OLEH:
DINCE DEBORA SAIKMATA
NIM 1701017
i
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
DINCE DEBORA SAIKMATA
NIM 1701017
Nim : 1701017
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS
DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN ” adalah bukan karya tulis
orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.
Yang Menyatakan,
Dince D Saikmata
1701017
Mengetahui,
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk di ujikan dihadapan Dewan Penguji karya tulis ilmiah pada:
Tanggal: 09 Juni 2020
Oleh
Mengetahui,
Direktur
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di program D3
Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur
v
MOTTO
vi
KATA PERSEMBAHAN
Puji syukur kupersembahkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Maha Tinggi, Maha
Atas takdirmu kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman
dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan- harapan yang kalian
impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih, insya Allah atas dukungan doa
dan restu semua mimpi itukan terjawab dimasa penuh kenghangatan nanti.
Terimakasih kepada :
Bapak sama ibu yng selalu member dukungan baik secara moril maupun material.
bimbingannya.
Tak lupa juga untuk sahabat sekaligus saudara sejawat terimakasih atas dukungan
tercurah.
KATA PENGANTAR
Sidoarjo,
BAB 1 Pendahuluan..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Manfaat ......................................................................................... 5
1.5 Metode Penulisan .......................................................................... 6
1.5.1 Metode ................................................................................. 6
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 6
1.5.3 Sumber Data ........................................................................ 7
1.5.4 Studi Kepustakaan ............................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 7
PENDAHULUAN
penyakit bronchitis cepat atau lambat anggota keluarga yang lain pasti
akan terserang bronchitis juga ( Irho, 2013). Penyakit ini tidak menujukan
1
1
Menurut World Health Organization (WHO,2015) saat ini,
tembakau, polusi udara dalam ruangan/luar ruangan dan debu serta bahan
diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien PPOK dengan prevalensi 5,6% angka
ini bisa meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok karena 90%
pasien PPOK adalah perokok atau mantan perokok. Untuk jawa timur
2018).
penyebab utama tersebut terdapat factor fesik lainnya antara lain factor
batuk, individu yang mendapat terapi alat pernapasan dan individu yang
mukoit atau purelem, kadang – kadang disertai darah merasa nyeri pada
dada, demam tinggi, menggigil serta kesulitan bernafas atau sesak nafas,
terhadap bronchitis kronis, namun vaksin tidak boleh diberikan kepada ibu
dengan pola hidup atau gaya yang sehat dan salah satunya termasuk tidak
tetap bersih dan berfentilasi baik yang dapat melancarkan sirkulasi udara
juga dapat mencegah terkena penyakit bronchitis dalam kasus ini peran
dengan cukup serta makan makanan yang bergizi dan menghindari factor
( PDPI, 2010). Deteksi dini kasus dan factor resiko ( maternal atau balita )
imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil. Adapum usaha
usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
Pasuruan
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan maka tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat:
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Hasil Studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar
kronis
1.4.2.2 Bagi peneliti
Hasil penelitian itu dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pasien
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien Bronkitis
kronis
1.5.1 Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
dan evaluasi.
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari keluarga atau orang
lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
1.6.2 Bagian inti, terdidri dari limah bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari studi medis dan
masalah
Bab 3 : Tinjaun kasus, berisi tentang deskripsi data hasil pengkajian diagnosa,
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan
2.1.1 Definisi
(PPOK). Deskripsi standar tentang bronchitis kronis adalah batuk berdahak yang
terjadi selama sedikitnya 3 bulan dalam satu tahun untuk 2 tahun berturut-turut.
seperti: batuk sekresi dahak yang berlebihan dan kesulita bernapas (Ikwati, 2016).
2.1.2 Etiologi
tetapi penyebab persisnya tidak diketahui. Factor utama bronchitis kronis adalah
merokok, dan hamper semua klien dengan bronchitis kronis memiliki riwayat
kronis yang disebabkan oleh paparan polusi yang berasal dari lingkungan atau
tempat kerja (pabrik asbes atau tambang) dingin, perubahan iklim yang drastic
9 9
juga dapat memicu bronchitis kronis, termasuk hipersekresi mucus pada penderita
asma juga bisa memicu terjadinya bronkitid kronis. Fakta menunjukan bahwa
infeksi saluran nafas kambuhan yang sering terjadi merupakan factor predisposisi
Ikawati ,2016).
2.1.3 Patofisiologi
mukosa dan sel silia, - berlanjut – masuk saluran pernafasan - menginfeksi saluran
resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi-pervusi yang
lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas, penyempitan jalan nafas dan
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar
yang yang terlihat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran nafas turut terkena
jalan nafas jadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya terjadi pada saat
ekspirasi. Dengan demikian, udara nafas akan terperangkap dibagian distal paru.
10
Pada keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidak cocokan
dan akibatnya.
2.1.4.5 Batuk produktif karena iritasi jalur udara. Lendir adalah reaksi protektif
2.1.4.6 Berat badan naik karena edema pada bronchitis kronis karena gagal
2.1.5 Komplikasi
Penyakit bronchitis kronis bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi yaitu :
2.1.5.1 Umumnya pasien seringkali terserang infeksi.
2.1.5.2 Atelektasis atau bronkiktosis komplikasi ini terjadi apabila dahak tetap
tinggi.
2.1.5.3 Gagal napas komplikasi ini adalah komplikasi bronchitis yang paling berat
dalam lagi.
Menurut (Muttaqin,2011)
2.1.7 Penatalaksanaan
3) Antimikromal.
1) Menghindari merokok
atas
1) Latihan relaksasi
2) Meditasi
3) Menahan nafas
4) Pernafasan perut
5) Rehabilitasi
1.2 Dampak Masalah
Dampak yang besar terhadap kualiatas hidup pasien berupa dampak fisik,
sosial, dan mental. Dampak fisik pada pasien dapat berupa keterbatasan
Dampak sosial pada pasien bronchitis kronis dapat berupa terisolasi atau
berkembang
1.3.1 Pengkajian
pemeriksaan fisik pada sasaran yang dituju, selain itu pengumpulan data dapat
Identitas klien
Biasanya klien mulai mual dan berat badan mulai turun, biasanya pola
lebih 6 bulan dan warnah darah segar dan mepunyai riwayat merokok.
1) B1 pernafasan ( Breathing)
bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai banyaknya
2) B2 ( blood ) Kardiovaskuler
3) B3 ( Brain ) Persyarafan
Kesadaran biasannya compos mentris, ditemukan adanya sianosis
4) B4 ( Bladder ) Perkemihan
5) B5 ( Bowel ) Pencernaan
teratur.
7) B7 (Pengindraan)
8) B8 (Endokrim)
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar parotis, pada
( Potter, 2010 ).
pernafasan
2.4 Perencanaan
Kriteria hasil :
Intervensi :
kehati.
meningkatkan koping.
dalam hati.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) BHSP
keperawatan.
tidur
2.4.3 Diagnosa Keperawatan 3
pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat mengeluarkan secret dengan
mudah.
Kriteria hasil :
3) RR 20x/ menit
4) Sputum berkurang
5) Batuk berkurang
7) Irama nafas
regular Intervensi :
mual, muntah.
Kriteria hasil :
Intervensi :
2) Kaji ulang pola diri pasien yyang disukai atau tidak disukai
merangsang muntah.
gaster.
Kriteria hasil :
Intervensi :
secara konduksi .
evaporasi
4) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang tipis dan
tubuh
iindikasi
2.4 Implementasi
2.5 Evaluasi
Radang bronkial
Pengeluaran energy
berlebihan Atelectasis
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
Kompensasi frekwensi
Kelelahan Intoleransi aktivitas
TINJAUAN KASUS
kepada pasien dengan bronchitis, maka penulis menyajikan suatu kasus yang
penulis amati pada tanggal 30 Januari 2020 sampai 01 Februari 2020 dengan data
pengkajian pada tanggal 30 Januari 2020 Jam 08:30 WIB. Anamnesa diperoleh
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
yang berusia 32 Tahun beragama Islam dan pekerjaan sebagai swasta, pasien
tinggal di jalan Mangga 556. Pasien MRS pada tanggal 29 Januari 2020 Jam
07:30
Pasien datang ke IGD RSUD Bangil pada tanggal 29 Januari 2020 dengan keluah
sesak nafas sudah 2 hari yang lalu, batuk kering sudah 4 hari yang lalu nyeri dada
di sebelah kanan kemudian dianjurkan oleh dokter untuk dilakukan pengobatan
diruang rawat inap Melati. Pada saat pengkajian pasien mengatak masih sesak
lebih 7 bulan
3.1.4.3 Alergi
maupun makanan
yang cukup
Status cairan dan nutrisi Sebelum pasien sakit nafsu makan baik dan saat
pasien sakit nafsu makan baik, sebelum pasien sakit pola makan 3x1 porsi
dan saat pasien sakit pola makan 3x1 porsi, Sebelum pasien sakit jenis
minum teh, air putih dan saat pasien sakit jenis minum air putih dan
jumlah sebelum pasien sakit 1500 ml dan saat pasien sakit 1500 ml, tidak
ada pantangan makanan, berat badan pasien sebelum saki 48 saat sakit
tidak terkaji.
Genogram ( 3 Generasi)
X : Meninggal : Pasien
4. Respirasi : 26×/menit
menggunakan masker 10 lpm, irama nafas tidak teratur, ada nyeri dada saat
Palpasi : Adanya penuruna Gerakan dinding pernafasan, vocal fremitus sisi kanan
Auskultasi : terdengar suara nafas tambahan atau ronkhi pada sisi dada sebelah
Lain- lain : ada nyeri dada saat bernafas, warna sputum tidak ada (tidak bisa
S: Skala nyeri 4
Nyeri Akut
Ada nyeri dada, irama jantung teratur dengan pulsasi kuat posisi
terdapat bunyi jantung tambahan, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger,
tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudsky, tidak ada nyeri kepala, istirahat/tidur :
siang 2 jam/hari dan malam 7 jam/hari, tidak ada kelainan nervus cranialis.
Bentuk alat kelamin normal, uretra normal, alat kelamin bersih, pasien
Mukosa bibir lembab, lidah kotor, kebiasaan gosok gig 1 kali per hari
,keadaan gigi baik, rongga mulut bersih, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada
nyeri tekan pada abnormal atau benjolan, peristaltic 15×per menit, buang air besar
1 sampai 2 kali perhari konsisten padat, warna kuning, bau khas, tidak ada
22
Tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor elastic,
terbatas
pasien tidak berani banyak bergerak jika tanpa bantuan keluarga karena pada saat
mebuat pasien tidak sembuh dan tidak banyak bergerak akhirnya pasien lemah
3.1.7.3.7.Pengindraan (B7)
Mata normal, konjungtiva tidak ada anemis, sklera putih, palpebra tidak
ada alat bantu, hidung normal, mukosa hidung lembab, ada scret, ketajaman
penciuman normal, tidak ada kelainan, telinga normal, tidak ada masalah
Tidak ada bagian tubuh yang kurang disukai pasien karena pasien
3.1.7.4.2 Identitas
3.1.7.4.3 Peran
1 Tubuhnya:
seperti biasannya
3 Keluarga :
4 Masyarakat:
Pasien perasa cukup puas dengan apa yang ia punya sekarang seperti
berinteraksi
orang lain
Darah lengkap :
didalam tubuh
nafas Gangguan
+ -
+ - Radang Bronkhial
- Sesak+ Peningkatan
N: 90x/menit memproduksi
mucus )
S :36,6 ℃
RR: 26x/menit
Peningkatan
akumulasi secret
Ketidakefektifan
2 dadanya
S : skala nyeri 4
dadanya
- K/U: cukup
- Kesadarancomposmentris
GCS 4,5,6
TTV
TD : 130/80mmhg
N 90x/menit
S 36,6 ℃
RR 26x/menit
3 DS : pasien mengatakan lemas Kelemahan pada Hambatan
keluarga Susah
TTV: 2 2
TD : 130/80 mmhg
RR : 26x/menit muskuluskeletal
3.2.1 Daftar Masalah Keperawatan
2 Nyeri Akut
2 Nyeri akut b.d obstruksi jalan nafas oleh sekresi yang kental
muskuluskelatal
3.3 Intervnsi Keperawatan
DX
8. Kolaborasi tidak
dengan 6. Untuk
indikasi memenuhi
kebutuhan
oksigen yang
dibutuhkan
pasien
serta frekwensi
5. Kolaborasi
dengan ti,
medis dalam
pemberian obat
sesuai keluhan
pasien
pasien
3.4 Implementasi Keperawatan
Nama pasien : Nn S
No RM : 041xxx
Umur : 21 Tahun
DX Tanda
Tangan
penyebab sesak
sebelah kanan + -
+ -
+
09: 30 5. Membantu pasien latihan nafs
data
TD : 130/80 mmhg
N : 90×/menit
S : 36,6 ℃
RR : 26×/menit
penyebab nyeri
pasien
(antrain 1gr)
mobilisasi fisik
aktivitas semampunya
fisioterapi
penyebab sesak
09:30 paru
sebelah kanan -
data
TD : 130/80 mmhg
N : 90×/menit
S : 36,6 ℃
RR : 26×/menit
2 31/01/20 10:00 1 Menjelaskan pada pasien tentang
penyebab nyeri
(antrain 1gr)
mobilisasi fisik
aktivitas semampunya
12:10 fisioterapi
3.5 Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : Nn S
Umur : 21 Tahun
NO. RM : 410xxx
meningkat - batuk +
10 lpm
nafas
- RR 26x/menit
P: Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi TTV
pasien ( TD,S,N,RR)
- Mengauskultasi bunyi
nafas ronkhi
- Mengkaji frekwensi
pernafasan
