Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HYEGINE (KEBERSIHAN DIRI)

NAMA : Muhammad Asgar Hishom

NIM : 019.01.3640

SEMESTER : 3 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAM MATARAM

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarrti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Menurut beberapa ahli :

1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.
(sjarifudin,1979) dalam basyar 2005.
2. Depkes

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (depkes 2000).

1. Potter.perry (2005)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,kurang keperawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
(dalam tarwoto dan wartonah 2006)

B. Macam-Macam Personal Hygiene


1. Kebersihan kulit,
2. Kebersihan mata,
3. Kebersihan telinga kebersihan hidung,
4. Kebersihan gigi dan mulut,
5. Kebersihan genitalia, dan
6. Kebersihan kuku.

C. Etiologi
1. Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
3. Keterbatasan Biaya
4. Lingkungan yang Tidak Mendukung
5. Tidak ada nya Fasi litas yang memadai
D. Patofisiologi

Personal hygine adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri.personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit,selain itu
fasilitas yang kurang,kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat,ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar.akibatnya individu akan mengalami defisit
personal hygiene.

Apabila defisit personal hygiene individu terganggu,maka akan menimbulkan dampak


baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.

1. Dampak fisik yang mungkin muncul :


a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikologis yang mungkin muncul :
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi social
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai

E. Faktor Predisposisi

Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep dalam buku KDM
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene adalah :

1. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat


individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai. Itu semua membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan
individu akan berpengaruh pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene
yang baik.

3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat Islam selalu diperintah untuk
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.

4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang tersebut,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik. Pengetahuan itu penting dalam
meningkatkan status individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita
harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya akan jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk
tertentu dalam melakukan perawatan diri misalnya menggunakan shower, sabun padat,
sabun cair, shampo, dll. (Taylor, 1989)
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

F. Dampak Yang Di Timbulkan

Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi :

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya


kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada luka.

2. Gangguan psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan hargadiri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

G. Klasifikasi Personal Hyegine

Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene yaitu :

1. Perawatan kulit kepala dan rambut.


Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut setiap
orang tidak sama tergantung zat warna yang ada didalamnaya. Rambut dapat tumbuh dari
pembuluh darah yang ada disekitar rambut (Depdikbud, 1986:23).

Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa
dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain
seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi
dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang
dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak
menarik.

Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu perawatan
yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara namun
demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.

Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu
kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah
suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan
dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).

Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak
dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu. Tujuan bagi klien yang
membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut :

a. Pola kebersihan diri


b. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
c. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

2. Perawatan mata.
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang
menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke
luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong
lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah
penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat
dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab
atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi.
Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan
cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks
berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat
dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata
buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan
pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat
meyebabkan cedera kornea.

3. Perawatan hidung.

Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan


ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat
mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan
tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur
mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar,
iritasi mukosa, atau kekeringan.

Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air
atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas.
Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal
merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

4. Perawatan telinga.

Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian tengah,
dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga
bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran.
Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah
siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai
macam bunyi-bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga
juga dapat berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi
telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih, untuk mendengar jelas dan
telinga bagian luar selalu bersih.

5. Perawatan kuku kaki dan tangan.

Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-
sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada
yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah
sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan pemegang (Depdikbud ,
1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki
harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman
penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.

6. Perawatan genetalia.

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh
infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk
melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan
genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika
memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat
memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.

7. Perawatan kulit seluruh tubuh

Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut
kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang
disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari
kulit ari (Depdikbud, 1986:16).

Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan


kulit terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman
penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga
tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulit rasa panas, dingin dan nyeri dapat
dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang
tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori (Soenarko, 1984:4).

Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu
dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula
berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan
dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang
mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus,
tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)

H. Manifestasi Klinis/Tanda Dan Gejala

Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :


1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
2. Hidung kotor dan telinga juga kotor
3. Gigi kotor disertai mulut bau
4. Kulit panjang dan tidak terawatt
5. Kuku panjang-panjang dan tidak terawatt
6. Badan kotor dan pakaian kotor
7. Penampilan tidak rapi

Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buangair besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak dapat
berpakaian sendiri.

