Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk menekan kesuburan
sejak berabad-abad yang lampau. Hipokrates menulis tentang teknik memasukkan
batu-batu kecil ke dalam rongga rahim melalui suatu pipa yang dibuat dari timah untuk
mencegah kehamilan. Pada tahun 1909 AKDR ini pertama kali diperkenalkan oleh
Richter di Polandia yang terdiri atas 2 benang sutera yang tebal. Pada tahun 1930-an
cincin Grafenberg mulai dipakai di Jerman yang merupakan pengembangan dari
AKDR Richter juga. Cincin ini dibuat dari benang perak berupa spiral. Menurut
Grafenberg, angka kehamilan dengan cincin perak ini hanya 1,6% (diantara 2000
kasus).
Pada tahun 1959 Opponheimer dan Ishimaka mengutarakan hasil-hasil yang
memuaskan dengan cincin Grafenberg pada 1500 wanita dan cincin Ota pada 20.000
wanita jepang. Ota adalah dokter pertama yang menggunakan bahan plastik. Sejak itu
banyak model baru yang dikembangkan antara lain oleh Lippes, Margulies, dan
Birnberg. Berkat tersedianya antibiotika untuk mengendalikan infeksi, perbaikan
desain AKDR, serta kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan,
maka kini AKDR telah mendapat penerimaan yang luas di kalangan masyarakat.
Setelah melalui AKDR generasi kedua yang mengira bahwa luas permukaan rongga
uterus yang tertutup oleh AKDR itu adalah faktor utama (misalnya Dalkon Shield),
kini kita telah berada pada AKDR generasi ketiga, contoh AKDR generasi kini ialah
Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A. Jenis AKDR yang
mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung progesteron dan
mirena yang mengandung Levonorgestrel.
BAB II

TINJAUAN TEORI

AKDR dengan progestin

Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah Prigestase yang


mengandung progesteron dari mirena yang mengandung lefonurgestrel.

Cara Kerja:

1. Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga


menganggu implantasi.
2. Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan
sperma.
3. Mengurangi jumlah sperma yang mancapai tuba falopi.
4. Menginaktifkan sperma.

Efektifitas:

Sangat efektif yaitu 0,5 sampai 1 kehamilan per 100 perempuan, selama 1 tahun
pertama penggunaan.

Keuntungan Kontrasepsi:

1. Efektif dengan proteksi jangka panjang ( 1 tahun )


2. Tidak menganggu hubungan suami istri.
3. Tidak berpengaruh terhadap ASI
4. Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
5. Efek sampingnya sangat kecil
6. Memilik efek sistemik yang sangat kecil

Keuntungan Non Kontrasepsi:

1. Mengurangi nyeri haid


2. Dapat diberikan pada usia perimenupause bersamaan dengan pemberian ekstrogen,
untuk pencegahaan hiperplasia endometrium.
3. Mengurangi jumlah daqrah haid
4. Sebagai pengobatan alternatif, pengganti operasi pada perdarahan uterus
disfungsional dan adenomiosis.
5. Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenupause.
6. Tidak mengurangi kerja obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi karena AKDR yang
mengandung progestin kerjanya terutama lokal pada endometrium.

Keterbatasan:

1. Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genetalia sebelum


pemasangan AKDR.
2. Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR.
3. Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat tergantung
pada tenaga kesehatan.
4. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea.
5. Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi ( < 1/1000 kasus )
6. Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi
7. Bertambahnya resiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat
menyebabkan infertilitas.
8. Mahal
9. Progestin sedikit meningkatkan resiko trombosis sehingga perlu hati hati pada
perempuan perimenupause. Resiko ini lebih rendah bila dibandingkan denga pil
kombinasi.
10. Progestin dapat menurunkan kadar HDL-kolestrol pada pemberian jangka panjang
sehingga perlu hati – hati pada perempuan dengan penyakit kardiovaskuler.
11. Memperburuk perjalanan kangker payudara.
12. Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia.
13. Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.

Yang Boleh Menggunakan AKDR Dengan Progestin :

1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak maupun belum.
3. Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan.
4. Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.
5. Pascakeguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul.
6. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi.
7. Sering lupa menggunakan pil.
8. Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen.
9. Mempunyai resiko rendah mendapat penyakit menular seksual.

Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR Dengan Progestin :

1. Hamil atau diduga hamil.


2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis.
4. Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran septic.
5. Kelainan kongenital rahim.
6. Miomsubmukosum.
7. Rahim yang sulit digerakan.
8. Riwayat kehamilan ektopik.
9. Penyakit trofoblas ganas.
10. Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul.
11. Kangker genetalia atau payudara.
12. Sering ganti pasangan.
13. Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar
gula dan kadar insulin.

Waktu AKDR Dengan Progestin Dipasang :

1. Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil.
2. Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8 minggu
ataupun lebih sesudah melahirkan.
3. Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, atu keguguran buatan,
dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.

KEADAAN ANJURAN

Nyeri haid hebat Dapat disebabkan oleh AKDR, klien


perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada
permulaan pemakaian. Pada dasarnya
progestin mengurangi nyeri haid.
Riwayat kehamilan ektopik Jelaskan kepada klien tanda-tanda
kehamilan ektopik dan bila ada segera
mencari pertolongan di rumah sakit.
Gejala penyakit katup jantung Berikan antibiotik saat insersi AKDR.
Bila anemia ( Hb < 9g/dL ), ganti dengan
metode kontrasepsi lain.
Menderita nyeri kepala atau migrain Paling sering ditemukan pada AKDR
yang mengandung progestin. Bila
sakitnya berat, rujuk klien dan cabut
AKDR. Pada keluhan ringan berikan
analgetik ( jangan berikan aspirin )
Penyakit hati aktif ( virus hepatitis ) Sebaiknya jangan diberikan AKDR yang
mengandung progestin.
Penyakit jantung Sebaiknya jangan diberi AKDR yang
mengandung progestin, karena progestin
mempengaruhi lipid dan vasokonstriksi.
Stroke / riwayat stroke Sebaiknya jangan menggunakan AKDR
yang mengandung progestin.
Tumor jinak maupun ganas pada hati Progestin dapat memicu pertumbuhan
tumor, sebaiknya jangan diberi AKDR
dengan progestin.

Instruksi kepada klien:

Dalam keadaan normal klien kembali untuk control rutin sesudah mentruasi perama kali
pasca pemasangan (4-6 minggu) tetapi jangan sampai melawati 3 bulan susedah
pemasangan AKDR.

Cek benang AKDR dan jika terjadi salah satu keadaan berikut ini, klien harus kembali ke
klinik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Timbul kram di perut bagian bawah


2. Adanya perdarahan bercak antara haid atau esudah melakukan senggama
3. Nyeri sesudah melakukan senggama atau jika suaminya mengalami perasaan
kurang enak sewaktu melakukan senggama
4. AKDR perlu diangkat setelah 1 tahun ataupu lebih awal bila dikehendaki
5. Bila terjadi ekspulsi AKDR, atau keluar cairan yang berlebihan dari kemaluan lihat
terjadi infeksi atau tidak.
6. Muncul keluhan sakit kepala atau sakit kepala makin parah
Informasi lain yang perlu disampaikan

1. AKDr yang digunakan tersebut segera efektif


2. Pada bulan pertama pemakaian dapat terjadi ekspulsi AKDR
3. Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi amenoreal
4. AKDR dapat saja dicabut setiap saat sesuai dengan keinginan klien
5. AKDR tidak dapat melindung klien terhadap penyakit hubungan seksual dan HIV
AIDS

Jadwal kunjungan kembali ke klinik

Normalnya klien harus kembali untuk control pertama sesudah dating haid pertama setelah
AKDR dipasang (4-6 minggu), tetapi jangan sampai lebih dari 3 bulan. Ditanyakan
masalah-masalah yang muncul selama pemakaian AKDR.

