Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i
PENDAHULUAN...............................................................................................1
GAGASAN..........................................................................................................3
KESIMPULAN....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
LAMPIRAN.........................................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .............10
Lampiran 2. Susunan Organisasi Timdan Pembagian Tugas..............................11
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana..................................................11
1

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang berdasarkan garis lintangnya
terletak pada titik 6˚LU - 11˚LS. Letak garis lintang ini menjadikan Indonesia
sebagai negara yang memiliki iklim tropis sehingga Indonesia memiliki dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan di Indonesia terjadi
karena adanya angin muson barat, sedangkan musim kemarau terjadi karena
adanya angin muson timur yang melewati Indonesia. Iklim tropis yang dimiliki
Indonesia ini tentu memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia seperti
penyinaran matahari setiap tahun, sumber daya alam yang melimpah, dan flora
fauna yang khas. Namun, di sisi lain iklim tropis di Indonesia menimbulkan
kerugian dengan terjadinya peristiwa bencana alam. Kawasan tropis Indonesia
merupakan kawasan yang rawan bencana alam yang dipengaruhi oleh iklim
(termasuk curah hujan yang tinggi), lempeng tektonik aktif, dan
fiturgeomorfiklokal (kejadian vulkanik, getaran bumi, elevasi tanah, dan jenis
tanah). Bencana alam yang terjadi di Indonesia antara lain gunung meletus, tanah
longsor, banjir, tsunami, dan angin puting beliung. Di musim penghujan, tanah
longsor dan banjir menjadi bencana yang sering terjadi.

Diagram Jumlah Bencana Banjir dan Tanah Longsor


2016 - 2020
1200

1000

800

600

400

200

0
2016 2017 2018 2019 2020

Banjir Tanah Longsor


Gambar 1. Data kejadian bencana banjir dan tanah longsor tahun 2016-2020

Berdasarkan data info grafis Badan Nasional Penanggulangan Bencana


(BNPB) bencana alam tanah longsor dan banjir dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
(gambar 1), banjir menjadi bencana alam yang paling mendominasi di Indonesia.
Banjir yang terjadi memberikan berbagai dampak dan kerugian materiil dan non-
materiil. Dampak yang didapatkan oleh para korban banjir bisa berupa menderita
fisik (penyakit dan luka-luka), mental, maupun sosial ekonomi. Sebagai akibat
2

terjadinya banjir, menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam


melaksanakan aktivitas dan dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu, banjir
menyebabkan terputusnya akses lalu lintas, kurangnya suplay air bersih, dan
terjadinya pemadaman listrik yang mengakibatkan minimnya penerangan disaat
banjir terjadi.
Pemadaman listrik di saat banjir ini mengakibatkan akses terhadap energi
listrik dalam pemenuhan kebutuhan terutama dalam hal penerangan menjadi tidak
bisa terpenuhi. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya pengembangan energi
terbarukan yang dapat menghasilkan listrik untuk mencukupi kebutuhan energi
kepada masyarakat dalam aspek penerangan dengan memanfaatkan potensi yang
ada dalam upaya peningkatan kapasitas kelistrikan, salah satunya adalah dengan
memanfaatkan energi air dan mengubahnya menjadi energi listrik. Energi air yang
berasal dari aliran air dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dengan cara
memutar turbin menggunakan aliran air tersebut, kemudian turbin dihubungkan
dengan generator yang akan berputar hingga mengubahnya menjadi energi listrik.
Energi air yang berasal dari aliran banjir dapat pula berpotensi untuk
menghasilkan energi listrik. Besarnya daya yang dihasilkan bergantung pada
besarnya debit air banjir dan ketinggian terjunan. Dengan memanfaatkan arus dan
debit dari banjir ini, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi yang
digunakan sebagai penerangan dalam upaya mengantisipasi kenaikan biaya energi
dan kesulitan jaringan listrik ketika kondisi darurat banjir.
1.2. Tujuan
1. Memberikan solusi kepada masyarakat dalam upaya mengatasi
permasalahan penerangan saat kondisi darurat banjir
2. Mengembangkan inovasi energi baru terbarukan penghasil energi listrik
dengan memanfaatkan potensi dari aliran banjir
3. Meningkatkan kompetensi dari masyarakat dalam mengembangkan
inovasi PLTNH sebagai upaya mendukung target SDGs pada tahun 2030
1.3 Manfaat
1. Masyarakat memperoleh penerangan ketika pemadaman listrik disaat
kondisi darurat banjir
2. Terwujudnya pengembangan energi baru terbarukan dengan
memanfaatkan aliran banjir
3. Masyarakat memperoleh pengetahuan perihal pengembangan inovasi
PLTNH
4. Mengurangi penggunaan bahan bakar yang memiliki emisi karbon tinggi
dalam suatu pembangkit listrik
3

2. GAGASAN

2.1 Persoalan pencetus gagasan


Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang menjadi masalah bagi
masyarakat sekitar yang mengalaminya. Dimana ketika mengalami bencana alam,
masyarakat akan mengalami evakuasi, kerugian material, maupun kerugian moril.
Salah satu bencana alam yang sering melanda di masyarakat adalah banjir.
Banjir merupakan suatu peristiwa dimana air yang berada di atas
permukaan tanah melebihi dari air yang diserap oleh tanah. Banjir dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik dari faktor manusia maupun faktor
alam. Kebanyakan penyebab dari banjir merupakan curah hujan tinggi yang
dibarengi penyempitan daerah hilir aliran sungai. Sungai yang mengalami
penyempitan maka akan berkurang volume dari daya tampung sungai dalam
mengalirkan air. Volume air yang melebihi daya tampung sungai akan meluap
dari sungai dan membanjiri daerah sekitar.

2.2 Solusi yang menjadi konten ilmiah artikel


Bagi masyarakat yang kesulitan dievakuasi, tentulah menetap di rumah
mereka dengan segala keterbatasan. Saat mengalami banjir, aliran listrik utama
dimatikan agar terhindari dari potensi bahaya tersengat listrik dan hubungan arus
pendek. Dari keadaan ini masyarakat yang terioslasi akan kesulitan dalam
bertahan di rumah sementara terisolasi.
Tenaga air atau dalam bahasa Inggris 'hydropower' adalah energi yang
didapat dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang murah dan
juga mudah didapat. Pada air terdapat energi potensial yang didapat ketika air
jatuh dan energi kinetik yang didapat ketika air mengalir dari daerah tinggi ke
daerah yang lebih rendah. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan
digunakan dalam bentuk energi listrik.
Pemanfaatan energi yang dimiliki air salah satunya adalah pemanfaatan
dalam menghasilkan energi listrik dimana hal tersebut sangat besar, tercatat
sekitar 19% didunia produksi energi listrik yang menggunakkan air. Seperti
negara-negara di Afrika dan Amerika bagian selatan, dimana sebanyak 90%
kebutuhan listrik dipasok oleh pembangkit bertenaga air lalu di negara Amerika
Serikat 9% dari total pembangkit yang ada adalah pembangkit bertenaga air.
(Masters, Gilbert M. 2004:194).
Pembangkit Listrik Nano Hidro (PLTNH) adalah pembangkit listrik tenaga
air dengan daya yang dihasilkan kurang dari 100 W. listrik yang dihasilkan dari
pembangkit tersebut dapat digunakan langsung atau dapat juga disimpan dalam
baterai. Susunan baterai sebagai penyimpan energi dapat disusun secara seri
maupun paralel. Penyusunan secara seri dari dua buah baterai atau lebih dengan
tegangan dan kapasitas yang sama akan menghasilkan tegangan total adalah
jumlah dari masing-masing tegangan tersebut dan kapasitas total adalah kapasitas
4

satu buah baterai saja. Sedangkan jika penyusunan secara paralel, maka kapasitas
total dari baterai yang disusun adalah jumlah dari masing-masing kapasitas baterai
tersebut dan tegangan total adalah tegangan satu buah baterai saja.
Bagian yang diperlukan dalam PLTNH adalah turbin, generator, pengubah
arus (AC/DC adapater), charger, dan baterai isi ulang. Pembuatan PLTNH
tersebut dibuat seringan mungkin agar dapat mengambang di atas air. Letak turbin
terletak di bawah generator. Untuk generator, AC/DC adapter, charger, dan
baterai terletak diatas permukaan air sehingga komponen listrik aman terhindar
dari air.
PLTNH dapat digunakan dalam mengatasi masalah penerangan bagi
korban. PLTNH ini dapat digunakan sebagai sumber pembangkit energi listrik.
Energi listrik tersebut nantinya akan disalurkan ke dalam baterai yang dapat isi
ulang sebagai media penyimpanan energi. Kemudian, energi yang tersimpan
dalam baterai akan digunakan sebagi sumber energi untuk lampu LED sebagai
penerangan. Dalam pemasangan PLTNH tersebut terrambat pada tiang atau pohon
sehingga PLTNH tidak hanyut terbawa arus banjir.
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per-satuan waktu. Sistem satuan SI
besaran debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per-detik (m3/det). Dalam
laporan-laporan teknis debit biasa ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
Novangga (dalam Chay Asdak, 2007:190). Bagi seorang hidrologis, yang
mengalir pada suatu penampang basah persatuan waktu (m 3/det) atau sering
disebut dengan debit. Novangga (dalam Soewarno, 1991:7). Pengukuran suatu
debit aliran seperti debit aliran sungai harus diukur dengan teliti dan dalam jangka
waktu yang panjang. Untuk melakukan pengukuran tersebut ada beberapa cara
antara lain:
 Kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampang
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil
perkalian luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.
 Debit aliran seperti sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan
air, dengan mempergunakan lengkung debit tinggi air di gardu pengukur.
Pada umumnya cara kedua dipergunakan di gardu-gardu pengamatan. Cara
lain adalah yang disebut metode sekat (weir) yang hanya dipakai pada,
sungai sungai yang kecil. Pengukuran cara pertama dan kedua dilakukan
ditempat dimana aliran sungai seragam dan tidak menyebabkan kerusakan
pada stasiun pengamat tersebut.

2.3 Pihak-pihak yang membantu merealisasikan gagasan


1. Balai Pelatihan Kerja
Peran utama dari Balai Latihan Kerja adalah untuk meningkatkan sumber
daya manusia dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada
5

masyarakat seperti dalam hal mekanisme pemasangan dan cara kerja alat
PLTNH
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
BPBD adalah badan yang berperan dalam memberikan pengarahan
terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil
dan setara. Selain itu, BPBD berperan memberikan sosialisasi mengenai
alat PLTNH dan mitigasi bencana.
3. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)
Basarnas adalah Lembaga Pemerintah Nonkementrian yang berperan
langsung dalam melakukan pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan
evakuasi kepada masyarakat yang terdampak musibah atau bencana alam.
4. Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI)
Lipi berperan dalam mendesain dan menyempurnakan blueprint yang
sudah ada dan merealisasikan gagasan ini. Selain itu, Lipi juga berperan
dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
perwujudan gagasan ini.

2.4 Langkah-langkah strategis untuk merealisasikan gagasan


Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan agar gagasan ini dapat
terealisasi dengan baik, yaitu :
Tahap 1 : Mengajukan proposal dan memberikan penjelasan tentang
penciptaan inovasi baru berupa PLTNH kepada LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) agar dapat menjadi rekomendasi, solusi, dan pertimbangan dalam
mengatasi pemadaman listrik pada masyarakat yang terdampak bencana banjir
karena untuk mencegah aliran listrik merambat melalui air banjir yang dapat
membahayakan masyarakat.
Tahap 2 : LIPI mengembangkan, menguji, dan mematenkan produk
PLTNH sebagai inovasi baru dalam upaya optimalisasi energi baru terbarukan
sebagai energi alternatif dalam pemenuhan energi listrik disaat kondisi darurat.
Tahap 3 : LIPI bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kerja memberikan
pelatihan kepada masyarakat terkait cara memproduksi, memasang, dan merawat
alat PLTNH.
Tahap 4 : BPBD memberikan sosialisasi terhadap masyarakat terkait
pengadaan alat PLTNH dan mitigasi bencana banjir. Sosialisasi tersebut dapat
berupa cara penggunaan dan mekanisme pemasangan alat pada setiap masing-
masing rumah.
Tahap 5 : Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja alat
PLTNH yang didasarkan pada keluhan masyarakat. Kekurangan dan kelemahan
6

dalam penggunaan alat ini akan menjadi bahan evaluasi BPBD kemudian
ditindaklanjuti oleh pihak LIPI selaku pengembang produk sebagai upaya
memperbaiki model atau sistem kerja alat kedepannya.
7

3. KESIMPULAN

3.1. Gagasan yang diajukan


PLTNH (Pembangkit Listrik Tenaga Nano Hidro) merupakan sebuah
inovasi berdasarkan keresahan masyarakat terhadap tidak adanya suplai listrik saat
terjadinya bencana banjir. PLTNH merupakan sebuah alat pembangkit listrik
tenaga air dengan daya yang dihasilkan kurang dari 100 Watt yang kemudian daya
tersebut disimpan di baterai ataupun digunakan secara langsung. Dalam PLTNH
terdapat 5 (lima) komponen utama berupa turbin, generator, pengubah arus
(AC/DC adapter). charger, dan baterai isi ulang. PLTNH sendiri dalam
pengaplikasiannya ditambatkan pada tiang atau pohon agar PLTNH tidak
terhanyut banjir.
3.2. Teknik Implementasi
Perancangan PLTNH ini memerlukan dukungan dan sinergi dari berbagai
pihak dimulai dari penyampaian gagasan mengenai produk kepada pihak LIPI
kemudian LIPI bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kerja memberikan pelatihan
kepada masyarakat. Pihak BPBD memberikan sosialisasi terhadap masyarakat
mengenai pengaplikasian PLTNH, monitoring dan evaluasi terhadap alat PLTNH
berdasarkan keluhan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti pihak LIPI selaku
pengembang untuk memperbaiki alat kedepannya.
Pengembangan untuk alat PLTNH ini membutuhkan waktu sekitar 1 – 2
tahun dan untuk pelatihan sekitar 1 tahun. Dengan total estimasi mulai
pengembangan serta pengaplikasian kepada masyarakat membutuhkan waktu
sekitar 3 – 4 tahun.
3.3. Prediksi Hasil
Apabila gagasan dapat diimplementasikan dengan baik, maka diprediksi
gagasan dapat :
1. Memberikan penerangan listrik kepada masyarakat terdampak banjir
berupa lampu LED bertegangan rendah yang mampu meminimalisir aliran
listrik yang dapat merambat di dalam air dan membahayakan masyarakat.
2. Mengoptimalisasi sumber daya energi baru terbarukan terutama energi air
dalam menciptakan inovasi baru pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Nano Hidro dengan memanfaatkan arus banjir sebagai sumber
energi.
8

DAFTAR PUSTAKA
Albastomiroji. 2018. Studi Kelayakan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro Bendung Traini Kali Gembong di Kabupaten Sukoharjo. Publikasi
Ilmiah. Surakarta: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ananda, Z., dan Nurmasyitah. 2019. Pengembangan Prototipe Alat Pendeteksi
Banjir Sederhana. GRAVITASI Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains. 2 (1): 7-12.
BNPB, Bidang Informasi. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2020. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2020. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2019. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2019. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2018. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2018. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2017. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2017. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
BNPB, Superadmin Data. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2016. URL:
https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2016. Diakses tanggal 13
Februari 2021.
Nugroho, F., Sugihartono, I., dan Budi, A.S. 2013. Pengujian Prototipe Model
Turbin Air Sederhana Dalam Proses Charging 4 Buah Baterai 1.2 Volt Yang
Disusun Seri Pada Sistem Pembangkit Listrik Alternatif Tenaga Air Seminar
Nasional Fisika. Seminar Nasional Fisika Universitas Negeri Jakarta. 1 Juni
2013, Jakarta, Indonesia. pp. 14-18.
9

Anda mungkin juga menyukai