Anda di halaman 1dari 18

Vol. 04 No.

02 Juli 2014 Halaman 82-99


Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Pengaruh Audit Kinerja Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada Kab.
Luwu
(Studi Kasus Kantor Inspektorat Kab.Luwu)

Rahmawati1
Andika Rusli2

No. HP 081355428082¹, 085242438738²


¹Alamat Korespondensi: Jl. Pantai Songka II Palopo
Email: rahmawati345@yahoo.co.id

Abstrak Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang


Salah satu hal yang dapat mewujudkan good otonomi daerah menyebabkan terjadinya
corporate governance yaitu dilihat dari kinerja dari pengalihan sebagian wewenang dan tanggung
setiap penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, baik jawab pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
kinerja dalam hal pencapaian tujuan kebijakan, (Pemda). Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
peraturan dan hukum yang berlaku, pencapaian kinerja (UU No. 32/2004) tentang Pemerintah Daerah
secara efisien, efektif, dan ekonomis, serta kesesuaian menegaskan kewenangan Pemda untuk mengatur
antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
telah ditetapkan. Untuk menilai sejauh mana berdasarkan asas otonomi.
pencapaian kinerja pemerintah daerah dalam melayani Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
kepentingan masyarakat, maka perlu dilakukan audit
kinerja
dan dilaksanakan dalam pengalihan wewenang
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tersebut oleh pemerintah daerah yang terdapat
pengaruh Audit Internal terhadap penerapan good dalam tiga pilar utama yang merupakan elemen
corporate governance pemerintah daerah Kabupaten dasar yang saling berkaitan (Prajogo,2001). Ketiga
Luwu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh elemen dasar tersebut adalah partisipasi,
Auditor Internal pemerintah daerah yang ada di kantor transparansi, dan akuntabilitas penyelanggaraan
Inspektorat kabupaten Luwu. Pengumpulan informasi pemerintah. Suatu pemerintahan yang baik harus
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan menjalankan roda pemerintahannya secara terbuka
yang sesuai untuk diajukan kepada para responden agar semua pihak yang berkepentingan dalam
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
pemerintahan tersebut dapat berpasrtisipasi secara
adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat
analisis regresi linier sederhana yang diolah dengan
aktif, jalannya pemerintahan juga harus
software SPSS versi 18. diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemerintahan tersebut harus dapat
dengan adanya audit internal akan mendorong dipertanggungjawabkan.
tercapainya penerapan Good corporate Governance Menurut Dyah Setyaningrum (2012:2)
dilingkup Inspektorat sehingga nanti secara garis besar akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
nantinya akan mendorong tatakelola keuangan pemerintah masih dalam taraf munculnya
dilingkup pemerintah kabupaten akan berjalan dengan kesadaran pentingnya pertanggungjawaban, namun
baik, meskipun banyak factor lain yang akan hal ini perlu dihargai sebagai bentuk kemajuan
mendukung yang belum diteliti secara mendalam
dalam rangka menciptakan pemerintahan yang
seperti karakteristik auditornya itu sendiri, etika
auditor dal faktor lainnya.
bersih dan berwibawa. Belum adanya kesadaran
pemerintah untuk mempertanggung jawabkan
Keyword: Audit Internal, Auditor Internal, good akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
corporate governance pemerintah serta maraknya kasus-kasus hukum
yang melibatkan manipulasi data akuntansi di
instansi pemerintahan membuat resah masyarakat
Pendahuluan terhadap penyelenggaraan administrasi publik dan
Desentralisasi dan otonomi daerah di pentingnya suatu informasi akuntansi. Masyarakat
Indonesia yang dilakukan setelah dikeluarkannya menyadari adanya ketidakpuasaan pengelolaan