Peringatan khusus ubtuk pemakai AKDR dengan progestin

1. Tidak dating haid disertai dengan keluhan mual dna nyeri payudara perlu dicurigai
terjadinya kehamilan
2. Nyeri perut bagian bawah perlu dicurigai kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
3. Kram atau nyeri prut bagian bawah, terutama bila disertai dengan tidak enak badan,
demam, atau menggigil perlu dicurigai terjadi infeksi panggul
4. AKDR jenis ini tidak dapat melindungi diri dari penyakit hubungan seksual dan
HIV AIDS

Efek samping/ masalah Penanganan


Amenorea Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil,
AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling
saja. Salah satu efek samping menggunakan
AKDR yang menggandung hormone adalah
amenorea (20-50%). Jika klien tetap saja
mengganggap amenorea yang terjadi sebagai
masalah maka rujuk klien.
Jika terjadi kehamilan kuranng dari 13 minggu
dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR.
Nasihatkan untuk kembali ke klinik jika terjadi
perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam.
Jangan mencabut AKDR jika benang tidak
kelihatan dan kehamilannya lebih dari 13
minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan
kehamilannya tanpa mencabut AKDRnya,
jelaskan kepadanya tentang meningkatkan risiko
keguguran, kehamilan preterm, infeksi, dan
kehamilannya harus diawasi ketat.
Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri
pengobatan yang sesuai. Jika kramnya parah dan
tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberi
analgesic saja. Jika penyebabnya tidak dapat
ditemukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru
atau cari metode kontrasepsi lainnya.
Perdarahan yang tidak teratur dan Sering ditemukan terutama pada 3-6 bulan
banyak pertama. Singkirkan infeksi panggul atau
kehamilan ektopik, rujuk klien bila dianggap
perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologik
dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi
ibuprofen 3 x 800 mg untuk 1 minggu, atau pil
kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan banyak
beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3 – 7 hari saja,
atau boleh juga diberi 1,25 mg estrogen equin
konyugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan
teus berlanjut sampai klien anemia, cabut
AKDR dan bantu klien memilih metode
kontrasepsi lainnya.
Benang hilang Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan
AKDR masih ditempat, tidak ada tindakan yang
perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih
berada di dalam rahim dan klien tidak hamil,
maka klien dirujuk untuk dilakukan
pemeriksaan USG atau rongent. Bila tidak
ditemukan, pasanng kembali AKDR sewaktu
dating haid. Jika ditemukan kehamilan dan
benang AKDR tidak kelihatan lihat penanganan
“amenorea”.
Cairan vagina/dugaan penyakit radang Bila penyebabnya kuman gonococcus atau
panggul klamidia cabut AKDR dan berikan pengobatan
yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain
cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut.
Bila klien dengan penyakit radang panggul dan
tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan
antibiotic selama 2 hari dan baru kemdian
AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih
metode kontrasepsi lainnya.

