Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDY KENOTARIATAN
Jalan Sumatera No. 41 Bandung- Telp.02- 4210243 Fax. 022-4203002

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021

Nama : Iselda Nur Istiqomah


NIM : 198100004
Mata Kuliah : Kode Etik Notaris
Semester : III (TIGA)
Hari/Tanggal : Senin, 8 Maret 2021
Waktu : 19.00 – 20.30 WIB
Dosen : Dr. Erny Kencanawati, S.H., M.H.
Hj. Jenni Mariani Raspati S.H., SpN
SIFAT UJIAN : Tutup buku (Close Book)

Jawaban
1. suatu peraturan mengikat dan bertalian dengan etika notaris yang digunakan
sebagai pegangan dalam hidup atau kehidupan notaris dalam bidang jabatanya, hal
ini tentu berlaku bagi semua notaris di Indonesia. Kode Etik Notaris adalah salah satu
aturan yang ditetapkan oleh perkumpulan, dengan mekanisme yang diatur dalam
peraturan-peraturan perkumpulan, penegakan pelaksanaan Kode Etik tidak dapat
dilakukan apabila tidak memenuhi aturan Perkumpulan.Notaris dalam menjalankan
jabatannya sudah diatur dalam UUJN akan tetapi walaupun demikian Kode Etik
Notaris juga sangat penting bagi notaris dalam menjalan kan jabatannya, hal ini
dikarenakan Kode Etik ini dapat dijadikan kompas yang dapat memberikan tuntunan
berdasarkan norma-norma terutama norma moral kepada anggota notaris dalam
menjalankan pelayanan dan menjalin hubungan atau interaksi antar anggota notaris,
hal ini dilakukan untuk meningkatkan integritas moral dalam usaha membangun
reputasi yang baik. Karena UUJN lebih mengatur tentang perilaku seorang notaris
dalam melaksanakan jabatannya, sedangkan Kode Etik membantu memberikan
pedoman kepada notaris dalam berperilaku pada saat menjalankan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari, baik itu untuk berpedoman berperilaku intern sesama
anggota perkumpulan, juga mengatur cara berperilaku keluar terhadap klien.
2. Kewajiban sikap, perilaku, perbuatan atau tindakan yang harus dilakukan anggota
Perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris,
dalam rangka menjaga memelihara citra serta wibawa lembaga notariat dan
menjunjung tinggi keluhuran harkat dan martabat jabatan Notaris.
3. Norais hanya boleh membuat 20 akta, Pasal 1 PDKP INI 1/2017 adalah untuk melindungi
masyarakat pengguna jasa Notaris dan Notaris itu sendiri. Hampir semua penegak
hukum berpendapat bahwa dalam pembuatan akta yang melebihi jumlah wajar
terindikasi terjadi suatu pelanggaran terhadap UUJN di dalamnya. Pelanggaran yang
dimaksud adalah berkaitan dengan aspek formal suatu akta otentik. Pada Pasal 1868
BW telah disebutkan bahwa salah satu syarat akta otentik adalah dibuat dalam bentuk
yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Makna “bentuk yang ditentukan oleh
undang-undang” terbatas pada bentuk secara fisik tetapi meliputi juga tata cara
pembuatannya. Untuk sempurnanya suatu akta otentik, maka akta tersebut harus
dibacakan dan ditandatangani oleh para penghadap, 2 (dua) orang saksi dan Notaris.
Apabila Notaris akan membuat akta melebihi 20 (duapuluh) akta perhari dalam satu
rangkaian perbuatan hukum yang yang memerlukan akta yang saling berkaitan,
dan/atau akata-akta lainnya, sepanjang dapat dipertanggung jawabkan yang dilakukan
sesuai dengan Undang Undang Jabatan Notaris, tatacara pembuatan akta notaris, Kode
Etik Notaris,kepatutan dan kepantasan serta peraturan perundang-undangan lainnya
4.
a) Pasal 67 ayat (1) UU No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (“UUJN”),
pihak yang berwenang untuk mengawasi tugas Notaris adalah Menteri, yakni
Menteri Hukum dan HAM. Untuk melaksanakan lebih lanjut pengawasan Notaris,
Menteri membentuk Majelis Pengawas yang terdiri dari unsur pemerintah,
organisasi notaris, dan ahli/akademisi (Pasal 67 ayat (2) dan (3) UUJN).
68 UUJN Majelis Pengawas Notaris terdiri dari Majelis Pengawas Daerah, Majelis
Pengawas Wilayah, dan Majelis Pengawas Pusat.
Majelis Pengawas Daerah merupakan pengawas Notaris pada tingkat pemeriksaan
pertama, sehingga pihak yang dirugikan oleh Notaris melapor kepada Majelis
Pengawas Daerah yang berkedudukan di Kabupaten atau Kota (Pasal 69 ayat [1]
UUJN).
b) Tugas dan Fungsi Dewan Kehormatan:
1) Melakukan pengawasan dalam menjunjung tinggi kode etik.
2) memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran ketentuan kode etik
yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai kaitan dengan kepentingan
masyarakat secara langsung; serta
3) memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas atas dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Jabatan Notaris.

