Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah 278.157 247.762 300.338 417.325 617.557 24,31 persen
3.1 Pendapatan Hibah - - 1.000 - - -
3.2 Bagi Hasil Pajak Propinsi dan
Pemeintah Daerah Lainnya 278.157 238.490 280.703 387.873 353.546 8,19 persen
3.3 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus - 6.679 9.573 16.218 207.386 430,50 persen
3.4 Bantuan keuangan dari
Propinsi dan Pemeintah
Daerah Lainnya - - 5.641 10.300 33.863 155,68 persen
3.5 Dana Bagi Hasil Lainnya - 2.592 3.421 2.935 2.680 3,02 persen
3.6 Dana Insentif Daerah - - - 20.082 -
Total Pendapatan 1.712.218 2.029.557 2.318.763 2.675.380 3.271.421 17,61 persen
Sumber : Dinas Pedapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 3
Pembangunan Kota Surabaya tergantung dari APBD yang akan di susun
dan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan. Melihat struktur anggaran, dimana
pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan pendapatan asli
daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, maka pendapatan asli daerah
menjadi tolak ukur kemandirian suatu daerah.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 4
umum pertumbuhan PAD akan mengalami peningkatan rata-rata tahun 2011
sampai dengan 2015 sebesar 27,32 persen, tingginya rata-rata peningkatan PAD
di karenakan pada tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 101 87 persen, dan pada
tahun 2012 sampai dengan 2015 kenaikan rata-ratanya sebesar 8,68 persen.
Untuk melihat gambaran lebih detilnya dari pendapatan daerah bisa dilihat
dari tabel dibawah ini.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 5
Tabel 3.2.
Estimasi Pendapatan Daerah
Tahun 2011 – 2015
III Lain-Lain Pendapatan yang sah 858.995.968.739 970.435.323.737 1.105.864.975.535 1.263.970.719.390 1.450.093.252.725
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 6
Secara umum peningkatan pendapatan pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 diproyeksikan akan terjadi peningkatan rata-rata sebesar 11,44 persen
pertahun, dengan pertumbuhan yang paling tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar
21,41 persen sedangkan pada tahun selanjutnya tumbuh dikisaran antara 7
persen sampai dengan 10 persen. Dalam menghitung proyeksi pendapatan,
beberapa asumsi yang digunakan antara lain :
1. Perumbuhan ekonomi dalam periode 2011 sampai dengan tahun 2015
diasumsikan sebesar 6,50 persen sampai dengan 7,15 persen . sedangkan
untuk menghitung proyeksi pajak daerah selain mempertimbangkan
pertumbuhan ekonomi juga mempertimbangkan pertumbuhan riil (PDRB
ADHB) sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran yang diproyeksikan
pertumbuhannya rata-rata tumbuh sebesar 14,88 persen pertahun.
2. Laju inflasi diperkirakan antara 5,5 persen sampai dengan 6,5 persen
3. Perkiraan perkembangan dana perimbangan, utamanya berasal dari Dana
Alokasi Umum untuk Tahun Anggaran 2011 dan seterusnya diestimasikan
akan mengalami peningkatan mengingat di tahun-tahun sebelumnya sering
mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan adanya kebijakan
pemerintah pusat mengenai Dana Alokasi Umum sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi nasional kebijakan kenaikan gaji pegawai negeri sipil.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 7
Tabel 3.3.
Neraca Daerah Tahun 2008-2009
Rata-rata
Tahun 2008 Tahun 2009
Pertumbuhan (tahun
No Uraian (dlm Rp (dlm Rp
2006-2007)
000.000) 000.000)
( persen)
1 ASET
1.1 ASET LANCAR 1.815.203 1.371.373 25,36
1.1.1 Kas 1.618.333 1.159.482 29,37
1.1.2 Piutang 24.586 33.631 27,37
1.1.3 Persediaan 22.132 24.882 31,45
1.1.4 Investasi Jangka Panjang 150.152 153.378 8,26
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 8
sebesar 19,28 kali dan Rasio Quick (quick ratio) sebesar 16,57 kali . Sedangkan
kemampuan pemerintah kota dalam memenuhi hutang jangka panjangnya yang
dilihat dari Rasio Solvabilitas juga sangat baik, hal ini dapat dilihat dari rasio total
hutang terhadap total dan rasio total hutang terhadap modal rata-rata tahun 2006
sampai dengan tahun 2009 rata-rata sebesar 0,49 persen dan 0,50 persen .
Tabel 3.4.
Analisa Rasio Keuangan
No Uraian 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Rasio Lancar (current 14,96 20,85 25,12 11,86 19,28
ratio)
2 Rasio Quick (quick ratio) 14,79 20,51 24,82 11,64 16,57
3 Rasio total hutang 0,52 % 0,48 % 0,43 % 0,51 % 0,49 %
terhadap total aset
4 Rasio total hutang 0,52 % 0,48 % 0,43 % 0,51 % 0,50 %
terhadap modal
Sumber : Bappeko Kota Surabaya
Tabel 3.5
Proporsi Penggunaan Anggaran
Total belanja Total pengeluaran
untuk pemenuhan (belanja +
No Uraian Proporsi
kebutuhan pembiayaan
aparatur pengeluaran)
1 Tahun Anggaran 743.925.180.048 3.575.976.651.582 20,80 %
2007
2 Tahun Anggaran 859.823.216.762 3.764.416.545.892 22,84 %
2008
3 Tahun Anggaran 1.048.361.447.748 4.020.053.688.261 26,08 %
2009
Sumber : Bappeko Kota Surabaya
Hal ini menunjukkan bahwa APBD kota Surabaya relatif baik dari sisi
Belanja, karena proporsi penggunaan anggaran untuk Belanja Aparatur tidak
mendominasi terhadap total pengeluaran dalam APBD. Terkait dengan
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 9
penerapan kebijakan anggaran yang defisit pada awal penyusunan anggaran,
namun pada realisasasi anggaran pemerintah kota Surabaya lebih sering Surplus
hal ini dapat di lihat dalam tabel di bawah ini.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 10
Tabel 3.6.
Realisasi Anggaran Tahun 2006-2009
NO. URAIAN 2006 2007 2008 2009
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 11
Defisit riil anggaran Kota Surabaya pada tahun anggaran 2006-2010 hanya
terjadi pada tahun anggaran 2009, namun Defisit riil anggaran Kota Surabaya
dapat ditutup dari SILPA Tahun anggaran sebelumnya.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 12
anggaran untuk menunjang program-program pembangunan (belanja langsung)
relatif konstan kecuali pada tahun 2009 terjadi lonjakan yang cukup tinggi pada
belanja langsung.
Tabel 3.7
Pengeluaran Periodik Wajib Dan Mengikat Serta Periode Utama
(dlm Jutaan Rupiah)
Uraian 2006 2007 2008 2009
Belanja Tidak Langsung 600.537 607.340 795.780 1.051.417
a. Belanja Pegawai 565.120 563.853 699.384 802.603
b. Belanja Bunga - 8.382 6.291 6.287
c. Belanja Subsidi - - - -
d. Belanja Hibah - - 86.599 240.862
e. Belanja Bantuan Sosial - 30.641 2.384 1.664
f. Belanja Bagi Hasil Kepada 1.570 1.334 1.121 -
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
g. Belanja Bantuan Keuangan - -
Kepada ropinsi/Kabupaten/kota 32.879 -
dan Pemerintah Desa
h. Belanja Tidak Terduga 968 3.131 - -
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 13
rata-rata terbesar dialami oleh Belanja Modal sebesar 68,59 persen, sedangkan
untuk Belanja Barang dan Jasa justru mengalami rata-rata pertumbuhan negatif
7,45 persen.
Pada pos Belanja Langsung APBD kota Surabaya, proporsi Belanja Modal
pada tahun 2009 mendominasi terhadap komponen Belanja, dan mempunyai
pertumbuhan rata-rata paling besar. Dengan kondisi seperti ini kebijakan
anggaran pemerintah kota surabaya sudah pada arah yang tepat memngingat
belanja modal memiliki multiplier effect yang berperan penting bagi pertumbuhan
suatu daerah.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 14
pemberdayaan masyarakat dan kemandirian daerah guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 15
(participatory budgeting) dengan melibatkan seluruh stakeholders. Dalam upaya
memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur kota, perlu dikembangkan
model pembiayaan public-private partnership.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 16
antara lain:
1. Belanja Pegawai yang meliputi gaji, tunjangan, kesra, dan lain-lain.
2. Belanja Telepon, Air dan Listrik (TAL).
3. Belanja Dedicated Program yakni program yang berskala besar, monumental,
dan berdampak luas pada kepentingan publik.
4. Belanja Kegiatan Tahun Jamak (multi years) yakni kegiatan yang diselesaikan
lebih dari setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD.
5. Belanja Prioritas SKPD yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan
urusan pemerintahan.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 17
• Melakukan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas setiap
belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya.
4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang harus dicapai setiap tahunnya.
(performance-based budgeting)
5. Melakukan analisis khusus untuk permasalahan gender, anak, ibu hamil,
pendidikan, ekonomi kerakyatan, birokrasi, asuransi sosial pensiun, dan
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
6. Memberikan bantuan-bantuan (khususnya) keuangan dalam bentuk:
• Subsidi, untuk menolong kelompok ekonomi lemah dalam mengakses
fasilitas publik.
• Hibah, untuk menyentuh kegiatan/usaha penduduk/komunitas sebagai
seed money yang berperan untuk mendorong perangkat kelurahan
berperan sebagai urban manager.
• Bantuan sosial, untuk menyentuh komunitas sosial tertentu dalam rangka
pembangunan modal sosial.
• Bantuan keuangan, untuk memberikan insentif/disinsentif kepada
pemerintah Kota/Daerah lainnya dalam rangka kerjasama/komitmen antar
pemerintah Kota/daerah.
7. Membangun Medium Term Expenditure Framework (MTEF) terutama untuk
menyelesaikan program-program yang harus dirampungkan dalam lebih dari
satu tahun anggaran.
8. Memperjelas kerangka regulasi untuk setiap penetapan jenis belanja dan
pagu alokasi dari setiap SKPD.
9. Meningkatkan proporsi alokasi belanja pada tingkat Kecamatan, Kelurahan
dan UPT;
10. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung
menyentuh kepentingan masyarakat.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 18
langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan
belanja tak terduga. Estimasi pertumbuhan belanja tidak langsung dari tahun
2011-2015 memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 7,46% dengan pertumbuhan
di tiap tahunnya yang fluktuatif. Sedangkan estimasi pertumbuhan belanja
langsung dari tahun 2011-2015 memiliki pertumbuhan sebesar 7,54%. Namun,
pertumbuhan belanja Kota Surabaya secara keseluruhan dari tahun 2011-2015
mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 7,51%.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 19
Tabel 3.9
Estimasi Perkembangan Belanja Daerah
Tahun 2011 – 2015
No. URAIAN BELANJA 2011 2012 2013 2014 2015
2 Belanja Langsung
2.1 Belanja Pegawai 407.778.425.445 435.552.871.110 463.188.041.930 487.411.619.986 509.857.057.196
2.2 Belanja Barang dan Jasa 1.474.197.158.850 1.533.385.581.008 1.597.302.852.473 1.665.938.099.901 1.739.007.319.080
2.3 Belanja Modal 1.291.557.292.019 1.345.578.294.546 1.404.905.053.995 1.473.007.869.143 1.551.386.984.204
Sub Jumlah 3.173.532.876.314 3.314.516.746.664 3.465.395.948.399 3.626.357.589.030 3.800.251.360.480
Jumlah Belanja 5.195.102.211.727 5.382.119.961.059 5.627.995.771.799 5.896.088.417.842 6.222.128.606.719
SURPLUS/(DEFISIT) (1.223.413.607.402) (1.094.805.518.650) (976.352.617.501) (815.004.774.688) (628.139.702.276)
Sumber Data Bappeko Kota Surabaya, diolah
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 20
III.4. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN
III.4.I. Arah Kebijakan Pendapatan Kota
Otonomi daerah menimbulkan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah
untuk menyelenggarakan segala urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
dalam rangka mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mampu memberikan kepuasan. Untuk dapat mencapai
maksud tersebut, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan diperlukan
kemampuan pendanaan dari pemerintah daerah berkaitan dengan upaya
melakukan optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah. Pendapatan Daerah
merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri maupun
alokasi dari Pemerintah Pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kota Surabaya terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah, diuraikan sebagai berikut :
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 21
dihapus, pengkajian mekanisme pajak atau retribusi untuk target kelompok
baru terutama sektor-sektor ekonomi yang belum tergarap misalnya dari
sektor informal;
3. Pengelolaan BUMD yang efisien dan efektif diantaranya melalui Perbaikan
manajemen dan profesionalisme perusahaan BUMD, divestasi modal
Pemerintah Kota pada perusahaan yang merugi dan pembinaan yang
semakin intensif oleh instansi pembina.
4. Meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah
melalui peningkatan sistem pemungutan, sistem pengendalian dan
pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya
efektifitas dan efisiensi, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui
pemberian insentif biaya pemungutan.
b. Dana Perimbangan.
Dana Perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal
dari pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan
pada dasarnya merupakan hak pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari
revenue sharing policy. Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran
untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring meningkatnya
tuntutan akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan revenue sharing
harus transparan, demokratis dan adil. Terhadap dana perimbangan ini maka
kebijakan yang ditetapkan adalah :
1) Pemerintah Kota secara aktif ikut serta dalam melakukan pendataan
terhadap wajib pajak dan pendapatan lainnya yang nantinya merupakan
Pendapatan Bagi Hasil bagi Daerah.
2) Melakukan analisis perhitungan untuk menilai akurasi perhitungan terhadap
formula bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan
Pemerintah Pusat, sehingga alokasi yang diterima sesuai dengan
kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan
direncanakan.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 22
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan
daerah yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya, dan Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus. Kebijakan yang
ditetapkan untuk pendapatan tersebut adalah aktif bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna meningkatkan penerimaan dari sektor
pajak yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi.
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 23
h. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung
menyentuh kepentingan masyarakat (public interest);
i. Mengakomodir sebanyak-banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat
dalam skala mikro (bottom up);
j. Memantapkan akuntabilitas publik dan efisiensi pengelolaan belanja;
k. Menjamin terlaksananya program kegiatan skala besar dan prioritas (dedicated
program).
RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN 2011‐2015 III ‐ 24