AKDR adalah suatu metode AKDR/ AKDR progestin AKDR sebaiknya bukan
yang cocok bagi perempuan sebaiknya tidak dipakai oleh sebagai pilihan utama bagi
dengan satu atau lebih perempuan dengan masalah perempuan dengan setiap
karakteristik dibawah ini : berikut : keadaan dibawah ini :
 Menginginkan  Kemungkinan hamil  Menderita infeksi
kontrasepsi jangka vagina ( kandidiasis
panjang yang paling vaginosis bakterial tanpa
efektif, tapi tidak mau servisitis )
kontap pada saat ini.
 Mempunyai kesulitan  Menderita penyakit  Dengan kondisi medis
dalam memakai metode radang panggul (sedang yang beresiko: diabetes,
barier atau mengingat menderita, baru saja AIDS atau gangguan
memakan pil KB setiap menderita, atau imunologig lainnya.
hari dan menginginkan berulang).
suatu metode yang
mudah
 Telah mempunyai anak  Dengan keputihan yang  Dengan anemia yang
seorang atau lebih dan akut, purulen dari parah ( misalnya Hb <
belum menginginkan servikal atau servisitis 9g / dL atau Ht <27 )
anak lagi dalam waktu (gonore atau klamidia) atau darah haid yang
dekat ini. banyak
 Sedang menyusui  Mempunyai resiko  Adanya fibroid atau
tinggi untuk ISR dan kondisi-konsisi lain
IMS lainnya. yang akan mengubah
bentuk uterus.
 Lebih menyukai metode  Belakangan ini  Adanya stenosis serviks
non hormonal karena menderita perdarahan yang parah.
klien adalah seorang dari vagina yang tidak
perokok berat, berumur > terdiaknosis.
35 tahun, atau dengan  Menderita kangker alat
tekanan darah tinggi, genetalia atau payudara,
diabetes, atau sakit atau riwayat kangker
kepala yang parah. payudara.
 Perempuan pada usia >
40 tahun dengan
penyakit jantung atau
stroke, atau riwayat
penyakit jantung atau
stroke.
 Pernah memakai AKDR  Bagi klien dengan nyeri  Pernah mengalami
dimasa yang lalu kepala hebat atau kehamilan ektopik.
migren hebat.
 Klien dengan resiko  Klien dengan penyakit  Adanya penyakit
rendah terhadap ISR? hati aktif jantung rematik atau
( hubungan seksual  Menderita penyakit bawaan ( katup )
hanya dengan suami kecing manis > 20
yang sah ). tahun dengan atua tanpa
komplikasi
Apakah Secara Medis AKDR Cocok Untuk Klien?

Penapisan

1. Apakah anda masih menantikan anak yang pertama?

2. Apakah anda piker bahwa anda mungkin hamil (apakah haid anda terakhir
terlambat atau anda tidak dating haid lagi belakangan ini?)

3. Apakah anda sekarang atau baru saja mengalami infeksi di pelvis (dengan demam,
menggigil, nyeri di daerah uterus atau cairan yang abnormal) atau peradangan di
serviks uteri?
4. Apakah anda dulu pernah menderita infeksi di pelvis?

5. Apakah ada seseorang pernah mengatakan bahwa anda ini sangat anemia/ pucat?

6. Dalam waktu lebih 3 bulan belakangan ini, apakah anda mengalami haid yang
terasa sangat luar biasa, perdarahan antara haid atau perdarahan sesudah senggama?
(keadaan ini merupakan indikasi adanya masalah kesehatan yang serius yang
sebaiknya harus di cek sebelumAKDR di pasang)

7. Apakah anda pernah mengalami kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik),


misalnya di salah satu tuba fallopi?

8. Apakah anda atau suami anda mempunyai pasangan seksual lain? Jika klien
menjawab “iya” maka klien mungkin mempunyai risiko untuk mendapat penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual. AKDR tidak akan melindunginya
terhadap ISR dan IMS lainnya klien sebaiknya diberi konseling lebih lanjut dan di
periksa oleh seorang dokter.

CONTOH DAFTAR TILIK PENILAIAN KLIEN

RIWAYAT PENYAKIT

Pertanyaan oleh petugas KB YA TIDAK Instruksi untik petugas KB


1. Apakah anda ( klien ) menderita Orang-orang dengan AIDS atau
penyakit diabetes, AIDS atau gangguan imunologig lainnya
gangguan imunologig lain? termasuk yang mendapat
Apakah anda sedang makan obat pengobatan dengan kortikosteroid
atau sedang dalam pengobatan dosis tinggi dan obat
untuk jenis-jenis kelainan imunosupresif mempunyai resiko
tersebut. ( terapi imunosupresif, tinggi untuk mendapat infeksi.
terapi antikoagulan, terapi radiasi
)
2. Pernahkah dokter menceritakan gejala penyakit katup atau rematik
kepada anda bahwa anda jantung, ( misalnya endokarditis
menderita penyakit katup jantung bakteria ) akan lebih diperberat
atau jantung rematik? adanya infeksi bakteri yang
memasuki aliran darah dari
sumber infeksi dimanapun.
Sewaktu pemasangan AKDR, ada
kemungkinan bakteri akan
memasuki aliran darah.
( pemberian antibiotika senagai
profilaksis sewaktu pemasangan
AKDR dianjurkan )

RIWAYAT REPRODUKSI

Pertanyaan oleh petugas KB YA TIDAK Intruksi untuk petugas KB


1. Apakah kehamilan cukup Perlu dinasehatkan kepad aklien
bulan yang terakhir lahir supayajangan memasang AKDR
kurang dari 6-8 minggu sesudah minggu pertama atau
yang lalu? hingga 6 – 8 minggu
pascapersalinan. Dalam selang
waktu ini resiko terjadinya
perforasi uterus bertambah besar
karena demikian cepatnya
pengecilan uterus.
2. Apakah pernah mengalami Perempuan yang baru saja
abortus atau keguguran mengalami keguguran boleh saja
dalam waktu 3 bulan dipasang AKDR jika tidak ada
terakhir ini, kalau ada, tanda-tanda infeksi pada
apakah terjadi infeksi? pemeriksaan pelvis.
3. Apakah ada kemungkinan Jika ada kemungkinan bahwa klien
hamil, haid terlambat, atau hamil, jangan pasang AKDR.
tidak mendapat haid pada Lakukan tes kehamilan jika hasil
periode ini ? apakah ada pemeriksaan dalam meragukan,
perasaaan mual? sebagai alternatif hendaklah klien
memakai metode barier dan
kembali ke klinik dalam waktu 4
minggu atau ketika haid datang.
4. Apakah pernah menderita Jangan pasang AKDR, sebab
infeksi pelvis yang parah pemakaian AKDR yang
( adanya demam, mengigil, mempunyai riwayat PRP
nyeri di uterus dan adanya mempunyai banyak masalah
keputihan yang abnormal ) dengan infeksi dan infertilitas.
dalam waktu 3bulan terakhir Bantu klien untuk
ini? mempertimbangkan metode
kontrasepsi lain. Anjurkan klien
agar mempergunakan kondom
untuk melindungi klien terhadar
ISR dan IMS Lain.
5. Apakah pernah mengalami Obati klien dan suaminya dengan
infeksi pelvis yang berulang semestinya, evaluasi kembali 3
ulang pada tahun lalu atau bulan sesudah berhasilnya
sebelumnya? pengobatan PRP ini.
6. Selama 3 bulan lalu, apakah Gejala- gejala ini dapat sebagai
mendapat haid yang sangat petunjuk adanya masalah
banyak atau perdarahan kesehatan serius, seperti servisitis,
antara dua haid atau sesudah polip serviks, ataupun adanya
koitus ( senggama ) kanker (walaupun jarang). Berikan
perhatian khusus sewaktu
melakukan pemeriksaan dalam
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ASEPTOR KB


NY P UMUR 33 TAHUN DENGAN KONTARSEPSI IUD PROGESTERON
DI BPS KARUNIA, MALANG

TANGGAL PENGKAJIAN : 8 Maret 2014


PUKUL : 10.00 WIB

A. Data Subyektif
1. Identitas
ISTRI SUAMI
Nama : Ny.P : Tn. D
Umur : 33 tahun : 36 tahun
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Alamat : Jalan Ijen No 76 Malang
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin berKB
3. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan pertama, menikah umur 25 tahun, lama perkawinan
15 tahun.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lama Haid : 7 hari
Siklus : 30 hari
Disminore : tidak ada
Flour albus : tidak ada
5. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan memiliki 2 anak dan melahirkan di bidan semua. Anak pertama
usia 7 tahun dengan berat badan lahir 3000 gram dan melahirkan secara normal
tidak dibantu dengan alat. Anak kedua usia 4 bulan dengan berat badan lahir 3100
gram dan melahirkan secara normal tanpa dibantu alat. pada saat kehamilan ibu
tidak mengalami keluhan berlebih hanya mual dan muntah biasa di awal kehamilan
saja. Pada saat nifas, 10 hari sudah tidak mengeluarkan darah dari vagina.

6. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun dan
sempat berhenti 1 tahun kemudian hamil lagi. Dan setelah melahirkan anak kedua,
ibu hanya menggunakan kondom.

7. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita tekanan darah rendah, demam, mengigil,
nyeri di bagian perut bawah secara berulang-ulang.

8. Pola Kebutuhan Sehari-hari


1)     Nutrisi
Porsi makan sehari-hari : 3kali / hari
Jenis : nasi, sayur, lauk, buah
Makanan pantangan : tidak ada
Pola minum : 6-8 gelas / hari
Jenis : air putih, susu
2)      Eliminasi
BAB : frekuensi : 1 kali/ hari
BAK : frekuensi ; 4-5 kali/ hari
3)      Personal Hygiene
Mandi : 2 kali/ hari
Gosok gigi : 3 kali/ hari
Keramas : 2 kali/ minggu
Ganti pakaian : 2 kali/ hari
4)      Pola seksual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat melakukan hubungan seksual
5)      Keadaan psikologi
- Pengetahun ibu mengenai alat kontrasepsi
Ibu mengatakan beberapa jenis metode kontrasepsi yang diketahui antara lain suntik,
IUD, susuk/ impalan.
- Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang.
Ibu mengatakan ingin menggunakan IUD progestin.
- Dukungan suami dan keluarga
Hubungan ibu dan suami baik, suami mendukukng ibu menggunakan IUD progestin.

B.     DATA OBYEKTIF


1.      Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : cosposmentis
TB : 160 cm
BB : 51 kg
VS : TD : 120/70 mmHg N : 82 x/ menit
S : 36°C R : 23 x/ menit
2.      Pemeriksaan fisik
Muka : tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda
Mulut : tidak ada stomatitis, bibir lembab, tidak pucat
Payudara : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus, tidak ada nyeri.
Genetalia : tidak ada darah yang keluar darah.
3.      Pemeriksaan dalam
Tidak ada tanda kehamilan seperti servix membiru (Tanda Chadwik)
4.      Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
II            INTERPRESTASI DATA
A.    Diagnosa Kebidanan
Ny “P” P2002 Ab000 umur 33 tahun dengan akseptor baru KB IUD progesterone.

DS
- Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD progesterone
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan.
DO
KU : baik
Kesadaran : composmentis
VS : TD : 120/ 70 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36°C
R : 23 x/ menit
Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus, tidak ada nyeri.
Genetalia : tidak ada darah yang keluar darah.
Pemeriksaan dalam: Tidak ada tanda kehamilan seperti servix membiru (Tanda Chadwik)

B.     Masalah
Tidak ada

IV            PELAKSANAAN tanggal/ jam : 8 Maret 2014/ 10.30


1. Melakukan pendekatan terapeuetik kepada ibu agar ibu lebih kooperatif.
2. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan ibu bahwa dalam keadaan baik.
3. Menjelaskan ibu tentang KB IUD progesterone.
4. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan membersihkan kemaluan
dengan sabun.
5. Mempersiapkan tempat untuk pemasangan IUD dengan menutup korden.
6. Mengatur posisi ibu dengan litotomi, dengan menganajurkan ibu untuk tidur dengan posisi
kedua kaki ditekuk.
7. Melakukan pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati
a. Mencuci tangan dengan sabun dan membilas di air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk
b. Memasang spekulum
c. Memeriksa adanya keputihan abnormal, servicitis (tidak ditemukan keputihan
abnormal maupun servicitis)
d. Melepas speculum dan melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah
terdapat nyeri goyang portio, pembesaran uterus, (tidak terdapat nyeri goyang
partio, pembesaran uterus, posisi uterus antefleksi).
e. Memasang spekulum 2, menjepit porsio dengan tenakulum arah jam 11.
f. Memasang sonde untuk mengetahui posisi uterus dan kedalam cavum uteri
(kedalaman cu:)
g. Membuka kemasan IUD, memasukkan pendorong ke dalam tabung inserter.
h. Memasukkan lengan IUD ke dalam tabung inserter dengan cara menahan ke-2
ujung lengan IUD dari atas penutup transparan dengan jari telunjuk dari ibu jari
tangan kiri, dorong inserter dengan tangan kanan sampai ke pangkal lengan
sehingga ke-2 lengan akan terlipat. Tarik tabung inserter melewati ke-2 ujung
lengan, kemudian dorong inserter dan terasa ada tahanan yaitu batas lengan
lempengan tembaga.
i. Memegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong tabung inserter
sampai jarak antara ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian
depan (dekat lengan IUD) sama panjang dengan kedalaman cavum uteri yang
telah diukur dengan sonde.
j. Memasukkan IUD dengan pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis sesuai
dengan arah dan posisi uterus, dorong tabung inserter sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan.
k. Memegang dan menahan tenakulum dan pendorong dengan tangan kiri, tangan
kanan mendorong tabung inserter sampai pangkal pendorong.
l. Mendorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati sampai terasa ada
tahanan.
m. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter,
kemudian mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, gunting
benang IUD 3-4 cm dari lubang serviks.
n. Melepas tenakulum, kemudian menekan bekas jepitan tenakulum dengan kasa
depres sampai perdarahan berhenti.
o. Buang bahan-bahan habis pakai kedalam tempat sampah yang sudah disediakan.
p. Membereskan alat-alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
8. Mengajarkan pada ibu cara memeriksa benang IUD yaitu pada saat setelah haid, anjurkan
ibu untuk memeriksa benang IUD dengan cara mencuci tangan, masukkan jari tengah pada
alat kemaluan ibu dan meraba benang IUD. Bila benang teraba berarti IUD masih
terpasang, bila tidak teraba kemungkinan IUD terlepas.
9. Menganjurkan pada ibu untuk menunggu 15 menit setelah pemasangan IUD ibu
mengatakan perutnya tidak sakit, tidak mual.
10. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 15 Maret 2014.
i. EVALUASI
Tanggal : 8-03-2014

Jam : 11.00 WIB

Diagnosa : Ny “P” P2002 Ab000 dengan akseptor baru KB IUD progesterone

S : Ibu mengatakan merasa lega telah dipasang IUD

O : IUD telah dipasang

A : Ny “P” P2002 Ab000 dengan akseptor baru KB IUD progesterone

P : - Anjurkan pada ibu kontrol 1 minggu lagi

- Ingatkan kembali cara memeriksa benang IUD


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

AKDR adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling sedikit ditemukan angka
kegagalannya karena keefektifannya begitu tinggi. Mekanisme kerja AKDR yaitu
menghancurkan sperma yang dilakukan oleh sel-sel makrolog pada tempat-tempat
kontak IUD dan mekanisme kerja lainnya adalah dengan adanya benda asing
menyebabkan perubahan biokimia dan histology endometrium sehingga terjadi lisis
endometrium, selain itu hormon prostaglandin meningkat sehingga uterus
berkontraksi dan akibatnya implantasi tidak terjadi.

Pada kasus ini klien ingin memasang IUD karena jangka waktu
pemakaiannya yang lama yaitu 10 tahun, aman digunakan untuk wanita yang sudah
berusia lebih dari 35 tahun dan dapat digunakan pada wanita yang tidak cocok
menggunakan KB bermonal.

4.2 Saran
a. Kepada Mahasiswa agar tetap mempertahankan untuk melakukan tindakan
therapeutik pada klien sehingga terjalin hubungan yang baik.
b. Kepada petugas agar tetap mempertahankan tindakan pencegahan infeksi baik
sebelum maupun sesudah melakukan tindakan.
c. Pada klien diharapkan dapat menjaga personal hygiene sehingga tidak
menimbulkan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai