NIM : 019.01.3640
SEMESTER : 3 Keperawatan
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.
(sjarifudin,1979) dalam basyar 2005.
2. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (depkes 2000).
1. Potter.perry (2005)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,kurang keperawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
(dalam tarwoto dan wartonah 2006)
C. Etiologi
1. Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
3. Keterbatasan Biaya
4. Lingkungan yang Tidak Mendukung
5. Tidak ada nya Fasi litas yang memadai
D. Patofisiologi
Personal hygine adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri.personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit,selain itu
fasilitas yang kurang,kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat,ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar.akibatnya individu akan mengalami defisit
personal hygiene.
E. Faktor Predisposisi
Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep dalam buku KDM
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene adalah :
1. Budaya
2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai. Itu semua membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan
individu akan berpengaruh pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene
yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat Islam selalu diperintah untuk
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang tersebut,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik. Pengetahuan itu penting dalam
meningkatkan status individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita
harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya akan jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk
tertentu dalam melakukan perawatan diri misalnya menggunakan shower, sabun padat,
sabun cair, shampo, dll. (Taylor, 1989)
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.
1. Dampak fisik
2. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan hargadiri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa
dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain
seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi
dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang
dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak
menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu perawatan
yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara namun
demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu
kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah
suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan
dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak
dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu. Tujuan bagi klien yang
membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut :
2. Perawatan mata.
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang
menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke
luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong
lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah
penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat
dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab
atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi.
Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan
cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks
berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat
dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata
buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan
pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat
meyebabkan cedera kornea.
3. Perawatan hidung.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air
atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas.
Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal
merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
4. Perawatan telinga.
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian tengah,
dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga
bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran.
Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah
siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai
macam bunyi-bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga
juga dapat berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi
telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih, untuk mendengar jelas dan
telinga bagian luar selalu bersih.
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-
sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada
yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah
sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan pemegang (Depdikbud ,
1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki
harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman
penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.
6. Perawatan genetalia.
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh
infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk
melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan
genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika
memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat
memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut
kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang
disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari
kulit ari (Depdikbud, 1986:16).
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu
dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula
berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan
dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang
mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus,
tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buangair besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak dapat
berpakaian sendiri.
I. Therapy/Tindakan Penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang
dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu, baik faktor
pendukung maupun faktor penghambat.
1. Keluhan utama
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat kesahatan keluarga
C. INTERVENSI
Kriteria hasil :
Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai
dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai meski
dengan keterbatasan yang dimiliki.
Indikator :
Intervensi umum
1. Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene
Rasional :
Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu
menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien
dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC : Jakarta
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.
Departemen Kesehatan: Jakarta.
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Kesehatan Anak FKUI:
Jakarta.