Dosen Pengampu
Oleh
2020390101179
B/1
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan
umpan balik berupa saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
A. Simpulan ………………………………………………… 13
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada masa itu diyakini oleh umat islam sebagai masa turunnya
wahyu yang berisi tentang segala macam petunjuk dan pelajaran tentang
seluruh aspek kehidupan. Misalnya aqidah dan kepercayaan, akhlak yang
murni, petujuk syariat dan hukum yang dijelaskan secara mendasar
mengenai yang wajib diikuti oleh umat manusia, baik dalam hubungannya
dengan Tuhan atau hubungannya dengan sesama manusia ataupun
makhluk Tuhan lainnya (Shihab M. Q., 1998, hal. 40).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan pemaparan diatas, penelitian ini
berangkat dari permasalahan yang terangkum dalam pertanyaan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian Nuzul Al-Quran dan Asbab An-Nuzul ?
2. Apa bukti historis turunnya Al-Quran secara bertahap ?
3. Apa urgensi atau kegunaan Asbab An-Nuzul ?
4. Bagaimana cara mengetahui Asbab An-Nuzul ?.
C. Manfaat Penulisan
Memahami dengan jelas apa itu Nuzul Al-Quran dan Asbab An-Nuzul
beserta bukti-bukti historisnya, dan Mengetahui kegunaan Asbab An-Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Az-Zarqani:
“Asbab An-Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya ayt Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi.”[2]
2. As-Shabuni:
3. Shubhi Shalih:
4. Manna’ Al-Qthathan :
ٍ ۭ ُح َّمحْ ف
وظ ٌ بَلْ ه َُو قُرْ َء
ٍ ْان َّم ِجي ٌد فِى لَو
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’an yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfudz.”(QS. Al-Buruj : 21-22).
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada umat manusia dan kami menurunkannya
bagian demi bagian.”(QS.al-Isra’ (17): 106).
“Kitab ini diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-
Jatsiyah .”(45):2)
ك ۖ َو َرتَّ ْل ٰنَهُ تَرْ تِياًل َ ُِوا لَوْ اَل نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ْٱلقُرْ َءانُ ُج ْملَةً ٰ َو ِح َدةً ۚ َك ٰ َذل
َ ك لِنُثَبِّتَ بِ ِهۦ فُؤَ ا َد ۟ ال ٱلَّ ِذينَ َكفَر
َ ََوق
Pertanyaan orang kafir itulah dijadikan landasan beberapa ahli tafsir, bahwasanya
orang kafir merasa heran dengan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
karena mereka mengetahui bahwa kitab-kitab sebelumnya diturunkan secara
sekaligus. Bukanlah kitab-kitab itu berwujud benda kemudian diturunkan begitu
saja, tetapi diturunkan (dibacakan) sekaligus oleh Malaikat Jibril.[12]
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah Q.S al-‘Alaq ayat 1-5:]
Pada awalnya Rasulullah SAW diberitahu lewat mimpi pada bulan kelehiran beliau,
yaitu Rabi’ul Awwal. Kemudian diturunkan kepada beliau dalam keadaan sadar.
Sebagaimana hadits dari ‘Aisyah r.a yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
Muslim:
“Wahyu yang mula-mula diturunkan kepada Rasulullah SAW ialah mimpi yang
benar diwaktu tidur. Setiap kali mimpi beliau ada yang datang bagaikan cahaya
yang terang di pagi hari. Kemudian beliau lebih suka menyendiri. Beliau pergi ke
gua Hira untuk bertahan beberapa malam; dan waktu itu beliau membawa bekal.
Kemudian beliau kembali ke rumah Khadijah r.a. dan Khadijah pun membekali
seperti itu biasanya. Sehingga datanglah suatu “kebenaran” kepada beliau sewaktu
berada di gua Hira. Malaikat datang kepada beliau dan berkata: ‘Bacalah.
’Rasulullah menjawab: Aku bertanya kepadanya; ‘Aku tidak pandai membaca.’ Lalu
dia memegang dan merangkulku sampai aku kepayahan, kemudian dia
melepaskanku, lalu katanya: “Bacalah” Aku menjawab: kedua kalinya sampai
kepayahan,lalu dia melepaskan aku, lalau katanya: ‘Bacalah’. Lalu aku menjawab:
‘aku tidak pandai membaca. ‘Lalu dia merangkulku untuk yang ketiga kalinya
sampai aku kepayahan, kemudian dia melepaskan aku, lalu katanya: ‘Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan sampai dengan apa
yang belum diketahuinya.”
Secar historis, sejarah turunnya Al-Qur’an di sini akan dibagi ke dalam tiga periode
agar lebih jelas tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an;
2.Pengetahuan dasar mengenai ketuhanan (Q.S. al-A’la (87) dan Q.S al-Ikhlas
(112).
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-
macam reaksi di kalangan masyarakat arab terhadap Al-Qur’an ketika itu. Reaksi-
reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok, yaitu : 1) sebagian kecil dari mereka
menerima dengan baik. 2) sebagian besar meraka menolak karena kebodohan
mereka (Q.S. al-Anbiya’ (21):24), keteguhan mereka dalam mempertahankan adat-
istiadat dan tradisi nenek moyang (Q.S az-Zukhruf (43):22), dank arena ada
maksud-maksud tertentu dari suatu golongan; dan 3) Dakwah Al-Qur’an mulai
melebar hingga perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya.
Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur’an berlangsung selama 8-9 tahun, dimana
ayat-ayat Al-Qur’an telah sanggup memblokade paham jahiliyah dari segala segi,
sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dalam alam pikiran sehat (Q.S. a-Nahl
(16): 125; Fushilat (41):13; Yasin (36): 78-82).
Periode ketiga, pada masa ini dakwah Al-Qur’an telahmencapai atau mewujudkan
prestasi yang sangat besar. Periode ini berlangsung selama 10 tahun (Quraish
Shihab, 1992:35-37). Ini merupakan periode yang terakhir. Islam disempurnakan
oleh Allah dengan turunnya ayat yang terakhir turun. Surat al-Maidah ayat 3 (ayat
tentang hukum), ketika Nabi wukuf pada waktu haji wada’ pada tanggal 9
Dzulhijjah 10 H/ 7 Maret 632 M. sehingga dari ayat yang pertama sampai yang
terakhir turun memakan waktu sekitar 22 tahun.[14]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Banyak pengertian yang dirumuskan oleh para ulama mengenai
pengertian Azbabun Nuzul dan Nuzulul Qur’an.
Menurut Az-Zarqani:
“Asbab An-Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya ayt Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi.”
As-Shabuni:
Manna’ Al-Qthathan :
“Kitab ini diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al-Jatsiyah .”(45):2)
DAFTAR PUSTAKA
[9]. Ibid.
[10]. Ibid.
[11]. Nur Kholis, Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits, Teras, Yogyakarta:
2008. hlm.67.