Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Dalam masa pertumbuhan,tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga
dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh makhluk hidup
dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami
pembelahan sehingga menyebabkan bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel
inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga
tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita
rusak, misalnya ketika kulit terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan
melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya disebut sel
anakan. Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetic. Pada
pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi anakan yang menjadi sel
generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah kita memperoleh penurunan sifat-
sifat dari kedua orang tua kita. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Sifat-sifat
yang tampak merupakan penurunan dari sifat induknya.
PEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL

Hal yang mendasar pada pembelahan sel adalah sel-sel induk mewariskan
materi genetic berupa DNA dan perangkat metabolic yang cukup agar sel anakan
tersebut dapat “mandiri”. DNA mengandung instruksi untuk mensintesis protein.
Protein tersebut berupa protein structural, misalnya protein yang menjadi bagian
membrane sel, maupun protein fungsional misalnya enzim yang digunakan pada
proses perombakan lemak untuk menghasilkan energy. Oleh karena itu, bila sel
anakan tidak menerima materi generic DNA untuk sintesis protein, sel tidak dapat
tumbuh dan berfungsi dengan semestinya. Untuk itulah sel melakukan proses
replikasi DNA sebelum pembelahan sel berlangsung. Dengan demikian, tersedia
sejumlah materi genetic DNA yang cukup untuk tiap sel anakan.

Sitoplasma sel induk juga mengandung enzim,organel, dan perangkat


metabolic lainnya. Jadi, saat sel anakan menerima sitoplasma dari sel induk, sel
anakan dapat berfungsi semestinya sampai sel anakan dapat menggunakan DNA yang
diperoleh dari sel induk untuk tumbuh dan berkembang.

Pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Tujuan adanya tahap-


tahap pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan
menerima informasi genetic yang sama persis dengan sel induknya. Jika tidak
demikian, akan terjadi kelainan pada sel-sel anakan.

MITOSIS

Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama


dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic
(sel penyusun tubuh). Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda –
beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan
pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami
pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel –
sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada
organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada
jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah
usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan
hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel
tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis,
kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu
Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian
sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.

1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap
fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti
berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro
tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:

a) Profase
1. Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju
kutub yang berlawanan.
4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua
kutub pembelahan.

b) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan
berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat
gelendong melalui sentromer atau kinetokor.

c) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing
satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan
menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada
kutub masing – masing.

d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin
kembali.
Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
Serat – serat gelendong menghilang.
Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk
membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel
anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.

Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing
diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

2 Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk
ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap
sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

B. Meiosis
Selain mitosis, terdapat pula jenis pembelahan sel lainnya yaitu secara meiosis.
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan
jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua
kali periode Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu
sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk. Berikut ini fase meiosis
;
1. Meiosis I
Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase, dimana setiap kromosom mengalami proses
replikasi. Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis. Untuk setiap
kromosom, stiap kromatid ( anak) menyerupai sifat genetik yang sama menambat
pada sntromer. Ada sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami replikasi
untuk membentuk dua pasang.

Profase I
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan
diakinesis.
1. Leptoten
Please download full document at
www.DOCFOC.com
Thanks

Anda mungkin juga menyukai