c) Pelaksanaan sanksi yang dijatuhkan Dewan Kehormatan dan Majelis Pengawas


Notaris dapat mengikat terhadap Notaris yang melanggar kode etik berupa : a)
Teguran; b) Peringatan; c) Schorsing (pemecatan sementara) dari keanggotaan
Perkumpulan; d) Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan; dan e)
Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan. Pemberian
sanksi berupa teguran secara lisan lebih dimaksudkan kepada proses pembinaan
kepada Notaris, sehingga Notaris yang bersangkutan tidak mengulangi
pelanggaran kode etik dikemudian hari. Dalam kasuskasus pelanggaran kode etik
Dewan Kehormatan Daerah Notaris serta merta memberikan sanksi berupa
peringatan tertulis schorsing maupun pemberhentian dengan tidak hormat dari
keanggotaan Perkurnpulan. Pelaksanaan sanksi atas pelanggaran kode etik oleh
Notaris dalam menjalankan jabatannya oleh Majelis Kehormatan Daerah Notaris
karena tidak mempengaruhi status Notaris dalam melaksanakan tugas
jabatannya. Sanksi tertinggi yang diberikan atas suatu pelanggaran, adalah
pemberhentian dengan tidak hormat dari perkumpulan.
Dalam pasal 6 kode etik, Sanksi yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan
pelanggran kode etik dapat berupa:
1) Teguran : Tidak dapat diajukan banding
2) Peringatan : Tidak dapat diajukan banding
3) Pemecatan sementara (schorsing) : Dapat diajukan banding
4) Pemecatan (onzetting) : Dapat diajukan banding
5) Pemberhentian dengan tidak hormat : Dapat diajukan banding.

5. Notaris dalam menjalankan jabatannya sudah diatur dalam UUJN akan tetapi
walaupun demikian Kode Etik Notaris juga sangat penting bagi notaris dalam
menjalan kan jabatannya, hal ini dikarenakan Kode Etik ini dapat dijadikan kompas
yang dapat memberikan tuntunan berdasarkan norma-norma terutama norma
moral kepada anggota notaris dalam menjalankan pelayanan dan menjalin
hubungan atau interaksi antar anggota notaris, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
integritas moral dalam usaha membangun reputasi yang baik. Karena UUJN lebih
mengatur tentang perilaku seorang notaris dalam melaksanakan jabatannya,
sedangkan Kode Etik membantu memberikan pedoman kepada notaris dalam
berperilaku pada saat menjalankan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
untuk berpedoman berperilaku intern sesama anggota perkumpulan, juga mengatur
cara berperilaku keluar terhadap klien.
6. kewajiban notaris yang tertuang dalam Pasal 3, Kode Etik Notaris.
 Memiliki moral, akhlak, serta kepribadian yang baik.
 Menghormati dan menjunjung tinggi martabat jabatan notaris.
 Menjaga dan membela kehormatan perkumpulan.
 Berperilaku jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah, dan penuh rasa tanggung
jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan
notaris.
larangan etika notaris diatur dalam pasal 4 dan berikut ini adalah ringkasannya.
 Mempunyai lebih dari satu kantor, yaitu kantor cabang ataupun kantor
perwakilan.
 Memasang papan nama atau tulisan yang berbunyi “Notaris atau Kantor
Notaris” di luar lingkungan kantor.
 Bekerja sama dengan biro jasa, orang, atau badan hukum yang bertindak
sebagai perantara untuk mendapatkan klien.
 Menandatangani akta yang proses pembuatannya telah dipersiapkan oleh
pihak lain.
 Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani.
pengecualian yang tercantum dalam pasal 5.
 Memberikan ucapan selamat atau berduka cita dengan menggunakan kartu
ucapan, karangan bunga, atau media lain dengan tidak mencantumkan
notaris, tetapi nama saja.
 Pemuatan nama dan alamat notaris dalam buku panduan nomor telepon
yang diterbitkan secara resmi oleh perusahaan atau lembaga resmi.
 Memperkenalkan diri, tetapi tidak melakukan promosi diri sebagai notaris.
7. Dalam pasal 5 angka 3 dibolehkan Memasang 1 (satu) tanda petunjuk jalan dengan
ukuran tidak melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf berwarna hitam,
tanpa mencantumkan nama Notaris serta dipasang dalam radius maksimum 100
meter dari kantor Notaris.
8. untuk menjalankan tugas dan jabatannya dengan baik Notaris harus memiliki :
- Kejujuran, kebijaksanaan dan tanggung jawab
- Pengabdian kepada masyarakat
- Integritas moral yang tinggi
- Keadilan dan tidak memihak, dan
- Solidaritas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai