Metode Stimulasi Dan Perkembangan Emosi
Metode Stimulasi Dan Perkembangan Emosi
Abstract
Emotion is an important factor for early child life. Children use their emotion to be able to be
survive. One of the factors in early child emotion development is teacher. The technique to
stimulate depends on the teacher understanding to the child development and the stimulation it
self. This research was aimed to investigate how extent the teacher understanding was implemented
in the stimulation technique for early children emotional development. The participants were 30
kindergarten teachers. Data was collected using interview and opened questionary. Data was
analyzed through qualitative approach. The result shows that teacher understands the children
emotional development, but the stimulation way is based on the manner set and teacher perception.
Keywords: teacher perception, early children, stimulation, emotional development
Masa1 usia dini merupakan “golden age takut adalah salah satu emosi yang
period”, artinya merupakan masa emas digunakan untuk ”survival”. Pada saat
untuk seluruh aspek perkembangan emosi takut muncul pada anak, maka anak
manusia, baik fisik, kognisi emosi maupun menjadi sadar terhadap lingkungan dan
sosial. Salah satu aspek perkembangan menimbulkan sikap hati-hati pada diri
yang penting bagi anak usia dini adalah anak. Senyum merupakan ekspresi emosi
aspek emosi. Merangkum pendapat senang, dengan senyum anak akan mam-
Goleman, Izard dan Ackerman, Le Doux, pu memberikan tanda kepada sekitarnya
(Hansen & Zambo 2007) emosi adalah tentang situasi yang dialami dan kebu-
perasaan yang secara fisiologis dan psiko- tuhan untuk melakukan hubungan antar
logis dimiliki oleh anak dan digunakan pribadi. Singkat kata emosi membantu
untuk merespons terhadap peristiwa yang anak sepanjang waktu untuk bertahan dan
terjadi disekitarnya. Emosi bagi anak usia berkomunikai dengan lingkungan. Emosi
dini merupakan hal yang penting, karena berkembang sepanjang waktu, emosi pada
dengan emosi anak dapat memusatkan anak usia dini berkembang dari yang
perhatian, dan emosi memberikan daya sederhana menjadi ke suatu kondisi yang
bagi tubuh serta mengorganisasi pikir lebih kompleks. Emosi berkembang seba-
untuk disesuaikan dengan kebutuhan. gai hasil interaksi dengan lingkungan.
Lebih lanjut Hansen dan Zambo (2007) Menurut Bronfenbreuner (Santrock, 2006)
menjelaskan tentang contoh fungsi emosi ada sejumlah sistem yang berpengaruh
dalam kehidupan anak usia dini, misal: terhadap perkembangan anak yaitu mi-
krosistem, mesosistem, eksosistem, makro-
1 Korespondensi dengan penulis dapat dilakukan
sistem dan kronosistem. Salah satu sistem
melalui: wisjnu_m@ugm.ac.id yang paling kuat dan langsung pengaruh-
nya terhadap perkembangan anak adalah menjadi kaya akan pengalaman. Anak
mikrosistem. Adapun yang dimaksud tidak saja berpikir dan bertindak dari sisi
dengan lingkungan mikro oleh Bronfen- kognitifnya saja, namun juga menggu-
breuneur adalah situasi lingkungan yang nakan atau mengasah ranah non kognitif-
menyebabkan anak dapat melakukan nya. Dengan demikian mereka dapat ber-
kontak langsung dan saling mempenga- kembang secara optimal menjadi manusia
ruhi. Lingkungan mikro mempunyai seutuhnya (secara horisontal dan vertikal).
peran khusus dalam perkembangan anak, Anak belajar melalui berbagai cara
karena dalam mikrossitem ini terdapat antara lain melalui imitasi, melakukan
unsur orangtua, guru dan juga mencakup sesuatu atau mencoba dan mengalami
kuantitas.dan kualitas pengasuhan. (Einon, 2005). Lingkungan menyediakan
Anak berkembang melalui interaksi sesuatu yang dibutuhkan anak, dan anak
dengan lingkungan. Salah satu lingkungan akan memanfaatkan apa yang ditawarkan
yang berperan adalah orang tua. Namun oleh lingkungan. Orang dewasa dapat
pada tahun terakhir jumlah orang tua melatih, menjelaskan, dan mengoreksi
terutama ibu yang bekerja semakin anak, atau menunjukkan sesuatu kepada
meningkat; pada saat yang bersamaan anak. Oleh karena itu yang dapat dila-
muncul kelompok atau lembaga yang kukan adalah membantu anak untuk
menyelenggarakan pendidikan di luar melibatkan dan mendorong anak untuk
rumah untuk anak usia dini. Kondisi ini mencoba dan mengalami. Anak mempu-
seolah gayung bersambut dengan kebu- nyai bakat atau kemampuan yang telah
tuhan orangtua untuk tetap dapat menda- dibawa sejak lahir, namun bakat atau
patkan cara yang dianggap sesuai untuk kemampuan tersebut tidak akan berkem-
perkembangan anak. Orang tua berharap bang apabila tidak memperoleh rangsang-
bahwa di Taman Kanak-kanak (TK) anak an dari lingkungannya
akan mendapatkan stimulasi yang Pendidikan anak usia dini merupakan
memadai bagi perkembangan anak. Pada suatu bentuk stimulasi yang pada dasar-
lingkungan belajar di luar rumah atau di nya adalah upaya-upaya intervensi yaitu
TK, anak akan belajar dan mendapat menciptakan lingkungan sekitar anak usia
stimulasi. Melton (dalam Ben-Arieh, et al, dini agar mampu menstimulasi seluruh
2009) berpendapat bahwa sekolah meru- aspek perkembangan anak. Intervensi
pakan lingkungan utama bagi proses merupakan sejumlah informasi yang
perkembangan anak, dan berperan dalam diatur melalui pembelajaran tertentu un-
menciptakan kegiatan untuk kesejahteraan tuk pertumbuhan, perkembangan maupun
anak. Namun pada kenyataannya tidak perubahan perilaku. Menurut Mashar
semua anak mendapatkan perkembangan (2007), mengutip pendapat Foot et al
yang optimal, bahkan anak mengalami mengatakan bahwa anak yang mengalami
developmental delay atau developmental hambatan ataupun problema perkem-
problems. bangan, tidak akan berkembang secara
Lickona (dalam Woolfolk, 2006) me- optimal. Terjadinya problema dalam
ngatakan bahwa variasi dalam situasi perkembangan emosi pada anak usia dini
akan menghasilkan variasi dalam perila- salah satunya dipengaruhi oleh guru.
ku. Suasana yang dibangun dalam satu Penelitian Mashar (2007) menunjukkan
situasi yang mendekati kehidupan yang bahwa guru yang telah dilatih untuk
sebenarnya, dapat menyebabkan anak mendampingi anak, ternyata anak mampu
Adapun pertanyaan penelitian adalah 3. Self report. Self report dilakukan dengan
sebagai berikut serangkaian pertanyaan yang bersifat
1. Bagaimana pemahaman guru tentang terbuka, sehingga diperoleh informasi
stimulasi ? yang original berasal dari subjek
penelitian.
2. Bagaimana pengertian guru tentang
perkembangan emosi anak usia dini? Panduan wawancara, observasi dan
3. Apa yang dilakukan untuk menstimu- self report disusun mengacu pada Deve-
lasi perkembangan emosi anak? lopmental Appropriateness Practices dari
NAEYC atau The National Association for
the Education of Young Children (Puckett &
Metode
Diffily 2004 dan Santrock, 2006).