82 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

kekayaan negara yang hanya dapat dinikmati oleh bertanggung jawab (Deputi Bidang Akuntan
segelintir orang saja. Negara, 2001: 2).
Terjadinya manipulasi atau kecurangan Penyelenggaraan audit kinerja instansi
(fraud) data akuntansi pemerintah daerah yang pemerintah daerah agar maksud dan tujuannya
banyak dilakukan oleh orang-orang dalam instansi sesuai dengan kebutuhan bagi pihak yang
pemerintah daerah menyebabkan menurunnya membutuhkan dan informasi yang dibutuhkan
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja secara objektif, biasanya dilakukan oleh pemeriksa
pemerintah daerah. Maraknya kasus-kasus intern pemerintah daerah dalam hal ini Inspektorat
demikian menimbulkan pertanyaan bagi banyak sebagai pengawas intern pemerintah daerah.
pihak terutama terhadap tata kelola pemerintahan Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah
atau yang lebih dikenal good corporate yang melakukan pemeriksaan dan mengawal
governance yang sekali lagi mengakibatkan kinerja Pemda tentang pengelolaan keuangan
terungkapnya kenyataan bahwa mekanisme good daerah yang bertujuan untuk menciptakan good
corporate governance yang baik belum diterapkan corporate governance yang baik.
dalam pemerintah daerah. Peran Pemda dalam Penelitian-penelitian yang terkait dengan
penyediaan layanan publik dan pencapaian tujuan- faktor-faktor terciptanya good governance salah
tujuan pembangunan nasional menjadi semakin satunya pernah dilakukan oleh Dr. Leny Nofianti
besar. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya sistem (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pemantauan, evaluasi dan pengukuran kinerja yang pada dimensi audit kinerja atau audit operasional
sistematis untuk mengukur perkembangan yang variabel pelaksanaan audit internal sektor publik
dicapai Pemda. yang diteliti, menunjukkan bahwa pelaksanaan
Menurut Mardiasmo (2005: 189) terdapat audit kinerja/operasional masih harus ditingkatkan
tiga aspek utama yang mendukung terciptanya hampir di semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat
kepemerintahan yang baik (good corporate Daerah) di Provinsi Riau. Hasil yang diperoleh
governance) yaitu pengawasan, pengendalian dan pada pelaksanaan audit kinerja/operasional bukan
pemeriksaan. Pemeriksaan (audit) merupakan semata-mata kebenaran formal tapi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki manfaatnya untuk meningkatkan kinerja
independensi dan kompetensi professional untuk pemerintah dan akuntabilitas publik dalam
memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah kerangka mewujudkan good governance.
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
Namun dengan adanya otonomi daerah, informasi Latifa Agustin (2010) menyatakan bahwa
dan hasil kinerja pemerintah daerah dalam kurun kompotensi audit dan independensi audit
waktu tertentu belum sepenuhnya merupakan hasil berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran
yang terbaik dan tidak sesuai dengan standar yang audit internal dalam mewujudkan good corporate
telah ditetapkan, sehingga diperlukan peran dari governance. Sedangkan menurut Supriadi dkk
auditor dalam melakukan audit atas laporan (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pertanggungjawaban pemerintah daerah melalui prinsip-prinsip good governance belum terlaksana
prosedur yang telah ditentukan. sepenuhnya dalam keseluruhan proses
Untuk menilai sejauh mana pencapaian perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
kinerja pemerintah daerah dalam melayani pemerintahan - Fasilitasi Percepatan Penyelesaian
kepentingan masyarakat, maka perlu dilakukan Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar Daerah.
audit kinerja. Audit Kinerja merupakan suatu audit Dalam proses penyusunan RKA dan pelaksanaan
yang objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa rencana
untuk dapat melaksanakan penilaian secara kerja dan anggaran yang telah disusun tidak
independen atas kinerja suatu sepenuhnya dapat dijadikan pedoman untuk
organisasi/perusahaan (Fibrianto Wahyu Nugroho, mewujudkan akuntabilitas kinerja
2005:2). Audit Kinerja bertujuan untuk membantu program/kegiatan.
manajemen dalam mengaudit dan mendorong Lain halnya dengan penelitian yang
pencapaian tujuan secara efektif, efisien, dan dilakukan oleh Rusmini (2013) menyatakan bahwa
ekonomis, memperbaiki dan meningkatkan kinerja kinerja pegawai dalam rangka mewujudkan good
serta memberikan bahan pertimbangan untuk governance sudah berjalan baik hal itu bisa dilihat
pengambilan keputusan oleh pihak yang dari produktivitas yang didukung oleh kemampuan
pegawai dalam mengatasi kesulitan dalam

83 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

pelayanan yang cukup memuaskan masyarakat, Dimana teknik pengumpulan informasi dilakukan
kualitas pelayanan yang dimana pegawai dapat
dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang
menjalankan tugasnya dengan efisien dan
responsivitas pegawai yang tanggap dalam sesuai untuk diajukan kepada para responden
mengatasi keluhan-keluhan masyarakat. Namun
(masri dan Sofyan, 2005). Populasi dan sampel
menurut Rusmini terdapat faktor penghambat
mewujudkan good governance diantaranya ketidak dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal
disiplinan pegawai. Terdapat juga penelitian yang
pemerintah yang ada di Kantor Inspektorat
dilakukan oleh Fibrianto Wahyu Nugroho
(2005:86) menyatakan bahwa BPKP Kabupaten Luwu.
melaksanakan Audit Kinerja secara independen
untuk menilai keberhasilan atas kinerja Metode Analisis Data
BUMN/BUMD secara ekonomis, efisien, dan
Metode analisis yang digunakan dalam
efektif. Sehingga dapat membantu manajemen
auditan dalam mendorong pencapaian tujuan penelitian ini adalah regresi linier sederhana
secara ekonomis, efisien, dan efektif, memperbaiki
dengan alat analisis software SPSS versi 18.
dan meningkatkan kinerja serta memberikan bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh Persamaan regresi linear sederhana ini
pihak yang bertanggung jawab.
mengandung makna bahwa dalam suatu
Mengacu dari penelitian-penelitian
terdahulu tersebut, dalam penelitian ini peneliti persamaan regresi terdapat satu variabel dependent
akhirnya menarik kesimpulan bahwa salah satu hal
dan satu variabel independent. Persamaan regresi
yang dapat mewujudkan good corporate
governance yaitu dilihat dari kinerja dari setiap linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, baik
Y=a+bX
kinerja dalam hal pencapaian tujuan kebijakan,
peraturan dan hukum yang berlaku, pencapaian Dimana :
kinerja secara efisien, efektif, dan ekonomis, serta
Y = Good Governance
kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dan untuk X = Audit Internal
mengetahui apakah kinerja pemerintah sudah baik
a = Konstanta
atau belum perlu dilakukannya audit kinerja oleh
auditor internal pemerintahan terkait apakah b = Koefisien Regresi
prinsip-prinsip yang terdapat dalam good
corporate governance telah diterapkan dengan Hasil dan Pembahasan
baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
Variabel (x) Audit Internal
penulis akan menganalisis keefektifan Deskripsi Data Variabel Audit Keuangan
penyelenggaraan audit kinerja untuk mewujudkan
good corporate governance pada pemerintah
daerah yang dilakukan oleh auditor internal dalam
hal ini Inspektorat pemerintah daerah Kabupaten
Luwu, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dan menyajikannya dengan judul
“Pengaruh Audit Kinerja terhadap penerapan
Good Corporate Governance Kabupaten Luwu”

Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yaitu peneliti mengumpulkan informasi dari
responden dengan menggunakan kuestioner.

