Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hardianto Paputungan

Nim : 432416019
Prodi : Biologi S1
FILUM NEMATHELMINTHES

1. Pengertian Nemathelminthes
Tubuh Nemathelminthes bulat panjang dengan permukaan tubuh halus dan
mengkilat. Cacing ini hidup tersebar dimana-mana. Ada yang hidup di air tawar, air asin,
pada manusia, hewan, dan tumbuhan (Adun, 2011).
Karena Nemathelminthes sangat heterogen, maka klasifikasinya tidak memuaskan
dan ciri-ciri khususnya yaitu: tidak beruas-ruas, triploblastis, bilateral simetris, badannya
bentuk silinder panjang, tidak bersilia, seksnya terpisah (diouceus) (Adun, 2011).
2. Karakteristik
Tubuhnya bulat dan memanjang dengan suatu rongga diantara dinding tubuh dan
intestin (usus) yang disebut pseudosol, tidak mempunyai segmen tubuh, terdapat mulut dan
anus, hidup didalam tanah, air, tubuh manusia, hewan dan tumbuhan (Adun, 2011).

3. Klasifikasi
1. Kelas Nematoda
a. Ciri-ciri umum
Cacing yang tergolong Nematoda dibatasi oleh 6 bibir, tidak beruas-ruas, tidak
berappendigga tinggal 3 bibir, satu dibagian kutikula yang elastis dan tersusun mempunyai
dua pasang papila sensori, memiliki 3 lapisan germinal, mempunyai satu pasang papila
sensori (Adun, 2011).
b. Morfologi dan anatomi
Masing-masing bibir ventral lateral mempunyai satu papila lateral yang disebut
amphid, tetapi bagian ini mengalami reduksi pada nematoda parasit. Amphid merupakan
kemoreseptor olfaktorius (indra pembau). Bibir-bibir itu mempunyai gigi yang halus.
Dibelakang bibir terdapat satu pasang papila servikal, masing-masing terletak pada bagian
sisi berdekatan dengan cincin syaraf. Semua papila merupakan alat sensori (Kastawi,
2005).
Gambar 56. Struktur AnatomiAscaris lumbricoides(Adun, 2011).

Didekat ujung posterior tubuh terdapat anus dengan bibir yang tebal. Pada yang
jantan terdapat kloaka yang merupakan jalan keluarnya spikula kitin atau seta pineal. Pada
yang jantan, didekat kloaka terdapat penonjolan kutikula yang berupa 50 pasang papila
pre-anal dan 5 pasang post-anal. Papila-papila ini berfungsi untuk kopulasi i (Kastawi,
2005).
Dinding tubuh terdiri atas lapisan-lapisan kutikula, epidermis/ hipodermis/
subkutikula dan otot. Kutikula membentuk lapisan paling luar, berkerut-kerut dan liat,
terbentuk dari 6 lapis protein albumin yang tahan terhadap enzim pencernaan inang, tetapi
bersifat permeabel terhadap garam dan air. Kutikula itu bukan merupakan zat khitin, dan
dapat larut pada KOH (Kastawi, 2005).
Dibagian dalam epidermis, diantara tali-tali epidermal terdapat lapisan otot yang
tersusun oleh satu lapis serabut-serabut longitudinal yang merentang sepanjang tubuh. Tiap
sel otot mempunyai dua zona. Zona luar bersifat fibrilar, bergaris melintang, dan
merupakan bagian otot yang berbentuk gelendong yang bersifat kontraktil. Zona yang
lebih dalam merupakan zona protoplasmik, dan membentuk tonjolan yang berbenyuk
serabut atau ekor otot. Zona protoplasmik itu berbentuk seperti bataang dan merupakan
massa protoplasma dengan satu nukleus yang berfungsi sebagai jaringan serabut penguat
(Kastawi, 2005).
c. Contoh representatif: Ascaris lumbricoides
Hidup pada usus manusia, dinding tubuh tersusun dari kutikula, epidermis dan
lapisan otot yang memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali syaraf
dorsal dan ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior (Kastawi, 2005).
Cacing betina dalam umur dewasa dan keadaan yang sama lebih besar dari yang
jantan, panjang tubuh cacing betina 20-40 cm, sedangkan yang jantan 10-15 cm. Pada
hewan jantan pada salah satu ujung tubuhnya menggulung sedangkan betina tidak. Kedua
ujung tubuh meruncing dan permukaan tubuhnya licin dan tertutup oleh lapisan kutikula.
Mulut terdapat pada ujung anterior, mempunyai 3 buah bibir, pada permukaan ventral
diujung posterior terdapat lubang ekskresi, makanannya berupa sari-sari makanan,
sepanjang tubuhnya tampak 4 garis longitudinal (memanjang) ialah garis dorsal, garis
ventral, dan 2 garis lateral (Kastawi, 2005).
Saluran pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, usus panjang, dan anus. Alat
reproduksi jantan ialah testis yang menyerupai benang berbelit sedangkan pada betina
sistem reproduksinya berbentuk Y, tiap-tiap cabang dari bentuk Y ini terdiri dari ovarium
yang menyerupai benang berbelit dan diteruskan ke oviduk dan uterus. Uterus dari dua
cabang bentuk Y itu bersatu menjadi satu saluran pendek yang disebut vagina yang terbuka
ke bagian luar melalui lubang yang disebut vulva. Pembuahan terjadi didalam uterus dan
telur dikeluarkan melalui vulva. Tidak terdapat sistem pernapasan dan sistem peredaran
darah, pertukaran gas dilakukan oleh saluran permukaan tubuhnya dan cairan beredar
secara terbuka didalam tubuhnya. Hewan ini parasit pada anak-anak (Kastawi, 2005).
Siklus hidupnya sederhana, yaitu bla telur yang telah menjadi embrio tertelan akan
menetaskan larva. Larva ini meninggalkan usus dengan jalan menembus dinding usus
untuk masuk kedalam peredaran darah dan mengikuti aliran darah sampai dijantung serta
di paru-paru, kemudian masuk di trakea dan tertelan lagi untuk kedua kalinya. Akhirnya
sampai diusus halus menjadi cacing dewasa (Kastawi, 2005).
1) sistem ekskresi
Pada Ascaris lumbricoides terdapat sebuah saluran ekskresi longitudinal pada setiap
tali lateral. Rusuk anterior dari sel yang berbentuk H mengalami reduksi, dan kanal
transfersal bercabang membentuk satu jaringan dari mana muncul saluran ekskresi umum
yang pendek. Saluran umum itu berakhir pada lubang ekskresi yang terletak dibagian
ventral dibelakang bibir. Sistem ekskresi pada cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-
lubang internal, silia, dan sel api (Kastawi, 2005).
2) Sistem koordinasi
Sistem syaraf meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang mengelilingi faring.
Cincin syaraf itu tersusun oleh serabut-serabut syaraf dan sel-sel syaraf difus. Cincin
syaraf sirkumfaringal itu berhibungan dengan banyak ganglion, ada ganglion dorsal yang
tidak berpasangan dan ganglion subdorsal yang berpasangan. Pada tiap sisi dari cincin
syaraf sirkum taringeal terdapat sebuah ganglion lateral yang terbagi menjadi 6 ganglion.
Pada sisi bawah dari cincin syaraf terdapat satu pasang ganglion ventral yang berukuran
besar. Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel syaraf yang jumlahnya tetap (Kastawi,
2005).
Dari cincin sirkum faringeal keluar 6 saraf kecil kearah anterior, masing-masing
mempunyai sebuah ganglion dan tersusun secara radial menuju keorgan-organ yang
terdapat pada ujung anterior (Kastawi, 2005).
Didekat anus terdapat sebuah ganglion anal yang mengirim syaraf ke ekor. Ke saraf
posterior lainnya berukuran kecil. Saraf-saraf ini merupakan satu pasang dorsolateral dan
satu pasang saraf ventrolateral. Saraf-saraf tersebut terletak didekat lubang ekskresi. Saraf-
saraf dorsal dan ventral dihubungkan oleh komisura ventrolateral (Kastawi, 2005).
3) Sistem repoduksi
Nematoda merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin jantan dan
betina terpisah. Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas berdasarkan
penampakan dari luar. Hewan jantan mempunyai ukuran lebih kecil dari hewan betina, dan
mempunyai ekor yang melengkung. Gonad berbentuk pembuluh yang dilanjutkan dengan
saluran-salurannya. Gonad terletak didalam pseudosoel yang menggantung secara bebas.
Sistem alat kelamin jantan mengalami reduksi sehingga hanya tinggal satu, sedang sistem
kelamin betina ada dua buah (Kastawi, 2005).
Organ kelamin jantan terletak pada separoh tubuh bagian posterior, testinya 1,
panjang, menggulung dan berlanjut menjadi saluran vas deferens menggabung dengan
vesikula seminalis, yang dindingnya berotot dan terletak pada sepertiga tubuh bagian
posterior, vesikula seminalis tersalur ke saluran ejakulasi yang pendek, sempit, dan
bermuara pada kloaka. Dibagian dorsal kloaka terdapat satu pasang kantong muskular
yang disebut kantong spikula. Kedua kantong spikula bersatu untuk bergabung dengan
kloaka. Kantong-kantong spikula mengandung satu pasang seta pincal atau spikula yang
bersifat kutikular dengan inti sitoplasma. Pincal itu berfungsi untuk kopulasi, yaitu untuk
membuka lubang genital betina dan membantu menyalurkan sperma. Penyaluran sperma
dibantu oleh satu lempengan khitin (gubernakulum) yang terletak pada dinding kloaka
(Kastawi, 2005).
Organ kelamin betina bersifat “didelfik” artinya jumlahnya ada dua. Organ ini
terletak pada dua pertiga bagian tubuh dari oral posterior. Ovarinya berjumlah dua
berbentuk benang yang menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang
berukuran lebih lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot. Uterus
mempunyai satu lapisan dalam yang tebal dan tersusun oleh otot sirkular, sedang lapisan
luar yang tipis tersusun obliq (Kastawi, 2005).

Perkembangan sperma yang bersifat amoeboid dalam testes, dikemas disekitar rakhis
sentral. Pada bagian akhir gonad, gametosit – gametosit terbentuk dan terbebas dari rakhis.
Pada tempat ini gametosit – gametosit mengalami pematangan untuk membentuk sel telur
dan sperma (Kastawi, 2005).

Gambar 57. siklus hidup Ascaris lumbricoides(Kastawi, 2005).

2. Kelas Rotifera
Rotifera merupakan hewan yang berkembang mikroskopis, panjangnya kurang dari 1
mm. Hewan ini sangat menarik bagi para pengamat mikroskopis pemula karena bentuk,
warnanya, dan aktivitas geraknya. Hewan-hewan ini banyak yang hidup dalam lingkungan
air tawar, beberapa pada air asin, tetapi sering juga dijumpai pada pangkal daun lumut.
Kebanyakan anggotanya hidup bebas, namun ada juga yang hidup sebagai parasit eksternal
dan internal (Kastawi, 2005).
Tubuh rotifera berbentuk silindris, tidak bersegmen. Pada bagian anterior tubuh
terdapat mahkota berbentuk cangkang yang bersilia, sedang bagian posteriornya berbentuk
kaki yang menggarpu. Adanya silia pada daerah anterior dan adanya gerakkan faring
membedakan rotifera dengan hewan akuatik kecil lainnya. Dinding tubuh yang berupa sel
sinsitium tertutup oleh kutikula yang keras. Saluran pencernaan makanannya memiliki
ruastox yaitu bagian yang bergerak aktif. Tubuhnya dilengkapi dengan dua protonefridia
yang menggulung dan bercabang dengan memiliki sel-sel api. Sistem sarafnya berupa satu
ganglion dorsal dan beberapa macam saraf. Organ sensorinya berupa bintik mata (Kastawi,
2005).

