KARAKTERISTIK TELUR
DI SUSUN OLEH:
NAMA : SAMANIADIN
NIM : 2002010008
Dosen pengampu :Nurul Hidayah S.TP,M.Sc.
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN FUSTAKA
Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi
karenamengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin,
mineral, serta memiliki daya cerna yang tinggi. Telur merupakan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Hal ini ditandai dengan rendahnya zat yang
tidak dapat diserap setelah telur dikonsumsi. Akan tetapi disamping bernilai
gizi tinggi, telur juga mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh
sebab itu perlu dilakukan suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi
kualitas dan penanganan pasca produksi telur . Tindakan ini penting agar
produksi telur yang dicapai dengan segala usaha ini dapat sampai ke
konsumen dengan kualitas yang masih tetap baik (Sulistiati, 2010)
Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya mikroba-
mikroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur,
menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan. Ruang penyimpan
yang mlembab akan menyebabkan kerabang berjamur (Steward, 2008).
Menurut Suprapti (2008) mengatakan bahwa banyak jenis telur unggas
yang dapat kita jumpai di sekitar kita. Namun secara umum, ada 5 macam
telur unggas yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu telur
ayam kampung, ayam ras, itik/bebek, entok, dan puyuh. Telur ayam kampung,
umumnya berwarna putih atau putih kecoklatan, dengan berat berkisar antara
25 g - 35 g per butir.
a) Telur ayam negeri / ras, umumnya berwarna coklat pastel hingga
coklat merah, dengan berat berkisar antara 50 g – 70 g per butir.
b) Telur itik / bebek, umumnya berwarna biru hijau, dengan berat
berkisar antara 70 g – 80 g per butir.
c) Telur entok, umumnya berwarna putih, dengan berat berkisar antara
70g – 80 g per butir.
d) Telur puyuh, umumnya berwarna putih bertotol-totol coklat
kehitaman, dengan berat +-10 g per butir.
Telur ayam terdapat dua jenis yaitu telur ayam kampong (buras) dan
telur ayam negri (ras). Telur ayam kampung harganya relatif lebih mahal
dibandingkan telur ayam negri karena penawarannya sangat terbatas dan
anggapan lebih berkhasiat. Telur bebek juga ada dua jenis yaitu yang
berwarna biru dan berwarna putih. Masing-masing telur ini dihasilkan oleh
jenis bebek yang berbeda (Muchtadi,
2010).
Telur ayam lokal adalah bahan pangan sumber protein hewani yang
memiliki kandungan protein yang tinggi dan gizi yang hampir sempurna.
Tingkat konsumsi nasional terhadap telur ayam lokal Indonesia cukup tinggi,
namun system pemeliharaan ayam lokal yang umumnya masih sederhana
menyebabkan pengembangbiakan, produktivitas dan kualitas ayam lokal
menjadi rendah. Salah satu ayam lokal Indonesia yang memiliki produktivitas
yang tinggi adalah ayam Arab. Namun, sampai saat ini data tentang
karakteristik fisik dan kimia telur ayam Arab masih terbatas (Juliana, 2011).
Berat telur ayam sesuai dengan ayamnya. Telur tidak boleh terlalu
berat ataupun terlalu kecil (daya penetasannya amat rendah). Beratnya tidak
boleh kurang dari 42 gram dan tidak boleh lebih dari 70-80 gram.
Keseimbangan berat telur dan berat badan anak ayam adalah tetap adanya.
Berat telur yang baik adalah sekitar 50-60 gram tidak boleh terlalu berat atau
terlalu ringan. Telur harus berasal dari induk yang umurnya sudah lebih dari
satu tahun, karena telur sudah cukup besar. Telur yang kecil akan
menghasilkan ayam yang kecil juga (Dwiyanto dan Prijono, 2008).
Telur itik merupakan hasil pertama yang diperoleh dari ternak itik
selain dagingnya. Telur itik berukuran hampir sama dengan ukuran telur ayam
dan kandungan gizi nya pun hampir sama. Akan tetapi, telur itik kulitnya
berwarna biru, biru muda serta biru tua . Telur itik biasanya berukuran besar,
warna kulitnya hijau kebiruan. Kandungan gizi pada telur itik hampir sama
dengan kandungan gizi telur ayam, akan tetapi pada telur itik mudah sekali
menyerap air dan kotoran (Rasyaf, 2012).
Berat telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetik,
umur, induk, pakan dan tingkat dewasa kelamin induk Berat telur itik yang
normal adalah antara 65-75 gram.
Telur burung puyuh berbeda dengan telur-telur unggas lain, sebab telur
puyuh mempunyai warna yang bermacam-macam yaitu bercak hitam, coklat
dan biru (Nugroho, 1990). Burung puyuh mulai bertelur pada umur 42 hari,
produksi telurnya dapat mencapai 250 – 300 butir pertahun dengan bobot
sekitar 10 gram per butir (Rasyaf, 2012).
Berat telur puyuh bervariasi yakni antara 10-15 gram. Berat telur puyuh yang
terberat adalah 10,8 gram pada periode pertelur 28 minggu Telur yang
dihasilkan oleh induk yang masih muda biasanya lebih ringan dan ukurannya
lebih kecil, dan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk mencapai standar
berat normal dari pada induk yang lebih tua (Rasyaf, 2012).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Telur ayam
Bagian
1 2 3 4 Rata-Rata
60 g 48 g 55 g 67 g 57,5%
utuh
100% 100% 100% 100% 100%
29 g 35 34 g 42 g 35%
putih
48,3% 72,97% 61,8% 62% 61,267%
19 g 12 g 13 g 15 g 14,75%
kuning
31,6% 25% 23,6% 22,3% 25,625%
Telur itik
Bagian
1 2 3 4 Rata-Rata
61 g 51 g 58 g 58 g 57%
utuh
100% 100% 100% 100% 100%
20 g 23 24 g 28 g 23,75%
putih
32,7% 45% 41,37% 48% 41,767%
35 g 27 g 24 g 18g 26%
kuning
57,3% 52,06% 41,37% 31,03% 45,44%
Telur puyuh
Bagian
1 2 3 4 Rata-Rata
14 g 8g 9g 9g 10%
utuh
100% 100% 100% 100% 100%
putih 5g 3g 3g 4g 3,75%
35,7% 37,50% 33,3% 44% 37,625%
5g 3g 3g 3g 3,5%
kuning
35,7% 37,50%% 33,3% 33,3% 34,95%
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan:
Sodak, F Juliana. (2011). Karakteristik Fisik Dan Kimia Telur Ayam Arab Pada
Dua Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Disertasi
Doktor pada IPB Bogor: tidak diterbitkan.
Suprijatna, E. et al. 2009. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.