Anda di halaman 1dari 2

Jeannete Claudia W.

472018041

TUGAS MANAGEMENT OF OBESITY

1. Apakah anak malnutrition, BBLR atau prematur bisa mengalami obesitas?


2. Perbedaan anak BBLR dan prematur?
3. Apakah anak usia sekolah dengan aktivitas fisik yang tinggi dapat menderita obesitas?
(beri alasan)
4. Apa terapi diet yang tepat untuk remaja? Dan memiliki peluang untuk menarik remaja
beraktivitas
5. Apa terapi perilaku yang dapat diberikan untuk orang dewasa?
6. Apa terapi diet yang tepat untuk lansia yang sulit menelan dan memiliki masalah
dengan gigi?
7. Terapi diet apa yang dapat membantu meningkatkan asupan air pada lansia?
8. Kategori dan ambang batas status gizi anak menurut permenkes no 2 tahun 2020,
dimana dari situ menggunakan indeks pengukuran apa untuk mengetahui anak obesitas
atau tidak?

Jawaban
1. Anak malnutrition, BBLR atau prematur dapat mengalami obesitas dikemudian hari
atau saat dewasa karena orang tua dari anak tersebut akan menganggapnya kekurangan
gizi terus menerus, sehingga jika anak tersebut ingin makan maka orang tuanya akan
selalu memenuhi permintaannya tersebut.
2. Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari semestinya (<2,5 kg). Sedangkan bayi prematur adalah bayi yang lahir
sebelum 9 bulan. Kebanyakan bayi prematur memiliki berat badan rendah, tetapi tidak
semua bayi yang lahir dengan berat badan rendah adalah bayi prematur.
3. Anak usia sekolah dengan aktivitas fisik yang tinggi tetap dapat menderita obesitas, hal
ini dikarenakan obesitas bukan hanya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik, tetapi
bisa saja dengan pola makan yang tidak seimbang dan faktor genetik yang kuat.
4. Terapi diet yang tepat untuk remaja adalah makan berat 3x sehari dengan jam yang
tepat (pagi, siang dan malam), seperti sarapan jam 6 pagi, makan siang jam 12/12.30
dan makan malam maksimal jam 7 malam. Untuk remaja porsi makan dan kandungan
gizi yang terdapat dalam menunya harus sesuai dengan kebutuhannya, serta pemilihan
menu yang sehat juga (tidak terlalu banyak mengandung lemak) karena remaja masih
mengalami perkembangan dan pertumbuhan, sehingga semua kebutuhannya harus
dipenuhi dengan baik. Menu pilihan yang dapat disarankan untuk sarapan remaja
adalaah roti gandum, sereal, susu, telur ataupun oats yang dapat dicampur dengan buah-
buahan kering. Untuk makan siang, remaja dapat memilih menu nasi merah dengan
dipadu-padankan dengan lauk yang tinggi protein dan sayur kuah atau tumis (sedikit
minyak). Sedangkan untuk makan malam, remaja dapat makan malam dengan buah-
buahan saja atau melakukan menu sarapan dengan jumlah yang lebih sedikit. Pada sela-
sela makan berat, remaja boleh makan snack, untuk pemilihan snack yang sehat adalah
buah, kacang-kacangan, biscuit sehat dan yogurt dengan porsi yang ditentukan. Snack
time biasa dilakukan hanya 2x, di antara makan pagi dan siang serta makan siang dan
malam. Aktivitas yang bisa menarik minat remaja adalah adalah aktivitas yang mereka
sukai, karna minat tiap individu berbeda. Tetapi untuk kelompok remaja, biasanya
mereka minat dengan aktivitas yang banyak bergergak dan menyenangkan, seperti
outbond, bela diri dan masih banyak lagi. Tetapi tidak sedikit juga remaja yang
berminat dengan suatu aktivitas yang banyak dilakukan oleh orang banyak atau bisa
dibilang sedang menjadi tren di masyarakat luas.
5. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy), karena terapi ini dapat membantu
membuat pola pikir atau logika baru pada individu tersebut.
6. Terapi diet yang tepat untuk lansia yang sulit menelan dan memiliki masalah dengan
gigi adalah dengan pemberian makanan yang telah dilumatkan, seperti bubur gandung
yang dicampur dengan buah-buahan yang dihaluskan juga atau bisa juga dengan
pemberian bubur nasi yang telah dicampur dengan protein, lemak dan sayuran yang
dilumatkan juga.
7. Terapi diet yang dapat membantu meningkatkan asupan air pada lansia selain dari
minum air putih, lansia dapat mengonsumsi makanan yang mengandung kuah (sop)
serta konsumsi buah dan sayur yang mengandung kadar air yang tinggi.
8. Indeks pengukuran yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan IMT menurut umur (IMT/U). Pada BB/U,
ambang batas untuk risiko BB lebih adalah >+1 SD. Pada BB/TB, obesitas memiliki
ambang batas >+3 SD. IMT/U untuk anak usia 0-60 bulan memiliki ambang batas
obesitas >+3 SD dan untuk anak usia 5-18 tahun memiliki ambang batas >+2 SD.

Anda mungkin juga menyukai