Anda di halaman 1dari 10

PAPER VIROLOGI

Tentang

MELAWAN BAKTERI DENGAN VIRUS

Di Susun Oleh :

1. Alifah Herfani Salsabila

2. Etik Sutarti

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
A. BAKTERIOFAGA
Bakteriofaga (sederhananya faga) merupakan virus yang
menginfeksi/ menyerang bakteri. Virus ini sering digunakan oleh para
ilmuwan untuk penelaahan lebih mendalam tentang virus. Virus fage
mudah ditumbuhkan pada bakteri (inang). Virus yang hidup pada bakteri
tersebut mudah dipelihara dengan kondisi yang dapat dikendalikan seperti
waktu, kerja, dan ruangan yang relatif sedikit dibandingkan dengan
pemeliharaan inang berupa tumbuhan dan hewan. Oleh karena itulah,
bakteriofaga menjadi perhatian yang besar untuk penelitian virus. (Jawetz,
2013).
Literatur faga sangat banyak dan terdiri dari lebih dari 11 400
publikasi untuk tahun 1915-1965 dan, untuk penulis perhitungan, sekitar
45.000 untuk 1965 sampai hari ini. Volume Penelitian faga terbukti pada
kenyataan bahwa ada dua buku masing-masing untuk virus tunggal, l dan
T4, dan itu, oleh pertengahan 2006, jurnal Virologi telah menerbitkan
lebih dari 2000 artikel faga sejak dimulainya tahun 1955. Sejarah faga
dapat dibagi menjadi tiga, sebagian tumpang tindih periode. Karena
volume penelitian faga dan banyak Bacteriofaga atau Faga
(bacteria=bakteri, faga=makan) adalah sekelompok virus yang hidup
dalam sel bakteri. Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya bakteriofaga
atau faga saja. Salah satu studi tentang “pemakan bakteri” ini adalah
eksperimen Hershey-Chase. Pada eksperimen ini dua faga dilabel dengan
fosfor pada tempat yang berbeda yaitu satu faga dilabel pada kapsid dan
faga lainnya dilabel pada genomnya. Keduanya kemudian diinfeksikan ke
dalam dua media mengandung bakteri dan kemudian media tersebut
disentrifugasi. Media yang pertama mengandung fosfor pada supernatan-
nya tetapi tidak pada pellet (sel) nya, sedangkan media kedua yang berasal
dari faga yang dilabel pada genomnya mengandung fosfor pada selnya dan
tidak pada supernatan-nya. Kesimpulan dari eksperimen ini bahwa yang
berperan dalam multiplikasi faga adalah genomnya, bukan protein
kapsidnya (anonim, 2017).
Genom faga merupakan rangkaian asam nukleat yang sangat
efisien. Jika pada genom sel manusia lebih dari 90% adalah bagian yang
tidak menyendi protein (untranslated regions) sebaliknya pada virus
seluruh genomnya adalah penyandi protein bahkan sering berupa susunan
yang overlapping. Sebagaimana virus lainnya tetapi lebih sederhana, faga
hanya mengandung kapsid dan genom (asam nukleat) dan tidak ada faga
ber-enveloped sebagaimana sebagian virus. Ukuran faga menempati
urutan terkecil dari virus. Terdapat tiga macam bentuk faga yaitu
ikosahedral, ikosahedral dengan ekor dan filamen (aditya, 2014).
Faga bereplikasi dalam dua kemungkinan yaitu profaga pathway
dan lytic pathway.Pada profaga pathway, genom faga kan berintegrasi
pada kromosom bakteri dan akan terus disana dan membelah sejalan
dengan pembelahan kromosom bakteri. Sedangkan pada lytic pathway,
genom faga tidak berintegrasi pada kromosom bakteri tetapi membelah
dalam sitoplasma, bertranskripsi dan bertranslasi dan membentuk virion
baru yang mengakibatkan sel bakteri menjadi lisis (anonim, 2017).
Bakteri yang mengandung profaga (temperate faga) disebut
lysogen, pertumbuhan faga pada lysogenini disebut lysogenic growth.
Sekitar 90% dari faga adalah profaga. Diduga inaktifasi genom faga
(switches off faga genes) ini karena adanya mekanisme represor pada
bakteri lisogen tsb. Jika karena suatu sebab profaga ini terinduksi maka
faga akan bermultiplikasi dan sel iang menjadi lisis. Suatu lysogen akan
kebal terhadap superinfeksi oleh tipe faga yang sejenis. Pada lytic
pathwayhanya dikenal siklus lisis dan faga yang bersangkutan disebut
virulent faga, pertumbuhannya disebut lytic growth. Berdasarkan uraian
diatas jelaslah bahwa temperate faga dapat bereplikasi dengan cara lytic
growthmaupun lysogenic growth sedangkan virulent faga hanya dapat
menyebabkan lytic growth.
1. Ciri-ciri Umum Bakteriofaga
Di manakah virus bisa hidup? Kenyataannya virus ada di mana-
mana, terbukti sering terjadi mewabahnya suatu penyakit yang
tidak mengenal daerah tertentu. Dengan demikian, virus ini sama
seperti virus pada umumnya yang dapat hidup luas di alam.
Bentuknya juga hampir sama seperti virus, yaitu terdiri atas sebuah
inti asam nukleat yang dikelilingi oleh selubung protein. Virus ini
mempunyai ekor yang digunakan untuk melewatkan asam
nukleatnya ketika menginokulasi sel inang.
2. Morfologi dan Struktur Bakteriofaga
Bagaimana dengan bentuk morfologi dan struktur dari
Bakteriofaga? Coba amati dan perhatikan gambar berikut:

Jika kita amati, tubuh Bakteriofaga tersusun atas kepala, ekor, dan
serabut ekor. Kepala berbentuk polyhedral (segi banyak) yang di
dalamnya mengandung DNA atau RNA saja.Dari kepala muncul
tubus atau selubung memanjang yang dinamakan sebagai ekor
virus. Ekor ini bertugas sebagai alat penginfeksi. Bagian antara
kepala dan ekor memiliki selubung yang disebut kapsid. Kapsid
tersusun atas molekul-molekul protein, oleh sebab itu disebut
sebagai selubung protein atau pembungkus protein, fungsinya
sebagai pelindung asam nukleat (DNA dan RNA), dapat membantu
menginfeksi virus ke sel inangnya dan menentukan macam sel
yang akan dilekati (Aditya, 2014). Pada bagian ujungnya
ditumbuhi serabut-serabut ekor yang dapat berfungsi sebagai
penerima rangsang atau reseptor. Sejumlah subunit molekul protein
yang menyusun kapsid dan identik satu dengan yang lain disebut
kapsomer.
3. Reproduksi Bakteriofaga
Perhatikan cara Bakteriofaga bereproduksi pada gambar berikut:

Litik atau virulen, bila fage litik menginfeksi sel dan sel tersebut
memberikan tanggapan dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam
jumlah yang besar, yaitu pada masa akhir inkubasi. Sel ini akan pecah atau
mengalami lisis yang akan melepaskan fage-fage baru untuk menginfeksi
sel-sel inangnya.

B. SIKLUS LITIK
Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus
yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis
mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis
atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang
tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis disebut
dengan virus virulen.
Tahapan siklus litik:
a. Adsorpsi (fase penempelan). Pada tahap ini, ekor virus mulai
menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya menempel pada
dinding sel yang mengandung protein khusus yang dapat
ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel
disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor.
Setelah menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim
yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel
inang.
b. Penetrasi/injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas
penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan
pasak berongga kedalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam
nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya
tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung
protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
c. Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi. Enzim
penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan
DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti.
Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian
mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA
bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi
diri berulang kali. DNA virus ini kemudian akan
mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan
kapsid virus.
d. Perakitan. Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-
pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan mengalami
proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala
yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses
ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.
e. Lisis (fase pemecahan sel inang ataupembebasan). Dinding sel
bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah
dan diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk
mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri
secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan
gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah
virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis
virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.
C. DAUR LISOGENIK
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa
menghancurkan sel inang, setelah adsobsi dan injeksi DNA Virus (faga)
berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga (gen
asing yang bergabung dengan kromosom bakteri). Dalam hal ini DNA
virus tidak langsung mensintesis DNA Bakteri, karena bakteri memiliki
imunitas. Setelah imunitasnya hilang baru DNA Virus mengendalikan
DNA bakteri, yang tahap selanjutnya seperti pada siklus lisis.
Tahapan dalam daur lisogenik:
1. Fase penggabungan, karena DNA bakteri terinfeksi DNA virus, hal
tersebut akan mengakibatkan benang ganda berpilin DNA bakteri
menjadi putus, selanjutnya DNA virus menyisip di antara putusan
dan menggabung dengan benang bakteri. Dengan demikian, bakteri
yang terinfeksi akan memiliki DNA virus.
2. Fase pembelahan, karena terjadi penggabungan, maka DNA virus
menjadi satu dengan DNA bakteri dan DNA virus menjadi tidak
aktif disebut profage. Dengan demikian, jika DNA bakteri
melakukan replikasi, maka DNA virus yang tidak aktif (profage)
juga ikut melakukan replikasi. Misalnya, apabila DNA bakteri
membelah diri terbentuk dua sel bakteri, maka DNA virus juga
identik membelah diri menjadi dua seperti DNA bakteri, begitu
seterusnya.Dengan demikian jumlah profage DNA virus akan
mengikuti jumlah sel bakteri inangnya.
3. Fase sintesis, dalam keadaan tertentu jika DNA virus yang tidak
aktif (profage) terkena zat kimiatertentu atau terkena radiasi tinggi,
maka DNA virus akan menjadi aktif kemudian
menghancurkanDNA bakteri dan memisahkan diri. Selanjutnya,
DNA virus tersebut mensintesis protein sel bakteri(inangnya)
untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan sekaligus
melakukan replikasi diri menjadi banyak.
4. Fase perakitan: kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang
utuh, yang berfungsi sebagai selubung virus. Kapsid baru virus
terbentuk. Selanjutnya, DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya
guna membentuk virus-virus baru.
5. Fase litik, fase ini sama dengan daur litik. Setelah terbentuk bakteri
virus baru terjadilah lisis sel. Virus-virus yang, terbentuk
berhamburankeluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru.
Dalam daur selanjutnya virus dapat mengalami daur litik atau
lisogenik, demikian seterusnya.

Gambar diatas memperlihatkan bahwa virus dalam keadaan


lingkungan tertentu pada saat mengalami fase lisogenik dapat
berpindah ke fase litik. Hal itu terjadi apabila virus fage
menginfeksi bakteri, tetapi sel bakteri tersebut mempunyai daya
tahan atau daya imun yang kuat, maka virus tersebut tidak dapat
bersifat virulen (virus menyebabkan lisis atau pecah). Pada saat
lingkungannya berubah dan menyebabkan daya tahan sel bakteri
berkurang, maka keadaan lisogenik akan dapat berubah menjadi
litik atau lisis, sehingga profage akan berubah menjadi virulen.
Dengan demikian, bakteri akan pecah (lisis) karena terbentuknya
virus-virus baru.
Semua faga memiliki kromosom yang terbungkus kapsid yang
tersusun dari fagencoded protein. Untuk banyak jenis fag, kapsid
dilekatkan pada struktur ekor yang juga terbuat dari protein yang
disandikan dengan fag. T4 dan P1 mengandung DNA beruntai
ganda linier genom tertutup dalam kapsid dan menempel pada
ekor. Genom T4 adalah 172 kb, sedangkan P1 adalah fagayang
lebih kecil dengan genom 90 kb. T4 kapsid adalah memanjang
icosahedron T4 memiliki struktur ekor yang sangat rumit termasuk
kerah di bagian bawah kepala dan inti ekor yang kaku dikelilingi
selubung kontraktil. Inti dan sarungnya menempel pada pelat dasar
heksagonal. Dilekatkan juga pada tail tail dan pin enam serat ekor
yang berkerut. P1 juga memiliki kapsul icosahedral, ekor dengan
selubung kontraktil, a pelat dasar, dan serat ekor. Saya berisi
genom DNA beruntai ganda linier 48,5 kb, kapsid, dan ekor.
Kapsid selesai lagi berbentuk seperti icosahedron sedangkan
ekornya adalah tabung fleksibel tipis yang ujungnya di bagian
kerucut kecil dan satu ekor serat. M13 berisi genom DNA beruntai
tunggal melingkar dari 6407 nukleotida yang dikelilingi oleh lima
protein yang disandikan dengan faga

Anda mungkin juga menyukai