Anda di halaman 1dari 3

8 Metode Self-Healing

Self-healing adalah sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Metode ini
dilakukan saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya. Self-
healing berguna untuk menyelesaikan unfinished bussines yang berakibat pada kelelahan emosi
seseorang.

Sebagian besar orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk. Seperti
sedih karena kepergian orangtua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami
peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, apa
yang harus dilakukan? Siapa yang seharusnya menyembuhkan luka itu?

Untuk yang belum selesai dengan masalah emosinya sendiri, beberapa cara di bawah ini semoga
bisa membantu menyembuhkan diri sendiri dari dalam.

 Me Time

Masalah yang belum selesai pada sebagian orang umumnya berkaitan dengan kehadiran orang
lain. Me time ini berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih
dahulu. Bagaimanapun orang lain memperlakukannya, diri kita masih bisa memilih untuk
bahagia.

Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang ia lupa memikirkan diri sendiri.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan membuat kita merasa lebih bermakna.

Membuat kita merasa bahwa pusat dari segala kehidupan ini adalah diri sendiri. Orang lain
hanyalah pelengkap kebahagiaan.

 Berdialog dengan Diri Sendiri

Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Jujur pada diri sendiri lebih
baik ketimbang melampiaskan segala perasaan buruk kita pada sesuatu. Satu-satunya orang yang
mampu berbicara dengan lubuk hati terdalam adalah diri sendiri. Saatnya mulai memahami diri
sendiri untuk bisa bersyukur atas apa yang hidup ini berikan.

 Berdamai dengan Keadaan

Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak
terhindarkan. Setiap orang berhak marah atas hal itu. Orang yang hatinya terluka sangat dalam
tidak akan dengan mudah melupakannya. Namun, apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas
semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat
batin kita tenang? Tidak. Alangkah lebih bijaknya kita jika mencoba berdamai dengan keadaan.
Menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi
kita lebih baik lagi

 Mindfullness

Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran yang penuh. Mengelola pikiran, perasaan, dan
lingkungan untuk menghubungkan titik-titik yang ada dalam pikiran kita. Memaknai setiap
peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat. Mindfulness dapat
meningkatkan self-compassion dan kebermaknaan hidup.

Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mencari tempat yang
sekiranya tenang, kemudian memejamkan mata. Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran
yang kita miliki. Dengan penuh kesadaran, cobalah untuk memahami setiap pergulatan emosi
yang ada di dalam diri. Mindfulness ini akan lebih baik jika kita melakukannya secara rutin.
Misal, satu sebelum berangkat ke kantor, kampus, sekolah, dan sebagainya.

 Meningkatkan self-compassion

Self-Compassion adalah kemampuan untuk memahami keadaan emosi diri sendiri dan juga
respon emosi atas penderitaan yang dialami dengnan disertai keinginan untuk menolong diri
sendiri. Melalui  self-compassion, seseorang dapat memahami dirinya sendiri.

Self-compassion mampu membuat orang memaknai pengalaman yang tidak nyaman dengan


emosi yang berbeda. Artinya, ketidaknyamanan yang dimiliki seseorang dapat dimaknai secara
positif jika meningkatkan self-compassion. Meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri,
merespon peristiwa buruk dengan perasaan lapang dada, dan selalu berupaya membebaskan diri
dari duka yg berlarut.

 Jadikan penyesalan sebagai kekuatan

Sebagian orang pernah mengalami hal yang memalukan dalam hidupnya. Sebagian lain juga
pernah berbuat kesalahan yang sudah disesalinya. Namun, tidak sedikit pula mereka yang
menyesal tak ada habisnya, hingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Gelisah, cemas
dan terus memikirkan hal tersebut membuat hati seseorang lelah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia terkadang bisa menekan perasaan gelisah dan
sesal itu. Kita bisa saja mengabaikan pikiran-pikiran yang mengganggu itu dengan menyibukkan
diri. Namun, dengan mengabaikan perasaan itu justru akan membuat emosi kita makin lelah.
Sebab, perasaan itu bisa muncul kapanpun

Baca: Berdamai dengan Kerapuhan Diri di sini

Oleh karena itu, jadikanlah sebuah penyesalan terberat sekalipun di dalam hidup kita ini sebagai
pelajaran. Boleh sesekali mengingat kejadian itu, tapi gunakanlah sudut pandang yang berbeda.
Bicaralah pada diri sendiri bahwa melakukan kesalahan itu wajar. Yang perlu dilakukan
hanyalah belajar untuk tidak mengulanginya.

 Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya

Setiap orang punya kisah masa lalunya masing-masing. Tidak sedikit mereka memiliki masa lalu
yang kelam hingga membuat masa kininya tidak tenang. Namun, kita tidak bisa mengubah
peristiwa yang telah terjadi. Sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah mengubah respon
kita terhadap masa lalu itu. Untuk itu, jadikanlah masa lalu sebagai guru yang mendewasakan.

Masa lalu hadir di masa kini bukan untuk terus disesali, tapi untuk dimaknai. Memaknai kembali
pengalaman masa lalu dengan respon yang positif sangat membantu penyembuhan hati kita.

 Menulis ekspresif

Menulis punya kekuatan untuk menyembuhkan diri kita dari dalam. Menulis ekspresif adalah


menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami. Tidak perlu memperhatikan aturan
seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Intinya, menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk
mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stress datang. Dengan menuliskan segala
kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.

Setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap luka batin, masa lalu yang
kelam, pengalaman pahit, kegagalan hidup hanyalah sebuah peristiwa. Setiap peristiwa bisa
disikapi dengan bijaksana dan setiap luka yang membekas bisa disembuhkan. Setiap hal buruk di
dunia ini akan terus terjadi, maka maknailah semua luka itu sebagai ujian perjalanan hidup.

Anda mungkin juga menyukai