Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Determinasi


tanaman

Pengumpulan bahan, sortasi basah,


Pembuatan simplisia pencucian, penirisan, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, penggilingan,
penyimpanan, dan karakterisasi simplisia.

Pembuatan ekstrak Karakterisasi ekstrak, skrining


kental (Maserasi) senyawa flavonoid, saponin,
steroid, dan tanin.

Pembuatan sediaan
masker gel peel-off

Evaluasi sediaan meliputi pengamatan


Evaluasi dan uji organoleptik, pengukuran pH, pengujian
stabilitas fisik sediaan daya lekat, pengujian daya sebar, waktu
masker gel peel-off sediaan mengering, uji homogenitas, uji
cycling test, dan uji hedonik.

Analisis data

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

15
16

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2020. Tempat
penelitian di Laboratorium Farmasetika Program Studi Farmasi Universitas
Perjuangan Tasikmalaya.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode eksperimental
laboratorik. Penelitian dilakukan terhadap simplisia daun nangka (Artocarpus
heterophyllus L.). Simplisia diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 96% sehingga didapat ekstrak kental. Kemudian dilakukan
penyusunan dan pembuatan sediaan masker gel peel-off dan dilakukan evaluasi
dan uji stabilitas fisik sediaan.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Ekstrak etanol daun


Cycling test,
nangka (Artocarpus
pH,
heterophyllus L.)
Organoleptik,
Mutu fisik homogenitas,
sediaan
daya lekat,
Formulasi masker gel peel- daya sebar.
off ektrak etanol daun
nangka dengan konsentrasi
Polyvinyl Alcohol (PVA) Waktu untuk Waktu (menit)
8%, 9%, 10% dan sediaan mengering
konsentrasi Hydroxy
Propyl Methyl Cellulose
(HPMC) 2%, 3%, 4%
Aroma (bau),
Hedonik sensasi di kulit dan
warna sediaan.

Gambar 3.2 Variabel Penelitian


17

3.5 Alat dan Bahan Penelitian


3.5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan elektrik
(Fujitsu®), gelas kimia Pyrex®, tabung reaksi, gelas ukur, erlenmeyer Pyrex®,
spatel, rotary evaporator (BUCHI Rotavapor R-114), penjepit, pinset, oven
(Mammert®) dan KONKA, alumunium foil, blender (Philips®), pH meter digital
(ATC 2011), toples maserasi, pisau, kamera, label, hot plate (Ika® C-MAG HS
7), jangka sorong, pengayak mesh 100, lumpang dan stamper, kaca preparat,
kertas saring, lemari es (SHARP) dan peralatan pelengkap lainnya.

3.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain simplisia daun
nangka (Artocarpus heterophyllus L.), etanol 96% (DPH), Polyvinyl Alcohol
(PVA) (DPH), HPMC (DPH), propil paraben (DPH), metil paraben (DPH),
aquadest (DPH), propilen glikol (DPH), FeC , asam klorida 2N (DPH),
serbuk magnesium (DPH), asam klorida encer (DPH), pereaksi Liberman-
Buchard (DPH), gelatin 1% (DPH) dan bahan pendukung lainnya.

3.6 Prosedur Penelitian


3.6.1 Sampel Penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah daun nangka (Artocarpus
heterophyllus L.) yang diperoleh dari daerah Kabupaten Tasikmalaya. Sampel
daun nangka yang diambil berasal dari pohon yang berumur ± 8 tahun. Daun
nangka didapat dengan memetik secara acak pada urutan 3-5 dari pucuk karena
selain tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua juga pada bagian itu mengandung
senyawa metabolit yang maksimal (Permata, 2012).

3.6.2 Determinasi Tanaman


Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung, Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Determinasi ini dilakukan untuk
memastikan identitas tanaman yang akan digunakan.
18

3.6.3 Pembuatan Simplisia


Pembuatan simplisia tanaman meliputi daun nangka segar dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran yang menempel, dicuci menggunakan air yang
mengalir dan bersih, tiriskan dan dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka tanpa terkena sinar matahari
langsung. setelah kering, dihaluskan sampai menjadi serbuk halus (Swantara,
2011).

3.6.4 Pemantauan Mutu Simplisia


a. Penetapan Susut Pengeringan
Serbuk simplisia daun nangka ditimbang 1,999 gram kemudian masukan
kedalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada
suhu penetapan dan ditara. Kemudian ratakan bahan dalam botol timbang dengan
menggoyangkan botol, masukan dalam ruang pengering, buka tutupnya,
keringkan pada suhu 105oC penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap
pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator
hingga suhu ruang (KemenKes, 2010).
-
% Susut Pengeringan = x 100%

3.6.5 Ekstraksi
Sampel dalam bentuk serbuk kering ditimbang sebanyak 500 gram,
kemudian dimasukan kedalam alat maserator terlindung dari cahaya dan direndam
dengan menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 5 Liter disertai dengan
pengadukan beberapa kali, dan diamkan 3x24 jam kemudian disaring,
penggantian pelarut dilakukan secara berulang. Filtrat etanol 96% yang diperoleh
kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan dilanjutkan
dengan penangas air hingga diperoleh ekstrak kental (Swantara, 2011).
19

3.6.6 Pemantauan Mutu Ekstrak


a. Penetapan Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang 2,000 gram kemudian masukan kedalam botol timbang
dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan dan
ditara. Kemudian ratakan bahan dalam botol timbang dengan menggoyangkan
botol, masukan dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu
105oC penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol
dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu ruang
(KemenKes, 2010).
-
% Susut Pengeringan = x 100%

3.6.7 Skrining Fitokimia


Sampel yang digunakan untuk skrining fitokimia adalah serbuk dan
ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.).

a. Uji Flavonoid
0,5 gram ekstrak dimasukan dalam tabung reaksi, tambahkan aquades
kemudian dipanaskan diatas penangas air dan disaring. Kemudian filtrat
ditambahkan serbuk magnesium dan asam klorida 2 N. Filtrat pada tabung reaksi
ditambahkan amil alkohol, kemudian kocok kuat dan amati perubahan yang
terjadi pada larutan uji. Adanya flavonoid akan menunjukan filtrat berwarna
merah-oranye atau jingga yang dapat ditarik oleh amil alkohol (Febrianti, dkk.,
2014).

b. Uji Saponin
Sipakan tabung reaksi, masukan 0,5 gram ekstrak dan campur dengan air
kemudian panaskan beberapa saat diatas penangas air, kemudian saring. Setelah
dingin filtrat dalam tabung reaksi dikocok kuat selama ± 30 detik. Adanya saponin
akan menunjukan pembentukan busa sekurang-kurangnya 1 cm dan tidak hilang
ketika ditambahkan asam klorida encer (Febrianti, dkk., 2014).
20

c. Uji Steroid
0,5 gram ekstrak disari dengan eter, kemudian uapkan sampai kering. Pada
residu di teteskan pereaksi Liberman-buchard, terbentuknya warna hijau-biru
menunjukan adanya senyawa kelompok steroid (Febrianti, dkk., 2014).

d. Uji Tanin
0,5 gram ekstrak digerus dan dipanaskan dengan air diatas penangas air,
kemudian disaring panas-panas sebagian kecil filtrat ditetesi larutan FeC .
Terbentuknya warna biru-hitam menunjukan adanya tanin dan polifenolat alam.
Sebagian kecil filtrat diuji dengan penambahan larutan gelatin 1% adanya
endapan putih menunjukan positif adanya tanin (Febrianti, dkk., 2014).

3.6.8 Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Nangka
Sebelum dilakukan formulasi masker gel peel-off ektrak etanol daun
nangka, dilakukan optimasi basis, sehingga dihasilkan basis optimal berdasarkan
tekstur dan konsentrasi basis. Ektrak etanol daun nangka diformulasikan dalam
basis yang terpilih dengan rentang konsentrasi berdasarkan hasil uji aktivitas anti
bakteri. Formula masker gel peel-off ektrak etanol daun nangka dapat dilihat pada
tabel 3.1.

Tabel 3.1 Formula Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Nangka
Konsentrasi (%)
Bahan
F1 F2 F3
Ekstrak Daun Nangka 1 1 1
PVA 8 9 10
HPMC 4 3 2
Propilen glikol 10 10 10
Metil Paraben 0,2 0,2 0,2
Propil Paraben 0,1 0,1 0,1
Etanol 96% 15 15 15
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100
Keterangan : F1= Formula 1, F2 = Formula 2, F3 = Formula 3, PVA (Polyvinyl Alcohol), HPMC
(Hidroxy Propyl Methyl Cellulose). (Daimunon, 2019).
21

3.6.9 Pembuatan Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Nangka


Semua bahan ditimbang, panaskan aquadest hingga suhu 80 oC lalu
masukan Polyvinyl Alcohol (PVA) sedikit demi sedikit kemudian diaduk sampai
warnanya bening dan homogen (wadah 1). Hidroxy Propyl Methyl Cellulose
(HPMC) dilarutkan dengan sebagian aquadest aduk hingga mengembang (wadah
2). Kedua masa tersebut dicampurkan. Larutkan metilparaben dan propilparaben
dengan propilenglikol. Metilparaben dan propilparaben yang sebelumnya telah
dilarutkan dengan propilenglikol ditambahkan dan diaduk sampai terbentuk masa
yang homogen. Kemudian timbang ekstrak daun nangka (Artocarpus
heterophyllus L.), larutkan dengan etanol 96% lalu tambahkan kedalam basis
masker gel peel-off sedikit demi sedikit, gerus sampai homogen. (Rahim, dkk.,
2014). Sediaan masker gel peel-off yang dihasilkan dilakukan evaluasi yang
meliputi pengamatan organoleptik, pengukuran pH, pengujian daya sebar,
pengujian daya lekat, waktu sediaan mengering, uji homogenitas, uji stabilitas
pada suhu ruang, uji cycling test dan uji hedonik atau kesukaan.

3.6.10 Evaluasi Sediaan dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus L.)
a. Uji Stabilitas pada Suhu Ruang
Masing-masing formula sediaan sebanyak 100 gram ditempatkan pada
suhu ruang selama 28 hari, serta diamati pengamatan fisik dan kimia pada hari ke
1, 7, 14, 21 dan 28 (Chandira, et al., 2010).

b. Uji Cycling Test


Sediaan disimpan di tempat dengan suhu 4ºC selama 24 jam, setelah itu
sediaan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40ºC selama 24 jam. Perlakuan
tersebut disebut satu siklus. Perlakuan tersebut dilakukan selama 12 hari (6 siklus)
dan diamati terjadinya perubahan fisik dari sediaan masker gel peel-off
(Organoleptik, daya lekat, pH, waktu sediaan mengering, homogenitas, dan daya
sebar). Kemudian kondisi fisik sediaan dibandingkan selama percobaan dengan
kondisi awal sediaan (Angela, 2012). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai simulasi
22

adanya perubahan suhu setiap hari untuk mendapatkan kestabilan sediaan dalam
waktu sesingkat mungkin.

3.6.11 Parameter Uji Stabilitas


a. Pengamatan Organoleptik
Pengamatan organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan-
perubahan bentuk, warna dan aroma dari sediaan masker gel peel-off (Septiani,
dkk., 2012).

b. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda pH meter
ke dalam setiap sediaan masker gel peel-off yang sebelumnya telah dilarutkan
dengan aquades. Sebelum menggunakan pH meter, lakukan kalibrasi terlebih
dahulu dengan cara mencelupkan elektroda pH meter ke dalam larutan buffer
yang mempunyai kadar pH 6,8 dan pH 4. Setelah elektroda tercelup, nyalakan pH
meter kemudian didiamkan hingga layar pada pH meter menunjukan angka yang
stabil. Nilai pH dari sediaan akan secara otomatis tertera pada layar indikator
(Haneefa dkk., 2010).

c. Pengujian Daya Lekat


Sebanyak 0,25 gram masker gel peel-off diletakkan diantara 2 gelas objek
pada alat uji daya lekat, kemudian ditekan beban 250 gram selama 1 menit, beban
diangkat dan diberi beban sebarat 80 gram pada alat dan dicatat waktu pelepasan
masker peel-off dengan menggunakan stopwatch (Miranti, 2009).

d. Pengujian Daya Sebar


Sampel masker gel peel-off sebanyak 0,5 gram diletakkan pada kaca
transparan yang berdiameter 20x20 cm, ditutup dengan kaca lainnya di atasnya
dan dibiarkan selama ± 1 menit. Diameter sebar masker gel peel-off diukur.
Setelahnya, ditambahkan beban tambahan seberat 150 gram dan didiamkan
selama 1 menit lalu diukur diameter yang konstan (Rajalakshmi, dkk., 2009).
23

e. Uji Waktu Sediaan Mengering


Sampel masker gel peel-off sebanyak 1 gram dioleskan pada kaca preparat
dengan panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering
masker gel peel-off hingga membentuk lapisan film dari masker gel peel-off
dengan menggunakan stopwatch (Phindo, 2016).

f. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah
dibuat homogen atau tidak yang ditunjukan dengan tidak adanya butiran kasar.
Caranya, masker gel peel-off dioleskan pada kaca transparan kemudian amati
(Mappa, dkk., 2013).

3.7 Uji Hedonik


Uji ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui tingkat kesukaan, dari
panelis terhadap sediaan yang dibuat. Karakteristik yang dinilai tingkat
kesukaannya ialah warna sediaan, parameter aroma (bau) dan sensasi dikulit. Uji
hedonik sediaan masker gel peel-off dilakukan terhadap 20 orang panelis (10
wanita dan 10 laki-laki) dengan rentang umur 18-24 tahun yang memenuhi syarat
tidak cacat (sehat fisik dan jasmani), Untuk melihat tingkat kesukaan responden
terhadap sediaan masker gel peel-off berdasarkan masing-masing parameter
digunakan skala numerik yaitu 0 (sangat tidak suka), 1 (tidak suka), 2 (agak suka),
3 (suka), 4 (sangat suka), 5 (amat sangat suka). (Panjaitan et all., 2012).

3.8 Analisis Data


Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif berupa
data hasil evaluasi bahan sediaan masker gel peel-off pada pengukuran pH,
pengujian daya lekat, pengujian daya sebar, waktu sediaan mengering, dan uji
hedonik atau kesukaan. Data yang telah dikumpulkan akan disajikan dalam
bentuk tabel menggunakan metode ANOVA. Data diolah dengan menggunakan
program statistik.

Anda mungkin juga menyukai