I. Therapy/Tindakan Penanganan

Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien


a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buat kegiatan harian setiap hari
d. Ingatkan setiap kegiatan
e. Beri pujian serta kegiatan yang positif

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung


a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju,dll)
b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien
4. Sikap keluarga
a. Sabar dan selalu siap membantu
b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
c. Tidak mencela atau menghina
5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri
6. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan diri
penting dijaga.

J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan terkahir dan
sebagainya,
a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang
dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu, baik faktor
pendukung maupun faktor penghambat.

1. Keluhan utama
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat kesahatan keluarga

b. Pola pemenuhan KDM


1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2. Pola nutrisi-metabolik
3. Pola eleminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola kognitif dan persepsi
6. Pola persepsi - konsep diri
7. Pola tidur dan istirahat
8. Pola peran – hubungan
9. Pola seksual – reproduksi
10. Pola toleransi stress – koping
11. Pola nilai – kepercayaan
12. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda – tanda vita
c. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Amati kondisi rambut : Keadaan kesuburan rambut, rambut yang mudah
rontok, rambut yang kusam, keadaan tekstur
b. Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala, botak/alopesia, ketombe,
berkutu, adakah eritema, kebersihan
c. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda
pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana membran
mukosa.
e. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap
atau gigi palsu.
g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya,
perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola
pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
k. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut nanda 2003, dan 2020, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan
masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut diagnosa tersebut
terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu :
1) Defisit perawatan diri : mandi/hygiene
2) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

C. INTERVENSI

Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal


harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yang disukai klien, kesehatan klien
serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu
yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang
tersedia. Berikut merupakan contoh rencana tindakan dan rasionalisasi dengan diagnosis
Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene dan Penurunan kemampuan dan motivasi merawat
diri

Dx 1 : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene

Yang berhubungan dengan :

a. Kurangnya koordinasi, sekunder akibat (sebutkan)


b. Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan)
c. Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan)
d. Keadaan koma
e. Gangguan persepsi
f. Peralatan eksternal
g. gangguan fungsi kognitif
h. Nyeri

Kriteria hasil :

Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai
dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai meski
dengan keterbatasan yang dimiliki.

Indikator :

1. Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh


2. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif
3. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi

Intervensi umum
1. Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene

2. Beri kesempatan klien untuk beradaptasi kembali dengan aktivitas perawatan


diri
3. Lakukan intervesi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk mandi
 Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan.
 Jaga suhu kamar mandi tetap hangat, cari tahu suhu air yang disukai individu.
 Berikan privasi selama mandi.
 Observasi kondisi kulit selama mandi.
 Letakan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah dijangkau.
 Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh peralatan di
dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang paling sesuai untuk klien.
 Berikan pengaman di kamar mandi (keset, pegangan)
 Jika klien mampu secara fisik , anjurkan ia untuk menggunkan bak mandi atau
shower , tergantung apa yang digunakan di rumah ( klien harus berlatih di
rumah sakit untuk persiapan pulang ke rumah).
 Berikan peralatan adaktif sesuai kebutuhan (misal spons dengan tangkai yang
panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi, semprotan shower yang
dapat di pegang ).
 Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau puntung
guna melihat integritas kulit. Mandikan bagian puntung 2 kali sehari dan
yakinkan bagian tersebut kering sebelum dibungkus atau dipasangkan
prostesis.
 Berikan obat pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk mandi
sendiri.
4. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.

Rasional :

Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan


ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya kemampuan
merawat diri, harga diri akan meningkat ( Maherebal, 1998).

Dx 2 : penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.

Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.

Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi

Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu
menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien
dapat meningkatkan cara merawat diri.

Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:

1. Wajah cerah, tersenyum


2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Menerima kehadiran perawat
5. Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.


2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal
yang berhubungan dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan
diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore,
sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan
menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC : Jakarta

Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.
Departemen Kesehatan: Jakarta.

Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Kesehatan Anak FKUI:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai