OLEH :
DEVIS REFANI
12.2017.1.00334
HALAMAN PENGESAHAN
Pemetaan Geologi
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mempejari ilmu tektonika khususnya di pulau Papua.
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................................1
1.3 Metodologi Pemetaan dan Peralatan yang digunakan............................................................2
1.3.1 Tahap Persiapan.............................................................................................................2
1.3.2 Tahap Penelitian Lapangan............................................................................................3
1.3.3 Tahap Pengolahan Data Lapangan.................................................................................3
1.3.4 Tahap Analisis Data Lapangan......................................................................................3
1.3.5 Tahap Pembuatan Peta...................................................................................................3
1.3.6 Tahap Penyusunan Laporan...........................................................................................3
1.3.7 Peralatan dan Bahan.......................................................................................................3
1.4 Lokasi Penelitian...................................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................................................4
1.6 Peneliti Terdahulu..................................................................................................................4
BAB II GEOMORFOLOGI..................................................................................................................5
2.1 Geomorfologi Regional.........................................................................................................5
2.2 Dasar Pembagian Geomorfologi Daerah Penelitian...............................................................5
2.2.1 Satuan Perbukitan Kars................................................................................................12
2.2.2 Satuan Perbukitan Marine............................................................................................12
2.3 Pola Aliran dan Stadia Sungai.............................................................................................13
2.4 Analisa Perkembangan Geomorfologi.................................................................................13
2.5 Penampang Geomorfologi...................................................................................................14
BAB III STRUKTUR GEOLOGI.......................................................................................................15
3.1 Struktur Geologi Regional...................................................................................................15
3.2 Struktur Geologi Daerah Penlitian.......................................................................................15
vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Relief Berdasarkan Sudut Lereng dan Beda Tinggi (Van Zuidam – Cancelado,
1979)…………………………………………………………………………………………………………………………………………..6
Tabel 2.2 Klasifikasi Bentuk Asal Berdasarkan Genesa dan Sistem Pewarnaan (Van
Zuidam, 1983)………………………………………………………………............……..7
Tabel 2.3 Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Karst (Van Zuidam, 1983)………………………...9
Tabel 2.4 Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Marine (Van Zuidam, 1983)……………….……12
36
BAB I
PENDAHULUAN
a. Kompas
b. HCL
c. Palu Geologi
d. GPS/Avenza
e. Plastik Sampel
f. Buku Lapangan.
BAB II
GEOMORFOLOGI
Pola aliran sungai pada umumnya mendaun dan sebagian kecil sejajar, searah
dengan arah jurus lapisan, sebagian memotong arah jurus lapisan, lembahnya
termasuk menjelang dewasa.
3. Topografi 8 – 13 25 – 75 Kuning
Bergelombang Lemah –
Kuat
N Gene Pewarnaan
o sa
36
Topografi bergelombang –
Karst Plateaus bergelombang kuat dengan
K1
sedikit depresi hasil pelarutan
(Dataran Tinggi Kar)st
dan lembah mengikuti kekar.
permukaan berbatu.
Topografi landi-cukup
Pematang pantai, spits and
curam, bentuk memanjang
tombolo bars, possibly
M4 dengan cekungan deflasi
slightly reworked by wind
dan bukit pasir
Lereng landau-curam
dengan topografi
Active coastal dunes (bukit memanjang (fore dunes),
M6 pasir pesisir aktif) seperti bulan sabi (barchans
dunes dan parabolic
dunes), non-vegetasi
Lereng landau-curam
dengan topografi
Inactive or dormant coastal
memanjang (fore dunes),
dunes (bukit pasir pesisir
M7 seperti bulan sabit
tidak aktif)
(parabolic dunes), sering
padat vegetasi
BAB III
STRUKTUR GEOLOGI
Pulau Madura adalah pulau yang menderita pengangkatan paling kuat dari
RMKS Fault Zone tersebut. Dengan cara terangkat paling tinggi melebihi jalur
sebelah barat (Rembang-Pangkah/Tuban) dan sebelah timur (Kangean-Sakala) maka
Pulau Madura muncul dari laut dan menjadi pulau. Pulau Madura sebenarnya tak
pernah memisahkan diri dari Jawa dalam gambaran retak lalu hanyut, ia memisahkan
diri dari jalur Jawa karena terangkat lebih dulu dibandingkan yang lain. Mengapa
Pulau Madura terangkat paling kuat. Sebab, selain karena deformasi inversi, ia juga
naik melebihi yang lain oleh gaya isostasi (gaya keseimbangan berdasarkan gravitasi)
untuk mengimbangi area laut Selat Madura di sebelah selatannya yang merosot
dengan cepat sebab merupakan bagian paling tenggelam dari Kendeng Deep.
Kendeng Deep adalah depresi (daerah dalam) paling dalam di Pulau Jawa yang
menerus ke Selat Madura sampai di utara Pulau Lombok.
36
Pada lokasi penelitian ini, dimulai dari arah utara ke selatan selanjutnya kearah
barat dan dilanjutkan kearah utara, ditemukan ada 35 titik lokasi pengamatan dengan
beberapa penciri lithologi yaitu batu gamping terumbu, batu gamping pasiran, batu
gamping plat, dan batu gamping fosilan.
36
Pada peta geologi ini terdapat 4 macam penciri warna yang berbeda, yaitu batu
gamping terumbu pada bagian atas, batu gaming pasiran di sisi bawah gamping
terumbu, batu gamping pelat di sisi bawah gamping pasiran, batu gamping fosilan
disisi bawah gamping pelat.
BAB IV
STRATIGRAFI
(umur Miosen Tengah), Formasi Pasean (umur Miosen Akhir), Formasi Madura
(umur Mio-Pliosen), Formasi Pamekasan (umur Plistosen) dan aluvium. Formasi
Tawun tersusun oleh batulempung, napal, batugamping lempungan dengan sisipan
batugamping orbitoid. Formasi Ngrayong tersusun oleh perselingan batupasir kuarsa
dengan batugamping orbitoid dan batulempung. Formasi Bulu tersusun oleh
batugamping pelat dengan sisipan napal pasiran, sedangkan Formasi Pasean
merupakan perselingan antara napal pasiran dengan batugamping lempungan,
batugamping pasiran dan batugamping oolitan. Formasi Madura tersusun oleh
batugamping terumbu dan batugamping dolomitan. Formasi Pamekasan tersusun oleh
konglomerat, batupasir, batulempung dan batugamping. Endapan aluvium terdiri dari
pasir kuarsa, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal. Stratigrafi daerah penelitian
relative sederhana.
Batuan potensial yang bisa dipilih sebagai hostrocks untuk pengungkung limbah
radioaktif di wilayah Madura Timur adalah batulempung, napal, batugamping
lempungan dengan sisipan batugamping orbitoid dari Formasi Tawun, serta
perselingan antara napal pasiran dengan batugamping lempungan, batugamping
pasiran dan batugamping oolitan dari Formasi Pasean.
Deskripsi Batuan:
1. Warna :
- Lapuk : Kecoklatan
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : -
4. Komposisi Mineral : Kalsit
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batu Gamping Terumbu (Packstone)
7. Genesa : Terbentuk karena hasil pelapukan organisme dangkal yang
mengalami proses perubahan senyawa dengan adanya mineral kalsit.
Kemudian batuan tersebut tersingkap karena proses pengangkatan akibat
tektonik
Deskripsi Batuan:
1. Warna :
- Segar : Kecoklatan
- Lapuk : Kecoklatan
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Klastik
4. Komposisi Mineral : Kalsit
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batu Gamping pasiran (Packstone)
7. Genesa : Terbentuk karena hasil pelapukan organisme laut yang mengalami
proses perubahan senyawa dengan adanya mineral kalsit. Kemudian batuan
tersebut tersingkap karena proses pengangkatan akibat tektonik
Deskripsi Batuan:
1. Warna :
- Segar : Putih
- Lapuk : Abu-abu
1. Struktur : Berfosil
2. Tekstur : Bioclast
3. Komposisi Mineral : Kalsit
4. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
5. Nama Batuan : Batu Gamping Pelat (Platy Limestone)
6. Genesa : Terbentuk karena hasil pelapukan organisme laut yang mengalami
proses perubahan senyawa dengan adanya mineral kalsit. Kemudian batuan
tersebut tersingkap karena proses pengangkatan akibat tektonik
Deskripsi Batuan:
1. Warna :
- Segar : Putih
2. Struktur : Berfosil
3. Tekstur : Bioclast
4. Komposisi Mineral : Kalsit
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batu Gamping Fosilan (Arbitoid)
7. Genesa : Terbentuk karena hasil pelapukan organisme laut yang mengalami
proses perubahan senyawa dengan adanya mineral kalsit. Kemudian batuan
tersebut tersingkap karena proses pengangkatan akibat tektonik
BAB V
SEJARAH GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB VI
POTENSI GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB VII
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/mayory94/2016/03/05/lempeng-tektonik-dan-geomorfologi-
pulau-madura/ (Diakses 27 Januari 2021, Pukul 17.33 WIB)
Van Zuidam, R.A. 1985. Aerial Photo – Interptetation in Terrain Analisys and
Geomorphologic Mapping. Smith Publisher : The Hague, ITC.
36
LAMPIRAN
36
36
36