukur berdasarkan prosedur ekstraksi RIA
(Radioimmunoassay) konsentrasinya akan meningkat mencapai puncak sekitar 3 minggu
yaitu mulai dari 1-7 mg/ml serum level. (Schwallie et all 1971, Davis AJ 1996)
DMPA dapat dideteksi dalam sirkulasi sistemik setelah 30 menit penyuntikan
secara intramuskuler dan mencapai kadar kontrasepsi efektif yang stabil setelah 24 jam
penyuntikan, yaitu > 0,5 mg/ml. Kadar maksimum dalam plasma berbeda untuk setiap
individu (Nulph C, dkk. 2003).
BIOKIMIA DAN FISIKA
Komponen dnegan viskositas rendah di akibatkan komponen tipe E ( Estrogen )
yang bersifat encer dan banayk. komponen tersebut mencapai jumlah terbanyak yang
lebih dari 95%. komponen estrogen terutama terdiri dari elektrolis senyawa organik
dengan berat molekul rendah seperti glukosa dan asamamino serta protein terlarut.
Kandungan air komponen tersebut adalah sebesar 95-98,5%, protein sama dengan atau
kurang dari 1% NaCL sebesar 0,8% musin sebnayak 0,5-1,5% dan mengandung sangat
sedikit sel secara biofisika senyawa tipe ekstrogen mengandung rantai makromolekul
musin yang tersusun dalam struktur miceller dengan runag-ruang di antara diantar micel.
Ruang-ruang tersebut merupakan celah-celah yang cukup luas untuk di lewati
spermatozoa yang menunjang terjadinya proses fertilisasi.
Tinggi di sebut komponen tipe G (Gastagenik) yang merupakan lender bersifat
kental dan jumlahnyan sedikit setelah komponen tersebut mencapai jumlah terbanyak
yaitu lebih dari 90%, komponen gastagenik mengandung air sebnayak 85-92% , protein
2-4%, NHCL 0,8% musin 2-10% dan mengandung banayk sel. Secara biofisika,
komponen tipe gastegonik merupakan jaringan-jaringan pada makromolekul musin yang
di hasilkan dalam bnetuk gel yang snagat di lewati penetrasi spermatozoa.

Anda mungkin juga menyukai