foler
R: di dadanya
S: skala nyeri 4
O: K/U cukup
Kes : Composmentris
GCS 4,5,6
- Skala nyeri 4
TTV :
S : 36,6℃
N : 90x/menit
RR : 26x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
keluarga
- Kekuatan otot
5 5
2 2
TTV :
TD : 130/ 80 mmhg
N : 90x/menit
Suhu : 36,6 ℃
RR : 26x/menit
P : intervensi dilanjutkan
01/02/20 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan sesaknya
- Ronkhi
TTV
TD : 120/80 mmhg
N 80x/menit
Suhu : 36 ℃
RR 22x/ menit
P : Interven dilanjutkan
atau sekeresi
- Kes : composmentris
- GCS : 4,5,6
- Skala nyeri 2
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N 80x/menit
Suhu : 36 ℃
RR : 22x/menit
P : intervensi dilanjutkan
- GCS : 4,5,6
lemah
- Kekuatan otot
5 5
4 4
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 80x/menit
Suhu : 36℃
RR : 22x/menit
P intervensi dilanjutkan
Tabel 3.5 Evaluasi keperawatan pada Nn S dengan bronchitis
O : K/U : cukup
- Kes : cpmposmentris
- GCS : 4,5,6
nafas
TTV :
TD : 120/80
mmhg N :
80x/menit Suhu :
36 ℃
RR : 20x/menit
A : Masalah Teratasi
P : Interven di hentikan
Pasien pulang
Nyeri Akut b.d S : pasien mengatak nyeri berkurang
- GCS : 4,5,6
- Pasien rileks
- Skala nyeri 1
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 80x/menit
Suhu : 36℃
RR : 20x/menit
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pasien pulang
- Kemampuan aktivitas
meningkat
- Kekuatan otot 55
5 5
TTV :
TD : 120/80mmhg
N : 80x/menit
Suhu : 36 ℃
RR : 20x/menit
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
keperawatan.
4.1 Pengkajian
pengkajian pada Nn. S dengan melakukan anamnesa pada pasien dan keluarga,
4.1.1 Identitas
umumnya berjenis kelamin laki – laki, usia antara 60 – 80 tahun sedangkan pada
wanita dengan usia produktif yaitu dengan antara 15-54 tahun, biasanya pasien
bekerja.
biasanya ditandai dengan keluhan batuk – batuk, produksi sputum seperti warna
putih, dan biasanya sesak napas. Sedangkan pada tinjauan kasus di temukan data
pada Nn.S yaitu batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada hal ini desebabkan
karena adanya interaksi bibit penyakit seperti virus, bakteri, dengan tubuh pada
tahap awal.
dada, sesak nafas adanya ronkhi, dahak berwarna kekuningan, sakit kepala nafsu
makan menurun, mual muntah dan penurunan berat badan. Sedangkan hasil dari
tinjauan kasus diperoleh hal yang sama pada Nn.S yaitu batuk, sesak nafas, nyeri
Sebelumnya klien pernah menderita batuk – batuk ada darah kurang lebih
6 bulan dan warnah darah segar dan mepunyai riwayat merokok dan
apakah sebelumya pernah masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama
sudah 4 hari batuk dan mempunyai riwayat penyakit HIV kurang lebih 7
bulan .
4.1.3.1 Pada pemeriksaan pernafaan (B1) tidak ada kesenjangan antara tinjauan
kasus dan tijauan pustaka. Pada tinjauan kasus didapatkan masalah pola
nafas tidak teratur (Takhipnea) terdapat retraksi otot bantu nafas pada
perkusi normal, sonor pada kedua lapang paru, pada Auskultasi terdengar
suara nafas tambahan (Ronkhi) pada sisi dada sebelah kanan, ada nyeri
dada saat bernafas tidak bisa mengeluarkan sekret. Hal ini disebabkan
adanya kombinasi dari kerusakan sel alvioli yang berisi cairan yang
2010 ).
4.1.3.2 Pada pemeriksaan sistem Kardiovaskuler (B2) tidak ada kesenjangan
tunggal dengan suara Lup S2 terdengar tunggal dengan suara Dup CRT <
4.1.3.3 Pada pemeriksaan fisik Persyarafan (B3) tidak ada kesenjangan antara
composmentris GCS: 4,5,6 reflek normal, tidak ada kejang, kaku kuduk
tidak ada, tidak ada sakit kepala, istirahat tidur siang 4 jam malam 7-8 jam.
