Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Tema:
HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Judul
PERDAGANGAN BEBAS ANTAR NEGARA

Dosen Pengampu : Harsono, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
QURROTUL AINI (2017110018)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MADURA
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PANDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dunia dan pola hubungan antar Negara
yang secara umum memperlihatkan jarak antar satu Negara dengan Negara
yang lain yang menurun, semakin terbukanya perdagangan antar Negara dan
meningkatkan akses pasar produk ke Negara lain, keterbukaan ekonomi dan
perdagangan memberikan konsekwensi dua hal secara sekaligus, yaitu
tantangan dan peluang.
Semakin terbukanya pedagangan antar satu Negara dengan Negara yang
lainya dapat memberikan peluang meningkatnya akses pasar produk dalam
negeri di pasar internasional sekaligus juga tantangan terhadap daya saing
industri dalam negeri terhadap produk luar negeri.
Perdagangan bebas antar negara ditunjukan dengan tarif bea masuk
relatif rendah. Indonesia memiliki rata-rata taris bea masuk Most Favored
Nation (MFN) relatif rendah pada tahun 2010 yaitu mencapai 7.69%.
Rendahnya tarif bea masuk atas barang impor tersebut mendorong peningkatan
impor Indonesia.
Secara teoritis perdagangan bebas memberikan keuntungan secara
ekonomi karena meningkatnya akses pasar dan surplus ekonomi secara
keseluruhan. Sekalipun demikian, perdagangan yang menyetujui perdagangan
bebas dihadapkan oleh perdagangan kaum proteksionis, dimana seharusnya
industri dalam negeri dilindungi dari persaingan keras perdagangan dunia.
Perdagangan bebas tentunya memberikan manfaat, seperti terbukanya akses
pasar barang dan jasa. Terpenuhi bahan baku, barang penolong dan barang
modal. Peningkatan investasi yang akan mempengaruhi struktur industri
mendorong adanya peningkatan kapasitas (capacity building) untuk
peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan daya beli
masyarakat. Namun perdagangan bebas tidak akan dapat meberikan manfaat
yang besar jika daya saing industri dalam negeri jauh lebih rendah
dibandingkan dengan industri luar negeri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perdagangan Internasional memfokuskan dalam
pengembangan dari pasar terbuka?
2. Bagaimana kebijakan perdagangan bebas berkembang seiring dengan
adanya arus globalisasi?
3. Bagaimana tensi antara teori keadilan perdagangan utiliterial dan
lebaratalian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perdagangan bebas antar Negara dalam sejarah
perdagangan Internasional memfokuskan dalam pengembang dari pasar
terbuka.
2. Untuk mengetahui kebijakan perdagangan bebas antar Negara dalam
kebijakan perdagangan bebas dalam perkembangan seiring dengan adanya
globalisasi
3. Untuk mengetahui perdagangan bebas antar Negara dalam perspektif
hukum perdagangan internasional dan tensi antara teori keadilan
perdagangan utiliterial dan liberatalian.
BAB II
PEMBAHASAN

a) Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas antara negara adalah sebuah konsep ekonomi yang
mengacu kepada Harmonized Comodity Description and Coding System (HS)
dengan ketentuan dari Word Customs Organization yang berpusat di Brussels,
Belgium. Penjualan produk antar Negara tanpa pajak ekspor – impor atau
hambatan perdagangan lainya.
Perdagangan bebas dapat juga didefiniskan sebagai tidak adanya
hambatan buatan (hambatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah) dalam
perdagangan antar individual – individual dan perusahan – perusahan yang
berada di Negara berbeda.
Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak Negara,
biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi
non tarif pada barang impor. Secara teori, semua hambatan-hambatan inilah
yang ditolak perdagangan bebas. Namun dalam kenyataanya. Perjanjian-
perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini
justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas.
Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan
perusahaan-perusahaan besar.

b) Sejarah Perdagangan Bebas


Sejarah dari perdagangan bebas internasional adalah sejarah perdagangan
internasional memfokuskan dalam pengembangan dari pasar terbuka.
Diketahui bahwa bermacam kebudayaan yang makmur sepanjang sejarah yang
bertransaksi dalam perdangan, berdasarkan hal ini, secara teoritis rasionalisasi
sebagai kebijakan dari perdagangan bebas akan menjadi menguntungkan ke
negara perkembangan sepanjang waktu.
Teori ini berkembang dalam rasa modernnya dari kebudayaan komersil
di Inggris, dan lebih luas lagi di Eropa. Sepanjang lima Abad yang lalu.
Sebelum kemunculan perdagangan bebas, dan keberlanjutan hal tersebut
kebijakan dari merkantilisme adalah David Ricardo dan Adam Smith. Ekomoni
yang menganjurkan perdagangan bebas percaya kalau itu merupakan alasan
kenapa beberapa kebudayaan secara ekonomis makmur, Adam Smith
contohnya. Menunjukan kepada peningkatan perdagangan sebagai alasan
berkembangnya kultur tidak hanya di mediterania seperti Mesir, Yunani dan
Roma akan tetapi Bengan dan Tiongkok. Kemakmuran besar dari Belanda
setelah menjatuhkan kekaisaran Spanyol, dan mendeklarasikan perdangan
bebas dan kebebasan berfikir, membuat pertentangan Merkantilis /
perdagangan bebas menjadi perttanyaan paling penting dalam ekonomi untuk
beberapa abad. Kebijakan perdagangan bebas telah berjibaku dengan
Merkantilisme, proteksionisme, isolasionisme, komunisme dan kebijakan
lainya sepanjang abad.

c) Pro-Kontra Perdagangan Bebas


Banyak ekonom berpendapat bahwa perdagangan bebas meningkatkan
standar hidup melalui teori keuntungan kompratif dan ekonomi skala besar.
Sebagian lain berpendapat bahwa perdagangan bebas memungkin Negara maju
untuk mengekploitasi Negara berkembang dan merusak industri local, juga
membatasi standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, perdagangan
bebas juga dianggap merugikan Negara maju karena ia menyebabkan
pekerjaan dari Negara maju berpindah ke Negara lain dan juga menimbulkan
perlombaan serendah mungkin menyebabkan standar hidup dan keamanan
yang lebih rendah. Perdagangan bebas dianggap mendorong Negara-negara
untuk bergantung satu sama lain yang berarti memperkecil kemungkinan
perang.

d) Dampak Perdagangan Bebas antar Negara


1. Dampak Positif
Dengan adanya perdagangan bebas yang dilakukan oleh suatu Negara
tentunya Negara tersebut dapat menikmati produk tidak hanya dari produk
dari hasil buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi juga dapat mengkonsumsi
produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya
perdagangan bebas barang impor dapat bebas masuk ke dalam negeri. Selain
itu terjalin suatu hubungan internasional yang semakin terbuka antat
Negara. Kemudian produk- produk dalam negeri dapat dengan mudah
meraih popularitas di luar negeri. Dapat pula meningkatkan reputasi Negara
ketika suatu Negara dapat berprestasi menciptakan produk yang bermanfaat
dan diminati oleh konsumen internasional. Kemudian devisa kuat jika
ekspor lebih besar dari pada impor. Setiap individu dapat bebas memiliki
kekayaan dan sumber daya produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat
dapat dikembangkan terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan
barang yang bermutu, efesien dan efektifitas tinggi karena tindakanya selalu
didasarkan pada prinsip ekonomi.

2. Dampak Negatif
Tentunya selain dampak positif,tidak sedikit juga dampak negative yang
ditimbulkan akibat kegiatan prdagangan bebas, yaitu selain menjadi orang
yang konsumtif terhadap barang-barang impor, banyak pula pengangguran,
karena kalah bersaing produsen dari luar negeri, kemudian banyak pabrik
yang bangkrut karena tidak kuat dengan persaingan yang begitu ketat.selain
itu larinya investor dikarenakan SDM dan etos kerja dalam negeri lemah
dan devisa yang produk impor dari pada ekspor. Kemudiab bagi Negara-
negara yang belum berkembanag maka akan menjadi sebuah kerugian
karena barang impor. Juga sebaliknya akan menjadi menjadi keuntungan
tersendiri bagi Negara yang telah berkembang untuk terus untuk menjual
produksi diminati dan lebih popular di luar negeri. Adanya epkploitasi
terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang kuat ekonominya
sehingga merugikan masyarakat, munculnya kesengajaan ekonomi antara
golongan kuat dengan golongan ekonomi lemah mudah menjadi tidak stabil.
e) Hambatan perdagangan Bebas
Hambatan perdagangan bebas adalah regulasi atau peraturan pemerintah yang
membatasi perdagangan bebas.
 Bentuk-bentuk hambatan perdagangan bebas antara lain :
1. Tarif atau bea cukai, tariff adalah pajak produk impor
2. Kuota, kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk
membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikan harga
3. Subsidi, subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen local,
subsidi dihasilkan dari pajak-pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain
bunga rendag dan lain-lain
4. Muatan local
5. Peraturan administrasi
6. Peraturan anti dumping
 Ciri-ciri perdagangan bebas
1. Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau pembatasan
perdagangan yang lain (seperti kuota impor atau beli tersebut dilakukan
tanpa dikenal pajak pada pemerintah)
2. Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan perdagangan yang
lain. Hail ini hamper sama dengan poin yang dikenakan kepada
produsen, juga tidak adanya pembatasan oleh perdagangan yang lain
3. Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti pajak,
subsidi, peraturan atau hokum) yang memberikan isi rumah atau factor-
faktor produksi
4. Akses bebas ke pasar. Tidak adanya batasan atau kemudahan akses
yang dapat langsung pada pasarnya.
5. Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam proses membeli
produk dapat meraih informasi secara terbuka
6. Pergerakan bebas tenaga kerja antara luar dan dalam negeri.
7. Pergerakan bebas modal antara luar dan dalam negeri.
BAB III