3. Gastrotricha
Gastrotricha meliputi 400 spesies.hewan-hewannya berukuran mikroskopis (0,07-2
mm). Pada umumnya hidup diantara endapan-endapan atau didasar perairan tawar dan
laut. Jumlah spesies yang hidup diair tawar dan laut kurang lebih sama. Bentuk tubuhnya
seperti cacing, kecil. Pada permukaan anterior tubuh yang datar terdapat silia. Permukaan
luar tubuh tertutup oleh kutikula yang dilengkapi dengan duri-duri, sisik, atau sisir.
Epidermisnya bersifat sinsitial. Pseudosoelomnya menyusut menjadi sebuah rongga kecil
diantara dinding tubuh dan saluran pencernaan. Saluran pencernaan dilengkapi dengan
faring berotot, lambung dan intestinnya lurus, berakhir pada anus dibagian posterior
(Maskoeri, 1992).
Sistem ekskresi terdiri atas dua protonefridia yang masing-masing dilengkapi dengan
satu bola api atau kelenjar ventral yang jumlahnya satu atau dua buah. Pada permukaan
tubuh dijumpai tubuh-tubuh adesiv yang bentuknya bermacam-macam. Tubuh-tubuh
adesiv itu pada beberapa jenis hewan ada yang terdapat di anterior, posterior, dan lateral,
tetapi adapula yang hanya terdapat dibagian posterior saja (Maskoeri, 1992).
Alat kelamin menjadi satu (monosious), tetapi ada yang hanya dijumpai hewan
kehilangan sistem kelamin jantan (Maskoeri, 1992).
Sistem ekskresi terdiri atas dua protonefridia yang masing-masing dilengkapi dengan
satu bola api, atau kelenjar ventral yang jumlahnya satu atau dua buah. Pada permukaan
tubuh dijumpai tubus-tubus adesiv yang bentuknya bermacam-macam. Tubus-tubus adesiv
itu pada beberapa jenis hewan ada yang terdapat di anterior, posterior, dan lateral, tetapi
adapula yang hanya terdapat dibagian posterior saja (Maskoeri, 1992).
Jika sel telur mictic tidak dibuahi akan menghasilkan jantan secara partenogenesis.
Namun, jika dibuahi sel telur mictic akan menimbulkan bahan-bahan sel kuning telur dan
mengsekresikan sel yang sangat resisten. Sel telur yang seperti itu disebut telur yang
dorman, tahan terhadap pemanasan dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan
sehingga tidak menetas selama beberapa bulan. Jika menetas sel telur dorman itu akan
berkembang menjadi hewan betina (Maskoeri, 1992).
4. Nematomorpha
Cacing yang tergolong nematomorpha ini memiliki tubuh yang panjang. Cacing
mudah hidup sebagai parasit pada insekta dan crustacea (Kastawi, 2005).
Saluran pencernaan makanan mengalami degenerasi, karena cacing mudah
mengabsorbsi makanan dari inang, sedang yang dewasa tidak makan. Organ sirkulasi,
respirasi, dan ekskresi tidak ada. Sistem syarafnya terdiri atas cincin syaraf yang
mengelilingi esofagus. Cincin saraf itu berhubungan dengan tali syaraf midventral. Pada
Nectonema, cincin saraf itu juga berhubungan dengan tali saraf dorsal. Alat kelaminnya
terpisah (Kastawi, 2005).
Gonadnya berjumlah 1 atau 2, saluran reproduksinya berpasangan, dan bermuara
pada kloaka, tidak memiliki spikula kopulasi. Telur pada gordioidea berukuran kecil,
terletak dalam benang-benang gelatin yang panjang (bisa mencapai 230 cm) (Kastawi,
2005).
5. Kinorhyncha
Kelompok ini mempunyai 70 spesies yang hidup dilaut. Hidup pada permukaan
lapisan-lapisan lumpur dan pasir dilautan dangkal sampai dalam. Makanannya berupa alga
dan bahan-bahan organik mati (Kastawi, 2005).
Ciri-ciri tubuhnya simetri bilateral, tersusun dari 13-14 zonites (ruas-ruas yang saling
tumpah tindih). Ruas anterior pertama membentuk kepala, dan ruas kedua membentuk
leher. Keduanya bersifat rekraktil terhadap tubuh. Pnjang tubuhnya kurang dari 1 mm.
Tubuhnya tertutup oleh kutikula yang tersusun oleh kitin, bagian dorsal dan lateral
mempunyai banyak duri tetapi tidak mempunyai silia. Rongga tubuhnya merupakan
pseudosoel (Kastawi, 2005).
Mulut terletak diujung anterior kepala, dilanjutkan ke faring, esofagus, lambung,
usus, dan anus. Mempunyai dua saluran ekskresi yang berbentuk tabung, masing-masing
mempunyai sel api yang berflagel, bermuara pada ruas tubuh ke sembilan, di permukaan
dorsal. Sistem sarafnya terdapat pada epidermis, cincin saraf yang mengelilingi faring
berhubungan dengan tali saraf midventral.Organ sensori berupa titik mata (Kastawi, 2005).
Alat kelamin terpisah, masing-masing mempunyai dua gonad yang lubangnya
terdapat pada bagian ventral tubuh disisi anus. Sel kelamin jantan dilengkapi dengan duri
kopulator. Hewan mudah mengalami pengelupasan kulit beberapa kali secara periodik.
Setelah dewasa pengelupasan kulit tidak terjadi lagi (Kastawi, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukhayat. 1989. Zoologi Dasar. Yogyakarta: Erlangga

http://www.benny.com./klasifikasi-mahluk-hidup.html (diakses pada: Jum’at 21-2-2014)

http://www.sridianti.com/sistem-klasifikasi-carolus-linnaeus.html (diakses pada: Jum’at


21-2-2014)

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya

Muslim. 2005. Parasitologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta

Suwignyo, Sugiati. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya

Yusuf, Kastawi. DKK. 2005. Zoology avertebrata. Malang: Universitas Malang

Anda mungkin juga menyukai