Hal ini disebabkan karena pasokan oksigen pada saluran nafas terhambat
4.1.3.4 Pada pemeriksaan sistem perkemihan (B4) tidak ada kesenjangan antara
kelamin normal, tidak ada masa tua benjolan, kebersihan alat kelamin
bersih, frekwensi berkemih (3-4x sehari ganti pempers ), bau khas, warna
kuning, dan tempat yang digunakan adalah kamar mandi pasien tidak
bersih,bau mulut tidak sedap, bibir kering, lidah kotor, tidak terjadi
masalah kontisipasi pada klien, karena klien mampu BAB dengan
( Potter, 2010 ).
ekstremitas atas tangan kakan 5 tangan kiri 5 ekstremitas bawah kaki kana
4.1.3.7 Pada pemeriksaan sistem pengindraan (B7) tidak ada kesenjangan antara
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka mata pupil : normal, reflek cahaya :
terkaji, alat bantu tidak ada, mukos hidung lembab, tidak terdapat sekret,
telinga bentuk simetris, keluhan tidak ada dapat mendengar dengan baik,
4.1.3.8 Pada pemeriksaan sistem endokrin (B8) tidak ada kesenjangan antara
Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada lima menurut
4.2.2 Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi
yang ketal
nafas
makan menurun.
Pada tinjauan kasus terdapat 3 prioritas diagnosa keperawatan menurut
2. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi yang
kental maka pasien dianjurkan untuk minum air hangat dan memberikan
posisi semifoler
dan muskuluskeletal
4.3 Perencanaan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada
Dalam tujuan pada tinjaun kasus di cantumkan kriteria waktu karena pada
kasus nyata keadaan klien secara langsung intervensi diagnosa keperawatan yang
ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun
masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran data dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi
jam diharapkan jalan nafas klien kembali efektif. Kriteria hasilnya retraksi otot
bantu nafas, tidak ada ronkhi, tidak menggunakan alat bantu nafas, perkusi thorak
sonor, tidak sesak RR (16-24x/menit)batas normal, serta pasien tidak lagi batuk.
Rencana tindakan pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak begitu
terdapat kesengajaan kenapa pada tinjauan kasus membutuhkan waktu 3x24 jam
ditemukan kesengajaan yang berarti antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
4.4 Implementasi
Suhu: 36,6ͦc merupakan tindakan utama utuk melihat keadaan umum pasien,
tinjuan teori sudah jelas pasien tersebut berdiagnosa bronkitis diberikan obat
antibiotik dan disebebkan oleh bakterinamun pada tinjaun kasus saat pasien
pertama kali dibawah ke RSUD Bangil hanya tindakan yang prioritas saja
dilakukan.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas maka pasien dianjurkan unruk batuk efektif
4.5 Evaluai
merupakan kasus semu. Sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan
selama 3x24 jam masalah teratasi sebagian dikarenakan batuk berkurang pada
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerja sama
yang baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada Nn S
Bangil.
BAB V
PENUTUP
Bangil, maka penulis dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat
bronkitis
5.1 Simpulan
pada pasien dengan bronkitis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
bagian paru paru sebelah kanan atas dan kiri atas, tengah ( lobus
meningkat,nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi yang
5.1.3 Pada ketiga diagnosa prioritas yang muncul pada pasien dilakukan
5.2 Saran
kesehatan lainnya.
Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan
EGC.
Kumar V, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Volume 2. Alih
DenganKetidakefektifanBersihanJalanNafas Di InstalasiRehabilitasi
MedikRumahSakitBaptis Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri.
Volume 4. No 2.
Potter, A.P, & Perry, A.G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
BRONKITIS
Disusun Oleh :
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
BRONKITIS
Topik : Bronkitis
Hari/tanggal :
dan/atau keluarga:
V. Metode
1. Ceramah
VI. Media
1. Leaflet
VII. Evaluasi
1 5 menit Pembukaan:
kesehatan
2 20 Pelaksanaan:
menit
Penyampaian materi
Bertanya
3 5 menit Evaluasi:
4 5 menit Penutup:
Menjawab salam
MATERI
1.Pengertian Bronkitis
2.Penyebab Bronkitis
Chlamyidia).
b.Bronkitis iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif
seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik, klorin,
hidrogen, sulfida, sulfur dioksida, dan bromin), polusi udara yang dikarenakan
mangalami infeksi berulang pada bronkus maupun paru, sehingga sering terjadi
demam.
tersebut timbul dan beratnya tergantung seberapa luas bronkitis yang terjadi.
4.Pengobatan Bronkitis
5.Pencegahan Bronkitis
c.Pada anak anak hindarkan asap rokok dan polusid.Ketahui gejala awal bronkitis