Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Aqidah
Secara etimologis (lughotan), aqidah berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan. ‘Aqdan
berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah berarti
keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal.1023). Relevansi antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah adalah
keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian.
Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara lain:
1. Menurut Hasan Al-Banna
“‘aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.”(Al-Banna, tt., hal.465).
2. Menurut Abu Bakar Jabri al-Jazary
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma)
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fithrah. (kebenaran) itu dipraktikan
(oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara
pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.” (Al-
Jazary, 1987, hal.21).
Untuk lebih memahami kedua definisi di atas kita perlu mengemukakan
beberapa catatan tambahan sebagai berikut:
1. Ilmu terbagi menjadi dua: pertama ilmu dharuri, kedua ilmu nazhari. Ilmu
yang dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu
dharuri. Misalnya apabila anda melihat tali dihadapan mata, anda tidak
memerlukan lagi dalil atau bukti bahwa benda itu ada. Sedangkan ilmu yang
memerlukan dalil disebut ilmu nazhari. Misalnya ketiga sisi segitiga sama sisi
mempunyai panjang yang sama , memerlukan dalil bagi orang-orang yang
belum mengetahui teori itu.
2. Setiap manusia memiliki fithrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera
untuk mencari kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman
menentukan mana yang benar dan mana yang tidak.
B. Tauhid
Tauhid artinya mengesakan (mengesakan allah-Tauhidullah). Ajaran tauhid adalah tema
sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah dan iman diidentikkan juga dengan
istilah Tauhid.
C. Ushuluddin
Artinya pokok-pokok agama. Aqidah, iman, dan tauhid disebut juga Ushuluddin karena
juga ajaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran agama islam.
D. Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu kalam karena banyak
dan luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah
tentang beberapa hal. Misalnya tentang Al-Qur’an apakah khaliq atau bukan, hadist
atau qadim. Tentang taqdir, apakah manusia punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang
orang yang berdosa besar, kafir atau tidak. Dan lain sebagainya. Pembicaraan dan
perdebatan luas seperti itu terjadi setelah cara berfikir rasional dan filsafati
mempengaruhi para pemikir dan ulama islam.
E. Fikih Akbar
Artinya fikih besar. Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh fiddin
yang diperintahkan ALLAH SWT dalam surat At-Taubah ayat 122, bukan hanya masalah
fiqih, tentu, dan lebih utama masalah aqidah. Untuk membedakan dengan fiqih dalam
masalah hukum ditambahi dengan kata akbar, sehingga menjadi fiqih akbar.

Anda mungkin juga menyukai