Anda di halaman 1dari 12

MarineFisheries P-ISSN 2087-4235

Vol. 10, No. 2, November 2019 E-ISSN 2541-1659


Hal: 141-152

PERHITUNGAN GT KAPAL IKAN BERDASARKAN PERATURAN DI


INDONESIA DAN PEMODELAN KAPAL DENGAN DIBANTU KOMPUTER
(STUDI KASUS KAPAL IKAN MUNCAR DAN PRIGI)

Gross Tonnage Calculation on Fishing Vessels Based on Indonesian Regulation and A


Computer Aided Modeling (Case Study of Fishing Vessels in Muncar And Prigi)

Oleh:
Sunardi1*, Achmad Baidowi2, Eko Sulkhani Y3
1Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. sunardi@ub.ac.id
2Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia. ahmadbai@gmail.com
3Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. ekosulkhaniy@ub.ac.id

* Korespondensi: sunardi@ub.ac.id

Diterima: 20 Februari 2019; Disetujui: 9 Oktober 2019

ABSTRACT
A gross tonnage (GT) is a volume capacity of fishing vessel regarding its role in the fisheries
resource utilization and management affairs. Information regarding GT is important, hence there is
a need to conduct measurement in objective manner. The result of GT recalculation conducted by
the Ministry of Transportation on under 30 GT fishing vessels showed that there is a significant
difference between the documented GT and recalculated GT which indicates a massive mark down.
Consequently, most of owners decline the later result as it goes higher and has impact on operational
cost. Regarding that problem, this paper investigates the GT calculation process in Indonesia. In
order to provide objective measurement, this research compares the existing GT calculation method
and numerical computation. The result reveals that both methods produced different GT, which is
about 32% gap for fishing vessels in Muncar and 27% gap in Prigi.
Keywords: Gross tonnage, fishing boat, measurement, numerical computation

ABSTRAK
Gross tonnage (GT) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besarnya volume kapal
untuk menampung hasil dari operasi penangkapan ikan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya
perikanan. Mengingat pentingnya data tentang ukuran kapal ikan dan banyaknya stakeholder yang
memerlukan data ini, maka penting untuk dilakukan kajian tentang pengukuran GT kapal ikan secara
obyektif. Hasil penertiban pada ukuran kapal ikan dibawah 30 GT menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara GT kapal sebelum dan sesudah pengukuran ulang oleh Kemen-
terian Perhubungan. Akibatnya, sebagian nelayan menolak hasil pengukuran tersebut, karena angka
yang lebih tinggi daripada sebelumnya akan berdampak pada peningkatan biaya operasional kapal.
Penelitian ini akan menelusuri bagaimana proses perhitungan GT kapal ikan di Indonesia dilakukan.
Untuk memberikan penilaian yang lebih obyektif, perhitungan GT yang dihasilkan dari metode yang
berlaku secara nasional dibandingkan dengan metode pemodelan komputer. Hasil perhitungan
untuk kedua metode menunjukkan perbedaan dengan selisih GT 32% untuk kapal ikan di Muncar
dan 27% untuk kapal ikan di Prigi.
Kata kunci: Gross tonnage, kapal ikan, pengukuran, pemodelan komputer
142 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

PENDAHULUAN perlu dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri


metode pengukuran GT kapal di Indonesia dan
Pemerintah Indonesia melalui Kementeri- membandingkan hasil pengukuran GT kapal
an Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kemente- yang berlaku di Indonesia dengan pengukuran
rian Perhubungan (KEMENHUB) sedang giat GT menggunakan model komputer.
melakukan pendataan kapal untuk mengetahui
secara pasti kapasitas usaha perikanan tangkap
yang beroperasi di Indonesia dan untuk mener-
tibkan kapal ikan yang beroperasi di Indonesia.
METODE
Puluhan kapal di Indramayu, Cirebon dan Pelaksanaan penelitian dilakukan di Muncar
Sukabumi melakukan mark down ukuran kapal dan Prigi untuk pengambilan data penelitian.
ikan yaitu GT kapal ikan lebih kecil dari pada Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Ma-
sebenarnya setelah dilakukan pengukuran ulang rine Manufacturing and Design, Institut Tekno-
(Yulianto 2016). Sebagian besar pengukuran logi Sepuluh Nopember (ITS) dan Laboratorium
ulang yang dilakukan oleh Departemen Perhu- Teknologi Penangkapan Ikan, Universitas Bra-
bungan Laut melalui Kesyahbandaran dan wijaya pada bulan juni 2018.
Otoritas Pelabuhan (KSOP) menunjukan seba- Metode yang digunakan dalam penelitian ini
gian besar kapal melakukan mark down dari
adalah metode deskriptif kuantitatif dari pende-
ukuran kapal sebenarnya. Data hasil pengukur-
katan perhitungan GT untuk metode perhitungan
an GT kapal ikan sebelum dan sesudah
kapal ikan dalam negeri menurut Permenhub
pengukuran ulang yang dilakukan oleh Kemen-
No.8 Tahun 2013 dan metode perhitungan inter-
terian Perhubungan Republik Indonesia di nasional (international convention on tonnage
Jakarta untuk kapal ikan di Jakarta dengan measurement of ships tahun 1969) serta metode
ukuran awal kurang dari 30 GT sangat berbeda
perhitungan dengan dibantu komputer (berli-
dengan perbedaan rata-rata mencapai 111%
sensi) untuk mendapatkan nilai Cb yang tepat.
antara selisih pengukuran ukuran GT yang baru
Pemodelan dengan dibantu komputer dilakukan
dan lama (Sutjasta 2018). Berdasarkan hasil
di Laboratorium Marine Manufacturing and
kajian tersebut, menunjukkan bahwa perbedaan Design, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ukuran GT sebelum dan sesudah pengukuran (ITS).
berkisar antara 10-67 GT, dengan rata-rata 32,2
GT. Hasil pengukuran ulang menunjukkan bah- Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
wa ukuran GT kapal setelah pengukuran ulang adalah data ukuran kapal yang didapatkan dari
lebih besar dibandingkan dengan ukuran GT hasil pengukuran secara langsung. Data ini
kapal sebelum pengukuran ulang kapal. berikutnya digunakan untuk menghitung GT
kapal ikan berdasarkan peraturan perhitungan
Perbedaan nilai GT ini menyebabkan
kapal dalam negeri dan perhitungan GT dengan
terjadinya banyak penolakan terhadap pengu-
pendekatan pemodelan kapal dibantu komputer.
kuran ulang kapal ikan, karena sebagian besar
nelayan merasa dirugikan dari segi kebijakan, Subyek penelitian adalah kapal penangkap
perijinan, biaya labuh, jatah mendapatkan bahan ikan di PPN Muncar, Banyuwangi dan PPN Prigi,
bakar bersubsidi dan lain sebagainya. Perhi- Trenggalek. Peralatan yang digunakan adalah
tungan ukuran GT kapal ikan oleh pemerintah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kapal
digunakan sebagai: dan personal computer yang dilengkapi dengan
software Microsoft Office 2010 dan aplikasi
1. Pengaturan kewenangan perizinan dan
Maxsurf).
pungutan perikanan (PP RI no. 62 tahun
2002) Jenis data yang dibutuhkan meliputi data
2. Penentuan daerah penangkapan ikan (PP dimensi utama kapal serta lebar dan tinggi
RI no. 62 tahun 2002) badan kapal dari tiap titik-titik pengukuran
3. Pemberian IUP, SPI, SIKPI pada kapal ikan tertentu yang ditetapkan berdasarkan metode
(PP RI no. 62 tahun 2002) sympson’s. Data tersebut diperoleh melalui
4. Kewenangan pemberian perijinan kapal pengukuran langsung terhadap objek/kapal
ikan (PP RI no. 54 tahun 2002) yang diteliti yaitu sampel kapal di Muncar, Ba-
5. Penentuan jalur-jalur penangkapan ikan nyuwangi dan sampel kapal di Prigi. Data
(Kepmentan No. 92/KPTS/Ik.120/99) sekunder diambil melalui SIUP/SIPI kapal.
6. Penataan perijinan kapal ikan asing Sebagai penelitian awal, data primer didapatkan
(Kepment Kelautan dan Perikanan No. dari pengukuran masing-masing satu kapal ikan
KEP/38/MEN/2003 di dua lokasi yaitu di Muncar dan Prigi pada
bulan Juni tahun 2018. Sampel kapal diambil
Mengingat sangat besar pengaruhnya hanya satu pada setiap lokasi dengan per-
untuk nelayan dan stakeholder terkait tentang timbangan bahwa desain dan produksi kapal
data ukuran GT kapal ini, maka penelitian ini untuk satu jenis kapal ikan yang diambil dalam
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 143

penelitian ini bentuknya sangat mirip. Metode - 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk
pembuatan kapal yang sama, bentuk lambung penampang penuh atau bagi kapal
yang sama, maka "nilai kelangsingan/kegemuk- dengan dasar rata, secara umum diguna-
an" atau Cb kapal akan tidak jauh berbeda untuk kan bagi kapal tongkang.
satu jenis kapal di suatu daerah. Pengamatan di - 0,70 bagi kapal-kapal, dengan bentuk
lapangan menunjukkan bentuk kapal sangat penampang hampir penuh atau dengan
mirip, namun ukuran kapal cukup variatif. dasar agak miring dari tengah-tengah ke
sisi kapal, secara umum digunakan untuk
Pengolahan data perhitungan GT kapal
kapal motor.
ikan kecil (kapal dengan ukuran dibawah 24
- 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak
meter) dapat dilakukan dengan metode dalam
termasuk golongan (1) dan (2) secara
negeri atau metode internasional atas permin-
umum digunakan bagi kapal layar atau
taan pemilik kapal (Permenhub No.8 Tahun
kapal layar yang dibantu motor.
2013). Metode pengukuran GT dalam negeri
adalah (Keputusan Direktorat Jenderal Perhu- Menghitung volume bangunan di atas
bungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 pasal 24 ruang geladak yang meliputi rumah geladak,
ayat (2)): kepala palka, dan sebagainya dapat diperoleh
dengan cara mengalikan panjang dengan lebar
GT = 0,25 x V ...........................................(1) dengan tinggi ruangan atau dalam bentuk
dengan: rumus: Volume ruangan bangunan = p x l x t.
Bangunan tertutup di atas geladak termasuk
0,25 = Merupakan koefisien berdasarkan kepala palka yang volumenya kurang dari 1 m3
Keputusan Direktorat Jenderal Perhu- (satu meter kubik), tidak dimasukkan dalam
bungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 perhitungan untuk menetapkan GT. Selanjutya
pasal 24 ayat (2). perhitungan GT dengan metode dalam negeri
V = Jumlah volume ruangan di bawah adalah memasukkan variabel L, B, D yang
geladak ukur ditambah dengan jumlah merupakan hasil pengukuran kapal dan nilai f
volume ruangan di atas geladak yang berdasarkan bentuk lambungnya.
tertutup sempurna dan berukuran tidak
kurang 1 m3. Pengolahan data untuk pemodelan kapal
dengan dibantu komputer dilakukan dengan
Rumus yang digunakan dalam metode pengu- memodelkan bentuk kapal sebenarnya ke dalam
kuran GT dalam negeri untuk menghitung volu- model komputer dengan data yang didapatkan
me di bawah geladak adalah: dari hasil pengukuran ke dalam aplikasi desain
kapal dibantu komputer untuk kemudian dicari
V = L x B x D x f .............................................. (2)
nilai coefficient of block (Cb) kapal hasil pemo-
dengan: delan dan selanjutnya dijadikan dasar dalam
L = Panjang kapal, diukur dari geladak yang perhitungan GT kapal berdasarkan pemodelan.
terdapat di belakang linggi haluan sampai Kapal nelayan Muncar (Banyuwangi) dan Prigi
geladak yang terdapat di depan linggi (Trenggalek) di ukur, di foto untuk mendapatkan
buritan secara mendatar, panjang ini bentuk dan ukuran utama lambung kapal.
sering disebut dengan panjang geladak Selanjutnya dimodelkan bentuk lambung kapal
ukur. dengan bantuan aplikasi Maxsurf sesuai dengan
B = Lebar kapal, adalah jarak mendatar diukur kapal sebenarnya. Bentuk lambung kapal
antara kedua sisi luar kulit lambung kapal selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan para-
pada tempat yang terbesar, tidak ter- meter hidrostatis yang salah satu parameter
masuk pisang-pisang. Hal ini karena me- yang ada adalah koefisien bentuk kapal atau
tode pengukuran dalam negeri meng- Coefficient of Block (Cb). Nilai Cb ini yang
asumsikan bahwa kapal-kapal di Indone- dijadikan salah satu variabel utama untuk
sia secara umum terbuat dari kayu. melakukan perhitungan GT selanjutnya dengan
D = Tinggi kapal, adalah jarak tegak lurus di menggunakan persamaan yang berlaku. Se-
tempat yang terlebar, diukur dari sisi ba- hingga dapat dikatakan bahwa pengukuran GT
wah gading dasar sampai sisi bawah kapal dengan melalui pemodelan kapal, tidak
geladak sampai pada ketinggian khayal menggunakan nilai “f” sebagaimana yang dite-
yang melintang melalui sisi atas dari tapkan dalam Keputusan Direktorat Jenderal
lambung tetap. Perhubungan Laut Nomor PY.67/1/13-90 pasal
f = Faktor, di dalam metode pengukuran 24 ayat (2). Akan tetapi menggunakan nilai Cb
dalam negeri ini faktor ditentukan berda- yang merupakan representasi dari dimensi dan
sarkan bentuk lambung atau jenis kapal, bentuk kasko kapal itu sendiri. Hal ini dikarena-
yaitu: kan nilai Cb adalah rasio antara volume badan
144 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

kapal di bawah dek dengan perkalian panjang, - L (pada saat D = 1,45 meter) = 18,6 meter
lebar dan tinggi kapal (Fyson 1985).
Secara umum kapal purse seine di PPN
Aplikasi desain kapal yang digunakan dalam Muncar, Banyuwangi memiliki bentuk lambung
penelitian ini adalah Maxsurf, yang terbukti roundbottom, dan tenaga penggerak adalah je-
cukup handal untuk membentuk lambung kapal, nis mesin tempel. Volume ruang kapal yang dite-
melakukan perhitungan komputasi numerik liti terdiri dari 16 ruang yang terdiri dari; ruang
untuk kapal tentang tahanan kapal, stabilitas jacket pelampung, ruang jangkar, ruang rumpon,
kapal, hidrostatis kapal, sistem propulsi kapal ruang palka, ruang bahan bakar, dan ruang per-
dan sebagainya (Ahmed 2012; Prayitno 2012; alatan mesin. General arrangement kapal ikan
Susanto 2012; Luasunaung 2013; Amriardi Muncar tampak seperti pada Gambar 1 dan 2.
2016).
Parameter hidrostatis diperoleh melalui
Analisis data dilakukan dengan memban- penggambaran model, dimana nilai-nilai berasal
dingkan nilai pengukuran GT kapal di bawah 24 dari hasil pengukuran. Nilai parameter hidro-
meter dari 3 pendekatan: 1) Metode perhitungan statis inilah yang selanjutnya digunakan untuk
GT yang diterapkan saat ini, menurut Permen- menentukan nilai GT dari suatu kapal. Gambar
hub No.8 Tahun 2013; 2) Metode perhitungan hasil pemodelan menggunakan aplikasi maxsurf
Internasional untuk ukuran kapal lebih dari 24 disajikan pada Gambar 3, 4, 5 dan 6, sedangkan
meter, 3) Metode pemodelan kapal ikan dengan nilai dari parameter hidrostatis disajikan pada
ukuran dibawah 24 meter dengan dibantu kom- Tabel 1.
puter. Kenyataan di lapangan, pengukuran GT
Gambar 3, 4, 5 dan 6 merupakan gambar
kapal kecil yang tertera di SIUP dan SIPI meng-
pemodelan lambung kapal yang dibuat berda-
gunakan metode dalam negeri, meskipun dalam
sarkan hasil pengukuran sebelumnya. Bentuk
peraturan yang berlaku membolehkan pemilik
lambung kapal dimodelkan semirip mungkin de-
kapal kecil mengajukan pengukuran kapal de-
ngan kapal sebenarnya, meskipun belum sangat
ngan metode internasional. Untuk analisis data,
presisi 100%. Perhitungan GT Kapal ikan yang
perbandingan hasil pengukuran GT yang digu-
mengacu pada volume ruang muat, sehingga Cb
nakan hanya dua yaitu perhitungan dengan
diukur dengan mengabaikan lunas dan linggi
metode dalam negeri dan metode pemodelan
haluan kapal (Gambar 6). Jika linggi dan lunas
dengan komputer.
kapal disertakan, maka nilai Cb kapal akan se-
makin kecil. Nilai perhitungan hidrostatis purse
HASIL seine Muncar, Banyuwangi (lunas dan linggi ka-
Tahapan pemodelan kapal ikan menggu- pal tidak diperhitungkan) disajikan pada Tabel 1.
nakan komputer dengan aplikasi maxsurf adalah Nilai Cb kapal ikan Muncar, Banyuwangi
pemodelan kapal dari hasil pengukuran kapal seperti pada Tabel 1 adalah 0,53, dengan meng-
yang terdiri dari data ukuran utama kapal, data ambil ukuran kapal di atas lunas dan linggi kapal:
lebar kapal setiap jarak gading dari buritan
sampai haluan, foto kapal ikan tampak samping L = 16,74 meter
dan depan untuk kemudian diverifikasi pada B = 5,8 meter
pemilik kapal. Tujuan pemodelan kapal ini ada- D = 1,25 meter (diatas lunas kapal)
lah untuk mendapatkan bentuk dan ukuran kapal L x B x D = 142,3 m3
yang sesuai dengan kapal sebenarnya. Selan- Perbedaan nilai GT antara hasil pemodel-
jutnya model kapal ini dianalisis untuk memper- an kapal (1) dengan hasil pengukuran metode
oleh nilai parameter hidrostatis dari sampel GT dalam negeri (2) adalah sebagai berikut:
kapal ikan Muncar, Banyuwangi dan Kapal ikan
Prigi, Trenggalek yang dijadikan obyek peneliti- 1. GT = 0,25 x L x B x D x 0,53
an. (Nilai Cb hasil pemodelan kapal)
= 0,25 x 142,3 x 0,53
a. Kapal Ikan di Muncar, Banyuwangi = 18,8 GT
Kapal ikan yang dijadikan sampel untuk 2. GT = 0,25 x L x B x D x 0,7
lokasi Muncar, Banyuwangi merupakan kapal (nilai f (0,7) untuk kapal bermotor dan
ikan untuk operasi penangkapan ikan dengan bentuk lambung agak miring dari tengah
menggunakan alat tangkap purse seine. Dimen- ke sisi kapal)
si utama kapal purse seine di Muncar, Banyu- = 0,25 x 142,3 x 0,7
wangi adalah sebagai berikut: = 24,9 GT hasil pemodelan kapal
- LOA = 20 meter Selisih perhitungan = 6,1 GT atau 32% lebih
- Lebar (B) = 6 meter besar daripada nilai GT kapal dengan metode
- Tinggi dek (D) = 1,45 meter perhitungan pemodelan kapal.
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 145

Gambar 1 Kapal ikan Muncar tampak samping

Gambar 2 Kapal ikan Muncar tampak atas

Gambar 3 Pemodelan dengan komputer kapal ikan Muncar tampak depan

Gambar 4 Pemodelan dengan komputer kapal ikan Muncar tampaksamping


146 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

Gambar 5 Pemodelan dengan komputer kapal ikan Muncar tampak perspective

Gambar 6 Pemodelan dengan komputer kapal ikan Muncar tampak perspective (lunas dan linggi
dihilangkan)

Tabel 2 Nilai parameter hidrostatis kapal ikan purse seine Muncar, Banyuwangi
Perhitungan Nilai Satuan
Displacement 66,09 ton
Volume (displaced) 64,47 m3
Draft Amidships 1,25 M
Immersed depth 1,25 M
WL Length 16,736 M
Beam max extents on WL 5,808 M
Wetted Area 87,139 m2
Max sect. area 6,101 m2
Waterpl. Area 68,817 m2
Prismatic coeff. (Cp) 0,631
Block coeff. (Cb) 0,531

b. Kapal Ikan di Prigi Trenggalek


Secara umum kapal purse seine di PPN
Kapal ikan yang dijadikan sampel untuk Prigi, Trenggalek bertipe single hull bagian
lokasi Prigi, Trenggalek merupakan kapal ikan belakang dengan bentuk lambung roundbottom,
untuk operasi penangkapan ikan menggunakan dan tenaga penggerak adalah jenis inboard
alat tangkap purse seine. Dimensi utama kapal engine. Volume ruang kapal sampel yang diteliti,
purse seine di Prigi, Trenggalek adalah sebagai terdiri dari 13 ruang yang terdiri dari: ruang per-
berikut : bekalan, ruang jangkar, ruang palka, ruang ba-
- LOA = 15 meter han bakar, dan ruang peralatan mesin. General
- B = 5 meter arrangement disampaikan pada Gambar 7 dan
- D = 1,25 meter 8.
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 147

Parameter hidrostatis diperoleh melalui Perbedaan nilai GT antara hasil model


penggambaran model berdasarkan hasil pengu- dengan hasil pengukuran metode GT dalam
kuran kapal yang sesungguhnya. Nilai parame- negeri adalah sebagai berikut:
ter hidrostatis inilah yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan nilai GT dari suatu kapal. 1. GT = 0,25 x L x B x D x 0,55
Gambar hasil pemodelan menggunakan aplikasi (nilai Cb hasil pemodelan kapal)
maxsurf disajikan pada Gambar 9, 10, 11 dan = 0,25 x 60 x 0,55
12, sedangkan nilai dari parameter hidrostatis = 8,25 GT
disajikan pada Tabel 2. Hasil perhitungan hidro-
statis kapal ikan Prigi (lunas dihilangkan) disaji- 2. GT = 0,25 x L x B x D x 0,7
kan pada Tabel 2. (nilai f = 0,7 untuk kapal bermotor dan
Nilai Cb seperti tampak pada Tabel 2 bentuk lambung agak miring dari tengah
untuk kapal Prigi berdasarkan pemodelan kapal ke sisi kapal)
adalah 0,55, dengan mengambil ukuran kapal di = 0,25 x 60 x 0,7
atas lunas dan linggi kapal: = 10,5 GT
L = 12,8 meter
B = 4,65 meter Selisih perhitungan = 2.25 GT atau 27% lebih
D = 1 meter (di atas lunas kapal) besar daripada nilai GT kapal dengan metode
L x B x D = 60 m3 perhitungan pemodelan kapal.

Gambar 7 Kapal ikan Prigi tampak samping

Gambar 8 Kapal ikan Prigi tampak atas

Gambar 9 Pemodelan dengan komputer tampak depan


148 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

Gambar 10 Pemodelan dengan komputer tampak samping

Gambar 11 Pemodelan dengan komputer tampak perspective

Gambar 12 Pemodelan dengan komputer tampak perspective (tanpa lunas)

Tabel 2 Nilai parameter hidrostatis kapal ikan purse seine Prigi, Trenggalek
Perhitungan Nilai Satuan
Displacement 33,79 ton
Volume (displaced) 32,96 m3
Draft Amidships 1 m
Immersed depth 1 m
WL Length 12,789 m
Beam max extents on WL 4,651 M
Wetted Area 59,349 m2
Max sect. area 3,833 m2
Waterpl. Area 49,192 m2
Prismatic coeff. (Cp) 0,672
Block coeff. (Cb) 0,554
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 149

PEMBAHASAN 0,25 x V, dimana V= L x B x D x f. Pengambilan


keputusan nilai f akan sangat besar pengaruh-
Berdasarkan persamaan dalam perhi- nya terhadap hasil perhtungan GT. Nilai f yang
tungan GT kapal, terdapat beberapa variabel digunakan oleh Departemen Perhubungan un-
yang menentukan atau berpengaruh terhadap tuk pengukuran GT kapal ikan:
besaran nilai GT dari suatu kapal yaitu diantara- - 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk pe-
nya; 1) keputusan pengambilan nilai 0,25 dan k1 nampang penuh atau bagi kapal dengan
sebagai pengali perhitungan GT, dan 2) kepu- dasar rata, secara umum digunakan bagi
tusan dalam pengambilan nilai f untuk perhitung- kapal tongkang.
an GT kapal ikan. - 0,70 bagi kapal-kapal, dengan bentuk pe-
nampang hampir penuh atau dengan dasar
1. Nilai 0,25 dan k1 sebagai Pengali Perhi- agak miring dari tengah-tengah ke sisi kapal,
tungan GT secara umum digunakan untuk kapal motor.
- 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak termasuk
Pengambilan nilai 0,25 dan k1 sebagai golongan (1) dan (2) secara umum digunakan
pengali perhitungan GT dalam perhitungan GT bagi kapal layar atau kapal layar yang diban-
suatu kapal tidak terlalu berpengaruh signifikan tu motor.
terhadap besaran nilai GT suatu kapal ikan. Dengan nilai f tersebut diatas, maka bebe-
Metode perhitungan GT dalam negeri menggu- rapa hal penting sebagai catatan adalah:
nakan 0,25 sebagai pengali V untuk perhitungan - tidak ada kapal ikan dengan bentuk tong-
GT, sedangkan metode internasional menggu- kang (f = 0.85)
nakan k1 sebagai pengali V dengan nilai k1= 0.2 - hampir tidak ada kapal ikan yang meng-
+ 0.02 log V. Mengacu dari data Organisasi gunakan layar pada saat ini (f=0.5)
Internasional Konservasi Ikan di Lautan Pasific - semua perhitungan GT pada kapal ikan
(WCPFC, 2014), GT kapal Indonesia terkecil di menggunakan f = 0.7, karena hanya ada 3
lautan Pacific dengan GT rata-rata 76.9 GT. Jika pilihan yaitu 0,5, 0,7 atau 0,85.
kita mengambil ukuran volume kapal ikan
tradisional di Indonesia yang diukur antara 10 m 3
(sekitar 2,5 GT) sampai dengan 1000 m3 (sekitar 3. Perhitungan GT Kapal Ikan dengan
250 GT), maka nilai k1 antara 0.22 dan 0.26. Pemodelan Dibantu Komputer
k1 = 0.2 + 0.02 log V Perbedaan utama dalam perhitungan GT
untuk V = 10 m3 , k1 = 0.22 kapal ikan dengan pemodelan secara komputer-
untuk V = 10.000 m3 , k1 = 0.28 isasi dengan perhitungan menurut Permenhub
Selisih perhitungan dengan nilai 0,25 No.8 Tahun 2013 adalah dalam menentukan
untuk perhitungan GT kapal ikan hanya sekitar + nilai koefisien. Penghitungan volume kapal se-
3% dari total GT dengan range volume kapal 10 bagai dasar perhitungan GT kapal ikan, jika
m3 sampai dengan 10.000 m3. Dengan demikian pada Permenhub No 8 Tahun 2013; koefisien “f”
jika diberi pilihan untuk memilih menggunakan ditetapkan hanya 3 nilai dengan definisi tertentu
metode dalam negeri atau luar negeri untuk sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya.
kapal dibawah 24 meter, maka sebagai pemilik Akan tetapi dalam perhitungan GT kapal ikan
kapal jika perhitungan volume kapal tertutup dengan cara pemodelan, koefisien “f” yang
kurang dari 315 m3, lebih baik memilih perhi- digunakan adalah nilai Cb kapal. Cb adalah nilai
tungan Internasional karena pengali V, yaitu (0.2 dari Coefficien of block yang diperoleh dari hasil
+ 0.02 log V) kurang dari 0.25. pemodelan kapal ikan dengan dibantu kom-
puter. Coefficien of block (Cb) merupakan koefi-
Nilai k1 untuk V = 315 m3 adalah sien bentuk kapal, perbandingan antara volume
k1 = 0.2 + 0.02 log 315 m3 = 0,25 (nilai tepat 0,25) bidang lengkung kapal dengan volume balok
Jika volume kapal kurang dari 315 m3 , (LxBxD), seperti ilustrasi Gambar 13.
maka nilai k1 akan lebih kecil lagi daripada 0,25 GT = 0,25 x V ................................................ (3)
(pengali pengukuran GT dalam negeri), dengan
asumsi metode perhitungan volume ruang tertu- V = L x B x D x Cb .......................................... (4)
tupnya hasilnya sama.
Besaran nilai Cb sangat ditentukan oleh
dimensi kapal dan bentuk kapal itu sendiri. Se-
2. Faktor "f" pada Perhitungan GT Kapal
hingga nilai Cb sangat bervariasi dan spesifik
Ikan Berdasarkan Permenhub No.8
untuk dimensi dan bentuk kasko tertentu. Lain
Tahun 2013. halnya dengan koefisien “f” yang ditetapkan
Pengambilan nilai "f" berdampak pada be- dalam Permenhub No 8 Tahun 2013, dimana
saran nilai GT yang signifikan. Perhitungan GT setiap kapal yang akan diperhitungkan GT –nya,
Kapal Ikan dengan metode dalam negeri GT= hanya dapat memilih satu dari tiga nilai koefisien
150 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

Gambar 13 Koefisien Block (CB) suatu kapal (Fyson 1985)

