Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

Andi
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENGALAMI TBC PARU

A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn. Andi
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Sunda
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang sayur
Alamat : Kp. Bongas rt 02 rw 08 Ds. Karehkel

b. Susunan Anggota Keluarga

No. NAMA L USIA HUB.KK PEND PEKJ KET


/P

1. Ny.Maryati P 50 th Istri SD - Sehat


2. Ny. Rini P 40 th Anak SD - Sehat

3. Tn, Muklis L 45 th Menantu SD Dagang Sehat


Sehat
4. Ny, Dede P 35 th Anak SMP -

5, Nn. Melani P 15 th Cucu SMP - Sehat


6. An. Riyana P 11 th Cucu SD - Sehat
7. An. Suci R P 1,5 th Cucu - - Sehat
8. Tn. M. Barid L 20 th Anak PT - Sehat

1
c. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah

d. Jenis/type Keluarga
Jenis : Extendet

2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran


Sumber penghasilan keluarga adalah dari kegiatan dagamg sayuran yang
dilakukan oleh kepala keluargai, yaitu sekitar  Rp. 50.000,-/perhari .
Pengeluaran untuk keperluan makan dan lain-lain dan kadang kadang dibantu
sama anaknya. sisanya untuk keperluan lainnya seperti membayar listrik,
kebutuhan anak sekolah.
b. Pendidikan
Anggota keluarga semuanya berpendidikan yaitu pendidikan SD,SMP,SMA
kecuali anak bungsunya yang masih kuliah,. Berkaitan dengan penyakit TBC
yang diderita Tn.Andi, keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara

2
penularan TB paru kepada orang lain dan bagaimana cara pencegahan
terhadap anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang pengertian
penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.Andi dan Ny.Maryati belum
bisa menjawab pertanyaan sederhana
c. Suku Dan Agama
keluarga merupakan suku sunda dan beragama Islam, dalam menjalankan
perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan
seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, tetapi setelah sakit
jarang ke musola atau masjid.

3. Kegiatan Sehari - Hari


a. Nutrisi
keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi
sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran, jarang
makan buah dan minum susu. Keluarga makan tiga kali dalam sehari dengan
porsi yang cukup. Pemberian makan sama rata untuk seluruh anggota keluarga.
Kecuali Tn.Andi pagi nasi siang dan malam ubi atau kentang cara menghidang
kannya terbuka di atas meja. Alat makan digunakan bersama atau tidak ada
pemisahan dalam pemakaiannya. Pantangan makan yang manis-manis
b. Eliminasi
Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada
anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi.
Tempat BAB adalah di sungai atau menumpang di WC tetangga.
c. Olah Raga
Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan
olah raga,hanya melakukan kegiatan sehari hari, bahkan tidak pernah berolah
raga sedangkan anak-anak dan cucu berolah raga disekolah saja sesuai jadwal
olah raga di sekolah masing-masing.
d. Kebersihan Diri
Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan
pada sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan

3
pada sore hari. Kebersihan mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun
mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta gigi serta mencuci rambut
tiga hari sekali dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi keluarga di
rumah dengan air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan
dengan TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat
yang dapat mencegah penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai
tempat khusus untuk pembuangan dahak, biasanya meludah di halaman atau
dimana saja saat ia berada.
e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi
Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau
digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam
menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk
mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio.
f. Istirahat
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya
selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari
jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering terganggu oleh karena sering
batuk pada malam hari, dan sering berkeringat dingin pada malam hari.
g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti
kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu
merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi
merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap ke III, yaitu keluarga
dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA
dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan
masih sekolah dibangku SD.
c. Riwayat Keluarga Inti

4
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing
masing keluarga baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC.
Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Bidan Desa atau
ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Tn.MS berobat
rutin ke Puskesmas Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di
Polindes.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit serius.
Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan
linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat kalau linu-linunya
dirasa sangat mengganggu.

5. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah pasien berada dilingkungan padat penduduk dan kumuh dengan
ukuran 6 x 6 meter, lantai sudah diplester dan atap dari genting, terdapat
ruang tamu dan dapur. Memiliki dua kamar tidur dengan kondisi gelap dan
lembab untuk kamar yang posisinya dibelakang karena tidak memiliki
ventilasi dan jendela sehingga cahaya matahari dan udara tidak masuk
ruang tidur, tidak memiliki sarana air bersih dan jamban keluarga. Tidak
membuka jendela setiap pagi, dan membuang sampah ke kali.

b. Denah rumah

5
i. Kamar tidur Dapur

Ruang tamu Kamar tidur

1. JALAN KAMPUNG

c. Macam Tempat Tinggal


Keluarga bertemapat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan
yang lainnya berdekatan tapi tidak behimpitan/ menempel.
d. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW
Tetangga disekitar keluarga pasien bersuku sunda/ asli penduduk
setempat. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
pedagang. Keluarga pasien mempunyai alat telekomunikasi hanya
telepon genggam.
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga pasien jarang bepergian ketempat-tempat yang jauh. Kegiatan
rutin harian sebelum sakit adalah berdagang sayur di pasar leuwiliang
yang jaraknya kurang lebih 3 km.
f. Perkumpulan keluarga dan Interaksi keluarga dengan masyarakat
Komunikasi antar keluarga/ warga biasanya dilakukan saat mereka
melakukan kegiatan keagamaan seperti tahlilan, yasinan dan kegiatan-
kegiatan keagamaan lainnya.
g. Jarak rumah ke puskesmas pembantu ½ km, dan jarak ke puskemas
leuwiliang 3,5 km, dan memiliki kartu jaminan kesehatan dari
pemerintah.

6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga

6
keluarga Tn.Andi dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda. Dalam
keluarga Komunikasi jarang di lakukan karena anak-anaknya sudah
berkeluarga dan hidup terpisah.Tn.Andi tinggal hanya dengan istrinya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini dikarenakan
Tn.Andi sakit..Kekuatan dalam keluarga yang dapat digunakan untuk
meningkatkan derajat kesehatan adalah Ny.Maryati cukup bijaksana, tampak
sabar dalam merawat penyakit atau masalah yang dialami oleh suaminya.,
sehingga dapat mendorong Tn.Andi untuk berobat secara teratur sampai
sembuh. Ny.Maryati sering mengingatkan Tn.Andi jika lupa minum obat.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran.
Begitu juga dalam perannya secara informal.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.Andi menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian
diwarnai dengan kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut
kebudayaan Sunda, norma yang dianut juga kebudayaan Sunda. Dalam
kebiasaan keluarga Tn.Andi tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn.Andi kurang harmonis. Apabila ada
keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut
merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn.Andi menganut kebudayaan Sunda. Dalam
berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga
sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.Andi mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah
kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn.Andi dengan

7
TB paru. Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk
menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak,
karena keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn.
Andi dianggap sebagai batuk biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke
Puskesmas Leuwiliang dan sudah mendapat terapi. Sejak awal pengobatan,
Tn.Andi mengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, keluarga
langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.Andi mengatakan
sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual. Tapi
Tn.Andi ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap meminum
obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn.Andi mampu untuk
memanfaatkannya, karena Tn.Andi selama sakit berobat ke Puskesmas
Leuwiliang.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. Andi adalah 3 orang, Ny.Maryati sudah
tidak menggunakan KB.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.Andi termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat
dari penghasilan tiap harinya hanya sekitar Rp.50.000/perhari. Dalam
pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. Andi sangat sederhana.
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.Andi berdagang sayuran di
pasar.

8. Stres Dan koping Keluarga


a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Keluarga Tn.Andi mengatakan mengalami stress baik itu stess jangka pendek
( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga Tn.Andi
hanya mengalami stress biasa yang dapat dengan segera diatasi.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

8
Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn.Andi adalah dengan cara
mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah antar anggota keluarga.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. Andi biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut.
Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn.Andi
Riwayat kesehatan sekarang : sejak delapan bulan yang lalu Tn. Andi
sering batuk yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan
kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di malam hari, nafsu makan
menurun, berat badan menurun.
Riwayat kesehatan masa lalu : Tn.Andi pernah menderita penyakit yang
berat, kronis. Tn.Andi tidak pernah minum – minuman keras, tapi merupakan
perokok berat dengan frekwensi 1 – 2 pak perhari.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit,
tinggi badan 162 cm, berat badan 48 kg.
Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka,
ketombe dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak
rontok. Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan
sembab.
Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva
agak anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.
Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau
benjolan yang abnormal.
Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi
normal, adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak
ditemukan perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada,
uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.

9
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi
deviasi septum nasi, tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan
perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi
intercosta dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama.
Fokal fremitus lebih bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness.
Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung
suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Kelainan
tulang belakang tidak ditemukan.
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi
tympani, hepar , lien tidak ada kelainan
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot
empat.

b. Pemeriksaan Fisik Ny. Maryati


Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita penyakit yang
berat, kronis atau penyakit yang menular.
Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit,
tinggi badan 152 cm, berat badan 52 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman
TBC dari Tn.Andi ke Ny.Maryati . Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh
batuk-batuk yang menetap. Tetapi Ny.Maryati mengeluhkan gejala-gejala
penyakit yang lain seperti sakit sendi / lutut.

10. Harapan Keluarga


Keluarga berharap agar T.Andi segera sembuh sehingga tidak mengalami
gangguan jika bekerja .

B. Analisa Data
N Data Masalah Etiologi

10
o
1. DS :
- Tn. Andi mengatakan biasa Resiko penyebaran Perilaku kurang
membuang ludah di / penularan infeksi higienis
halaman, tidak ada tempat
khusus.
- Tn. Andi mengatakan belum
tahu akibat bila tidak
melakukan tindakan
pencegahan pada keluarga.
- Ny. Maryati mengatakan
kurang mengerti tentang
pencegahan TBC
- Keluarga tidak tahu
bagaimana cara penularan
TB paru kepada orang lain
dan bagaimana cara
pencegahan terhadap
anggota keluarga yang lain.
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi
yang sehat yang dapat
mencegah penularan TB
paru.

DO :
- Lantai rumah sebagian
terbuat dari tanah, tampak
lembab dan kotor.
- Tidak ada tempat khusus
untuk membuang dahak
- Tidak ada tempat khusus
untuk pembuangan limbah
rumah.
- Alat makan keluarga
terpisah;

- Pencahayaan rumah (kamar


tidur) kurang.
- Tn.Andi tidurtidak sekamar
dengan Ny. Maryati

DS : Kurang Kurang
- Keluarga mengatakan sejak pengetahuan informasi dan

11
delapan bulan yang lalu keterbatasan
sering batuk yang disertai kemampuan
dahak. mencerap
- Keluarga mengatakan bahwa informasi
Tn.Andi sakit paru-paru,
tapi tidak tahu jenis
penyakit, penyebab,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya.
- Tn. Andi mengatakan, “
saya belum tahu akibat
yang terjadi, bila penyakit
saya tidak diobati “.
- Ny. Maryati mengatakan ,”
Tn. Andi sudah diperiksakan
di RSPG“. Tetapi batuknya
masih sering dan agak sesak.

DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
tentang pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
- Pendidikan Tn.Andi SMA
dan Ny.Maryati SD
- Setelah dijelaskan tentang
pengertian penyakit, cara
pencegahan dan
pengobatannya, Tn.Andi dan
Ny. Andi belum bisa
menjawab pertanyaan
sederhana perawat

DS :
- Keluarga mengatakan Resiko kerusakan
Tn.Andi sudah menjalani penatalaksanaan
pengobatan. program terapi di
- Tn.Andi mengatakan sering rumah
lupa minum obat, tapi selalu (pengobatan tidak
diingatkan oleh istrinya tuntas)
- Tn.Andi mengatakan sering

12
mual setelah minum obat
- Tn.Andi mengatakan
sebenarnya malas minum
obat, tapi ia ingin
penyakitnya cepat sembuh
DO :
- Pemeriksaan fisik : bentuk
dada normal, terdapat
retraksi intercosta, batuk
produktif. Nafas agak sesak.
- lantai ruang tamu dari
porselin, sisanya terbuat dari
tanah keadaannya kotor dan
lembab.
- Ventilasi kurang karena
jendela / lubang angin
terlalu sempit (kurang dari
10% luas lantai).

D. Prioritas Masalah
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,
perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan
mencerap informasi

E. Rencana Tindak Lanjut

1. Resiko penyebaran infeksi TBC


Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-
orang terdekat maupun pada masyarakat sekitar
Intervensi :
- Jelaskan penyebab TB paru adalah basil mycobacterium tuberculosa,
dimana dapat menyerang semua orang baik kecil, tua, muda, kaya,
miskin.
- Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan TB paru yaitu
melalui percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin ,

13
batuk dan menguap. Daya tahan tubuh yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi
dan faktor faali.
- Kaji cara keluarga dalam mengambil keputusan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit TB paru.
- Jelaskan akibat bila tidak dilakukan perawatan pada anggota keluarga
misal penularan pada anggota keluarga.
- Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi
tubuh sebaik mungkin karena dalam kondisi tubuh yang buruk mudah
tertular.
- Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
- Jelaskan dan demontrasikan cara hidup sehat seperti : pada saat batuk,
bersin dan menguap sebaiknya mulut dan hidung ditutup ; cara
membuang dahak atau ludah yaitu di kloset kemudian di siram, apabila
dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat makan
sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram dengan air
mendidih kemudian dicuci bersih.
- Jelaskan dan demontrasikan tentang rumah yang mendukung tidak
terjadinya penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan dari
polusi udara, ventilasi rumah harus cukup sehingga udara dapat tertukar
dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari
bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan
mati bila terkena sinar matahari.
- Jelaskan bahwa klien TB perlu dukungan semangat untuk hidup panjang
umur dan jangan putus asa .
- Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
- Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.
- Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat
dengan syarat yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak
lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang
rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik,
pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)

14
- Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga
- jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin
berobat dan paling sedikit 6 bulan.
- Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA
dilakukan sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa
sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut
- Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.
- Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka
anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum
waktunya kontrol.
- Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga
dokter-dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan


dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap
informasi
Tujuan Umum : keluarga mampu melakukan tindakan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
- Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu,
pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat
dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
- Jelaskan bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan pneumonia
aspirasi, tersumbatnya jalan nafas.
- kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang
tepat.
- Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan
pengobatan dan perawatan yang tepat dan teratur.

15
- Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.
- kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien
TB paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup ,
pikiran diusahakan santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti
merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan dianjurkan bila penyakit
tampak sembuh.
- Jelaskan pengobatan TB paru dan cara minum obat serta berapa lama
harus minum obat.

F. Tindak Lanjut

NO TANGGAL Diagnosa Impelementasi Evaluasi


1 Resiko penyebaran
penyakit  menjelaskan S : keluarga mengatakan
penyabab TB paru masih sulit untuk
 menjelaskan mengerti tentang
tentang gejala TB penyebab dan gejala
paru TB paru.
O : keluarga tidak
mampu menyebutkan
dengan bahasa yang
sederhana tentang
penyebab dan gejala
TB paru.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi.

- mengkaji S : keluarga mengatakan


2. Kurang pengetahuan pengetahuan sudah tahu cara
keluarga tentang penularan TB paru
resiko terjadinya pada anggota keluarga
penularan TB paru dengan cara percikan
pada anggota ludah.
keluarga. O : keluarga mampu
8 Jan 2008 - Menjelaska menjelaskan dengan
Selasa pagi n tentang cara bahasa yang sederhana

16
penularan TB paru tentang cara penularan
TB paru yaitu melalui
percikan ludah.
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi.

- Menjelaskan S : klg mengatakan telah


3 Resiko kerusakan kepada keluarga tahu manfaat yang di
manajemen tentang manfaat dapat dari fasilitas
penatalaksanaan di fasilitas kesehatan kesehatan yang ada di
rumah yang ada di masyarakat
masyarakat. O : keluarga mampu
11 Des 2001 - Mengjkaji menjelaskan manfaat
Jumat pagi pengetahuan klg dari fasilitas kesehatan
tentang manfaat yang ada di
fasilitas kesehatan masyarakat.
yang ada di A : masalah teratasi
masyarakat. sebagian.
P : lanjutkan intervensi.

- menjelaskan cara S : keluarga mengatakan


4 Resiko penularan menghindari telah mengetahui cara
penyakit penularan TB paru merawat anggota
seperti menjaga keluarga agar tidak
kondisi tubuh. tertular, tapi belum
-Memotivasi dan mampu melakukan
mendemontrasikan khusus memisahkan
cara hidup sehat alat makan dengan
seperti : menutup klien.
mulut pada saat O : keluarga mampu
batuk atau bersin , menjelaskan dan
cara membuang belum mampu
dahak atau ludah bila mendemontrasikan
dibuang di halaman cara perawatan pada
maka harus diuruk anggota keluarga agar
dengan tanah. Alat tidak tertular TB paru.
makan harus terpisah A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi

17

Anda mungkin juga menyukai