Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL

LAS LISTRIK

Nama Mata Kuliah : Teknologi Mekanik


Program Studi/Jurusan : D3 Teknik Mesin/Teknik
Mesin

Dibuat oleh:

Nama mahasiswa : AFDAL RAHMATULLAH


Bp : 2001012002
Kelas : 1A D3 Teknik Mesin
Dosen : BUKHARI.S, ST, MT

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang manaberkat izin dan ridho
dariNyalah laporan inidapat di selesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
memberi pengetahuan dasar tentang , ”LAS LISTRIK” . Dan juga untuk memperkaya
pengetahuan, mahasiswa disarankan untuk menggunakan laporan ini sebagai bahan
tambahan dalam menguasai materi yang telah disebutkan di atas. Harapan penyusun,
semogalaporan ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai media pengetahuan.Penyusun
sadar jika penulisan ini masih banyak kekurangannya, kritikandan saran yangbersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan darilaporan ini. Terimakasih.

Padang, Februari 2021

Hafiz Ilmi Al Abbas


DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Tujuan

BAB II LANGKAH PENGERJAAN

1. Peralatan dan bahan


2. Langkah kerja

BAB III LANDASAN TEORI

1. Pengertin las listrik


2. Pembagian las listrik
3. Macam – macam elektroda
4. Pengkutuban elektroda
5. Macam-macam gerakan elektroda
6. Mengatur tengangan mesin las
7. Mengatur kuat arus mesin las

BAB IV KESELAMATAN KERJA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman era globalisasi ini, persaingan di dunia industri sangatlah ketat sehingga
menuntut kita untuk menjadi sosok individu yang berkompeten. Politeknik merupakan salah
satu wadah yang memiliki tujuan untuk mendidik menuju hal tesebut. Dalam prosesnya
politeknik menyediakan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan
para mahasiswa, salah satu aplikasi yang disediakan adalah praktikum labor bengkel
mekanik. Tujuan dan harapan dari Politeknik Negeri Padang yaitu, menciptakan lulusan-
lulusan yang berkompeten, tidak hanya mengerti teori semata kan tetapi juga memahami
pratek kerja langsung ke lapangan. Salah satu dari praktikum di labor bengkel mekanik yaitu
adalah pratikum LAS LISTRIK. LAS LISTRIK adalah suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Penyambungan logam sudah ada
sejak 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara
memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis. Kemudian keduanya ditumpangkan
dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Api pemanasnya untuk
penyambungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakkan logam sampai
suhu kritis. Tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan
pengelasan yang sangat banyak dan bervariasi. Seiring dengan kemajuan zaman dan
perkembangan teknologi khususnya di bidang penyambungan logam yang sekarang ini telah
ditemukan dan digunakan seperti mesin las listrik bertenaga motor dan listrik yang praktis,
efektif dan efisien sehingga bisa mempercepat kerja dan meringankan kerja karyawan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pratikum LAS LISTRIK, yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin las listrik.
2. Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya.
3. Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien.
4. Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama).
5. Ketelitian ukuran.
6. Ketelitian dalam pengelasan.
7. Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat melakukan
pengelasan dengan baik
BAB II

LANGKAH PENGERJAAN

2.1 Peralatan dan bahan

Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang sering digunakan dalam
pekerjaan las listrik diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kabel las Kabel elektroda (menghubungkan pesawat dengan elektroda)


2. Kabel masa (menghubungkan pesawat dengan benda kerja)
3. Kabel tenaga (menghubungkan pesawat dengan sumber tenaga)
4. Pemegang Elektroda
5. Palu las
6. Sikat kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
- membersihkan benda kerja yang akan dilas
- membersihkan terak las yang sudah tepat dari jalur las oleh pukulan palu las.
7. Klem masa
8. Penjepit
9. Elektroda las
10. Meja kerja las
2.2 Langkah kerja

LANGKAH KERJA : ( Pengelasan Lurus)

1. Pastikan semua peralatan dan benda kerja siap untuk di gunakan.


2. Nyalakan mesin las terlebih dahulu ke kontak arus listrik.
3. Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa letakkan pada pemegang
(dudukan) benda kerja.
4. Kemudian atur arus yang di gunakan sesuai dengan tebal plat dan jenis elektroda yang
kita pakai.
5. Setelah itu ambil plat dan plat tersebut diberi garis untuk supaya hasil pengelasan
menjadi lurus.
6. Letakkan plat yang akan dilas di atas meja kerja.
7. Kemudian posisikan badan yang nyaman agar dapat melakukan pengelasan dengan
baik
8. Lalu proses las dimulai dengan mengikuti garis yang telah dibuat diatas plat dengan
cara pengelasan yang diinginkan, sebaiknya pada saat proses pengelasan elektroda
digerakkan memutar pada plat
9. Setelah selesai pengelasan, hasil las tersebut harus di pukul untuk menghilangkan
terak yang tertinggal pada plat
10. Kemudian gunakan sikat agar hasil kerja dapat bersih
11. Setelah pekerjaan selesai, bersihkan semua peralatan kerja dan kembalikan lagi
kepada posisi normal agar dalam pengelasan selanjutnya dapat dilakukan dengan
lancar.
LANGKAH KERJA 2 (SAMBUNGAN T)

Langkah Kerja

1. Siapkan peralatan GMAW dan alat-alat bantu. 


2. Siapkan bahan las ukuran 80 x 200 x 8mm dan 50 x 200 x 8mm. 
3. Atur besar arus las antara 130 – 170 A dan voltage antara 17 – 21 V dan gas flow 12
– 15 l/ mt. 
4. Lakukan las catat pada kedua ujung sambungan, serta tempatkan benda kerja pada
posisi di bawah tangan ( bentuk T sudut 45 derajat ). 
5. Lakukan pengelasan pada jalur pertama dengan posisi tang las antara 75 – 85
derajat arah maju dan sudut 90 derajat terhadap bidang rata pengelasan.  
6. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya. 
7. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las (jika diperlukan) dan lihat kriteria hasil
las yang perlukan. 
8. Lakukan pengelasan pada jalur kedua dengan posisi tang las antara 75 – 85
derajat arah maju dan sudut 60 - 70 derajat terhadap bidang rata pengelasan. 
9. Lakukan pengelasan jalur ketiga dengan metode yang sama dengan jalur kedua. 
10. Lanjutkan pengelasan pada sisi ke dua sampai selesai, dan bertanyalah pada
pembimbing bila ada hal-hal yang kurang difahami, terutama tentang teknik pengelasannya. 
11. Bersihkan dan dinginkan benda kerja . 
12. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa. 
13. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan. 

LANGKAH KERJA 3 (SAMBUNGAN LURUS)

LANGKAH KERJA

1.      Pertama-tama, pakailah pakaian standar kerja las, yaitu : helm las, kaca mata las, wearpack, apron,
sepatu pengaman, dan sarung tangan.

2.      Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti smeet tang, paluterak dan sikat las.

3.      Potong strip plat mild steel dengan ukuran 100 mm x 20 mm x 3 mm menggunakan mesin
pemotong. Potong sebanyak dua potong.

4.      Periksa mesin las dengan baik dan menyeluruh. Pastikan semuanya aman.

5.      Letakkan kedua potongan strip plat tersebut diatas meja las, dengan posisi keduanya berhimpit,
seperti di bawah ini.

6.      Pasangkan elektroda di holder mesin las. Kemudian, nyalakan mesin las dan putar ampere sesuai
keinginan Anda.
7.      Lakukanlah tack weld / penitikan di kedua ujung yang berhimpit dari kedua potongan strip plat
tersebut, seperti dI ATAS

8.      Periksa kekuatan tack weld dengan cara membantingnya ke lantai. Apabila pecah, lakukanlah
penitikan sekali lagi.

9.      Sebelum mengelas, alangkah baiknya lakukan latihan terlebih dahulu. Dalam mengelas yang baik,
gerakan saat mengelas adalah zig-zag. Serta, jangan terlalu cepat dan jangan terlalu pelan dalam
mengelas. 

10.  Setelah Anda siap, lakukanlah pengelasan pada benda kerja dengan baik dan benar.

11.Setelah itu, ambillah hasil kerja Anda menggunakan smeet tang. Lalu dinginkan dengan

Cara meredamnya di dalam air


12.Kemudian, ambil palu terak dan sikat pembersih. Bersihkanlah benda kerja tersebut dari
terak-terak sisa hasil pengelasan.

13.  Lihat hasilnya! Apakah bersih ataukah masih kurang. Usahakan hasil pengelasan tidak ada jerawat,
bersih, dan mengkilap.

14.  Setelah semua proses pengelasan selesai, matikanlah mesin las, kemudian kembalikan semua alat
pada tempatya dan bersihkanlah tempat kerja las yang Anda gunakan
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Las

listrik Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan
sambungan tetap.Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur
listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian
dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk
sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000 C.Pada saat
pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam
bentuk panas dan cahaya ultraviolet.

3.2 Pembagian Las Listrik

Las listrik dapat digolongkan menjadi :

1. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :


a. Las listrik submerged Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda
dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk yang digunakan
sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara bebas) sehingga tidak terjadi
sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya. Las ini umumnya otomatis
atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2 jenis yaitu :
1) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai sumber listrik) 2)
2) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai sumber
listrik)

b. Las listrik dengan elektroda berselaput Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan mencairkan ujung elektroda
dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah
las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
c. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG Padalas TIG ini
menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara elektroda dan
bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk
melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon,
helium ataucampuran gas tersebut.

d. Las Listrik MIG Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas
yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan
dasar,karena adanya Arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan
gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan
roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Kecepatan gerakan elektroda
dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal
logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas
malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja
lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan
Aluminium dan bajatahan karat. Proses pengelasan MIG ini dapat secara
semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan
secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh
pekerjaan Ias dilaksanakan secaraotomatis.

3.3.Macam – macam elektroda

1. Elektroda Hydrogen rendah


Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5
%), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai
untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
2. Elektroda untuk besi tuang
3. Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan
deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC kutub
terbalik.
4. Elektroda Nikel Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil
las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam
segala posisi pengelasan. Las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah
rata dan halus bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik. Karakteristik
elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
5. Elektroda Perunggu Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari
perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
6. Elektroda untuk aluminium Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang
dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan
pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya.
Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan
mesin las.
7. Elektroda untuk pelapis keras - Elektroda tahan kikisan Elektroda jenis ini dibuat
dari tabung chrom karbida yang diisi denganserbuk-serbuk karbida. Elektroda
dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda pesawat las AC atau DC kutub
terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi
potong yang tipis. - Elektroda tahan pukulan Elektroda ini dapat dipakai pada
mesin las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian
pemecah dan palu. - Elektroda tahan keausan Elektroda ini dibuat dari paduan-
paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya
dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana
temperatur dan keausan sangat tinggi.
3.4 Pengkutuban elektroda
1. Pengkutuban langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang
pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban
langsung sering disebut sebagai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
2. Pengkutuban terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada
terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negatif.Pengkutuban
terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+). Pengaruh
pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban
langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada
pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan
yang dihasilkan antara keduanya.
3.5 Macam-macam gerakan elektroda

1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki Gerakan elektroda
1) Melingkar Gambar Ayunan melingkar.
2) Zig-zag Gambar Ayunan zig-zag.
3) Tarpesium Gambar Ayunan gipsum.

3.6 Mengatur tegangan

Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala.
Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila busur
nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini
dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.

Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt.

Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.

3.6 Mengatur Ampere Arus

Pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda dan posisi
pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop. Arus pengelasan
yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat pada mesin las. Perkiraan
arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada setiap bungkus
elektroda, misalnya sebagai berikut:

diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A) 2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
Tabel. Kuat arus dan Tebal bahan dan dia elektrode . No Tipe logam dan tebal (inchi)
Diameter elektroda (inchi) Kuat arus (ampere)
1 . Pelat logam tipis (Outer sheet metal, etc; sampai tebal 7/64 inchi) 1/16 5/64 3/32 10 – 30
25 – 45 40 – 70

2 . Baja lunak tipis (Struktur bodi dalam, dsbnya, tebal 7/64 sampai 3/16 inchi) 1/8 5/32 3/16
50 – 130 90 – 180 130 – 230

3 . Baja lunak tebal (Rangka, dsbnya, tebal 3/16 sampai 5/16 inchi) 1/8 5/32 3/16 ¼ 60 – 120
90 – 160 120 – 200 190 – 300 8.

Posisi – Posisi Pengelasan Posisipengelasan ada beberapa macam, yaitu:

1. Posisi mendatar

2. Posisi bawah tangan

3. Posisi tegak

4. Posisi diatas kepala

5. Pengelasan kearah kanan (mundur)


BAB IV

KESELAMATAN KERJA

Perlengkapan yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kerja:

1. Helem dan tabir Digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata. Sinar
Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai
jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang
dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Untuk melindungi kaca
penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
2. Sarung tangan Dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
elektroda, juga melindungi tangan dari panas. Pada waktu mengelas harus selalu
dipakai sepasang sarung tangan.
3. Baju las/apron Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang
lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi
diatas kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi
lainnya dapat dipakai apron.
4. Sepatu las Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api.
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Kamar las Kamar Ias dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
yang ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas,
sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistem ventilasi yaitu di dalam kamar las
ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah
terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan
terak las dan bunga api.
6. Masker las Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik,
maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan ampere listrik
pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,
2. Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja,
3. Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila penyetelan arus
kurang pas.
4. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.
5. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan dalam waktu yang
tidak cepat.
6. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil las, jika
cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat mengelas harus
stbil dan benar.
7. Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan pengertiannya,
alatalat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat kesulitan las lisstrik, dan
keselamatan kerja yang semestinya.

5.2 Saran

Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena pabila kita bermin-main dapat
menyebabkankecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan kerja. Aturlah arus mesin las
dengan baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika ditemukan kendala saat
pengerjaan, seperti :

1. Ujung elektroda menempel pada benda kerja


2. Terlalu cepat menggeser elektroda sehingga tembusannya dangkal
3. Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata perih
Maka hal yang harus dilakukan untuk pemecahan masalahnya adalah :
1. Supaya elektroda tidak menempel pada benda kerja diposisikan agar ujung
elektroda tidak terlalu dekat
2. Tidak terlalu segera memindahkan elektroda saat melakukan alur, agar hasilnya
bagus
3. Pakailah topeng atau kacamata las saat kerja las
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Course Note, BENGKEL


Google Searching, LAS LISTRIK.

Anda mungkin juga menyukai