DAFTAR ISI........................................................................................................i
PENDAHULUAN...............................................................................................1
GAGASAN..........................................................................................................3
KESIMPULAN....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
LAMPIRAN.........................................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .............10
Lampiran 2. Susunan Organisasi Timdan Pembagian Tugas..............................11
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana..................................................11
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang berdasarkan garis lintangnya
terletak pada titik 6˚LU - 11˚LS. Letak garis lintang ini menjadikan Indonesia
sebagai negara yang memiliki iklim tropis sehingga Indonesia memiliki dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan di Indonesia terjadi
karena adanya angin muson barat, sedangkan musim kemarau terjadi karena
adanya angin muson timur yang melewati Indonesia. Iklim tropis yang dimiliki
Indonesia ini tentu memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia seperti
penyinaran matahari setiap tahun, sumber daya alam yang melimpah, dan flora
fauna yang khas. Namun, di sisi lain iklim tropis di Indonesia menimbulkan
kerugian dengan terjadinya peristiwa bencana alam. Kawasan tropis Indonesia
merupakan kawasan yang rawan bencana alam yang dipengaruhi oleh iklim
(termasuk curah hujan yang tinggi), lempeng tektonik aktif, dan
fiturgeomorfiklokal (kejadian vulkanik, getaran bumi, elevasi tanah, dan jenis
tanah). Bencana alam yang terjadi di Indonesia antara lain gunung meletus, tanah
longsor, banjir, tsunami, dan angin puting beliung. Di musim penghujan, tanah
longsor dan banjir menjadi bencana yang sering terjadi.
1000
800
600
400
200
0
2016 2017 2018 2019 2020
2. GAGASAN
satu buah baterai saja. Sedangkan jika penyusunan secara paralel, maka kapasitas
total dari baterai yang disusun adalah jumlah dari masing-masing kapasitas baterai
tersebut dan tegangan total adalah tegangan satu buah baterai saja.
Bagian yang diperlukan dalam PLTNH adalah turbin, generator, pengubah
arus (AC/DC adapater), charger, dan baterai isi ulang. Pembuatan PLTNH
tersebut dibuat seringan mungkin agar dapat mengambang di atas air. Letak turbin
terletak di bawah generator. Untuk generator, AC/DC adapter, charger, dan
baterai terletak diatas permukaan air sehingga komponen listrik aman terhindar
dari air.
PLTNH dapat digunakan dalam mengatasi masalah penerangan bagi
korban. PLTNH ini dapat digunakan sebagai sumber pembangkit energi listrik.
Energi listrik tersebut nantinya akan disalurkan ke dalam baterai yang dapat isi
ulang sebagai media penyimpanan energi. Kemudian, energi yang tersimpan
dalam baterai akan digunakan sebagi sumber energi untuk lampu LED sebagai
penerangan. Dalam pemasangan PLTNH tersebut terrambat pada tiang atau pohon
sehingga PLTNH tidak hanyut terbawa arus banjir.
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per-satuan waktu. Sistem satuan SI
besaran debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per-detik (m3/det). Dalam
laporan-laporan teknis debit biasa ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
Novangga (dalam Chay Asdak, 2007:190). Bagi seorang hidrologis, yang
mengalir pada suatu penampang basah persatuan waktu (m 3/det) atau sering
disebut dengan debit. Novangga (dalam Soewarno, 1991:7). Pengukuran suatu
debit aliran seperti debit aliran sungai harus diukur dengan teliti dan dalam jangka
waktu yang panjang. Untuk melakukan pengukuran tersebut ada beberapa cara
antara lain:
Kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampang
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil
perkalian luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.
Debit aliran seperti sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan
air, dengan mempergunakan lengkung debit tinggi air di gardu pengukur.
Pada umumnya cara kedua dipergunakan di gardu-gardu pengamatan. Cara
lain adalah yang disebut metode sekat (weir) yang hanya dipakai pada,
sungai sungai yang kecil. Pengukuran cara pertama dan kedua dilakukan
ditempat dimana aliran sungai seragam dan tidak menyebabkan kerusakan
pada stasiun pengamat tersebut.
masyarakat seperti dalam hal mekanisme pemasangan dan cara kerja alat
PLTNH
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
BPBD adalah badan yang berperan dalam memberikan pengarahan
terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil
dan setara. Selain itu, BPBD berperan memberikan sosialisasi mengenai
alat PLTNH dan mitigasi bencana.
3. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Basarnas adalah Lembaga Pemerintah Nonkementrian yang berperan
langsung dalam melakukan pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan
evakuasi kepada masyarakat yang terdampak musibah atau bencana alam.
4. Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI)
Lipi berperan dalam mendesain dan menyempurnakan blueprint yang
sudah ada dan merealisasikan gagasan ini. Selain itu, Lipi juga berperan
dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
perwujudan gagasan ini.
dalam penggunaan alat ini akan menjadi bahan evaluasi BPBD kemudian
ditindaklanjuti oleh pihak LIPI selaku pengembang produk sebagai upaya
memperbaiki model atau sistem kerja alat kedepannya.
7
3. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Albastomiroji. 2018. Studi Kelayakan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro Bendung Traini Kali Gembong di Kabupaten Sukoharjo. Publikasi
Ilmiah. Surakarta: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ananda, Z., dan Nurmasyitah. 2019. Pengembangan Prototipe Alat Pendeteksi
Banjir Sederhana. GRAVITASI Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains. 2 (1): 7-12.
BNPB, Bidang Informasi. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2020. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2020. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2019. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2019. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2018. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2018. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2017. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2017. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2016. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2016. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
Nugroho, F., Sugihartono, I., dan Budi, A.S. 2013. Pengujian Prototipe Model
Turbin Air Sederhana Dalam Proses Charging 4 Buah Baterai 1.2 Volt Yang
Disusun Seri Pada Sistem Pembangkit Listrik Alternatif Tenaga Air Seminar
Nasional Fisika. Seminar Nasional Fisika Universitas Negeri Jakarta. 1 Juni
2013, Jakarta, Indonesia. pp. 14-18.
9