Subjek penelitian Developmental Appropriateness Practices
(DAP) merupakan ”green book” yang disu-
Pada penelitian ini sejumlah 30 sun untuk membantu pihak yang menye-
orang guru TK menjadi subjek penelitian. lenggarakan program bagi anak usia dini,
Guru yang menjadi subjek penelitian supaya program yang tersusun sesuai
berjenis kelamin perempuan, dengan latar dengan kebutuhan anak. Ada tiga kom-
belakang pendidikan yang bervariasi. Ada ponen yaitu penyediaan lingkungan yang
guru yang latar belakang pendidikannya berkait dengan pemilihan materi dan
SMA, SPG, dan Sarjana. Pengalaman peralatan dengan mempertimbangkan
menjadi guru TK cukup bervariasi, tahap perkembangan emosi anak atau
minimal telah berpengalaman lima tahun komponen kurikulum, strategi pendam-
dan paling lama 33 tahun. Subjek pingan untuk perkembangan emosi anak
penelitian adalah guru dari tiga TK yang usia dini atau komponen strategi pembe-
berada di Kota Yogyakarta, mereka semua lajaran, dan perencanaan untuk menye-
mengampu kelas, yang dalam setiap kelas diakaan kegiatan yang bervariasi sehingga
terdiri 12 anak sampai dengan 25 anak. anak mempunyai pengalaman atau
komponen arahan/pengelolaam emosi.
Cara pengumpulan data Adapun yang dimaksud oleh ketiga
Data dikumpulkan melalui; komponen tersebut adalah sebagai berikut
1. Wawancara. Untuk memperoleh (1) Komponen tujuan kurikulum yang
informasi tentang pemahaman guru dimaksud adalah apakah anak diberi
terhadap cara stimulasi dan kesempatan untuk mengalami stimu-
perkembangan emosi anak., digu- lasi semua aspek perkembangan baik
nakan wawancara: secara individual fisik, emosi, kognitif ataupun sosial
terhadap guru. Wawancara dilakukan ataukah hanya dipusatkan pada pem-
berdasarkan panduan wawancara berian pengalaman dari aspek kognitif
yang telah disusun. saja, evaluasi terhadap anak dilakukan
2. Observasi dilakukan untuk memper- berdasarkan keunikan dari masing-
oleh data tentang perilaku dan kegiat- masing anak ataukah dievaluasi berda-
an subjek dalam proses pembelajaran sarkan norma kelompok dan dituntut
dan pemberian stimulasi yang dilaku- untuk menunjukkan kemampuan serta
kan di kelas. Observasi data ini digu- ketrampilan yang sama. Komponen ini
nakan juga untuk checking terhadap digunakan untuk melihat pemahaman
hasil wawancara dan self report. guru tentang stimulasi
(2) Komponen strategi pembelajaran men- sar ketiga komponen Developmental Appro-
cakup cara guru mendorong tercipta- priateness Practices (DAP).
nya pembelajaran aktif dan memfasi-
litasi lingkungan yang memungkinkan
Hasil dan Diskusi
anak untuk melakukan eksplorasi di
lingkungannya. Komponen ini dapat Berdasarkan informasi yang diberikan
digunakan untuk mengungkap cara oleh subjek penelitian melalui wawancara
yang dilakukan oleh guru untuk mens- dan self report (isian kuesioner terbuka),
timulasi perkembangan emosi anak diperoleh hasil sebagai berikut:
(3) Komponen Pengelolaan/arahan untuk (1) Pemahaman guru tentang stimulasi
perkembangan emosi dan sosial meli- Subjek penelitian mengatakan paham
puti cara mengontrol perilaku anak, tentang stimulasi dan pemberian
pemberian kesempatan untuk me- stimulasi dalam memberikan stimulasi
ngembangkan ketrampilan emosi dan di sekolah, disampaikan dalam tujuan
sosial. Melalui komponen ini dapat kurikulum dengan membuat persiap-
dilihat pengertian guru tentang per- an untuk kegiatan belajar mengajar
kembangan emosi anak usia dini pada hari itu atau yang dikenal
sebagai SKH, serta mempersiapan alat
Prosedur pelaksanaan peraga yang akan digunakan pada hari
Pelaksanaan penelitian dilakukan me- itu, mempersiapkan evaluasi untuk
lalui tahap persiapan yang meliputi anak usia dini.
penentuan, penyusunan pedoman Hasil penelitian ini sesuai dengan
wawancara dan self report. Subjek penelitian yang dilakukan oleh Hsu
diperoleh dengan mendatangi beberapa (2008) di Taiwan, menurut penelitian
TK yang ada di Kota Yogyakarta dan Hsu guru dalam mengajar selalu patuh
sekitarnya. Berdasarkan kesediaan mereka dengan peraturan dan kebijakan yang
terpilih 30 orang guru TK. Setelah itu telah digariskan. Namun sebagaimana
dilakukan pelaksanaan penelitian dengan yang disampaikan oleh Puckett dan
menggunakan wawancara untuk Diffily (2004), dan Santrock (2006) guru
mengumpulkan informasi tentang penger- belum sepenuhnya memperhatikan
tian guru terhadap capaian perkembangan DAP. Dalam proses pembelajaran,
emosi anak usia dini, dan tentang cara guru menyiapkan kegiatan dengan
memberi stimulasi pada anak. Selain itu sangat terstruktur dan lebih banyak
dilakukan pula pengisian self report untuk menentukan kegiatan anak. Hal ini
mengumpulkan informasi tentang pema- terlihat dari informasi yang mereka
haman guru terhadap stimulasi emosi, berikan, bahwa fungsi guru dalam
bentuk dan cara memberikan stimulasi. proses pembelajaran yang sekaligus
Setelah data terkumpul dilakukan analisis sebagai proses pemberian stimulasi
adalah sebagai pengarah dan penentu
Metode analisis data kegiatan di kelas, meskipun mereka
mengaku berperan juga sebagai fasi-
Metode yang digunakan dalam pene-
litator. Kondisi ini diperkuat dengan
litian ini adalah metode kualitatif deskrip-
data yang diperoleh di lapangan, bah-
tif. Analisis dilakukan dengan pendekatan
wa banyak guru yang telah memiliki
fenomenologis, observasi dan self report.
pengalaman lebih dari sepuluh tahun
Data yang terkumpul diidentifikasi berda-
kartu. Ada beberapa guru yang meng- anak, sehingga sangat memungkinkan
gunakan kegiatan menggambar atau terjadinya problem perkembangan pada
menulis, tetapi alasan pemberian anak. Namun hal yang harus diperhatikan
kegiatan tersebut lebih diarahkan adalah kondisi ini terkait dengan nilai dan
supaya anak lancar membaca dan me- budaya yang ada disekitarnya. Karena
nulis. Kondisi ini menunjukkan bahwa faktor nilai dan budaya merupakan hal
tujuan pemberian kegiatan lebih untuk yang ikut menentukan orientasi pendidik-
pengembangan aspek kognitif dan an untuk anak usia, dan secara mempe-
penyiapan akademik untuk pendidik- ngaruhi penentuan standar perilaku dan
an formal. Padahal pengembangan cara mendidik anak.
emosi pada anak usia dini merupakan
hal yang penting,karena kalau emosi
Saran
anak berkembang secara wajar, mereka
dapat lebih berkonsentrasi dan mampu Atas dasar hasil penelitian, maka
menyerap informasi yang diberikan perlu digali lebih jauh mengenai filosofi
kepada anak dengan lebih baik yang mendasari penyelenggaran dan
(Hansen & Zambo, 2007). Lebih lanjut tujuan pendidikan anak usia dini di
dijelaskan oleh Hansen dan Zambo, Indonesia. Selain itu penggunaan DAP
kalau pendidikan di TK hanya mene- sebagai green book perlu disesuaikan
kankan pada prestasi akademis saja dengan nilai dan budaya Indonesia dan
maka aspek emosi akan terabaikan disosialisasikan kepada guru anak usia
dalam kehidupan anak sekaligus kehi- dini.
langan kesempatan untuk mengem-
bangkan emosi anak. Padahal menurut
Kepustakaan
Hirsk-Pasek dan Golenkiff (Hansen &
Zambo, 2007), perkembangan emosi Ben-Arieh, A., McDonnell, J. & Schwartz,
mendasari perkembangan sosial dan S.A. (2009). Safety and home-school
keterampilan interpersonal anak. Pene- relations as indicators of children well-
litian yang dilakukan oleh Malik, being: whose perspective count?. Social
Sarwar dan Khan (2010) di Pakistan Indic Res. 90, 339-349.
menunjukkan bahwa guru dalam
Einon, D. (2005). Creative Play for 2-5s.
memberikan stimulsai lebih terfokus
London: Octopus Publishing Group
pada satu ranah saja, yaitu ranah
Ltd.
sosial, namun ranah emosi kurang
diperhatikan. Hansen, C.C & Zambo, D. (2007). Loving
and learning with Wimberly and
david. Fostering emotional develop-
Kesimpulan ment in early childhood education.
Berdasarkan temuan dalam penelitian Early Childhood Education Journal. 34
ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman (4), 273-278.
guru terhadap cara memberikan stimulasi Hsu, Y.C. (2008). Taiwanese early child-
untuk perkembangan emosi anak usia dini hood educators professional develop-
masih belum memadai, karena guru lebih ment. Early Child Development and Care,
menekankan pada pentingnya kemam- 178(3), 259-272.
puan kognisi pada anak, dan cenderung
mengabaikan perkembangan emosi pada
Lee, K & Johnson, S.A. (2007). Child de- Ormrod, J.E., (2003). Educational Psychol-
velopment in cultural Contexts: impli- ogy. Boston: McGrawHill Co.Inc
cations of cultural psychology for Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
early childhood teacher education. (2002). A Child ‘s world. Infancy through
Early Childhood Education Journal. 35, adolescence. Boston: The McGraw-Hill
233-243. Companies, Inc.
Goldin-Meadow, S. (2008). Theories of Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
Language Acquisition. In M.W. Haith (2009). Human development 11Ed.
& J.B. Benson (eds.), Encyclopedia of Boston: The McGraw-Hill Companies,
Infant and Early Childhood Development, Inc.
Oxford: Elsevier Ltd.
Pearson, E & Degotardi, S. (2009). Edu-
Malik, A. Sarwar, M. & Khan, N. (2010). cation for sustainable development in
Identification of the social develop- early childhood education: A global
ment in early childhood in Paskistan. solution to local concerns ?. Interna-
Journal of College Teaching and Learning. tional Journal of Early Childhood. 41(2),
7(6), 39-48. 97-111.
Mashar, R. (2007). Modul “Aku anak Pearsons, H., & Sardo, B., (2006). Educa-
Ceria” untuk meningkatkan ketram- tional psychology. Boston: Wadsworth
pilan social anak. Tesis. (Tidak Thomson Learning. Inc
dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas
Puckett, M.B. & Diffily D. (2004). Teaching
Psikologi Univeritas Gadjah Mada.
Young Children. An introduction to the
Moleong, J.L. (2002). Metode penelitian early Childhood Profession. Australia:
kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda- Thomson Delmar Learning
karya
Puspitasari, N. (2009). Tesis (Tidak dipubli-
Morrison, J.W. (2004). Under colonialism kasikan). Yogyakarta: Fakultas
to democratization: early childhood Psikologi Univeritas Gadjah Mada.
development in Ghana. International
Santrock, J.W. (2006). Life Span Develop-
Journal of Early Childhood, 32(2), 24 – 31.
ment. Boston: McGrawHill Co.Inc.
Mönks, F.J, Knoers, A.M.P & Haditono,
Woodhead, M. (2005). Early childhood de-
S.R. (2004). Psikologi Perkembangan
velopment: acquisition of rights. Inter-
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
national Journal of Early Childhood.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
37(3), 81-98.
Press
Woolfolk, A. (2006). Educational psychology.
Boston: Pearson Education. Inc.