Anda di halaman 1dari 5

Ciri Khas Sungai

Sungai merupakan ekosistem air tawar yang mengalir, yang mempunyai


ciri khas yaitu adanya arus yang merupakan faktor yang mengendalikan dan
merupakan faktor pembatas di sungai. Menurut (Odum, 1993) arus
dapatmengakibatkan perbedaan kehidupan di danau dan di sungai serta
dapatmenyebabkan perbedaan-perbedaan fisik-kimia dan biologi di berbagai
sungai.Berdasarkan perbedaan kecepatan arus, habitat lotik termasuk sungai dapat
dibagimenjadi 2 zona utama yaitu (1) zona air tenang (pool zone) dan (2) zona air
deras(rapid zone). Ekosistem sungai merupakan kumpulan dari komponen abiotik
(fisika dan kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain
dan saling berinteraksi membentuk suatu struktur fungsional (Fachrul, 2007).
Zona air tenang merupakan daerah dalam dengan kecepatan arus
lambat,materi lepas cenderung mengendap dan dasarnya lunak sehingga cocok
sebagaihabitat nekton, neuston dan plankton. Sedangkan, zona air deras
merupakan daerahdangkal dengan kecepatan arus tinggi sehingga materi lepas
tidak sempat mengendapdan menyebabkan dasar sungai menjadi keras dan padat.
Habitat ini cocok sebagaihabitat hewan bentos atau organik perifitik yang dapat
melekat dan berpegang eratpada substrat (Odum, 1993)

Klasifikasi Sungai
Sungai dapat diklasifikasikan berdasarkan:
 Sumber air
a. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu
Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau
sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa
dan Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es
saja boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di
India (yang berhulu di Peguungan Himalaya) dan hulu sungai Phein di
Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai
contoh jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es
(gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini
adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

 Berdasarkan debit airnya (volume airnya)


Berdasarkan debit airnya menurut sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan
Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di
Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis
ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan
sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah
Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Kalada di pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan.

 Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya)


a. Sungai konsekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya mengalir
untuk mengikuti daerah lereng awal.
b. Sungai subsekuen/strike valley yaitu jenis sungai yang aliran airnya
mengikuti sebuah strike batuan.
c. Sungai obsekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang aliran airnya
berlawanan arah dengan sungai konsekuen.
d. Sungai resekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah kemiringan pada lapisan batuan dan bermuara disungai
subsekuen.
e. Sungai insekuen, yaitu salah satu jenis sungai yang mengalir tanpa bisa
kontrol oleh litologi ataupun struktur geologi.

 Berdasarkan struktur geologinya


a. Sungai anteseden, yaitu salah satu jenis sungai yang tetap
mempertahankan sebuah arah aliran airnya meskipun ada srtuktur geologi
(batuan) yang melintang.
b. Sungai superposed, yaitu salah satu jenis sungai yang melintang, struktur
dan dalam prosesnya dibimbing oleh suatu lapisan batuan yang
menutupinya.

 Berdasarkan pola alirannya


a. Radial sentrifugal, yaitu Pola aliran sungai radial merupakan aliran yang
mengalir secara distribusi atau menyebar dari titik ketinggian tertentu
seperti dari puncak instrusi magma atau gunung api. Karakteristik pola
aliran sungai radial mengikuti bentuk muka bumi yang cembung. Dengan
begitu, maka pola aliran sungai radial umumnya memiliki bentukan alam
kubah dan laccolith
b. Radial sentripetal, yaitu Pola aliran sungai ini merupakan kebalikan dari
pola aliran sungai radial. Pada pola radial sentripetal, aliran sungai
umumnya akan mengalir pada depresi atau cekungan yang berukuran
besar. Pola aliran sungai ini umumnya banyak dijumpai di wilayah bagian
Barat dan bagian Barat Laut benua Amerika.
c. Dendritik, pola ini yang paling umum dan sering dijumpai. Karakteristik
dari pola aliran sungai dendritik adalah memiliki cabang atau anak cabang
sungai yang bentuknya mirip dengan garis penampang pada daun. Secara
umum, pola aliran ini dikendalikan oleh litologi yang homogen. Di
samping itu, pola aliran sungai dendritik memiliki kerapatan yang
dikontrol oleh jenis batuan-batuan yang terdapat di sekitar sungai. Pola
aliran sungai dendritik yang mengalir di atas batuan-batuan yang tidak
resisten terhadap erosi sehingga membentuk tekstur sungai yang sangat
rapat. Sebaliknya, ketika aliran sungai dendritik mengalir pada batuan
yang memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap erosi akan membentuk
tekstur sungai yang renggang.
d. Trellis, Pola aliran sungai yang selanjutnya adalah pola trellis. Pada pola
ini, aliran sungai akan membentuk seperti pagar yang dikontrol oleh
struktur-struktur geologi berupa lipatan antiklin dan sinklin. Karakteristik
atau ciri-ciri dari pola aliran trellis adalah terdapat kumpulan saluran air
yang berbentuk sejajar dan mengalir mengikuti kemiringan permukaan
bumi namun bentuknya tegak lurus terhadap sumber utama alirannya. Pada
umumnya pola aliran sungai trellis searah dengan sumbu lipatan. Berbeda
dengan pola aliran sungai dendritik, pola trellis menjadi perpaduan dari
sungai subsekuen dan sungai konsekuen. Pola aliran sungai ini juga dapat
terbentuk di sepanjang lembah pararel. Pada daerah tersebut, aliran sungai
akan melewati lembah-lembah dan akhirnya bergabung dengan saluran
utamanya.
e. Rektangular, Pola aliran sungai ini umumnya terjadi pada struktur batuan
beku dan biasanya memiliki bentuk lurus dengan mengikuti struktur
patahan. Karakteristik pola aliran sungai ini ditandai dengan bentuk sungai
yang tegak lurus.Pada umumnya pola aliran sungai rektangular
berkembang pada batuan-batuan yang resisten terhadap erosi sehingga tipe
erosi batuan tersebut mendekati seraga. Meski demikian, pola aliran ini
juga dikontrol atau dikendalikan oleh kekar 2 arah dengan sudut tegak
lurus. Rekahan biasanya kurang begitu resisten terhadap erosi sehingga
memungkinkan air mengalir serta berkembang dari rekahan dan akhirnya
membentuk pola aliran yang mengikuti sistem kekar tersebut. Apabila
aliran sungai yang terbentuk mengikuti jalur yang terkonsentrasi pada
tempat-tempat dimana terdapat batuan lunak, maka cabang sungai akan
membentuk sudut tumpul. Dengan kata lain, pola aliran ini dikontrol oleh
struktur-struktur geologi seperti patahan atau sesar dan kekar atau patahan.
Aliran sungai rektangular akan senantiasa alur dari struktur geologi
tersebut.

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi


Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai