Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN TEKNIK INDUSTRI

PROPOSAL PENELITIAN
Topik Permasalahan: Pengembangan Model Matematis Untuk
OptimasiPerencanaan Produksi Minuman Marimas

Disusun Oleh:

No Nama NIM
1. M. Fatan Al-imam 122180096
2. Aulia Alfan Hanif 122180115

MTPI A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Ulam Tiba Halim merupakan salah satu industri minuman serbuk di


Indonesia, dimana produknya yaitu marimas. Dalam industri manufaktur, salah
satu hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas suatu perusahaan yaitu
bagian produksinya. Adapun produksi yanag dilakukan oleh PT Ulam Tiba Halim
semuanya diatur oleh kebijakan yang ditetapkan oleh bagian pemasaran.
Kebijakan perencanaan produksi tersebut sangat berperan penting dalam proses
produksi, dimana kebijakan tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan
konsumen, yang nantinya akan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen.
Jumlah target produksi yang ditetapkan oleh bagian pemasaran didasari oleh
peramalan permintaan yang ditentukan melalui perhitungan peramalan. Dengan
adanya target produksi yang ditetapkan oleh bagian pemasaran diharapkan dapat
memenuhi permintaan konsumen, sehingga konsumen merasa puas terhadap
pelayanan dari PT Tiba Halim Ulam.

1.2 Rumusan Masalah

Kebijakan perencanaan produksi merupakan hal yang sangat penting bagi


setiap industri manufaktur, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi
di perusahaan. PT. Ulam Tiba Halim, Dalam memproduksi minuman serbuk
hanya menggunakan menggunakan pedoman target produksi dalam
memproduksi produk. Dengan kata lain tidak memperhatikan faktor lain seperti
kapasitas produksi dll. Hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa masalah di
dalam sistem produksi seperti saat target produksi yang ditetapkan lebih rendah
dari kapasitas produksi yang ada pada jam kerja di perusahaan, akan
mengamengakibatkan ada sumber daya yang menganggur. Begitu juga
sebaliknya, jika target produksi yang ditetapkan melebihi kapasitas produksi
yang tersedia, maka perusahaan akan kekurangan jam kerja dan menetapkan
kebijakan kerja up lembur untuk memenuhi target produksi tersebut. Sehingga
ongkos produksi perusahaan Tersebut bertambah. Oleh karena itu perlu
dikembangkannya model matematis perencanaan produksi yang dapat mengikut
sertakan faktor kapasitas produksi, agar perencanaan produksi perusahaan
tersebut lebih efektif.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :


1. Mengembangkan suatu model matematis perencanaan produksi dengan
mempertimbangkan faktor kapasitas dan batasan persediaan.
2. Membandingkan solusi dari model perencanaan produksi yang
menggunakan Goal Programming dengan kebijakan yang dilakukan
perusahaan selama ini, yaitu memproduksi hanya berdasar pada target
yang ditentukan oleh bagian pemasaran.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan dalam penelitian ini yaitu :


1. Penelitian ini hanya dilakukan di Unit Pengemasan II Departemen
Produksi.
2. Jenis produk yang menjadi obyek Penelitian ini adalah 3 produk yang
proses pengemasannya dengan Menggunakan High Speed Machin yakni
produk marima dengan rasa X1, X2, dan X3.
3. Faktor biaya yang akan diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:


1. Bagi PT Ulam Tiba Halim penelitian ini menjadikan pedoman untuk
menentukan kebijakan perencanaan produksi PT Ulam Tiba Halim
kedepannya
2. Bagi mahasiswa yaitu sebagai bahan tugas akhir ataupun sebagai tinjauan
pustaka dalam membuat tugas akhir.
3. Bagi masyarakat umum yaitu sebagai referensi ketika akan melakukan
produksi ataupun sebagai tambahan ilmu pengetahuan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam perencanaan


ditentukan usaha-usaha yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang
mungkin timbul dimasa yang akan datang. Hasil dari perencanaan adalah sebuah rencana
kerja dimana merupakan alternatif yang paling baik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan produksi adalah perencanaan mengenai faktor produksi yang
diperlukan untuk memproduksi produk pada suatu periode tertentu dimasa yang akan
datang sesuai dengan yang diperkirakan. Perencanaan dan pengendalian adalah dua
fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap bidang kegiatan termasuk
kegiatan produksi. Perencanaan adalah langkah pertama dalam proses manajemen yang
meliputi penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan keputusan tentang
bagaimana cara untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut (Sukaria, S, 2009).
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen, dimana dalam
perencanaan tersebut ditentukan usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang akan atau perlu
diambil oleh pimpinan peusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Assauri, (2011:12)
mengatakan bahwa perencanaan memegang penting dalam:
1. menetukan tujuan-tujuan itu sendiri
2. Agar tujuan-tujuan itu diintegrasikan
3. Pengawasan.
Suprijono (1982:4) menyatakan bahwa perencanaan itu mengandung
beberapaaspek,yaitu:
a. Penentuan tujuan yang akan dicapai.
b. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang
mungkin dipilih;
c. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh dari semua alternatif.
Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk
memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan
atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan
baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas
permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan dimasa yang
akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan
produksi. (Buffa& Sarin,1996).

2.2.1 Tujuan Perencanaan Produksi

Tujuan dari perencanaan produksi menurut Assauri(2011:128) yaitu:

1. Untuk mencapaitingkat/levelkeuntungan (profit)tertentu.

2. Untuk menguasaipasar tertentu.

3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan dapatbekerja pada tingkat efisiensi


tertentu.

4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan


kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang.

5. Untuk menggunakan dengan sebaik-baiknya fasilitasyang sudah ada pada


perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2 Jenis-Jenis Perencanaan Produksi

Berdasarkan jangkawaktu, maka perencanaaan produksi dapat dibedakan


menjadi tiga jenisyaitu:

1. Perencanaan produksi jangka panjang, Lama perencanaan yang terjadi


sekitar 2 – 10 tahun dengan tujuan merencanakan strategi pengembangan
perusahaan.

2. Perencanaan produksi jangka menengah ,Lama perencanaan sekitar 1–24


bulan, bertujuan untuk merencanakan kerja suatu perusahaan agar dengan
kapasitas dan fasilitas yang dimiliki dapat memenuhi permintaan yang
berfluktuasi dengan biaya minimum.
3. Perencanaan produksi jangka pendek, Lama perencanaan sekitar 1–30 hari
digunakan untuk menghasilkan produk melalui penjadwalan.

2.1.3 Manfaat Perencanaan Produksi

Adapun manfaat yang dihasilkan melalui adanya penerapan perencanaan


produksi yang dilakukan:

1. Manfaat bagi konsumen:

a. Harga barang lebih murah, Perencanaan produksi akan dapat menimbulkan


adanya peningkatan produktivitas kerja serta efisiensi kerja. Naiknya
produktivitas dan efisiensi kerja tersebut akan mengakibatkan menurunnya
harga pokok produk yang dihasilkan.

b. Kualitas barang yang unggul, Kualitas barang yang semakin baik dapat
menjamin kepuasan konsumen sebagai pemakai.

c. Ketepatan waktu penyelesaian, Dengan tepatnya waktu penyelesaian, maka


konsumen tidak perlu menunggu atau menunda kebutuhan.

2. Manfaat bagi produsen


a. Kemantapan dalam kesempatan kerja, Hal ini berarti bahwa para karyawan
memperoleh manfaat dari stabilitas usaha dari perusahaan dimana mereka
berkerja.
b. Perbaikan kondisi kerja, Perbaikan pada kondisi kerja akan dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan akan semakin diperhatikan.

2.2 Jadwal Induk Produksi

Jadwal induk produksi (Master Production Schedule = MPS) ialah suatu


pernyataan tentang produk akhir apa yang direncanakan untuk diproduksi, berapa
banyak produk atau item tersebut akan diproduksi pada setiap periode sepanjang rentang
waktu perencanaan. Rencana induk produksi berfungsi sebagai basis dalam penentuan
jadwal proses operasi, jadwal pengadaan bahan dari luar perusahaan, dan jadwal alokasi
sumber daya untuk mendukung jadwal pengiriman produk kepada pelanggan (SukariaS,
2009 : 131).

Aktivitas penjadwalan produksi induk juga berkaitan dengan bagaimana


menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk, memproses transaksi dari MPS,
memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektifitas MPS, dan memberikan
laporan evaluasi dalam periode yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan
ulang (Gasperz, 2002 : 141).
Sebagai aktivitas proses, penjadawalan induk produksi membutuhkan lima input
utama yaitu:
1. Data permintaan total, merupakan salah satu sumber data bagi proses
penjadwalan produksi induk. Data permintaan berkaitan dengan ramalan
penjualan dan pesanan-pesanan.
2. Status inventory, Berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory,
stock yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu. MPS harus mengetahui
secara akurat berapa banyak inventory yang tersedia dan menentukan berapa
banyak yang harus diproduksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian


Obyek penelitian ini adalah target produksi yang dirancang oleh PT. Ulam Tiba
Halim, Dimana target produksi tersebut yang biasanya digunakan oleh PT. Ulam Tiba
Halim. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model matematika yang digunakan
dalam perencanaan produksi untuk mengatasi ketidak seimbangan di lantai produksi,
yaitu ketidak seimbangan antara target produksi dengan kapasitas gudang perusahaan.

Dalam penelitian ini terdapat permasalahan atau kendala yang mengganggu


pembuatan target produksi tersebut, seperti benturan antar tujuan yang mengakibatkan
tujuan satu menyebabkan pengaruh buruk terhadap tujuan lain. Lalu ada juga kendala
yang selanjutnya yaitu apabila tujuan satu dan tujuan yang lain tidak bisa di
tranformasikan ke dalam dimensi dan kriteria yang sama sehingga menyebabkan
kesulitan dalam membandingkannya. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan
dapat menemukan model matematis yang sesuai untuk mengatasi masalah di Perusahaan
tersebut agar penjadwalan produksi lebih efektif dan efisien.

3.2 Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi untuk
penelitian ini yaitu :

1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi
Mendukung jalannya penelitian. Data ini berupa informasi-informasi yang
Diperoleh dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan
objek Penelitian. Dalam hal penelitian ini yaitu dengan mempelajari data
permintaan Masa lampau.
2. Studi Pustaka
Dengan mempelajari literatur yang relevan dengan pokok permasalahan baik
buku-buku, jurnal ataupun berbagai sumber informasi lainnya sebagai studi
banding dan landasan teori dalam analisis data.
3.3 Tahap Pengembangan Model
Menurut [Sima95, hal 115], model matematika adalah kumpulan keterkaitan
variabel-variabel yang berbentuk formulasi atau fungsi persamaan dan atau
pertidaksamaan yang mengekspresikan sifat pokok dari sistem atau proses fisis dalam
istilah matematika.
Model matematis dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan fungsional sebagai berikut :
Variabel terikat = {variabel bebas ; parameter ; fungsi pemaksa}
variabel terikat adalah suatu karakteristik yang mencerminkan keadaan atau
perilaku sebuah sistem. Variabel bebas biasanya adalah dimensi, seperti waktu dan
ruang, selama perilaku sistem sedang ditentukan. Menurut [Sima95, hal 115], parameter
adalah pencerminan sifat-sifat atau komposisi sistem, dan fungsi pemaksa adalah
pengaruh eksternal yang bekerja pada sistem.
Dalam pengembangan model matematis ini akan digunakan metode Goal
Programming karena model ini memiliki beberapa kelebihan yakni :
1. Dapat digunakan untuk menentukan kombinasi optimum dari faktor produksi yang
berhubungan satu sama lain dalam jumlah yang sangat besar.
2. Mampu menyertakan sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan 3.
Menghubungkan secara kuantitatif dan terpadu sasaran-sasaran majemuk menjadi
sasaran yang serasi.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam hal pengembangan model matematis
perencanaan produksi dengan Goal Programming adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Tahap pengembangan Model


3.4 Kerangka Penelitian

Gambar 3.2 alur flowchart kerangka penelitian


3.5. Analis Hasil
Model matematika yang sesuai untuk permasalahan tersebut yaitu menggunakan
model matematis Goal Programing, dengan mempertimbangkan beberapa faktor tujuan
seperti memaksimalkan keuntungan, memaksimalkan jam kerja reguler, meminimalkan
persediaan dan juga meminimalkan biaya lembur. Dengan demikian, model ini akan
lebih baik diterapkan dibandingkan model matematika sebelumnya dikarenakan lebih
kompleks dalam mempertimbangkan berbagai macam faktor. Model matematika Goal
Programing yang dikembangkan juga lebih realistis dalam menggambarkan sistem nyata
dari kondisi perusahaan sehingga hasil dari target produksi akan lebih efektif dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
DAFTAR ISI

Baroto, Teguh, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2002

Gasperz, Vincent, Manajemen Produktivitas Total, Strategi Peningkatan Produktivitas


Bisnis Global, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998

Hillier, Frederick dan Gerald Liebermann, Pengantar Riset Operasi, Jilid 1 Edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta, 1994

Anda mungkin juga menyukai