Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LINIER PROGRAMING
KELOMPOK
NAMA KELOMPOK
Ni Komang Savira Satyaningsih (19052220100144)
I Dewa Gd. Wisnu Marhaendra Putra (1905222010011)
Haris Hamsyah (1905222010010)
I Wayan Ferry Adnyana (1905222010016)
8
LINIER PROGRAMING
A. Pemrograman Linear
Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk
ada (Johannes Supranto, 1991 : 43). Fungsi linear yang hendak dicari nilai
optimum berbentuk sebuah persamaan yang disebut fungsi tujuan. Fungsi linear
yang harus terpenuhi dalam optimisasi fungsi tujuan, dapat berbentuk persamaan
Sebuah fungsi ƒ adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan setiap obyek
𝑥 dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal
ƒ(𝑥) dari suatu himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian
9
Terdapat tiga unsur utama yang membangun suatu program linear yaitu
1. Variabel keputusan
fungsi kendala.
2. Fungsi tujuan
3. Fungsi kendala
Fungsi kendala adalah suatu kendala yang dapat dikatakan sebagai suatu
4. Fungsi non-negative
Fungsi yang menyatakan bahwa setiap variabel yang terdapat di dalam model
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥j ≥ 0.
a. Proportionality (kesebandingan)
Asumsi ini mempunyai arti bahwa naik turunnya nilai fungsi tujuan dan
b. Additivity (penambahan)
Asumsi ini mempunyai arti bahwa nilai fungsi tujuan tiap kegiatan
bahwa kenaikan dari nilai tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan suatu
d. Deterministic (kepastian)
model pemrograman linear (𝑎ij, 𝑏i, 𝑐j) dapat diperkirakan dengan pasti.
pencarian nilai maksimum atau pencarian nilai minimum sesuatu fungsi tujuan
kendala berbentuk (≤) sehingga bentuknya dapat dilihat pada persamaan (2.1).
terhadap kendala-kendala
𝑥j ≥ 0 (j = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
terhadap kendala-kendala
𝑥j ≥ 0 (j = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
dengan:
𝑐j 𝑐1 𝑐2 ⋯ 𝑐𝑛
𝑐i 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 ⋯ 𝑥𝑛 𝑏i
𝑐1 𝑥̅1 𝑎11 𝑎12 ⋯ 𝑎1j b1
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu
ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu
pemecahan dasar yang optimal. Setiap langkah menghasilkan suatu nilai dan
fungsi tujuan yang selalu lebih besar (lebih kecil) atau sama dari langkah-langkah
sebelumnya (Johannes Supranto, 1991 : 73). Metode simpleks lebih efisien serta
dilengkapi dengan suatu test kriteria yang dapat memberitahukan kapan hitungan
harus dihentikan dan kapan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu penyelesaian
yang optimal. Pada umumnya dipergunakan tabel-tabel, dari tabel pertama yang
menggunakan metode simpleks terjadi melalui algoritma, yaitu suatu urutan kerja
secara teratur dan berulang sehingga tercapai hasil optimal yang dikehendaki.
Metode ini paling efisien karena proses penyelesaian dapat digunakan program
komputer yang sudah tentu akan menghabiskan waktu singkat bila dibandingkan
dahulu diubah menjadi bentuk kanonik. Bentuk kanonik adalah bentuk sistem
persamaan linear dan memuat variabel basis (variabel yang memiliki koefisien 1).
Untuk membentuk kendala menjadi bentuk kanonik diperlukan penambahan
a. Variabel slack¸ yaitu variabel yang dibutuhkan pada fungsi kendala yang
Contoh:
3𝑥 + 5𝑦 ≤ 15 diubah menjadi 3𝑥 + 5𝑦 + 𝑠1 = 15
b. Variabel surplus, yaitu variabel yang ditambahkan pada fungsi kendala yang
Contoh:
c. Variabel artificial, yaitu variabel yang ditambahkan pada fungsi kendala yang
Contoh:
menjadi
3𝑥 + 5𝑦 − 𝑡1 + 𝑞1 = 15
merupakan variabel yang berperan untuk membuat ruas yang semula longgar
menjadi ketat, sehingga sama nilai dengan ruas yang lainnya (B. Susanta, 1994 :
69). Bentuk umum formulasi tersebut disajikan pada persamaan (2.3) sebagai
berikut:
Memaksimumkan:
Kendala:
𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + ⋯ + 𝑎1j𝑥j + 𝑠1 = 𝑏1
Setelah bentuk umum tersebut diubah menjadi seperti (2.3) kemudian disusun ke
dalam tabel. Diperoleh bentuk umum tabel simpleks seperti pada Tabel 2.2
𝑐j 𝑐1 𝑐2 ⋯ 𝑐𝑛 0 0 ⋯ 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 ⋯ 𝑥𝑛 𝑠1 𝑠2 ⋯ 𝑠𝑚 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 𝑎11 𝑎1 ⋯ 𝑎1j 1 0 ⋯ 0 𝑏1 𝑟1
2
0 𝑠2 𝑎21 𝑎2 ⋯ 𝑎2j 0 1 ⋯ 0 𝑏2 𝑟2
⁝ ⁝ ⁝ 2 ⁝ ⁝
0 𝑠𝑚 𝑎i1 𝑎i ⋯ 𝑎ij 0 0 ⋯ 1 𝑏𝑚 𝑟𝑚
2
(Sumber: B. Susanta, 1994 : 74)
Apabila suatu tabel belum optimum dan dipilih 𝑥j sebagai baris baru maka
𝑏
𝑟ii = hanya untuk 𝑎ij > 0 dan 𝑠1, 𝑠2, ⋯ , 𝑠𝑚 adalah variabel slack yang
𝑎ij
menunjukkan kapasitas sumber daya yang tidak dipergunakan (B. Susanta, 1994 :
74). Kasus dimana semua fungsi kendalanya berupa pertidaksamaan satu jenis
disebut sebagai kasus minimum atau maksimum baku (B.Susanta, 1994 : 70).
Pada kasus memaksimumkan, tabel simpleks dinyatakan telah mencapai
optimal jika 𝑧j − 𝑐j ≥ 0 untuk semua nilai j. Jika tabel belum optimal maka
adalah yang memiliki 𝑧j − 𝑐j < 0 yang paling kecil sehingga 𝑥j terpilih untuk
masuk menjadi basis baru. Kolom yang terpilih dinamakan kolom kunci. Variabel
yang terpilih keluar dari basis adalah variabel dengan nilai 𝑟i terkecil sehingga
𝑥̅i terpilih untuk keluar dari basis. Baris 𝑥̅i disebut baris kunci dan unsur pada
baris kunci yang juga pada kolom kunci disebut unsur kunci (B. Susanta, 1994 :
mencapai optimal jika 𝑧j − 𝑐j ≤ 0 untuk semua nilai j. Jika masih ada nilai 𝑧j
masuk menjadi basis baru dengan 𝑧j − 𝑐j > 0 yang paling besar sehingga 𝑥j
terpilih untuk masuk menjadi basis. Variabel yang terpilih keluar dari basis
𝑟i terkecil sehingga 𝑥̅i terpilih untuk keluar dari basis (B. Susanta, 1994 : 94-95).
Contoh 2.1 :
tersebut dalam 2 jenis karung yaitu karung X berisi campuran beras A, beras B
dan beras C masing-masing sebanyak 1 kg, 3 kg, 1 kg. Karung Y berisi campuran
beras A sebanyak 1 kg, beras B sebanyak 2 kg dan beras C sebanyak 2 kg. Jika
keuntungan karung X $28 dan keuntungan karung Y $24 maka akan ditentukan
3𝑥 + 2𝑦 ≤ 24 (2.6)
𝑥 + 2𝑦 ≤ 16 (2.7)
𝑥, 𝑦 ≥ 0
Berdasarkan langkah-langkah penyelesaian pemrograman linear sederhana,
𝑠1 ≥ 0 pada kendala (2.5), 𝑠2 pada kendala (2.6) dan 𝑠3 ≥ 0 pada kendala (2.7)
Kendala : 𝑥 + 𝑦 + 𝑠1 = 10
3𝑥 + 2𝑦 + 𝑠2 = 24
𝑥 + 2𝑦 + 𝑠3 = 16
𝑥, 𝑦, 𝑠1, 𝑠2, 𝑠3 ≥ 0
diperoleh nilai yang optimal. Langkah awal disajikan pada Tabel 2.3 sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Tabel simpleks awal
𝑐j 28 24 0 0 0
𝑥̅i
𝑐i̅ ⁄𝑥j 𝑥 𝑦 s1 s2 s3 bi ri
0 s1 1 1 1 0 0 10 10
0 s2 3 2 0 1 0 24 8
0 s3 1 2 0 0 1 16 16
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -28 -24 0 0 0
Berdasarkan Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j < 0 yang
artinya masih belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j negatif terkecil ada pada kolom
variabel 𝑥 sehingga 𝑥 merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis
digantikan oleh variabel 𝑥. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥 dan
Operasi Baris Elementer (OBE). Elemen pada kolom 𝑥 lainnya, yaitu 1 diubah
𝑐j 28 24 0 0 0
𝑐i 𝑥i 𝑥 𝑦 s1 s2 s3 bi ri
⁄𝑥j
1 2
0 s1 0 3 1 -1 0 2 3
28 x 1 2 0 13 0 8
16
3 3 3
0 s3 0 4 0 -1 1 8 ~
3 3
56 28
𝑧j 28 3 0 3 0
28
𝑧j − 𝑐j 0
-16 0 3 0
3
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j < 0 masih
belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j negatif terkecil ada pada kolom variabel 𝑦 sehingga 𝑦
merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai terkecil adalah
ri
Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑦 dan baris 𝑠1 merupakan elemen
𝑐j 28 24 0 0 0
𝑥i x s1 s2 s3 bi ri
𝑐i ⁄𝑥j y
24 𝑦 0 1 3 -1 0 6
28 𝑥 1 0 -2 1 0 4
0 s3 0 0 -4 1 1 0
𝑧j 28 24 16 4 0
𝑧j − 𝑐j 0 0 16 4 0
Dari Tabel 2.5 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j < 0 dengan demikian
telah dicapai penyelesaian optimal
dapat dicapai sebesar $256 dengan menjual 4 karung beras jenis A dan 6 karung
beras jenis B.
yang fungsi tujuannya lebih dari satu. Menurut Hiller dan Lieberman (1995 : 273)
terdapat dua macam kasus yang harus ditetapkan dalam masalah pemrograman
berikut:
Fungsi Tujuan :
Fungsi Kendala :
𝑎i1𝑥1 + 𝑎i2𝑥2 ⋯ + 𝑎ij𝑥j ≤ 𝑏i (2.9)
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛, 𝑏i ≥ 0
dengan
𝑐𝑘 : koefisien ongkos/ harga jual satu unit j dengan tujuan maksimum
j ke−𝑘 pada PLTG
𝑍𝑘 : fungsi tujuan maksimum ke−𝑘 pada PLTG (𝑘 = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
𝑐𝑠j : koefisien ongkos/ harga jual satu unit j dengan tujuan meminimumkan
ke−𝑠 pada PLTG
W𝑠 : fungsi tujuan meminimumkan ke−𝑠 pada PLTG (𝑠 = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
𝑎i : koefisien kendala/ bahan mentah ke−i yang digunakan untuk
j memproduksi satu unit produk j
𝑏i : suku tetap/ bahan mentah jenis ke−i yang tersedia
Pada proses pengoptimalan, tidak semua masalah pemrograman linear dapat
diselesaikan oleh PLTG karena kendala keterbatasan anggaran (Pert Fiala, 2011).
menggunakan PLTG biasa, maka akan digunakan model dari perluasan PLTG yaitu
Wijayanti, 2014). Perbedaan yang terjadi antara PLTG biasa dengan model De
Menggunakan formula masalah PLTG (2.8), (2.8a) dan (2.9), maka didapat model
Fungsi Tujuan :
Maksimumkan 𝑍𝑘 = 𝑐𝑘1𝑥1 + 𝑐𝑘2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑘j𝑥j (𝑘 = 1, 2, ⋯ , 𝑛) (2.10)
Meminimumkan W𝑠 = 𝑐𝑠1𝑥1 + 𝑐𝑠2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑠j𝑥j (𝑠 = 1, 2, ⋯ , 𝑛) (2.10a)
Fungsi Kendala :
𝑎i1𝑥1 + 𝑎i2𝑥2 ⋯ + 𝑎ij𝑥j ≤ 𝑏i (2.11)
𝑝1𝑏1 + 𝑝2𝑏2 + ⋯ + 𝑝i𝑏i ≤ 𝐵 (2.11a)
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛, 𝑏i ≥ 0
Keterangan:
(2.10), (2.10a), (2.11) dan (2.11a) dapat dijabarkan menjadi sebagai berikut:
Fungsi Tujuan :
dengan:
𝑣j : variabel cost untuk membuat 1 unit produk j (j = 1, 2, ⋯ , 𝑛)
Kendala :
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛 ≥ 0
a. Mencari solusi optimal maksimum dan solusi optimal minimum Model
De Novo Programming
Mencari solusi optimal maksimum dan solusi optimal minimum pada
W1, W2, ⋯ , W𝑠 satu per satu secara terpisah, yaitu sebagai berikut:
⁝
(3) Memaksimumkan: 𝑍𝑘 = 𝑐𝑘1𝑥1 + 𝑐𝑘2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑘j𝑥j
Meminimumkan: W𝑠 = 𝑐𝑠1𝑥1 + 𝑐𝑠2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑠j𝑥j
Kendala : 𝑣1𝑥1 + 𝑣2𝑥2 + ⋯ + 𝑣j𝑥j ≤ 𝐵
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛 ≥ 0
Dengan demikian, diperoleh nilai 𝑍* = maks 𝑍𝑘 dan W* = minW
𝑘 𝑠 𝑠
⁝
(3) Meminimumkan: 𝑍𝑘 = 𝑐𝑘1𝑥1 + 𝑐𝑘2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑘j𝑥j
Memaksimumkan: W𝑠 = 𝑐𝑠1𝑥1 + 𝑐𝑠2𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑠j𝑥j
Kendala : 𝑣1𝑥1 + 𝑣2𝑥2 + ⋯ + 𝑣j𝑥j ≤ 𝐵
𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛 ≥ 0
Dengan demikian, diperoleh nilai 𝑍* = min 𝑍𝑘 dan W* = maksW
𝑘 𝑠 𝑠
W* = minW
dituliskan pada persamaan (2.19a) seperti berikut:
𝑠 𝑠
solusi optimal maksimum dan solusi optimal minimum dalam model De Novo
12𝑥1 + 17𝑥2 ≤ 𝑏1
3𝑥1 + 9𝑥2 + 8𝑥3 ≤ 𝑏2
10𝑥1 + 13𝑥2 + 15𝑥3 ≤ 𝑏3
6𝑥1 + 16𝑥3 ≤ 𝑏4
12𝑥2 + 7𝑥3 ≤ 𝑏5
9,5𝑥1 + 9,5𝑥2 + 4𝑥3 ≤ 𝑏6
𝑥1, 𝑥2, 𝑥3 ≥ 0
Diasumsikan fungsi tujuan 𝑍1, 𝑍2 dan 𝑍3 memiliki prioritas yang sama. Akan
diidentifikasi tingkat sumber daya dari 𝑏1 sampai 𝑏6dengan harga unit 𝑝1 = 0,75,
Berdasarkan data yang diketahui, langkah awal adalah mengubah fungsi kendala
tersebut dalam model De Novo Programming dengan merujuk (2.14) dan (2.18)
sehingga menjadi
𝑥1, 𝑥2, 𝑥3 ≥ 0
Selanjutnya fungsi kendala tersebut akan diubah ke bentuk kanonik dengan
Fungsi tujuan :
Selanjutnya masalah ini diselesaikan satu per satu menggunakan metode simpleks
seperti berikut:
Fungsi tujuan:
Memaksimumkan 𝑍1 = 50𝑥1 + 100𝑥2 + 17.5𝑥3
Fungsi kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 50 100 17.5 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23,475 42,674 28,7 1 4.658,75 109,1707
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -50 -100 -17,5
Berdasarkan Tabel 2.6 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j < 0 belum
merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai terkecil adalah
ri
𝑐j 50 100 17,5 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
100 𝑥2 0,550101 1 0,672541 0,023433 109,1707
𝑧j 55,01008 100 67,25407 2,343347 10,917,07
𝑧j − 𝑐j 5,010076 0 49,75407 2,343347
Dari Tabel 2.7 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j < 0 dengan demikian
Fungsi Tujuan:
Memaksimumkan 𝑍2 = 92𝑥1 + 75𝑥2 + 50𝑥3
Fungsi kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 92 75 50 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23,475 42,674 28,7 1 4658,75 198,4558
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -92 -75 -50
Berdasarkan Tabel 2.8 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j < 0 belum
merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai terkecil adalah
ri
variabel 𝑥1. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥1 dan baris 𝑠1
merupakan elemen pivot, untuk mengubah 23,475 menjadi 1 dilakukan Operasi
𝑐j 92 75 50 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
92 𝑥1 1 1,817849 1,222577 0,042599 198,4558
𝑧j 92 167,2421 112,4771 3,919063 18257,93
𝑧j − 𝑐j 0 92,24209 62,4771 3,919063
Dari Tabel 2.9 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j < 0 dengan demikian
Fungsi tujuan:
Memaksimumkan 𝑍3 = 25𝑥1 + 100𝑥2 + 75𝑥3
Fungsi kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 25 100 75 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23,475 42,674 28,7 1 4658,75 109,1707
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -25 -100 -75 0
sehingga 𝑥2
merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai terkecil adalah
ri
variabel 𝑥2. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥2 dan baris 𝑠1
merupakan elemen pivot, untuk mengubah 42,674 menjadi 1 dilakukan Operasi
𝑐j 25 100 75 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
100 𝑥2 0,550101 1 0,672541 0,023433 109,1707 162,3258
𝑧j 55,01008 100 67,25407 2,343347 10917,07
𝑧j − 𝑐j 30,01008 0 -7,74593 2,343347
Berdasarkan Tabel 2.11 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j < 0 artinya
tabel masih belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j negatif terkecil ada pada kolom variabel
𝑥3 sehingga 𝑥3 merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai ri
digantikan oleh variabel 𝑥3. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥3
dilakukan Operasi Baris Elementer (OBE). Diperoleh tabel simpleks baru sebagai
berikut:
𝑐j 25 100 75 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
75 𝑥3 0,817944 1,486899 1 0,034843 162,3258 162,3258
𝑧j 61,34582 111,5174 75 2,61324 12174,43
𝑧j − 𝑐j 36,34582 11,51742 0 2,61324
Dari Tabel 2.12 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j < 0 dengan demikian
Fungsi tujuan :
seperti berikut:
Fungsi Tujuan:
Meminimumkan 𝑍1 = 50𝑥1 + 100𝑥2 + 17.5𝑥3
Fungsi Kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 50 100 17,5 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23,475 42,674 28,7 1 4.658,75 162,3258
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -50 -100 -17,5 0
Berdasarkan Tabel 2.13 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j > 0 artinya
tabel belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j positif terbesar ada pada kolom variabel 𝑥3
sehingga 𝑥3 merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai ri
digantikan oleh variabel 𝑥3. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥3
dan baris 𝑠1 merupakan elemen pivot, untuk mengubah 28,7 menjadi 1 dilakukan
Operasi Baris Elementer (OBE). Diperoleh tabel simpleks baru sebagai berikut:
𝑐j 50 100 17.5 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
17.5 𝑥3 0.81794425 1.486898955 1 0.034843 162.3258
𝑧j 14.3140244 26.02073171 17.5 0.609756 2840.701
𝑧j − 𝑐j -35.6859756 -73.97926829 0 0.609756
Dari Tabel 2.14 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j > 0 dengan demikian
Fungsi Tujuan:
Meminimumkan 𝑍2 = 92𝑥1 + 75𝑥2 + 50𝑥3
Fungsi Kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 92 75 50 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23.475 42.674 28.7 1 4658.75 198.4558
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -92 -75 -50
Berdasarkan Tabel 2.15 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j > 0 artinya
tabel belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j positif terbesar ada pada kolom variabel 𝑥3
sehingga 𝑥3 merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai ri
terkecil adalah 198,4558 yang terletak pada variabel 𝑠1 sehingga 𝑠1 keluar
digantikan oleh variabel 𝑥3. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥3
dan baris 𝑠1 merupakan elemen pivot, untuk mengubah 28,7 menjadi 1 dilakukan
Operasi Baris Elementer (OBE). Diperoleh tabel simpleks baru sebagai berikut:
𝑐j 92 75 50 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
50 𝑥3 0,81794425 1,486898955 1 0,034843 162,3258 198,4558
𝑧j 40,8972125 74,34494774 50 1,74216 8116,289
𝑧j − 𝑐j -51,1027875 -0,655052265 0 1,74216
Dari Tabel 2.16 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j > 0 dengan demikian
Fungsi Tujuan:
Meminimumkan 𝑍3 = 25𝑥1 + 100𝑥2 + 75𝑥3
Fungsi Kendala:
23,475𝑥1 + 42,674𝑥2 + 28,7𝑥3 + 𝑠1 = 4.658,75
𝑐j 25 100 75 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
0 𝑠1 23.475 42.674 28.7 1 4658.75 198.4558
𝑧j 0 0 0 0 0
𝑧j − 𝑐j -25 -100 -75 0
Berdasarkan Tabel 2.17 dapat dilihat bahwa nilai dari 𝑧j − 𝑐j > 0 artinya
tabel belum optimal. Nilai 𝑧j − 𝑐j terbesar ada pada kolom variabel 𝑥1 sehingga
𝑥1 merupakan variabel baru yang masuk dalam kolom basis. Nilai terkecil
ri
adalah 198,4558 yang terletak pada variabel 𝑠1 sehingga 𝑠1 keluar digantikan oleh
variabel 𝑥1. Elemen yang terletak pada perpotongan kolom 𝑥1 dan baris 𝑠1
𝑐j 25 100 75 0
𝑐i̅ 𝑥̅i/𝑥j 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑏i 𝑟i
25 𝑥1 1 1,817848775 1,2225772 0,042599 198,4558 198,4558
𝑧j 25 45,44621938 30,56443 1,064963 4961,395
𝑧j − 𝑐j 0 -54,55378062 -44,43557 1,064963
Dari Tabel 2.18 terlihat bahwa tidak ada lagi 𝑧j − 𝑐j > 0 dengan demikian
Merujuk persamaan (2.19a) dan (2.19b) didapatkan solusi optimal maksimum dan
tidak jauh berbeda. Perbedaan hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel
terjadi pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya.
Metode WGP merupakan metode yang termasuk dalam kasus non- preemptive
antara fungsi tujuan dan fungsi kendala (Carlos Romero, 1991 : 3). Secara
Fungsi tujuan:
min ∑𝑘 ( 𝛼i𝑑− + 𝛽i𝑑+) (2.22)
i=1 i i
fungsi kendala
ƒi(𝑥) + 𝑑− − 𝑑+ = 𝑏i (2.23)
i i
− +
𝑥, 𝑑 , 𝑑 ≥ 0
i i
Keterangan:
membentuk metode min-max Goal Programming yang akan dibahas pada bab III.
Pengumpulan data
Selesai
Gambar 2.1 Bagan alur penelitian
C. Perencanaan Produksi