A. Aspek hukum perdagangan bebas antar Negara


Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateria antara
dua Negara selama berabad-abad dibahawah kepercayaan Negara memiliki
tariff tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. Pada
abad ke-19. Terutama di Britania ada kepercayaan akan perdagangan bebas
menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di
atantara Negara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut
membawa mereka ke kemunduran besar britania.pada tahun-tahun sejak
perang dunia II, perjanjian multilateral controversial seperti GATT dan WTO
memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan
internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung
pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil
yang tidak menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar
Negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan
proteksi selektif untuk industri yang penting secara strategis.
Seperti proteksi tariff untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa,
Belanda, dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagagangan bebas
dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris,
Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun
banyak Negara lain (seperti India, Rusia dan Tiongkok) menjadi pendukung
perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat
tariff turun juga keinginan untuk menegoisasikan usaha non tariff, termasuk
investasi luar negeri langsung, pembelian dan fasilitas perdagangan. Wujud
dain dari biaya transaksi duhubungkan dengan perdagangan pertemuan dan
prosedur cukai. Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor
dari perdagangan bebas dan sector manufaktur seringnya dudukung oleh
proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir. Bagaimanapun
faktanya lobi agrikultur khususnya Amerika Serikat, Eropa dan Jepang
merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur
dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.

B. Macam-macam perdagangan bebas antar Negara di dunia


1) NAFTA (Nort America Free Trade Area)
NAFTA merupakan contoh perjanjian bebas antara Negara-negara yang
berada di daerah Amerika Utara. Organisasi inididirikan pada tahun 1994
oleh Amerika Serikat, Canadidam Meksiko. NAFTA bertugas
mengkordinasikan kegiatan ekonomi termasuk hubungan niaga,
komunikasi, kegiatan kebudayaan, kewarganegaraan paspor, Visa kegiatan
social dan kegiatan kesehatan. Markas NAFTA berada di Washington DC,
Ottawa dan Maksiko City.

2) AFTA (Asean Free Trade Area)


AFTA merupakan sebuah persetujuan antar Negara-negara Asean
mengenals sector produk lokal pada seluruh Negara ASEAN. AFTA
berdiri pada tahun 1995 dengan tujuh Negara yakni BRunai, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Philipina, Singapura, dan Vietnam. Laos dan
Myanmar bergabung pada tahun 1996 dan Kamboja pada tahun 1997. Kini
AFTA terdiri fari 10 Negara Anggota ASEAN yang memiliki tujuan
meningkatkan daya saing Negara-negara ASEAN dalam basis produksi
dalam pasar dunia melalui penghapusan bead an halangan non-bea dalam
ASEAN. Ini juga sekaligus untuk menarik investasi asing dapat
berinvestasi langsung ke Negara ASEAN.

3) Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia – Jepang (ERA)


Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi penting dari Negara matahari
terbit atau jepang. Karenanya Jepang merupakan salah satu Negara yang
menggelontorkan investasi yang besar ke Indonesia dalam berbagai
sector.mungkin hal ini juga dipengaruhi oleh sejarah masa lampau dimana
saat itu Jepang sempat menjajah Indonesia sehingga tentunya Jepang
mengetahui sumber daya alam yang meilmpah yang terkandung dalam
bumi pertiwi kita. Maka tidak salah Jepang – Indonesia menandatangani
perjanjian perdagangan bebas, yang pada akhirnya memberikan dampak
positif bagi kedua Negara.

4) Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika – Korea (KORUS)


Amerika sebagai Negara dengan perekonomian terkuat di dunia juga
membuka seluas-luasnya kesempatan untuk mendapat salaing melkukan
perdagangan bebas. Salah satunya ialah bersama Korea Selatan. Amerika –
Korsel memang memiliki hubungan yang amat dekat teritama mengenai
masalah dengan KOrut. Sebagaimana perjanjian perdagangan bebas
lainnya. Maka Korsel akan sangat diuntungkan karena dapat dengan bebas
menerima impor produk dari Amerika Serikat dan sebaliknya juga dapat
bebas mengekspor produk ke Amerika Serikat. Kerjasama ini dijalin tentu
agar dapat memberikan keuntungan perekonomian kepada kedua Negara.

C. Kebijakan Perdagangan Bebas Antar Negara


Terdapat berbagai manfaat dalam perdagangan bebas dengan
keruigianya yang memiliki arti tersendiri. Kebijakan perdagangan bebas
adalah kebijakan perdagangan yang menginginkanadanya kebebasan dalam
perdagangan, sehingga tidak ada rintangan yang menghalangi arus produk
dari dan keluar negeri. Kebijakan perdagangan ini perkembangan seiring
dengan adanya arus globalisasi dimana antar Negara satu dengan Negara
yang lain dengan kehidupannya lebih transparan tidak tarbatasi oleh batas-
batas toritorial tiap-tiap Negara. Karena dalam perdagangan bebas tidak ada
rintangan maka harga produk ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan
penawaran) sesuai dengan hokum ekonomi.

Manfaat dari perdagangan bebas menurut teori klasik adalah sebagai berikut :
 Dapat mendorong persaingan antara pengusaha, sehingga nantinya akan
tercipta kualitas produk dengan dasar teknologi tinggi
 Mendorong terjadinya efesiensi daya (cost) sehingga mampu
menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing.
 Meningkatkan mobilitas modal, tenaga ahli dan investasi (factor produksi)
ke berbagai Negara sehingga dapat mempercepat perubahan ekonomi.
 Meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan para pengusaha
berinvestasi lebih luas.
 Konsumen lebih bebas dalam menentukan variasi dan pilihan produk yang
diinginkan.

D. Perdagangan Bebas Antar Negara dalam Perspektif Hukum


Perdagangan Internasioal
Perdagangan internasional membawa tantangan tersendiri di abad ke-21
ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke kawasan Asia Tenggara. Di tengah-
tengah gagap gempita demokrasi dan desakan pembukaan akses perdagangan,
pemerintah Indonesia mengambil langkah berani dengan menandatangani
perjanjian-perjanjian dagang internasional baik di tingkat bilateral maupun
internasional, yang salah satunya adalah ASEAN-China Free Trade Area.
Harapannya adalah para pelaku usaha nasional dapat mengeksplorasi peluang
pasar di Negara lain.
Teori keadilan Rawis menjelaskan suatu kerangka kerja yang
menerangkan arti pentingnya dalam suatu masyarakat adalah adanya
kesamaan antar individu, secara politik maupun kebebasan individual,
persamaan kesempatan dam model kerja sama yang menguntungkan
masyarakat yang lebih dan kurang beruntung dari anggota masyarakat.
Pandangan Jhon Rawis tepat diaplikasikan dalam hal perbedaan melalui
negoisasi pengadaan harus terhindar dari unsur manipulasi, dominasi, tekanan
(pressure) terhadap kelompon inferior yang selanjutnya dinamakan criteria
resiprositas. Pendekatan terhadap hukum perdagangan ini juga melahirkan
ketegangan internal dalam teori liberal itu sendiri, yaitu adanya tensi antara
teori kekadilan perdagangan utilitarian dan liberatalian. Oertama, bahwa
perdagangan internasional yang adil harus dikonstruksi untuk perlindungan
kesamaan moral (moral equality) dari semua individu yang dikenakan aturan.
Kedua, teori keadilan perdagangan liberal memerlukan hukum perdagangan
internasional yang berlaku dengan menguntungkan Negara yang kurang
beruntung (least advantaged states) maka menggarsis bawahi sentralitas
prinsip pecial and differential treatment untuk menjustifikasi hukum
perdagangan internasional. Ketiga, bahwa keadilan liberal masyarakat
hukumm perdagangan internasional yang tidak mengorbankan hak asasi
manusia dan perlindungan efektif terhadap hak asasi manusia untuk mencapai
kkesejahteraan (walfare gains). Lebih jauh, ditegaskan bahwa keadilan
sebagai suatu yang menjadi cita-cita dari segala kepentingan dimana hukum
perdagangan internasional tidak lain harus mengabdi pada kekadilan
sebagaimana dijelaskan Garcia bahwa : keadilan dalam perdagangan
internasional memerlukan komitmen terhadap perdagangan bebas sebagai
elemen fundamental dari hubungan ekonomi yang adil. Pemahaman ini untuk
menghindari pragmatism dan tidak mengabaikan hak-hak dasar seperti hak
asasi manusia dan wacana ini tidak pernah diakomodasi oleh wacana
perdagangan ortodoks. Mengangkat isu keadilan dalam hukum perdagangan
internasional sungguh penting.
Teori egalitarian yang menyatakan bahwa perdagangan bebas harus
dikonstruksikan dalam “Justice as Fairness” perbedaanya dengan teori
sebelukmnya yaitu utilitarian dan liberatarian adalah rasionalitasnya yang
menolak elemen berupa justifikasi teologis dan dimasukannya prinsip
distributive Justice berdasarkan kontraktarian yang dijelaskan oleh Kant.
Menurut egalitarianism bahwa perdagangan bebas adalah kebijakan
yang benar, tetapi bukan karena meningkatkan kesejahteraan dan bukan
semata karena mengakui kebebasan individu.
Taori Rawlsian beragumentasikan bahwa prinsip justice as Fairness
memerlukan perdagangan bebas sebagai suatu kebijakan. Yaitu terdiri dari
dua prinsip yaitu prinsip kesamaan dan prinsip perbedaan.
Perdagangan bebas dapat dijustifikasi sebagai berikut :
Sebagai konsekwensi dari unsure keadilan kedua yaitu peerbedaan,
maka prinsip Rawls memberikan tempat pada ketidaksamaan dalam distribusi
public goods dengan kontribusinya kepada masyarakat atau kelompok yang
kurang beruntung.
Perdagangan bebas merupakan tema sentral dalam menjustifikasi hal ini
dengan mengakui prinsip comprative advantage untuk beroperasi.
Ketika perdagangan menciptakan pertumbuhan dan kesejahteraan,
maka ini tentunya merupakan pra kondisi terhadap situasi yang lebih adil
distribusi kesejahteraan dan suatu peningkatan standar hidup bagi yang
kurang beruntung, maka terpenihi kewajiban moral terhadap sesama.
Maka, berdasarkan konsep keadilan dia atas, dalam waktu dekat Negara
berkembang memerlukan suatu perjanjian yang komprehensif.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdagangan bebas antar Negara adalah proses kegiatan ekonomi yang
dilakuan dengan tidak adanya hambatan buatan (hambatan buatan yang
duterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individu-individu dan
perusahaan-perusahaan yang beradadi Negara yang berbeda. Dengan
kebebasan beraktifitas dalam perdagangan internasional tentunya banyak
dampak yang positif dan dampak negative yang ditumbulkan. Dampak positif
yaitu yang diantaranya setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber
daya produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan, terjadi
persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu, efesien
dan efektifitas tinggi karena tindakanya selalu didasarkan pada prinsip
ekonomi.
Sedangkan dampak negative yaitu diantaranya adanya ekploitasi terhadap
masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang kuat ekonominya, menimbulkan
terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat, munculnya kesenjangan
ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah,
perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.

B. Saran
Agar suatu Negara tidak mengalami keterputusan dalam kegiatan pasar
bebas inii tentunya perlu adanya strategi pasar yang baik salah satunya adalah
pemikiran bagaimana agar konsumen dapat meminati produk dalam negeri
sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dan memiliki peminat dengan
bangga terhhadap produk asli buatan lokal.
Salah satu caranya adalah menggerakan dan mendukung kegiatan industri
dalam negeri dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan
bersaing.
DAFTAR PUSTAKA

Id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_Bebas
Huala Adolf. 2013. “Hukum Perdagangan Internasional” Jakarta: Rajawali. Hal.
107
https://dosenekonomi.com › Bisnis
Dr. Ariawan GUnadi, SH.MH. “Perdagangan Bebas dalam Perspektif Hukum
Perdagangan Internasional”

.”

Anda mungkin juga menyukai