84 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Tabel 1
Deskripsi Jawaban Variabel variabel Keuangan

Item STS TS N S SS Total


1 0 1 0 11 2 14
2 0 0 3 4 7 14
Persentase 0,00 0,5 1,5 7,5 4,5 14
Data primer setelah diolah, 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan menjawab setuju adanya audit keuangan dari audit

bahwa untuk semua item pernyataan, 11% internal dalam penerapan good corporate

responden menjawab setuju bahwa penyajian governance Kabupaten Luwu, 4,5% reponden

laporan keuangan telah memadai dan tepat waktu menjawab sangat setuju adanya audit keuangan

dan 4% responden menjawab setuju bahwa dari audit internal dalam penerapan good

pemeriksaan terhadap laporan keuangan telah corporate governance Kabupaten Luwu, 1,5%

dilaksanakan oleh audit independen untuk reponden menjawab netral adanya audit keuangan

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dari audit internal dalam penerapan good

tersebut. corporate governance Kabupaten Luwu dan 0,5

Jadi berdasarkan tabel di atas, maka dapat reponden menjawab tidak setuju adanya audit

disimpulkan bahwa sebanyak 7,5% reponden- keuangan dari audit internal dalam penerapan good
corporate governance Kabupaten Luwu.

Tabel 2
Deskripsi Jawaban Variabel Audit Kinerja
Item STS TS N S SS Total
1 0 0 0 10 4 14
2 0 1 1 8 4 14
3 0 1 3 8 2 14
Persentase 0,7 0,5 1,3 8 3,3 14
Data primer setelah diolah, 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bertujuan untuk mengevaluasi efisien setiap bagian
bahwa untuk semua item pernyataan, responden organisasi, 8% responden menjawab setuju bahwa
menjawab setuju yang masing-masing prosedur operasi standar dan metode yang
persentasenya berturut-turut yaitu 10% responden diterapkan suatu organisasi bertujuan untuk
menjawab setuju bahwa prosedur operasi standar mengevaluasi efektivitas dan keekonomisan setiap
dan metode yang diterapkan suatu organisasi- bagian organisasi, dan 8% responden menjawab

85 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

setuju bahwa auditor telah membandingkan output menjawab sangat setuju adanya audit keuangan
yang telah dicapai pada periode bersangkutan dari audit internal dalam penerapan good
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, corporate governance Kabupaten Luwu, 1,3%
kinerja tahun-tahun sebelumnya dan unit lain pada reponden menjawab netral adanya audit keuangan
organisasi yang sama atau pada organisasi yang dari audit internal dalam penerapan good
berbeda. corporate governance Kabupaten Luwu dan 0,5
Jadi berdasarkan tabel di atas, maka dapat reponden menjawab tidak setuju adanya audit
disimpulkan bahwa sebanyak 8% reponden keuangan dari audit internal dalam penerapan good
menjawab setuju adanya audit keuangan dari audit corporate governance Kabupaten Luwu.
internal dalam penerapan good corporate Deskripsi Data Variabel Audit Kepatuhan
governance Kabupaten Luwu, 3,3% reponden-

Tabel 3
Deskripsi Jawaban Variabel Audit Kepatuhan
Item STS TS N S SS Total
1 0 0 3 6 5 14
2 0 0 1 8 5 14
Persentase 0,00 0,00 2 7 5 14
Data primer setelah diolah, 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan governance Kabupaten Luwu, 5% reponden

bahwa untuk semua item pernyataan, responden menjawab sangat setuju adanya audit keuangan

menjawab setuju yang masing-masing dari audit internal dalam penerapan good

persentasenya berturut-turut yaitu 6% responden corporate governance Kabupaten Luwu dan 2%

menjawab setuju bahwa auditor internal reponden menjawab netral adanya audit keuangan

mengevaluasi kesesuaian aktivitas dengan hukum, dari audit internal dalam penerapan good

regulasi dan standar yang berlaku, 8% responden corporate governance Kabupaten Luwu.

menjawab setuju bahwa auditor internal Deskripsi Data Variabel Audit Sistem

mengevaluasi program dan kegiatan operasi Informasi

apakah telah berfungsi sebagaimana mestinya dan


memberi hasil yang sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah direncanakan .
Jadi berdasarkan tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 7% reponden
menjawab setuju adanya audit keuangan dari audit
internal dalam penerapan good corporate

86 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Tabel 4
Deskripsi Jawaban Variabel Audit Sistem
Item STS TS N S SS Total
1 0 1 2 8 3 14
2 0 3 4 5 2 14
3 1 0 3 7 3 14
4 2 0 0 8 4 14
Persentase 0,75 1 2,25 7 3 14

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan menjawab sangat setuju adanya audit keuangan
bahwa untuk semua item pernyataan, responden dari audit internal dalam penerapan good
menjawab setuju yang masing-masing corporate governance Kabupaten Luwu, 2,25%
persentasenya berturut-turut yaitu 8% responden reponden menjawab netral adanya audit keuangan
menjawab setuju bahwa kegiatan audit internal di dari audit internal dalam penerapan good
pemda Bapak/Ibu/Saudara adalah review terhadap corporate governance Kabupaten Luwu, 1%
keefektifaan sistem informasi dan memastikan reponden menjawab tidak setuju adanya audit
bahwa sistem tersebut berjalan sebagaimana yang keuangan dari audit internal dalam penerapan good
diharapkan, 5% responden menjawab setuju bahwa corporate governance Kabupaten Luwu dan 0,75
pelaksanaan kegiatan audit internal terhadap reponden menjawab sangat tidak setuju adanya
sistem komputer yang ddigunakan adalah untuk audit keuangan dari audit internal dalam penerapan
melingdungi aset milik organisasi, 7% responden good corporate governance Kabupaten Luwu.
menjawab setuju bahwa pengumpulan dan
Variabel (Y) Penerapan Good Corporate
evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah Governance
sistem komputer yang digunakan mampu menjaga
integritas data dan 8% responden menjawab setuju
bahwa audit terhadap sistem komputer yang
digunakan dapat membantu pencapaian tujuan
organisasi secara efektif, serta menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara efisien.
Jadi berdasarkan tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 7% reponden
menjawab setuju adanya audit keuangan dari audit
internal dalam penerapan good corporate
governance Kabupaten Luwu, 3% reponden-

87 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Tabel 5
Deskripsi Jawaban Variabel Penerapa Good corporate Governance

Item STS TS N S SS Total

1 0 2 5 4 3 14
2 2 1 2 7 2 14
3 0 2 2 6 4 14
4 0 1 0 10 3 14

5 0 0 2 8 4 14
6 0 0 3 7 4 14
Persentase 0,33 1 2,33 7 3,33 14

Data primer setelah diolah, 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan 8% responden menjawab setuju bahwa efektifitas


bahwa untuk semua item pernyataan, responden dan efisien: Pemerintah Kabupaten Luwu telah
menjawab setuju yang masing-masing menjamin terselenggaranya pelayanan terhadap
persentasenya berturut-turut yaitu 4% responden masyarakat dengan menggunakan sumber daya
menjawab setuju bahwa partisipasi: pemerintah yang tersedia secra optimal dan tanggung jawab
Kabupaten Luwu bersama instansi lain telah dan 7% responden menjawab setuju bahwa
melaksanakan fungsinya secara seimbang dan profesionalisme: Pemerintah Kabupaten Luwu
partisipatif, 7% responden menjawab setuju bahwa telah meningkatkan kemampuan dan moral
daya tanggap: pemerintah Kabupaten Luwu telah penyelenggara pemerintah agar mampu memberi
berperan meningkatkan kepekaan para pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya
penyelenggara pemerintah terhadap aspirasi yang terjangkau.
masyarakat tanpa kecuali, 6% responden Dengan demikian dapat disimpulkan
menjawab setuju bahwa wawasan kedepan: bahwa sebanyak 7% reponden menjawab setuju
pembangunan daerah berdasarkan ciri dan strategi bahwa adanya penerapan good corporate
yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam governance Kabupaten Luwu.
seluruh proses pembangunan, sehingga warga
Uji Kualitas Data
merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab
Uji Validitas
terhadap kemajuan daerahnya, 10% responden
Uji validitas penilitian ini digunakan untuk
menjawab setuju bahwa akuntabilitas: Pemerintah
mengetahui apakah pernyataan pada kuesioner
Kabupaten Luwu telah meningkatkan akuntabilitas
yang telah diedarkan dapat mengukur variabel
para pengambil keputusan dalam segala bidang
yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas
yang menyangkut kepentingan masyarakat luas,

88 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

pernyataan dari setiap variabel, maka digunakan


correlation bivariate dengan kriteria:
1. Jika sig. (2-tailed) < 0,05= valid
2. Jika sig . (2-tailed)> 0,05= tidak valid

Audit Internal (x)

Tabel 6
Hasil Uji Validitas
Pernyataan Pearson Correlation Significant Keterangan
Audit Internal 1 0,695** 0,006 Valid
**
Audit Internal 2 0,608 0,021 Valid
**
Audit Internal 3 0,555 0,040 Valid
**
Audit Internal 4 0,586 0,028 Valid
Audit Internal 5 0,784** 0,001 Valid
Audit Internal 6 0,842** 0,000 Valid
Audit Internal 7 0,689** 0,006 Valid
Audit Internal 8 0,818** 0,000 Valid
Audit Internal 9 0,871** 0,000 Valid
**
Audit Internal 10 0,763 0,002 Valid
**
Audit Internal 11 0,693 0,006 Valid
Data primer setelah diolah, 2014

Good Corporate Governance (Y)

Tabel 7
Hasil Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance

Pernyataan Pearson Correlation Significant Keterangan


**
Good Corporate Governance 1 0,754 0,002 Valid
**
Good Corporate Governance 2 0,914 0,000 Valid
**
Good Corporate Governance 3 0,805 0,001 Valid
Good Corporate Governance 4 0,595** 0,025 Valid
Good Corporate Governance 5 0,889** 0,000 Valid
Good Corporate Governance 6 0,835** 0,000 Valid
Data primer setelah diolah, 2014

89 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Berdasarkan tabel uji validitas diatas dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden
variabel audit internal yang terdiri dari audit dapat dijadikan sebagai alat ukur yang tepat.
keuangan, audit kinerja, audit kepatuhan, audit
Uji Reliabilitas
sistem informasi dan variabel penerapan good
Uji reliabitas dilakukan untuk mengukur
corporate governance (Y) di atas, dapat
handal atau tidaknya kuesioner yang digunakan
disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk
untuk mengukur variabel penelitian dan untuk
masing-masing variabel dinyatakan valid. Hal ini
mengukur apakah instrumen yang dalam hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk setiap
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali,
pernyataan pada setiap variabel < 0,05 maka
paling tidak oleh responden yang sama akan
pernyataan dikatakan valid.
menghasilkan data yang konsisten. Metode yang
Sesuai dengan tujuan dilakuannya uji
digunakan untuk mengukur reliabilitas setiap
validitas adalah untuk melihat seberapa besar
variabel yaitu metode Alpha Cronbach. Suatu
kemampuan pernyataan dapat mengetahui jawaban
instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila
responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai alpha > 0,60.
semua item pernyataan yang diajukan oleh peneliti

Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Audit Internal 0,899 Reliabel
Good Corporate Governance 0,875 Reliabel

Data primer setelah diolah, 2014

Dari hasil uji reliabilitas di atas, semua tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
variabel yang dijadikan instrumen dalam digunakan adalah grafik histogram dan kurva
penelitian ini adalah reliabel atau handal karena penyebaran P-plot.
menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi. Hal Gambar 1: Grafik Histogram
ini dibuktikan dengan nilai koefisien Alpha lebih
dari 0,60 sehingga dapat digunakan sebagai alat
ukur yang handal atau dapat dipercaya.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau
Sumber: Output SPSS 21.0, 2014

90 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Dengan melihat grafik histogram, dapat Akan tetapi hasil dari grafik histogram ini tidak
disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan terlalu akurat apalagi ketika jumlah sampel yang
pola distribusi yang mendekati normal, hal ini digunakan kecil.
dibuktikan dengan melihat bahwa grafik Metode lain yang dapat memberikan hasil
membentuk simetris dan mengikuti garis diagonal. untuk melihat apakah data terdistribusi normal
adalah normal probability plot.
Gambar 2: Normal Probability plot

Sumber: Output SPSS 21.0, 2014

tolerance value atau nilai VIF (Variant


Berdasarkan tampilan grafik P-Plot Inflation Factor). Jika nilai tolerance value
(gambar 4.2) dapat disimpulkan bahwa terlihat dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta variabel tersebut mempunyai persoalan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, multikolinearitas dengan variabel bebas yang
sehingga dapat dikatakan bahwa pola distribusinya lainnya.
normal. Tabel 9: Uji Multikolinearitas
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji Coefficientsa
apakah pada model regresi ditemukan adanya Model Collinearity Statistics
korelasi antara variabel independen. Jika Tolerance VIF
terjadi korelasi maka dinamakan terdapat (Constant)
1
problem multikolinearitas. Model regresi yang Audit Internal 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Good Corporate
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
Governance
variabel independen. Salah satu Metode yang Sumber: Output SPSS 21.0, 2014
di gunakan untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas, yaitu dengan melihat

91 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, model 3. Uji Heterokedastisitas


regresi yang diajukan untuk variabel Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
independen semuanya terbebas dari mengetahui apakah dalam sebuah model
multikolinearitas. Ini terlihat dari nilai regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
variance inflation factor (VIF) memiliki VIF residual antara satu pengamatan dengan
tidak lebih dari 10 dan tolerance value > 0,10, pengamatan yang lain. Model regresi yang
maka dapat dinyatakan model regresi linear baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
sederhana terbebas dari asumsi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009:125).
multikolinearitas dan variabel independen Untuk menguji ada tidaknya masalah
dapat digunakan untuk mengetahui heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
pengaruhnya terhadap penerapan good melihat apakah terdapat pola tertentu pada
corporate governance grafik scttterplot berikut ini:

Gambar 3: Diagram Scatterplop

Sumber: Output SPSS 21.0, 2014

Dari tampilan output SPSS grafik Pengujian Hipotesis


scatterplot terlihat bahwa data tersebar secara acak
Uji regresi Linear Sederhana
tanpa membentuk suatu pola tertentu serta titik-
Uji regresi sederhana bertujuan untuk
titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
(nol) pada sumbu Y, ini membuktikan tidak terjadi
independen terhadap variable dependen. Besarnya
heterokedastisitas.
pengaruh variabel independen terhadap variable
Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam
dependen secara parsial dapat dihitung melalui
model regresi ini terdapat perbedaan varians dari
suatu persamaan regresi berganda.
suatu pengamatan ke pengaatan yang lain.

92 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Tabel 10: Hasil Analisis Regresi audit sistem informasi) nilainya tetap atau
sama dengan nol, maka akuntabilitas
Coefficientsa
keuangan (Y) nilai skornya sebesar 2,047
Model Unstandardized Coefficients b. Nilai koefisien audit internal sebesar 0, 883
B Std. Error bepengaruh positif terhadap penerapan good
(Constant) .336 .959 corporate governance Kabupaten Luwu (Y).
1 Audit .883 .238 Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan
Internal audit keuangan satu satuan maka variabel
a. Dependent Variable: Good Corporate penerapan good corporate governance
Governance Kabupaten Luwu sebesar 0,883 dengan
Sumber: Output SPSS 21.0, 2014
asumsi bahwa variabel independen yang lain
tetap.
Berdasarkan tabel di atas dengan melihat
kolom unstandardized Coefficients maka Koefisien Determinasi (R2)
diperoleh model persamaan regresi linear Uji ini dilakukan untuk mengukur
sederhana sebagai berikut: kemampuan variabel-variabel independen, yaitu
Y= 0,336 + 0,883X audit keuangan, audit kinerja, audit kepatuhan dan
Dari hasil tabel di atas dapat dijelaskan sebagai audit sitem informasi terhadap penerapan good
berikut: corporate gavernance Kabupaten Luwu. Hasil
a. Dari persamaan regresi di atas, konstanta (a) koefisien determinasi dapar diliat pada kolom
sebesar 1,047 artinya jika audit internal (audit adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel
keuangan, audit kinerja, audit kepatuhan, berikut:

Tabel 11
Kofisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate

1 .731a .535 .496 .52078


a. Predictors: (Constant), Audit Internal
b. Dependent Variable: Good Corporate Governance
Sumber: Output SPSS 21.0, 2014

93 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Uji Parsial (Uji t)


nilai koefisien adjusted R squere adalah sebesar Pengujian regresi secara parsial (uji t)
0,496 atau 49,6%. Maka disimpulkan bahwa bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
variabel dependen yaitu penerapan good corporate independen secara parsial terhadap variabel
governance Kabupaten Luwu (Y) dipengaruhi oleh dependen. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
audit internal (audit keuangan, audit kinerja, audit dari variabel independen terhadap variabel
kepatuhan, audit sistem informasi) sebesar 49,6%. dependen dapat dilihat dengan membandingkan
Sedangkan sisanya 50,4% dipengaruhi oleh nilai probabilitas ( p-value ) dari variabel dengan
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05.
penelitian ini. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka ini
Angka koefisien korelasi (R) pada tabel menunjukkan bahwa variabel-variabel independen
4.11 sebesar 0,731 menunjukkan bahwa hubungan secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
antara variabel independen dengan variabel terhadap variabel dependen.
dependen adalah kuat karena memiliki nilai
koefisien korelasi di atas 0,5.

Tabel 12
Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .336 .959 .350 .732
1
Audit Internal .883 .238 .731 3.712 .003
a. Dependent Variable: Good Corporate Governance
Sumber: Output SPSS 21.0, 2014

Hasil pengujian secara parsial antara penerapan Good corporate Governance dilingkup

variabel independen terhadap variabel dependen Inspektorat sehingga nanti secara garis besar

yang dilakukan dengan uji t (tabel 4.20) dengan nantinya akan mendorong tatakelola keuangan

membandikan nilai probabilitas (0,003) lebih kecil dilingkup pemerintah kabupaten akan berjalan

dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dengan baik, meskipun banyak factor lain yang

audit internal berpengaruh signifikan terhadap akan mendukung yang belum diteliti secara

good corporate governance Kab.Luwu. mendalam seperti karakteristik auditornya itu

Dari hasil penelitian di atas bahwa dengan adanya sendiri, etika auditor dal faktor lainnya.

audit internal akan mendorong tercapainya-

94 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Penelitian ini sesuai dengan teori sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
(Prajogo,2001). Ketiga elemen dasar tersebut Namun dengan adanya otonomi daerah, informasi
adalah partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas dan hasil kinerja pemerintah daerah dalam kurun
penyelanggaraan pemerintah. Suatu pemerintahan waktu tertentu belum sepenuhnya merupakan hasil
yang baik harus menjalankan roda yang terbaik dan tidak sesuai dengan standar yang
pemerintahannya secara terbuka agar semua pihak telah ditetapkan, sehingga diperlukan peran dari
yang berkepentingan dalam pemerintahan tersebut auditor dalam melakukan audit atas laporan
dapat berpasrtisipasi secara aktif, jalannya pertanggungjawaban pemerintah daerah melalui
pemerintahan juga harus diselenggarakan secara prosedur yang telah ditentukan.
transparan dan pelaksanaan pemerintahan tersebut Untuk menilai sejauh mana pencapaian
harus dapat dipertanggungjawabkan. kinerja pemerintah daerah dalam melayani
Menurut Dyah Setyaningrum (2012:2) kepentingan masyarakat, maka perlu dilakukan
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan audit kinerja. Audit Kinerja merupakan suatu audit
pemerintah masih dalam taraf munculnya yang objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti
kesadaran pentingnya pertanggungjawaban, namun untuk dapat melaksanakan penilaian secara
hal ini perlu dihargai sebagai bentuk kemajuan independen atas kinerja suatu
dalam rangka menciptakan pemerintahan yang organisasi/perusahaan (Fibrianto Wahyu Nugroho,
bersih dan berwibawa. Belum adanya kesadaran 2005:2). Audit Kinerja bertujuan untuk membantu
pemerintah untuk mempertanggung jawabkan manajemen dalam mengaudit dan mendorong
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pencapaian tujuan secara efektif, efisien, dan
pemerintah serta maraknya kasus-kasus hukum ekonomis, memperbaiki dan meningkatkan kinerja
yang melibatkan manipulasi data akuntansi di serta memberikan bahan pertimbangan untuk
instansi pemerintahan membuat resah masyarakat pengambilan keputusan oleh pihak yang
terhadap penyelenggaraan administrasi publik dan bertanggung jawab (Deputi Bidang Akuntan
pentingnya suatu informasi akuntansi. Masyarakat Negara, 2001: 2).
menyadari adanya ketidakpuasaan pengelolaan Penyelenggaraan audit kinerja instansi
kekayaan negara yang hanya dapat dinikmati oleh pemerintah daerah agar maksud dan tujuannya
segelintir orang saja. sesuai dengan kebutuhan bagi pihak yang
Menurut Mardiasmo (2005: 189) terdapat membutuhkan dan informasi yang dibutuhkan
tiga aspek utama yang mendukung terciptanya secara objektif, biasanya dilakukan oleh pemeriksa
kepemerintahan yang baik (good corporate intern pemerintah daerah dalam hal ini Inspektorat
governance) yaitu pengawasan, pengendalian dan sebagai pengawas intern pemerintah daerah.
pemeriksaan. Pemeriksaan (audit) merupakan Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah
kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki yang melakukan pemeriksaan dan mengawal
independensi dan kompetensi professional untuk kinerja Pemda tentang pengelolaan keuangan
memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah

95 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

daerah yang bertujuan untuk menciptakan good pemerintahan - Fasilitasi Percepatan Penyelesaian
corporate governance yang baik. Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar Daerah.
Penelitian-penelitian yang terkait dengan Dalam proses penyusunan RKA dan pelaksanaan
faktor-faktor terciptanya good governance salah kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa rencana
satunya pernah dilakukan oleh Dr. Leny Nofianti kerja dan anggaran yang telah disusun tidak
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sepenuhnya dapat dijadikan pedoman untuk
pada dimensi audit kinerja atau audit operasional mewujudkan akuntabilitas kinerja
variabel pelaksanaan audit internal sektor publik program/kegiatan.
yang diteliti, menunjukkan bahwa pelaksanaan
Rencana dan Tahapan Berikutnya
audit kinerja/operasional masih harus ditingkatkan
Penelitian yang kami lakukan ini telah
hampir di semua SKPD.
selesai namun luaran hasil penelitian ini yang
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
berupa jurnal ilmiah masih dalam proses
Latifa Agustin (2010) menyatakan bahwa
penerbitan. Selain itu tahapan diseminasi serta
kompotensi audit dan independensi audit
seminar hasil penelitian secara internal juga telah
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran
dilakukan. Selain itu penulis akan menyampaikan
audit internal dalam mewujudkan good corporate
hasil penelitian kepada pihak-pihak yang terkait
governance. Sedangkan menurut Supriadi dkk
khususnya pemerintah kabupaten Luwu sehingga
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
menjadi referensi ilmiah untuk pelaksanaan tata
prinsip-prinsip good governance belum terlaksana
kelola pemerintahan yang baik khususnya audit
sepenuhnya dalam keseluruhan proses
internal di kabupaten Luwu.
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-

Tabel 13
Rencana Tahapan Berikutnya
2014
No. Kegiatan
Agustus September Oktober November
Diseminasi internal hasil
1
penelitian
Persentasi Laporan
2
Kemajuan
Proses Pembuatan Jurnal
4
Publikasi jurnal Penelitian
5 Laporan Hasil

96 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Kesimpulan dan Saran pentingnya suatu informasi akuntansi. Masyarakat


menyadari adanya ketidakpuasaan pengelolaan
Dari hasil penelitian diatas bahwa dengan
kekayaan negara yang hanya dapat dinikmati oleh
adanya audit internal akan mendorong tercapainya
segelintir orang saja.
penerapan Good corporate Governance dilingkup
Menurut Mardiasmo (2005: 189) terdapat
Inspektorat sehingga nanti secara garis besar
tiga aspek utama yang mendukung terciptanya
nantinya akan mendorong tatakelola keuangan
kepemerintahan yang baik (good corporate
dilingkup pemerintah kabupaten akan berjalan
governance) yaitu pengawasan, pengendalian dan
dengan baik, meskipun banyak factor lain yang
pemeriksaan. Pemeriksaan (audit) merupakan
akan mendukung yang belum diteliti secara
kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki
mendalam seperti karakteristik auditornya itu
independensi dan kompetensi professional untuk
sendiri, etika auditor dal faktor lainnya.
memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah
Penelitian ini sesuai dengan teori
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
(Prajogo,2001). Ketiga elemen dasar tersebut
Namun dengan adanya otonomi daerah, informasi
adalah partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas
dan hasil kinerja pemerintah daerah dalam kurun
penyelanggaraan pemerintah. Suatu pemerintahan
waktu tertentu belum sepenuhnya merupakan hasil
yang baik harus menjalankan roda
yang terbaik dan tidak sesuai dengan standar yang
pemerintahannya secara terbuka agar semua pihak
telah ditetapkan, sehingga diperlukan peran dari
yang berkepentingan dalam pemerintahan tersebut
auditor dalam melakukan audit atas laporan
dapat berpasrtisipasi secara aktif, jalannya
pertanggungjawaban pemerintah daerah melalui
pemerintahan juga harus diselenggarakan secara
prosedur yang telah ditentukan.
transparan dan pelaksanaan pemerintahan tersebut
Untuk menilai sejauh mana pencapaian
harus dapat dipertanggungjawabkan.
kinerja pemerintah daerah dalam melayani
Menurut Dyah Setyaningrum (2012:2)
kepentingan masyarakat, maka perlu dilakukan
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
audit kinerja. Audit Kinerja merupakan suatu audit
pemerintah masih dalam taraf munculnya
yang objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti
kesadaran pentingnya pertanggungjawaban, namun
untuk dapat melaksanakan penilaian secara
hal ini perlu dihargai sebagai bentuk kemajuan
independen atas kinerja suatu
dalam rangka menciptakan pemerintahan yang
organisasi/perusahaan (Fibrianto Wahyu Nugroho,
bersih dan berwibawa. Belum adanya kesadaran
2005:2). Audit Kinerja bertujuan untuk membantu
pemerintah untuk mempertanggung jawabkan
manajemen dalam mengaudit dan mendorong
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
pencapaian tujuan secara efektif, efisien, dan
pemerintah serta maraknya kasus-kasus hukum
ekonomis, memperbaiki dan meningkatkan kinerja
yang melibatkan manipulasi data akuntansi di
serta memberikan bahan pertimbangan untuk
instansi pemerintahan membuat resah masyarakat
pengambilan keputusan oleh pihak yang
terhadap penyelenggaraan administrasi publik dan

97 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

bertanggung jawab (Deputi Bidang Akuntan kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa rencana
Negara, 2001: 2). kerja dan anggaran yang telah disusun tidak
Penyelenggaraan audit kinerja instansi sepenuhnya dapat dijadikan pedoman untuk
pemerintah daerah agar maksud dan tujuannya mewujudkan akuntabilitas kinerja
sesuai dengan kebutuhan bagi pihak yang program/kegiatan.
membutuhkan dan informasi yang dibutuhkan
Daftar Pustaka
secara objektif, biasanya dilakukan oleh pemeriksa
Agustin, Latifa.2010. Analisis Faktor-Faktor Yang
intern pemerintah daerah dalam hal ini Inspektorat
Mempengaruhi Efektifitas Audit Internal
sebagai pengawas intern pemerintah daerah. Dalam Mewujudkan Good Corporate
Governance. Skripsi Universitas Islam
Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
yang melakukan pemeriksaan dan mengawal Jakarta.
kinerja Pemda tentang pengelolaan keuangan
Arens, A.A., & Loebbecke, James K. 2003.
daerah yang bertujuan untuk menciptakan good Auditing :Pendekatan terpadu buku 1 & 2,
(edisi ke 30), Alih bahasa Jusuf, A.A.
corporate governance yang baik.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Penelitian-penelitian yang terkait dengan
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik:
faktor-faktor terciptanya good governance salah
Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta
satunya pernah dilakukan oleh Dr. Leny Nofianti
BPKP.2001. Pedoman Audit Kinerja BUMN/D.
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Deputi Bidang Akuntan Negara. BPKP.
pada dimensi audit kinerja atau audit operasional Jakarta.
variabel pelaksanaan audit internal sektor publik
BPKP. 2003. Profil BPKP. BPKP . Jakarta.
yang diteliti, menunjukkan bahwa pelaksanaan
Efendy, Muh. Taufik, 2010, Pengaruh
audit kinerja/operasional masih harus ditingkatkan
Kompetensi, Independensi dan Motivasi
hampir di semua SKPD. auditor terhadap Kualitas Audit
Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh
Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Latifa Agustin (2010) menyatakan bahwa Kota Gorontalo). Tesis Magister Sains
Akuntansi Universitas Diponegoro, Tidak
kompotensi audit dan independensi audit
Dipublikasikan.
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran
F.Messier, William dan Margareth Boh. 2003.
audit internal dalam mewujudkan good corporate
Auditing and Assurance: A Systematic
governance. Sedangkan menurut Supriadi dkk Approach. Edisi 3. McGraw-Hill. USA.
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Gondodiyoto, Sanyoto.2007. Audit Sistem
prinsip-prinsip good governance belum terlaksana Informasi:Pendekatan CobIT. Mitra
Wacana Media. Jakarta
sepenuhnya dalam keseluruhan proses
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Halim, Abdul & Muh.Syam Kusufi.2012.
Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi
pemerintahan - Fasilitasi Percepatan Penyelesaian
Keuangan Daerah. Salemba Empat.
Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar Daerah. Jakarta
Dalam proses penyusunan RKA dan pelaksanaan

98 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 82-99
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Howard, Leslie R. 2002. Principles Of Auditing. Sekaran, Uma. 2006. Research Method For
Jakarta. Business. Buku 1 dan 2. Edisi Empat.
Jakarta: Salemba Empat.
Kohler, Erick L. 2010. Accounting For
Management. Jakarta. Setyaningrum, Dyah.2009. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK-
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2008 RI. Skripsi Universitas Indonesia. Jakarta.
tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran
(Whitleblowing) Sukrisno, Agoes. (2002). Auditing (Pemeriksaan
Akuntansi) Oleh Kantor Akuntan Publik
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.Peraturan Jilid I edisi 3. Jakarta : Lembaga Penerbit
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta Jakarta.

Mardiasmo.2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi Supriadi, Sulkarnaen, Rusdiono.2012. Prinsip-


Publisher. Yogyakarta Prinsip Good Governance Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi Percepatan Penyelesaian Tapal Batas
2. Penerbit Andi. Yogyakarta Wilayah Administrasi Antar Daerah Oleh
Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah
Mulyadi.2002. Auditing Edisi Ke-6, Buku 1. Kabupaten Kubu Raya. Tesis Universitas
Penerbit Salemba Empat. Tanjungputa Pontianak. Pontianak.

Nofianti, Leny. 2012. Akuntabilitas Kinerja Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Instansi Pemeritah Daerah Mewujudkan Pemerintah Daerah.
Good Governance. Berita Riaupos. Riau.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Pemerintah Daerah.
Indonesia Nomor 01 Tahun 2007.Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Jawab Keuangan Negara.
Standar Akuntansi Pemerintahan. Fokus
Media.Jakarta Wahyu Nugroho, Fibrianto.2005. Prosedur
Pelaksanaan Audit Kinerja Pada
Prajogo.2001. Perspektif Pemeriksa terhadap BUMN/BUMD Di Kantor Perwakilan
Implementasi Standar Akuntansi Badan Pengawasan Keuangan Dan
Keuangan Sektor Publik. Jurnal Akuntansi Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa
dan Keuangan Sektor Publik. Tengah. Skripsi Universitas Semarang.
Kompartemen Akuntan Sektor Publik Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia. Vol.02 No.02.
Agustus. pp. 1-8.

Rusmini.2013. Kinerja Pegawai Dalam Rangka


Mewujudkan Good Governance Di
Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa
Janan Ilir. Skripsi Universitas
Mulawarman. Medan.

Sedarmayanti. 2007, Manajemen Sumber Daya


Manusia : Reformasi Birokrasi Dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Bandung : Refika Aditama.

99 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai