Etika Mikrois
Etika Mikrois
MIKROEKONOMI ISLAM
“PASAR A ET KA”
oleh:
Kami memahami bahwa tugas yangkami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”.
Pernyataan ini dibuat untuk membuktikan kebenaran dari pekerjaan kami dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk menanggung risiko
yang telah ditentukan.
DAFTAR ISI
Cover…...........................................................................................................................i
Statement of Authorship.................................................................................................ii
Daftar Isi…..................................................................................................................iii
Kata Pengantar….......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan Penulisan
BAB II ISI
2. 1. Evaluasi Konsep Pasar Alternatif: Sosialisme dan Marxisme…………………… 2.
2. Kerangka Teori Etika…………………………………………………................... 2.
2. 1. Ethics and Morality…………………………………………………......
2. 2. 2. Konsep Pasar dan Etika…………………………………………………
2. 2. 2. 1. Utilitarianism and Welfare Theory………………………………………......
2. 2. 2. 2. Ethics of Duties and Rights…………………………………………………..
2. 2. 2. 3. Ethics of Justice…………………………………………………....................
2. 2. 2. 4. Virtue Ethics and Care Ethics……………………………………………… 2.
3. Penilaian Etika dalam Pasar………………………………………………….........
2.3.1 Contoh kasus Enron…………………………………………………........
Referensi
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayng, Kami
panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan lecture notes
“Interaksi Sosial dan Etika“ dalam mata kuliah ikroekonomi Islam tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas pihak-pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi dan pikirannya dalam
menyelesaikan tugas ini.
Dan harapan kami semoga tugas ini dapat memenuhi kriteria dan memberikan
manfaat bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami,
kami yakin masih banyak kekurangan dalam tugas i, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada
pada tugas ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Etika merupakan hal yang memiliki tingkat urgensi yang tinggi dalam
kegiatan ekonomi. Penegakan nilai-nilai moral dalam aktivitas ekonomi harus
disadari secara personal oleh setiap pelaku ekonomi. Namun, etika yang merupakan
suatu standar dan standar yang merupakan hasil ketetapan, menunjukkan bahwa
dengan adanya sistem ekonomi yang berbeda, etika dalam pasarnya pun berbeda pula.
Seperti sistem ekonomi kapitalis yang menyerahkan pembuatan standar etika kepada
para pelaku di pasar. Sehingga, filter yang ada diserahkan pada masing-masing pelaku
sesuai dengan mekanisme supply dan demand. Maka, tak jarang, pelaku ekonomi
melanggar etika yang berlaku untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dalam
kegiatan ekonomi.
Secara umum, menghubungkan pasar dan etika adalah hal penting. Karena,
ketika kita membahas pasar, artinya ada direction di dalamnya. Pasar tidak hanya
menjadi alat untuk menyediakan barang untuk dijual dan mengkonfirmasi permintaan
dan penjualan. Apabila pasar hanya sebatas itu, maka pasar tidak mempunyai tujuan.
Tujuan pasar harus bermoral dan beretika. Maka dari itu, dibutuhkan sistematika
pengaturan pasar agar pasar memiliki standar nilai yang baik.
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan Penulisan
Sosialisme berakar dari paham sosialis yang lahir pada abad ke-18,inti dari aliran ini
adalah lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat umum dari pada kepentingan
individu,aliran ini berprinsip tentang urgensi pemerintah dalam dunia perekonomian dimana
tidak diakui adanya kepemilikan individu.Resources dan semua factor produksi
tanah,industry dan infrastuktur yang ada merupakan hak kepemilikan negarapada abad ke 20
sistem sosialisme telah menyebar di bagian besar wilayah eropa timur.Keberlangsungan
system ini di tandai dengan adanya revolusi rusia pada tahun1917 lewat sebuah gerakan
antikapitalis yang terinspirasi oleh konsep sosialis Karlmarx.
Faham ini digagas oleh Karl Marx, keresahannya tehadap kehidupan yang terjadi
pada masanya yang dikuasai oleh faham kapitalism, dimana kesenjangan antara orang miskin
dan orang kaya sangat tajam membuatnya mengagas penyemarataan hak dalam
perekonomian. Yang kita kenal sekarang ‘ekonomi sosialis. Sebagaimna istilah Marx,
borjuisme (orang kaya) pada masa itu sangat berperan kuat dalam pemiskinan masarakat
Proletar. Dibanyak tempat dijumpai pemiskinan ekonomi oleh orang-orang bermodal
(capital) atas kaum proletar itu sendiri. Selain itu, yang menyebabkan tumbangnya faham
kapitalisme oleh faham sosialisme yang digagas oleh Marx ketika daya beli kaum proletar
melemah yang menyebabkan barang-barang produksi tidak laku,maka barang-barang
produksi tersebut hanya menumpuk digudang-gudang borjuis tertentu. Maka, lahirlah
revolusi besar-besaran, dimana Marx mampu mempersatukan kaum buruh (proletar) untuk
menuntut orang borjuis berbagi kekayaan dan keadilan. Kemudian muncul istilah masyarakat
tampa kelas, yang semuanya sama kaya-sama miskin, tidak ada buruh tidak ada majikan.
Rumusan strategi ekonomi sosialis adalah sebagai berikut : (1) Penghapusan hak
milik pribadi atas factor produksi, (2) Sifat, cakupan dan ragam industri mengacu pada
kebutuhan social, (3) Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan oleh Negara
dan (4) Distribusi pendapatan oleh Negara.
Afsalur Rahman dalam Economic Doctrines of Islam juga mengatakan, bahwa prinsip
dasar ekonomi sosialis itu ada tiga antara lain: (1) Pemilikan harta oleh negara; Seluruh
bentuk dan sumber pendapatan menjadi milik negara atau masyarakat keseluruhan. Hak
individu untuk memiliki harta atau memanfaat produksi tidak diperbolehkan. Dengan
demikian individu secara langsung tidak mempunyai hak pemilikan, (2) Kesamaan ekonomi;
Sistem ekonomi sosialis menyatakan (walaupun sulit ditemui di negara komunis) bahwa hak-
hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu
disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing, dan (3) Disiplin Politik;
Untuk mencapai tujuan di atas, keseluruhan negara diletakkan di bawah peraturan kaum
buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta
hak kepemilikan harta dihapuskan sama sekali.
Ekonomi Marxisan
Ekonomi Marxian atau aliran ekonomi Marxian berbasis pada kritikan oleh Karl
Marx dan Friederich Engles terhadap aliran politik ekonomi klasik. Ekonomi Marxian
terdiri dari beberapa teori yang berbeda dan mencakup banyak aliran pemikiran yang
terkadang saling bertentangan, dan dalam banyak kasus analisis Marxis digunakan untuk
melengkapi pendekatan ekonomi lainnya. Seseorang tidak harus secara politis menjadi
marxist ( anggota kelompok Marx ) untuk menjadi pendukung ekonomi Marxis.
Ekonomi Marx mengambil sebagai titik tolak karya para ekonom paling terkenal di
zamannya, ekonom klasik Inggris Adam Smith, Thomas Robert Malthus, dan David Ricardo.
Smith, dalam The Wealth of Nations (1776), berpendapat bahwa karakteristik terpenting dari
ekonomi pasar adalah dimungkinkan pertumbuhan kemampuan produktif yang cepat. Smith
mengklaim bahwa pasar yang berkembang merangsang pembagian kerja yang lebih besar
(yaitu, spesialisasi bisnis dan / atau pekerja) dan ini, pada gilirannya, menyebabkan
produktivitas meningkat. Meskipun Smith pada umumnya hanya mengatakan sedikit tentang
buruh, dia mencatat bahwa peningkatan pembagian kerja pada suatu saat dapat menyebabkan
kerugian bagi mereka yang pekerjaannya menjadi lebih spesifik, makin sempit dalam
pembagian kerja yg diperluas. Smith berpendapat bahwa ekonomi laissez-faire secara alami
aka n mengoreksi dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Marx mengikuti Smith dengan
mengklaim bahwa manfaat penting dari kapitalisme adalah pertumbuhan kemampuan
produktivitas yang pesat. Marx juga mencatat bahwa buruh bisa membahayakan oleh karena
kapitalisme menjadi lebih produktif. Selain itu, dalam Theories of Surplus Value, Marx
mencatat, “Kami melihat kemajuan besar yang dilakukan oleh Adam Smith melebihi kaum
Physiokrat dalam analisis tentang surplus value dan kemudian tentang kapital. Menurut
pandangan mereka, hanya satu yg konkret yang pasti yaitu tenaga kerja pertanian – yang
menciptakan nilai lebih … Tetapi bagi Adam Smith, ini adalah kerja sosial – tidak peduli
dalam penggunaan apa nilai itu memanifestasikan dirinya – hanya kuantitas tenaga kerja yang
diperlukan, yang menciptakan nilai surplus value, apakah itu mengambil keuntungan dari
sewa, atau bentuk sekunder dari bunga, hanyalah bagian yang disesuaikan oleh pemilik
kondisi material terhadap kerja dalam pertukaran dengan buruh.
Poin 1
Keadilan adalah Kejujuran (Justice as Fairness) Masyarakat adalah kumpulan individu yang di
satu sisi menginginkan bersatu karena adanya ikatan untuk memenuhi kumpulan individu –
tetapi disisi yang lain – masing-masing individu memiliki pembawaan serta hak yang berbeda
yang semua itu tidak dapat dilebur dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu Rows mencoba
memberikan jawaban atas pertanyaan, bagaimana mempertemukan hak-hak dan pembawaan
yang berbeda disatupihak dengan keinginan untuk bersama demi terpenuhnya kebutuhan
bersama?
Poin 2
Setiap orang dihadapkan pada tertutupnya seluruh fakta dan keadaan tentang dirinya sendiri,
termasuk terhadap posisi sosial dan doktrin tertentu, sehingga membutakan adanya konsep
atau pengetahuan tentang keadilan yang tengah berkembang.
Orang-orang atau kelompok yang terlibat dalam situasi yang sama tidak mengetahui
konsepsi-konsepsi mereka tentang kebaikan.
Poin 3
Situasi yang sama dan setara antara tiap-tiap orang di dalam masyarakat
Tidak ada pihak yang memiliki posisi lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya.
Pada keadaan ini orang-orang dapat melakukan kesepakatan dengan pihak lainnya secara
seimbang.
“Posisi Original” yang bertumpu pada pengertian ekulibrium reflektif dengan didasari oleh ciri
Rasionalitas (rationality), Kebebasan (freedom), dan Persamaan (equality). Guna mengatur
struktur dasar masyarakat (basic structure of society).
Poin 4
Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan-kebebasan dasar yang paling luas dan
kompatibel dengan kebebasan-kebebasan sejenis bagi orang lain. “Setiap orang mempunyai
kebebasan dasar yang sama”
Jadi sebenarnya ada 2 (dua) prisip keadilan Rows, yakni equal liberty principle
dan inequality principle. Akan tetapi inequality principle melahirkan 2 (dua) prinsip
keadilan yakni Difference principle dan Equal opportunity principle, yang akhirnya
berjunlah menjadi 3 (tiga) prisip, dimana ketiganya dibangun dari kotrusi pemikiran
Original Position.
2. 2.5. Virtue Ethics and Care Ethics
Jika Aristoteles membahas virtue ethics secara sekular, para pemikir Muslim dahulu
mengislamkannya dengan konsep-konsep lain yang diperoleh dari wahyu. Hal paling nyata adalah
pandangan tentang eksistensi manusia. Bagi Aristoteles, keberadaan manusia adalah untuk
negaranya, sehingga perbuatan seperti bunuh diri, misalnya, tidak dibenarkan dari sudut pandang
kegunaan manusia terhadap negara. Bunuh diri adalah salah, dalam pandangan ini, karena
menghilangkan nyawa yang seharusnya dapat memberi sumbangsih bagi kemajuan negara. Namun,
tidak demikian pandangan Islam. Membunuh diri sendiri dilarang Islam karena perbuatan tersebut
adalah kezaliman terhadap diri. Keadilan terhadap diri, sebaliknya, adalah diwajibkan atas setiap
muslim dalam bentuk meletakkan sesuatu pada tempatnya yang wajar.
Teori ini (virtue ethics) berfokus kepada karakter moral dari pengambil keputusan, bukan
konsekuensi dari keputusan (utilitarianisme) atau motivasi dari pengambil keputusan (deontology).
Dua permasalahan utama dari virtue ethics, menurut Brooks dan Dunn (2012) adalah menentukan
virtues apa yang harus dimiliki seseorang sesuai dengan jabatan dan tugasnya, dan bagaimana virtues
ditunjukkan di tempat kerja.
Virtue ethics menilai suatu perbuatan sebagai buruk (tidak boleh dilakukan) atau baik (boleh
dilakukan) berdasarkan contoh yang diperlihatkan oleh agen moral (manusia) yang dianggap
memiliki moralitas yang tinggi.
Jadi virtue ethics dan care ethics adalah sebuah etika dimana tindakan ekoonomi berbasis
standarisasi yg dicontohkan oleh role model (virtual) yang berbasis kepada kepedulian (care).
Dengan kata lain, Virtue ethics dan Care ethics ibaratnya society oriented, jadi kita melakukan
sesuatu yg bermanfaat untuk orang lain dan ada standarisasi/acuan/panduan yang sudah terbukti
Tidak hanya perusahaan luar negeri yang pernah melakukan pelanggaran etika
dalam bisnis, di Indonesia pada tahun 2006 perusahaan obat nyamuk, PT Megasari
Makmur, melakukan pelanggaran etika dalam bisnis. PT Megasari Makmur
melakukan pelanggaran salah satu prinsip etika bisnis, perusahaan tersebut
memproduksi obat nyamuk dengan menggunakan zat aktif Propoxur dan Diklorvos.
Dalam Islam, pasar merupakan tempat untuk transaksi ekonomi yang ideal,
karena secara teoritis maupun praktis, Islam menciptakan suatu keadaan pasar yang
dibingkai oleh nilai-nilai syariah, meskipun tetap dalam suasana bersaing.
Maksudnya, konsep pasar dalam Islam adalah pasar yang ditumbuhi nilai-nilai syariah
seperti keadilan, keterbukaan, kejujuran, dan persaingan sehat yang merupakan nilai-
nilai universal, bukan hanya untuk Muslim tetapi juga Non Muslim. 12 Hal ini sesuai
dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa dalam melakukan
perdagangan tidak diperbolehkan untuk memakan harta orang lain secara bathil.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
“Dari Abi Hurairah ra berkata; bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
Tahukah kamu sekalian apakah yang dimaksud orang yang merugi itu? Para sahabat
menjawab: orang yang merugi di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki
uang (dirham) dan harta benda. Lalu Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya orang
yang merugi dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
membawa (pahala) shalat, puasa, zakat, (namun ia juga) datang pada hari kiamat
dengan (membawa dosa karena) telah mencaci orang lain, menuduh orang lain
(berzina), memakan harta orang lain (secara bathil), membunuh orang lain,
memukul (menyiksa/menzalimi) orang lain, lalu diambillah kebaikan-kebaikan
(pahala) nya untuk membayar semua kesalahan-kesalahannya itu. Jika kebaikan
(pahala) nya sudah habis sebelum selesai menebus semua kesalahannya, maka
diberikanlah dosa-dosa dari orang-orang yang pernah disakiti/dizaliminya, lalu
dibebankan atasnya kemudian ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim)
Pasar dalam Islam dibangun atas dasar terjaminnya persaingan yang sehat
yang dibingkai dalam nilai dan moralitas Islam, sehingga tidak akan ada perilaku yang
melanggar prinsip-prinsip etika jika setiap individu dalam kehidupan ekonominya
menerapkan prinsip-prinsip moralitas dalam kehidupan ekonominya. Maqashid
syariah dapat diterapkan ke dalam 5 prinsip diatas, namun tergatung dengan
penerapan individu dalam kehidupannya sehari-hari.
Terdapat juga beberapa kriteria konflik pada etika, seperti:
Namun kriteria diatas dalam operasionalnya harus memiliki kajian lebih lanjut
agar sesuai dengan maqashid syariah, agar tidak melanggar prinsip-prinsip etika
yang ada. Pengawasan secara cermat terhadap mekanisme pasar juga harus
dilakukan demi tegaknya kepentingan sosial dan nilai-nilai prinsip etika islam
yang diinginkan oleh semua pihak.
2.4. Evaluasi Konsep Etika dan Moral dalam Kehidupan
Moral adalah sebagai (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Dari pengertian tersebut
maka moral merupakan sesuatu perbuatan yang diakui oleh masyarakat baik
ataupun buruk. Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa contoh moral yang
berlaku disebagian besar masyarakat sebagai berikut:
Perilaku ini dalam sebagian besar masyarakat di dunia merupakan sesuatu hal
yang baik, hal ini juga ditunjukkan dengan termasuknya indeks kebersihan dalam
penilaian islamic city index.
Perilaku menaati peraturan yang ada merupakan sebuah cerminan bagi seseorang
agar dipandang memiliki moral yang baik karena jika seseorang melanggar aturan
yang berlaku dalam masyarakat maka ia telah atau akan dilabeli dengan moral
yang buruk.
Tujuan dari aturan syariah dalam Islam yaitu 1) memelihara manusia seperti
yang terkandung dalam maqashid syariah, 2) menciptakan keadilan, dan yang
terakhir adalah 3) mencapai maslahah. Untuk mencapai maslahah diperlukan
societ yang Islami. Society yang Islami dapat dicapai dengan moral yang baik
sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasarnya (TAIB, 2016).
Etika dalam Islam dapat termasuk kedalam amal shalih karena segala
perbuatan baik sesama manusia dihitung sebagai ibadah. Dalam Islam seorang
muslim diharuskan dapat mengkontrol hawa nafsunya dalam ketetapan yang
sudah ditetapkan. Seluruh perbuatan seorang muslim sudah diatur dalam Al-
Qur’an dan juga sunnah sehingga hal ini memungkinkan untuk memiliki standar
yang hampir sama dimanapun seorang muslim berada. Salah satu etika yang
menjadi fokus dalam Islam adalah amal atau memberikan harta kepada orang lain.
Amal dapat dikatakan menjadi salah satu fokus utama dalam agama Islam karena
banyak sekali tindakan dari yang wajib hingga sunnah yang memiliki dampak
sosial seperti zakat, wakaf, sedekah, dan lainnya (Why Islam, 2014).
Dengan memiliki etika yang memiliki standar yang hampir sama maka akan
dapat menciptakan sebuah standar moral yang sama. Moral memiliki aspek lebih
luas dibandingkan etika karena hal tersebut merupakan sebuah standar yang
diakui oleh masyarakat. Moralitas merupakan sebuah kekuatan fundamental bagi
masyarakat untuk mencapai society Islam. Islam juga memiliki perhatian khusus
dalam kesehatan moral sebuah masyarakat. Hal ini tercermin dimana aturan
seperti potong tangan dan lainnya memiliki dampak sosial yang besar.
Dalam mendiptakan society yang Islami tentu muslim tidak dapat memisahkan
diri dari masyarakat lainnya yang non-muslim. Oleh karena itu, Islam
menekankan tiga aspek utama yaitu kedamaian, kasih sayang dan kemurahan hati.
Muslim dalam menciptakan moral sebagai standar dalam masyarakat harus
memperhatikan ketiga aspek tersebut (Helminski, 2016).
Sebuah etika dan moral sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk dimiliki dan
diterapkan pada masa sekarang ini, yaitu:
b. Perubahan social budaya dan moral merupakan celah bagi ideologi lain masuk
dan mempengaruhi budaya dan lingkungan rohani sebuah masyarakat. Dengan
etika dan moral akan membentuk penilaian objektif dan kritis.
Sebuah etika dan moral sehari-hari dalam masyarakat sangat penting untuk
menjaga jati diri, namun etika dan moral tersebut haruslah sesuai dengan Islam
sehingga akan tercipta society yang Islami yang akan menciptakan kedailan dalam
semua aspek.
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Secara teori, terdapat empat teori yang menghubungkan pasar dan etika.
Diantaranya adalah teori utilitarianism and welfare theory, ethics of duties and right,
ethics of justice dan virtue ethics and care ethics. Teori tersebut merupakan konsep
yang baik karena dapat memfilter pasar sehingga pasar memiliki nilai yang baik.
Namun seharusnya dibangun sebuah teori yang lebih lengkap dibanding teori diatas
yang memiliki dasar Al-Qur’an dan Sunnah sehingga tercapai maslahah dan society
yang Islami. Menghubungkan etika dengan pasar adalah hal yang penting karena hal
tersebut merupakan salah satu filter pasar, sehingga kejadian yang menimpa Enron
Corporation tidak terjadi kembali.
Daftar Pustaka