yang telah ditetapkan. Hal ini bertentangan kuran 1 unit kapal ikan purse seine di Prigi.
dengan kondisi bentuk kasko kapal ikan di Indo- Mengacu pada penjelasan nilai "f" yang
nesia, dimana menurut Rouf dan Novita (2006) menunjukkan jenis dan bentuk lambung kapal,
menyebutkan bahwa bentuk kasko ikan dian- pertimbangan utama dalam penentuan faktor "f"
taranya adalah berbentuk U-bottom, hardchin ini pasti faktor kelangsingan/kegemukan kapal,
bottom, round bottom, round flat bottom, dan yang identik dengan nilai Cb suatu kapal. Peng-
akatsuki bottom. ambilan nilai f = 0,7 sebagai pengali dalam per-
hitungan GT kapal ikan di Indonesia sangat be-
GT adalah suatu ukuran volume kapal,
sar kemungkinan kesalahannya, karena bentuk
maka perhitungan untuk menghitung volume
kapal ikan yang ada di Indonesia sangat berva-
kapal dengan pengali Cb adalah sangat tepat.
riasi.
Nilai Cb kapal ikan menurut penelitian Iskandar
dan Pujiati dalam Nanda 2004 terbagi menjadi
beberapa kategori; 1) Kapal ikan yang meng- 5. Dampak dari Kesalahan Perhitungan GT
operasikan alat tangkap dengan melingkarkan Kapal Ikan
mempunyai nilai Cb antara 0,56 - 0,67; 2); kapal
ikan dengan alat tangkap statis nilai Cb berkisar Dampak yang ditimbulkan dari kemung-
0,39 - 0,7; dan 3); dan kapal ikan dengan alat kinan kesalahan pengukuran ini adalah semua
tangkap ditarik, nlai Cb berkisar antara 0,4 - 0,6. ketentuan, peraturan terkait perijinan operasi
penangkapan, biaya tambat labuh, daerah pe-
Beberapa referensi kapal ikan tentang Cb nangkapan dan sebagainya yang sangat ber-
kapal ikan di berbagai negara nilainya antara 0,5 beda, terutama untuk ukuran kapal ikan di bawah
sampai dengan 0,6 (Obreja 2010; Tello 2010; 30 GT dan di atas 30 GT. Dampak lainnya adalah
dan Thomas 2010). Vietnam mengambil nilai Cb besarnya biaya yang dikeluarkan nelayan baik
= 0,6 untuk pengukuran GT kapal ikan di negara dalam pungutan pengusahaan perikanan (PPP)
tersebut (Kawata 2016). Penelitian di dalam Baru atau Perubahan, dimana besarannya ada-
negeri dengan sampel kapal ikan di beberapa lah Rp 41.650/GT untuk purse seine kecil atau-
lokasi menunjukkan nilai Cb lebih kecil dari itu, pun pungutan hasil perikanan (PHP) yang sa-
Cb = 0,389 untuk kapal ikan purse seine di ngat tergantung dari besaran GT kapal ikan
Kabupaten Pinrang (Aziz 2017). Kapal ikan di sebagai pengalinya. Besaran PHP adalah 5% x
Cilacap memiliki nilai Cb = 0,52 (Amriadi 2016) Produktivitas kapal x Harga Patokan Ikan x Uku-
dan kapal ikan purse seine tradisional di Sula- ran GT Kapal. Perbedaan besaran GT berimpli-
wesi utara nilai Cb antara 0,35 - 0,43 (Manopo kasi pada nelayan terutama dari segi kebijakan,
2012). perijinan, biaya labuh, jatah mendapatkan bahan
bakar, dan hal tersebut berpengaruh pada pro-
duktivitas mereka. Seperti yang diungkapkan
4. Perbedaan Perhitungan GT Kapal Ikan
Muhammad et al. (2018) yang menyatakan
dengan Permenhub No.8 Tahun 2013
bahwa peningkatan produktivitas dapat dilaku-
dan Pemodelan Dibantu Komputer kan dengan pengurangan jumlah nelayan, pe-
Pengambilan nilai "f" pada perhitungan de- ngurangan BBM dan es pendingin. Hal sama
ngan Permenhub No.8 Tahun 2013 dan nilai Cb juga diungkapkan Tawari et al. (2014), bahwa
untuk perhitungan GT dengan pemodelan kom- kendala yang dihadapi armada penangkapan
puter, nilai GT kapal mempunyai selisih 32% nelayan skala kecil yang beroperasi di Seram
untuk satu hasil pengukuran pada kapal ikan Bagian Barat salah satunya adalah ukuran ka-
purse seine di Muncar dan 27% untuk pengu- pal, jarak tempuh, penggunaan bahan bakar mi-
Sunardi et al. – Perhitungan GT Kapal Ikan Berdasarkan Peraturan … 151

nyak (BBM), penggunaan es, biaya akomodasi Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Ve-
dan alat tangkap. ssels. England. Fishing News Book. Pa-
ges: 21-53.
Kawata T, Thanasansakorn S, Miyoshi J. 2016.
KESIMPULAN Research and Analysis of Hull form of
Pengambilan faktor pengali (f atau Cb) Small Fishing Vessels in Southeast Asia.
pada pengukuran GT kapal ikan di bawah pan- Techno-Ocean. 2016: 264-267.
jang 24 meter merupakan titik kritis yang menen- Luasunaung A, Pangalila FP. 2013. Kajian
tukan ketepatan hasil pengukuran. Pengambilan Rancang Bangun Kapal Ikan Fibreglass
faktor pengali 0,7 untuk menghitung sebagian Multifungsi 13 GT di Galangan Kapal CV
besar GT kapal ikan perlu dibuktikan lebih lanjut Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sula-
untuk mendapatkan faktor pengali yang tepat wesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi
untuk setiap kapal ikan. Hasil pemodelan 2 kapal Perikanan Tangkap. 1(3): 87-92.
di Muncar dan di Prigi dengan aplikasi dibantu
komputer mendapatkan hasil yang berbeda de- Manopo AR, Masengi KW, Pamikiran RDC.
ngan ketentuan PERMENHUB No 8 tahun 2013 2012. Studi Pengaruh Bentuk Kasko pada
dengan selisih hasil perhitungan GT 32% untuk Tahanan Kapal Pukat Cincin di Tumum-
kapal ikan di Muncar dan 27% untuk kapal ikan pa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sula-
di Prigi. wesi Utara). Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan Tangkap. 1(2): 63-68.
Muhammad AH, Paroka D, Rahman S,
SARAN Syarifuddin. 2018. Tingkat Kelayakan
Perlu adanya kajian akademis untuk pe- Operasional Kapal Perikanan 30 GT pada
ngukuran GT kapal ikan, perhitungan pendekat- Perairan Sulawesi (Studi Kasus KM Inka
an yang dilakukan saat ini masih sangat kasar Mina 957). Marine Fisheries Journal. 9(1):
dimana faktor pengali "f" sama dengan 0,7 1-9.
berlaku untuk hampir semua kapal ikan. Padahal Nanda A. 2004. Pengukuran dan Penggunaan
bentuk kapal ikan untuk berbagai jenis kapal GT Kapal Ikan di Indonesia. [skripsi].
ikan di setiap lokasi wilayah pengelolaan peri- Bogor: Institut Pertanian Bogor.
kanan (WPP) sangat bervariasi.
Obreja D, Nabergoj R, Crudu L, Păcuraru-
Popoiu S. 2010. Identification of Hydro-
dynamic Coefficients for Manoeuvring
UCAPAN TERIMA KASIH
Simulation Model of a Fishing Ve-
Terima kasih kepada nelayan di Muncar, ssel. Ocean Engineering. 37(8-9): 678-
Banyuwangi dan Prigi, Trenggalek. Laborato- 687.
rium Marine Manufacturing and Design, Institut
PERMENHUB RI No. 8 Tahun 2013 Tentang
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Labora-
Pengukuran Kapal. [Internet]. [download
torium Teknologi Penangkapan FPIK Universi-
2018 July 30]. Can be access on:
tas Brawijaya.
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pe
rmen /2013/ pm.8_tahun_2013.pdf
DAFTAR PUSTAKA PERMENKP No 38 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pemungutan Penerimaan Negara
Ahmed YM, Jamail AB, Yaakob OB. 2012. Boat Bukan Pajak Pada Kementerian Kelautan
Survey Using Photogrammetry Method. dan Perikanan Yang Berasal Dari Pungu-
Int Rev Mech Eng. 6(7): 1643-1647. tan Perikanan. [Internet]. [download 2018
Amriardi U, Samuel S, Iqbal M. 2016. Analisa July 28]. Can be access on
Hambatan Kapal Ikan Tradisional Cata- http://jdih.kkp.go.id/peraturan
maran di Perairan Cilacap karena Peru- /38%20PERMEN-KP%202015.pdf.
bahan Bentuk Lambung dengan Pende- Prayitno MME. 2012. Analisa Teknis Optimali-
katan Lattice Boltzmann Method (Lbm). sasi Sistem Propulsi Kapal Ikan Menggu-
Jurnal Teknik Perkapalan. 4(1): 20-27. nakan CVT Gearbox. Kapal. 9(3): 116-
122.
Aziz MA, Iskandar BH, Novita Y. 2017. Kajian
Desain Kapal Purse Seine Tradisional di Rouf ARA, Novita Y. 2006. Studi Tentang Ben-
Kabupaten Pinrang (Study Kasus KM. tuk Kasko Kapal Ikan di Beberapa Daerah
Cahaya Arafah). Albacore. 1(1): 69-76. di Indonesia. Jurnal Torani. 4(16): 51-62.
152 Marine Fisheries 10(2): 141-152, November 2019

Sudjasta B, Suranto PJ, Putra CES. 2018. Thomas G, O'doherty D, Sterling D, Chin C.
Analisis Pengukuran Ulang Tonage Kapal 2010. Energy Audit of Fishing Ve-
Penangkap Ikan dengan Panjang Kurang ssels. Proceedings of the Institution of
dari 24 Meter. Bina Teknika Jurnal. 14(1): Mechanical Engineers, Part M: Journal of
79-85. Engineering for the Maritime Environ-
ment. 224(2): 87-101.
Susanto A, Iskandar BH, Imron M. 2012. Stabi-
litas Statis Kapal Static Gear di Palabu- WCPFC. 2014. Conservation and Management
hanratu (Studi Kasus KM PSP 01). Marine Measure for Standards, Specifications
Fisheries: Journal of Marine Fisheries and Procedures for the Record of Fishing
Technology and Management. 2(1): 65- Vessels. [Internet]. [download 2018
73. December 8]. Can be access on
https://www.wcpfc.int/doc/cmm-2014-
Tawari RHS., Simbolon D, Purbayanto A, 03/standards-specifications-and-
Taurusman AA. 2014. Analisis Optimasi procedures-western-and-central-pacific-
Armada Penangkapan Madidihang Skala fisheries.
Kecil di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Marine Fisheries Journal. 5(2): 129-137. Yulianto A. 2016. 51 Unit Kapal Nelayan Mark
Down Bobot. [Internet]. [download 2019
Tello M, e Silva SR, Soares CG. 2011. Januari 8]. Can be access on
Seakeeping Performance of Fishing Ve- https://www.republika.co.id/berita/koran/n
ssels in Irregular Waves. Ocean Engi- ews-update/16/03/14/o40x4m 16-51- nit-
neering. 38(5-6): 763-773. kapal-nelayan-mark-down-bobot.

Anda mungkin juga menyukai