Anda di halaman 1dari 4

2.

Terjadinya penyakit/masalah kesehatan reproduksi


Kaitan dengan teori segitiga epidemiologi
Pada teori segitiga epidemiologi, kaitannya yakni hubungan antara agent, host, dan
environment, dimana ketiganya harus berada dalam keseimbangan agar kondisi seseorang
menjadi sehat. Pada Kesehatan Ibu dan Anak, penjamunya atau host ialah ibu, bayi dan anak
balita. maka kondisi ibu, termasuk ibu hamil, bayi dan balita harus sehat jasmani, rohani dan
sosialnya agar bisa terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi. Hal-hal yang dapat dicapai
dalam hal ini ialah pemenuhan gizi dan berbagai perilaku sehat lainnya seperti olahraga, perilaku
hidup bersih dan sehat. Environment atau lingkungan hidup akan sangat berkaitan dengan
lingkungan dalam rumah tangga secara fisik, biotic, sosial dan psikologis dari ibu, ayah, anak,
tetangga dan kerabat lainnya.
Faktor risiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan reproduksi
Faktor resiko didefinisikan sebagai karakteristik atau keadaan yang diamati pada individu
atau kelompok individu yang diketahui mempunyai hubungan dengan resiko besar untuk
menderita kesakitan, kecelakaan atau kematian. Jadi faktor resiko adalah suatu mata rantai proses
terjadinya penyakit. Faktor risiko dapat diamati dan diidentifikasi sebelum keadaan sakit.
Contohnya yaitu kehamilan pertama, paritas tinggi, kehamilan usia muda dan tua, jarak
kehamilan yang dekat, riwayat kematian bayi dan status gizi buruk adalah faktor resiko yang
universal dari hasil akhir proses kehamilan yang kurang baik.
Faktor-faktor yang dapat menjadi faktor risiko (selanjutnya disebut penyebab) dapat
dikelompokan menjadi :
a. Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat menciptakan status kerentanan (susceptibility)
terhadap agen penyakit, misalnya: umur, jenis kelamin, penyakit sebelumnya, dan lain-lain.
b. Faktor yang Memungkinkan (Enabling Factors) adalah faktor yang mungkin menguntungkan
untuk perkembangan penyakit atau tidak membantu untuk menyembuhkan penyakit atau
memelihara kesehatan yang baik, misalnya: pendapatan yang rendah, gizi buruk, rumah tidak
sehat, pelayanan medis yang tidak cukup.
c. Faktor yang Memastikan (Precipitating Factors)adalah faktor yang dihubungkan dengan
serangan suatu penyakit atau status kesehatan, misalnya: keterpaparan terhadap agen
infeksius atau agen keracunan.
d. Faktor yang Memperkuat (Reinforcing Factors) adalah keterpaparaan yang berulang dan
kerja berlebihan dapat memperberat penyakit yang ada.

Metode-Metode Epidemiologi
Terdapat 2 tipe pokok pendekatan (metode) dalam epidemiologi yaitu epidemiologi
deskriptif dan epidemiologi analitik
a. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang bagaimana frekuensi peyakit berubah
menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat
(place), dan waktu (time).
1) Orang
Variabel dari orang/person meliputi :
a) Umur, umur adalah variable yang selalu diperhatikan dalam penyalidikan
epiemiologi. Angka kesakitan dan kematian hampir semua keadaan menunjukkan
hubungan dengan umur.
b) Jenis kelamin, angka pada data di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan
lebih tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan
pria pada semua golongan umur. Tapi untuk Indonesia hal tersebut masih perlu
dipelajari lebih lanjut.
c) Kelas sosial, kelas sosial adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan
angka kesakita atau kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang.
d) Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui
beberapa jalan. Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan
banyak dikerjaan di Indonesia terutama pola penyakit kronis, misalnya penyakit
jantung, tekanan darah tinggi dan kanker
e) Penghasilan, seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar
transport, dsb.
f) Golongan etnik, berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan
makan,susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
perbedaan angka kesakitan dan kematian.
g) Status perkawinan, dalam penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan
duda/janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kmatian
karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
h) Besarnya keluarga, pada keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita
karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
i) Struktur keluarga, struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan
(penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2) Tempat
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi
penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
a) Batas daerah pemerintahan
b) Kota dan pedesaan
c) Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang
pasir)
d) Negara –negara
3) Waktu
a) Fluktuasi jangka pendek yaitu pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi
umpamanya epidemi keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influenza
(beberapa hari/minggu). Epidemi cacar (beberapa bulan). Fluktuasi jangka pendek
atau epidemic ini memberikan petunjuk bahwa penderita terserang penyakit yang
sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan waktu inkubasi rata-rata
pendek.
b) Perubahan-perubahan secara siklus, yaitu perubahan secara siklus ini didapatkan pada
keadaan timbul dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi
berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun atau tiap beberapa tahun, peristiwa
semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan
infeksi.
b. Epidemiologi Analitik
Pendekatan/metode ini digunakan untuk menguji data dan informasi- informasi yang
diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.

Sumber/DAFPUS
Budiarto, Eko. 2014. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. EGC
Mardiah, 2014. Epidemiologi untuk Kebidanan. Jakarta. EGC
Nugrahaeni, Dyan Kunthi. 2015. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai