Oleh:
Sunardi1*, Achmad Baidowi2, Eko Sulkhani Y3
1Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. sunardi@ub.ac.id
2Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia. ahmadbai@gmail.com
3Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. ekosulkhaniy@ub.ac.id
* Korespondensi: sunardi@ub.ac.id
ABSTRACT
A gross tonnage (GT) is a volume capacity of fishing vessel regarding its role in the fisheries
resource utilization and management affairs. Information regarding GT is important, hence there is
a need to conduct measurement in objective manner. The result of GT recalculation conducted by
the Ministry of Transportation on under 30 GT fishing vessels showed that there is a significant
difference between the documented GT and recalculated GT which indicates a massive mark down.
Consequently, most of owners decline the later result as it goes higher and has impact on operational
cost. Regarding that problem, this paper investigates the GT calculation process in Indonesia. In
order to provide objective measurement, this research compares the existing GT calculation method
and numerical computation. The result reveals that both methods produced different GT, which is
about 32% gap for fishing vessels in Muncar and 27% gap in Prigi.
Keywords: Gross tonnage, fishing boat, measurement, numerical computation
ABSTRAK
Gross tonnage (GT) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besarnya volume kapal
untuk menampung hasil dari operasi penangkapan ikan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya
perikanan. Mengingat pentingnya data tentang ukuran kapal ikan dan banyaknya stakeholder yang
memerlukan data ini, maka penting untuk dilakukan kajian tentang pengukuran GT kapal ikan secara
obyektif. Hasil penertiban pada ukuran kapal ikan dibawah 30 GT menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara GT kapal sebelum dan sesudah pengukuran ulang oleh Kemen-
terian Perhubungan. Akibatnya, sebagian nelayan menolak hasil pengukuran tersebut, karena angka
yang lebih tinggi daripada sebelumnya akan berdampak pada peningkatan biaya operasional kapal.
Penelitian ini akan menelusuri bagaimana proses perhitungan GT kapal ikan di Indonesia dilakukan.
Untuk memberikan penilaian yang lebih obyektif, perhitungan GT yang dihasilkan dari metode yang
berlaku secara nasional dibandingkan dengan metode pemodelan komputer. Hasil perhitungan
untuk kedua metode menunjukkan perbedaan dengan selisih GT 32% untuk kapal ikan di Muncar
dan 27% untuk kapal ikan di Prigi.
Kata kunci: Gross tonnage, kapal ikan, pengukuran, pemodelan komputer
142 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019
penelitian ini bentuknya sangat mirip. Metode - 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk
pembuatan kapal yang sama, bentuk lambung penampang penuh atau bagi kapal
yang sama, maka "nilai kelangsingan/kegemuk- dengan dasar rata, secara umum diguna-
an" atau Cb kapal akan tidak jauh berbeda untuk kan bagi kapal tongkang.
satu jenis kapal di suatu daerah. Pengamatan di - 0,70 bagi kapal-kapal, dengan bentuk
lapangan menunjukkan bentuk kapal sangat penampang hampir penuh atau dengan
mirip, namun ukuran kapal cukup variatif. dasar agak miring dari tengah-tengah ke
sisi kapal, secara umum digunakan untuk
Pengolahan data perhitungan GT kapal
kapal motor.
ikan kecil (kapal dengan ukuran dibawah 24
- 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak
meter) dapat dilakukan dengan metode dalam
termasuk golongan (1) dan (2) secara
negeri atau metode internasional atas permin-
umum digunakan bagi kapal layar atau
taan pemilik kapal (Permenhub No.8 Tahun
kapal layar yang dibantu motor.
2013). Metode pengukuran GT dalam negeri
adalah (Keputusan Direktorat Jenderal Perhu- Menghitung volume bangunan di atas
bungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 pasal 24 ruang geladak yang meliputi rumah geladak,
ayat (2)): kepala palka, dan sebagainya dapat diperoleh
dengan cara mengalikan panjang dengan lebar
GT = 0,25 x V ...........................................(1) dengan tinggi ruangan atau dalam bentuk
dengan: rumus: Volume ruangan bangunan = p x l x t.
Bangunan tertutup di atas geladak termasuk
0,25 = Merupakan koefisien berdasarkan kepala palka yang volumenya kurang dari 1 m3
Keputusan Direktorat Jenderal Perhu- (satu meter kubik), tidak dimasukkan dalam
bungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 perhitungan untuk menetapkan GT. Selanjutya
pasal 24 ayat (2). perhitungan GT dengan metode dalam negeri
V = Jumlah volume ruangan di bawah adalah memasukkan variabel L, B, D yang
geladak ukur ditambah dengan jumlah merupakan hasil pengukuran kapal dan nilai f
volume ruangan di atas geladak yang berdasarkan bentuk lambungnya.
tertutup sempurna dan berukuran tidak
kurang 1 m3. Pengolahan data untuk pemodelan kapal
dengan dibantu komputer dilakukan dengan
Rumus yang digunakan dalam metode pengu- memodelkan bentuk kapal sebenarnya ke dalam
kuran GT dalam negeri untuk menghitung volu- model komputer dengan data yang didapatkan
me di bawah geladak adalah: dari hasil pengukuran ke dalam aplikasi desain
kapal dibantu komputer untuk kemudian dicari
V = L x B x D x f .............................................. (2)
nilai coefficient of block (Cb) kapal hasil pemo-
dengan: delan dan selanjutnya dijadikan dasar dalam
L = Panjang kapal, diukur dari geladak yang perhitungan GT kapal berdasarkan pemodelan.
terdapat di belakang linggi haluan sampai Kapal nelayan Muncar (Banyuwangi) dan Prigi
geladak yang terdapat di depan linggi (Trenggalek) di ukur, di foto untuk mendapatkan
buritan secara mendatar, panjang ini bentuk dan ukuran utama lambung kapal.
sering disebut dengan panjang geladak Selanjutnya dimodelkan bentuk lambung kapal
ukur. dengan bantuan aplikasi Maxsurf sesuai dengan
B = Lebar kapal, adalah jarak mendatar diukur kapal sebenarnya. Bentuk lambung kapal
antara kedua sisi luar kulit lambung kapal selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan para-
pada tempat yang terbesar, tidak ter- meter hidrostatis yang salah satu parameter
masuk pisang-pisang. Hal ini karena me- yang ada adalah koefisien bentuk kapal atau
tode pengukuran dalam negeri meng- Coefficient of Block (Cb). Nilai Cb ini yang
asumsikan bahwa kapal-kapal di Indone- dijadikan salah satu variabel utama untuk
sia secara umum terbuat dari kayu. melakukan perhitungan GT selanjutnya dengan
D = Tinggi kapal, adalah jarak tegak lurus di menggunakan persamaan yang berlaku. Se-
tempat yang terlebar, diukur dari sisi ba- hingga dapat dikatakan bahwa pengukuran GT
wah gading dasar sampai sisi bawah kapal dengan melalui pemodelan kapal, tidak
geladak sampai pada ketinggian khayal menggunakan nilai “f” sebagaimana yang dite-
yang melintang melalui sisi atas dari tapkan dalam Keputusan Direktorat Jenderal
lambung tetap. Perhubungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 pasal
f = Faktor, di dalam metode pengukuran 24 ayat (2). Akan tetapi menggunakan nilai Cb
dalam negeri ini faktor ditentukan berda- yang merupakan representasi dari dimensi dan
sarkan bentuk lambung atau jenis kapal, bentuk kasko kapal itu sendiri. Hal ini dikarena-
yaitu: kan nilai Cb adalah rasio antara volume badan
144 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019
kapal di bawah dek dengan perkalian panjang, - L (pada saat D = 1,45 meter) = 18,6 meter
lebar dan tinggi kapal (Fyson 1985).
Secara umum kapal purse seine di PPN
Aplikasi desain kapal yang digunakan dalam Muncar, Banyuwangi memiliki bentuk lambung
penelitian ini adalah Maxsurf, yang terbukti roundbottom, dan tenaga penggerak adalah je-
cukup handal untuk membentuk lambung kapal, nis mesin tempel. Volume ruang kapal yang dite-
melakukan perhitungan komputasi numerik liti terdiri dari 16 ruang yang terdiri dari; ruang
untuk kapal tentang tahanan kapal, stabilitas jacket pelampung, ruang jangkar, ruang rumpon,
kapal, hidrostatis kapal, sistem propulsi kapal ruang palka, ruang bahan bakar, dan ruang per-
dan sebagainya (Ahmed 2012; Prayitno 2012; alatan mesin. General arrangement kapal ikan
Susanto 2012; Luasunaung 2013; Amriardi Muncar tampak seperti pada Gambar 1 dan 2.
2016).
Parameter hidrostatis diperoleh melalui
Analisis data dilakukan dengan memban- penggambaran model, dimana nilai-nilai berasal
dingkan nilai pengukuran GT kapal di bawah 24 dari hasil pengukuran. Nilai parameter hidro-
meter dari 3 pendekatan: 1) Metode perhitungan statis inilah yang selanjutnya digunakan untuk
GT yang diterapkan saat ini, menurut Permen- menentukan nilai GT dari suatu kapal. Gambar
hub No.8 Tahun 2013; 2) Metode perhitungan hasil pemodelan menggunakan aplikasi maxsurf
Internasional untuk ukuran kapal lebih dari 24 disajikan pada Gambar 3, 4, 5 dan 6, sedangkan
meter, 3) Metode pemodelan kapal ikan dengan nilai dari parameter hidrostatis disajikan pada
ukuran dibawah 24 meter dengan dibantu kom- Tabel 1.
puter. Kenyataan di lapangan, pengukuran GT
Gambar 3, 4, 5 dan 6 merupakan gambar
kapal kecil yang tertera di SIUP dan SIPI meng-
pemodelan lambung kapal yang dibuat berda-
gunakan metode dalam negeri, meskipun dalam
sarkan hasil pengukuran sebelumnya. Bentuk
peraturan yang berlaku membolehkan pemilik
lambung kapal dimodelkan semirip mungkin de-
kapal kecil mengajukan pengukuran kapal de-
ngan kapal sebenarnya, meskipun belum sangat
ngan metode internasional. Untuk analisis data,
presisi 100%. Perhitungan GT Kapal ikan yang
perbandingan hasil pengukuran GT yang digu-
mengacu pada volume ruang muat, sehingga Cb
nakan hanya dua yaitu perhitungan dengan
diukur dengan mengabaikan lunas dan linggi
metode dalam negeri dan metode pemodelan
haluan kapal (Gambar 6). Jika linggi dan lunas
dengan komputer.
kapal disertakan, maka nilai Cb kapal akan se-
makin kecil. Nilai perhitungan hidrostatis purse
HASIL seine Muncar, Banyuwangi (lunas dan linggi ka-
Tahapan pemodelan kapal ikan menggu- pal tidak diperhitungkan) disajikan pada Tabel 1.
nakan komputer dengan aplikasi maxsurf adalah Nilai Cb kapal ikan Muncar, Banyuwangi
pemodelan kapal dari hasil pengukuran kapal seperti pada Tabel 1 adalah 0,53, dengan meng-
yang terdiri dari data ukuran utama kapal, data ambil ukuran kapal di atas lunas dan linggi kapal:
lebar kapal setiap jarak gading dari buritan
sampai haluan, foto kapal ikan tampak samping L = 16,74 meter
dan depan untuk kemudian diverifikasi pada B = 5,8 meter
pemilik kapal. Tujuan pemodelan kapal ini ada- D = 1,25 meter (diatas lunas kapal)
lah untuk mendapatkan bentuk dan ukuran kapal L x B x D = 142,3 m3
yang sesuai dengan kapal sebenarnya. Selan- Perbedaan nilai GT antara hasil pemodel-
jutnya model kapal ini dianalisis untuk memper- an kapal (1) dengan hasil pengukuran metode
oleh nilai parameter hidrostatis dari sampel GT dalam negeri (2) adalah sebagai berikut:
kapal ikan Muncar, Banyuwangi dan Kapal ikan
Prigi, Trenggalek yang dijadikan obyek peneliti- 1. GT = 0,25 x L x B x D x 0,53
an. (Nilai Cb hasil pemodelan kapal)
= 0,25 x 142,3 x 0,53
a. Kapal Ikan di Muncar, Banyuwangi = 18,8 GT
Kapal ikan yang dijadikan sampel untuk 2. GT = 0,25 x L x B x D x 0,7
lokasi Muncar, Banyuwangi merupakan kapal (nilai f (0,7) untuk kapal bermotor dan
ikan untuk operasi penangkapan ikan dengan bentuk lambung agak miring dari tengah
menggunakan alat tangkap purse seine. Dimen- ke sisi kapal)
si utama kapal purse seine di Muncar, Banyu- = 0,25 x 142,3 x 0,7
wangi adalah sebagai berikut: = 24,9 GT hasil pemodelan kapal
- LOA = 20 meter Selisih perhitungan = 6,1 GT atau 32% lebih
- Lebar (B) = 6 meter besar daripada nilai GT kapal dengan metode
- Tinggi dek (D) = 1,45 meter perhitungan pemodelan kapal.
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 145
Gambar 6 Pemodelan dengan komputer kapal ikan Muncar tampak perspective (lunas dan linggi
dihilangkan)
Tabel 2 Nilai parameter hidrostatis kapal ikan purse seine Muncar, Banyuwangi
Perhitungan Nilai Satuan
Displacement 66,09 ton
Volume (displaced) 64,47 m3
Draft Amidships 1,25 M
Immersed depth 1,25 M
WL Length 16,736 M
Beam max extents on WL 5,808 M
Wetted Area 87,139 m2
Max sect. area 6,101 m2
Waterpl. Area 68,817 m2
Prismatic coeff. (Cp) 0,631
Block coeff. (Cb) 0,531
Tabel 2 Nilai parameter hidrostatis kapal ikan purse seine Prigi, Trenggalek
Perhitungan Nilai Satuan
Displacement 33,79 ton
Volume (displaced) 32,96 m3
Draft Amidships 1 m
Immersed depth 1 m
WL Length 12,789 m
Beam max extents on WL 4,651 M
Wetted Area 59,349 m2
Max sect. area 3,833 m2
Waterpl. Area 49,192 m2
Prismatic coeff. (Cp) 0,672
Block coeff. (Cb) 0,554
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 149
yang telah ditetapkan. Hal ini bertentangan kuran 1 unit kapal ikan purse seine di Prigi.
dengan kondisi bentuk kasko kapal ikan di Indo- Mengacu pada penjelasan nilai "f" yang
nesia, dimana menurut Rouf dan Novita (2006) menunjukkan jenis dan bentuk lambung kapal,
menyebutkan bahwa bentuk kasko ikan dian- pertimbangan utama dalam penentuan faktor "f"
taranya adalah berbentuk U-bottom, hardchin ini pasti faktor kelangsingan/kegemukan kapal,
bottom, round bottom, round flat bottom, dan yang identik dengan nilai Cb suatu kapal. Peng-
akatsuki bottom. ambilan nilai f = 0,7 sebagai pengali dalam per-
hitungan GT kapal ikan di Indonesia sangat be-
GT adalah suatu ukuran volume kapal,
sar kemungkinan kesalahannya, karena bentuk
maka perhitungan untuk menghitung volume
kapal ikan yang ada di Indonesia sangat berva-
kapal dengan pengali Cb adalah sangat tepat.
riasi.
Nilai Cb kapal ikan menurut penelitian Iskandar
dan Pujiati dalam Nanda 2004 terbagi menjadi
beberapa kategori; 1) Kapal ikan yang meng- 5. Dampak dari Kesalahan Perhitungan GT
operasikan alat tangkap dengan melingkarkan Kapal Ikan
mempunyai nilai Cb antara 0,56 - 0,67; 2); kapal
ikan dengan alat tangkap statis nilai Cb berkisar Dampak yang ditimbulkan dari kemung-
0,39 - 0,7; dan 3); dan kapal ikan dengan alat kinan kesalahan pengukuran ini adalah semua
tangkap ditarik, nlai Cb berkisar antara 0,4 - 0,6. ketentuan, peraturan terkait perijinan operasi
penangkapan, biaya tambat labuh, daerah pe-
Beberapa referensi kapal ikan tentang Cb nangkapan dan sebagainya yang sangat ber-
kapal ikan di berbagai negara nilainya antara 0,5 beda, terutama untuk ukuran kapal ikan di bawah
sampai dengan 0,6 (Obreja 2010; Tello 2010; 30 GT dan di atas 30 GT. Dampak lainnya adalah
dan Thomas 2010). Vietnam mengambil nilai Cb besarnya biaya yang dikeluarkan nelayan baik
= 0,6 untuk pengukuran GT kapal ikan di negara dalam pungutan pengusahaan perikanan (PPP)
tersebut (Kawata 2016). Penelitian di dalam Baru atau Perubahan, dimana besarannya ada-
negeri dengan sampel kapal ikan di beberapa lah Rp 41.650/GT untuk purse seine kecil atau-
lokasi menunjukkan nilai Cb lebih kecil dari itu, pun pungutan hasil perikanan (PHP) yang sa-
Cb = 0,389 untuk kapal ikan purse seine di ngat tergantung dari besaran GT kapal ikan
Kabupaten Pinrang (Aziz 2017). Kapal ikan di sebagai pengalinya. Besaran PHP adalah 5% x
Cilacap memiliki nilai Cb = 0,52 (Amriadi 2016) Produktivitas kapal x Harga Patokan Ikan x Uku-
dan kapal ikan purse seine tradisional di Sula- ran GT Kapal. Perbedaan besaran GT berimpli-
wesi utara nilai Cb antara 0,35 - 0,43 (Manopo kasi pada nelayan terutama dari segi kebijakan,
2012). perijinan, biaya labuh, jatah mendapatkan bahan
bakar, dan hal tersebut berpengaruh pada pro-
duktivitas mereka. Seperti yang diungkapkan
4. Perbedaan Perhitungan GT Kapal Ikan
Muhammad et al. (2018) yang menyatakan
dengan Permenhub No.8 Tahun 2013
bahwa peningkatan produktivitas dapat dilaku-
dan Pemodelan Dibantu Komputer kan dengan pengurangan jumlah nelayan, pe-
Pengambilan nilai "f" pada perhitungan de- ngurangan BBM dan es pendingin. Hal sama
ngan Permenhub No.8 Tahun 2013 dan nilai Cb juga diungkapkan Tawari et al. (2014), bahwa
untuk perhitungan GT dengan pemodelan kom- kendala yang dihadapi armada penangkapan
puter, nilai GT kapal mempunyai selisih 32% nelayan skala kecil yang beroperasi di Seram
untuk satu hasil pengukuran pada kapal ikan Bagian Barat salah satunya adalah ukuran ka-
purse seine di Muncar dan 27% untuk pengu- pal, jarak tempuh, penggunaan bahan bakar mi-
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 151
nyak (BBM), penggunaan es, biaya akomodasi Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Ve-
dan alat tangkap. ssels. England. Fishing News Book. Pa-
ges: 21-53.
Kawata T, Thanasansakorn S, Miyoshi J. 2016.
KESIMPULAN Research and Analysis of Hull form of
Pengambilan faktor pengali (f atau Cb) Small Fishing Vessels in Southeast Asia.
pada pengukuran GT kapal ikan di bawah pan- Techno-Ocean. 2016: 264-267.
jang 24 meter merupakan titik kritis yang menen- Luasunaung A, Pangalila FP. 2013. Kajian
tukan ketepatan hasil pengukuran. Pengambilan Rancang Bangun Kapal Ikan Fibreglass
faktor pengali 0,7 untuk menghitung sebagian Multifungsi 13 GT di Galangan Kapal CV
besar GT kapal ikan perlu dibuktikan lebih lanjut Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sula-
untuk mendapatkan faktor pengali yang tepat wesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi
untuk setiap kapal ikan. Hasil pemodelan 2 kapal Perikanan Tangkap. 1(3): 87-92.
di Muncar dan di Prigi dengan aplikasi dibantu
komputer mendapatkan hasil yang berbeda de- Manopo AR, Masengi KW, Pamikiran RDC.
ngan ketentuan PERMENHUB No 8 tahun 2013 2012. Studi Pengaruh Bentuk Kasko pada
dengan selisih hasil perhitungan GT 32% untuk Tahanan Kapal Pukat Cincin di Tumum-
kapal ikan di Muncar dan 27% untuk kapal ikan pa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sula-
di Prigi. wesi Utara). Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan Tangkap. 1(2): 63-68.
Muhammad AH, Paroka D, Rahman S,
SARAN Syarifuddin. 2018. Tingkat Kelayakan
Perlu adanya kajian akademis untuk pe- Operasional Kapal Perikanan 30 GT pada
ngukuran GT kapal ikan, perhitungan pendekat- Perairan Sulawesi (Studi Kasus KM Inka
an yang dilakukan saat ini masih sangat kasar Mina 957). Marine Fisheries Journal. 9(1):
dimana faktor pengali "f" sama dengan 0,7 1-9.
berlaku untuk hampir semua kapal ikan. Padahal Nanda A. 2004. Pengukuran dan Penggunaan
bentuk kapal ikan untuk berbagai jenis kapal GT Kapal Ikan di Indonesia. [skripsi].
ikan di setiap lokasi wilayah pengelolaan peri- Bogor: Institut Pertanian Bogor.
kanan (WPP) sangat bervariasi.
Obreja D, Nabergoj R, Crudu L, Păcuraru-
Popoiu S. 2010. Identification of Hydro-
dynamic Coefficients for Manoeuvring
UCAPAN TERIMA KASIH
Simulation Model of a Fishing Ve-
Terima kasih kepada nelayan di Muncar, ssel. Ocean Engineering. 37(8-9): 678-
Banyuwangi dan Prigi, Trenggalek. Laborato- 687.
rium Marine Manufacturing and Design, Institut
PERMENHUB RI No. 8 Tahun 2013 Tentang
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Labora-
Pengukuran Kapal. [Internet]. [download
torium Teknologi Penangkapan FPIK Universi-
2018 July 30]. Can be access on:
tas Brawijaya.
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pe
rmen /2013/ pm.8_tahun_2013.pdf
DAFTAR PUSTAKA PERMENKP No 38 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pemungutan Penerimaan Negara
Ahmed YM, Jamail AB, Yaakob OB. 2012. Boat Bukan Pajak Pada Kementerian Kelautan
Survey Using Photogrammetry Method. dan Perikanan Yang Berasal Dari Pungu-
Int Rev Mech Eng. 6(7): 1643-1647. tan Perikanan. [Internet]. [download 2018
Amriardi U, Samuel S, Iqbal M. 2016. Analisa July 28]. Can be access on
Hambatan Kapal Ikan Tradisional Cata- http://jdih.kkp.go.id/peraturan
maran di Perairan Cilacap karena Peru- /38%20PERMEN-KP%202015.pdf.
bahan Bentuk Lambung dengan Pende- Prayitno MME. 2012. Analisa Teknis Optimali-
katan Lattice Boltzmann Method (Lbm). sasi Sistem Propulsi Kapal Ikan Menggu-
Jurnal Teknik Perkapalan. 4(1): 20-27. nakan CVT Gearbox. Kapal. 9(3): 116-
122.
Aziz MA, Iskandar BH, Novita Y. 2017. Kajian
Desain Kapal Purse Seine Tradisional di Rouf ARA, Novita Y. 2006. Studi Tentang Ben-
Kabupaten Pinrang (Study Kasus KM. tuk Kasko Kapal Ikan di Beberapa Daerah
Cahaya Arafah). Albacore. 1(1): 69-76. di Indonesia. Jurnal Torani. 4(16): 51-62.
152 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019
Sudjasta B, Suranto PJ, Putra CES. 2018. Thomas G, O'doherty D, Sterling D, Chin C.
Analisis Pengukuran Ulang Tonage Kapal 2010. Energy Audit of Fishing Ve-
Penangkap Ikan dengan Panjang Kurang ssels. Proceedings of the Institution of
dari 24 Meter. Bina Teknika Jurnal. 14(1): Mechanical Engineers, Part M: Journal of
79-85. Engineering for the Maritime Environ-
ment. 224(2): 87-101.
Susanto A, Iskandar BH, Imron M. 2012. Stabi-
litas Statis Kapal Static Gear di Palabu- WCPFC. 2014. Conservation and Management
hanratu (Studi Kasus KM PSP 01). Marine Measure for Standards, Specifications
Fisheries: Journal of Marine Fisheries and Procedures for the Record of Fishing
Technology and Management. 2(1): 65- Vessels. [Internet]. [download 2018
73. December 8]. Can be access on
https://www.wcpfc.int/doc/cmm-2014-
Tawari RHS., Simbolon D, Purbayanto A, 03/standards-specifications-and-
Taurusman AA. 2014. Analisis Optimasi procedures-western-and-central-pacific-
Armada Penangkapan Madidihang Skala fisheries.
Kecil di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Marine Fisheries Journal. 5(2): 129-137. Yulianto A. 2016. 51 Unit Kapal Nelayan Mark
Down Bobot. [Internet]. [download 2019
Tello M, e Silva SR, Soares CG. 2011. Januari 8]. Can be access on
Seakeeping Performance of Fishing Ve- https://www.republika.co.id/berita/koran/n
ssels in Irregular Waves. Ocean Engi- ews-update/16/03/14/o40x4m 16-51- nit-
neering. 38(5-6): 763-773. kapal-nelayan-mark-down-bobot.