Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Irfanudin - J3A020028

7 Secret Anamnesis
1. Riwayat Penyakit Sekarang,
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan
yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan,
misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih
dari satu keluhan. Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis
dengan menggunakan tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.
Anamnesis secara sistematis ini akan dibahas secara rinci, yaitu :
1. Lokasi Sakit
Seorang penderita yang datang dengan nyeri di ulu hati, perlu ditanyakan lebih lanjut secara
tepat bagian mana yang dimaksud, bila perlu penderita diminta menunjukkan dengan
tangannya, dimana bagian yang paling sakit dan penjalarannya ke arah mana. Bila pusat
sakit di tengah (linea mediana) dicurigai proses terjadi di pankreas dan duodenum; sebelah
kiri lambung; sebelah kanan duodenum, hati, kandung empedu; di atas hati, oesofagus,
paru, pleura dan jantung. Penjalaran nyeri tepat lurus di belakang menunjukkan adanya
proses di pankreas atau duodenum dinding belakang; di punggung lebih ke atas lambung
dan duodenum; bawah belikat kanan kandung empedu; bahu kanan duodenum, kandung
empedu, diafragma kanan; bahu kiri diafragma kiri.
2. Onset dan kronologis
Perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya sakit atau sudah berlangsung berapa lama. Apakah
keluhan itu timbul mendadak atau perlahan-lahan, hilang timbul atau menetap. Apakah ada
waktu-waktu tertentu keluhan timbul. Misalnya bila nyeri ulu hati timbul secara ritmik
curiga ulkus peptikum, malam hari ulkus peptikum dan tiap pagi dyspepsia non ulkus.
3. Kualitas (sifat sakit)
Bagaimana rasa sakit yang dialami penderita harus ditanyakan, misalnya rasa sakit yang
tajam (jelas) seperti rasa panas, terbakar, pedih, diiris, tertusuk, menunjukkan inflamasi
organ. Rasa sakit yang tumpul (dull) seperti diremas, kramp, kolik, sesuatu yang bergerak
biasanya menunjukkan proses pada organ yang berongga (saluran cerna, empedu). Rasa sakit
yang tidak khas menunjukkan organ padat (hati, pankreas).
4. Kuantitas (derajat sakit)
Ditanyakan seberapa berat rasa sakit yang dirasakan penderita. Hal ini tergantung dari
penyebab penyakitnya, tetapi sangat subjektif, karena dipengaruhi antara lain kepekaan
seorang penderita terhadap rasa sakit, status emosi dan kepedulian terhadap penyakitnya.
Dapat ditanyakan apakah sakitnya ringan, sedang atau berat. Apakah sakitnya mengganggu
kegiatan sehari-hari, pekerjaan penderita atau aktifitas fisik lainnya.
5. Faktor yang memperberat keluhan.
Ditanyakan adakah faktor-faktor yang memperberat sakit, seperti aktifitas makan, fisik,
keadaan atau posisi tertentu. Adakah makanan/ minuman tertentu yang menambah sakit,
seperti makanan pedas asam, kopi, alkohol panas, obat dan jamu. Bila aktifitas makan/
minum menambah sakit menunjukkan proses di saluran cerna empedu dan pankreas.
Aktifitas fisik dapat menambah sakit pada pankreatitis, kholesistitis, apendisitis, perforasi,
peritonitis dan abses hati. Batuk, nafas dalam dan bersin menambah sakit pada pleuritis.
6. Faktor yang meringankan keluhan.
Ditanyakan adakah usaha penderita yang dapat memperingan sakit, misalnya dengan minum
antasida rasa sakit berkurang, menunjukkan adanya inflamasi di saluran cerna bagian atas.
Bila posisi membungkuk dapat mengurangi sakit menunjukkan proses inflamasi dari
pankreas atau hati.
7. Keluhan yang menyertai
Perlu ditanyakan keluhan–keluhan lain yang timbul menyertai dan faktor pencetusnya,
misalnya bila penderita mengeluh nyeri ulu hati, yang perlu ditanyakan lebih lanjut adalah :
- Apakah keluhan tersebut berhubungan dengan aktifitas makan ?
- Bagaimana buang air besarnya, adakah flatus ?
- Adakah ikterik ?
- Adakah pembengkakan, benjolan atau tumor, atau nyeri tekan ?
- Adakah demam, batuk, sesak nafas, nyeri dada, berdebar-debar, keringat dingin atau badan
lemas ?
- Adakah penurunan berat badan
Riwayat Penyakit terdahulu / Sistemik

1. Diabetes melitus
1) DM Tipe 1
Tanda dan gejala dari DM tipe 1 menurut IDF (2017) adalah :
(1)Haus yang tidak normal dan mulut kering
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh
urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
(2)Sering buang air kecil
Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi
sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya
melalui urin. .
(3)Kekurangan tenaga / kelelahan
Kelelahan terjadi karena penurunan proses glikogenesis sehingga glukosa tidak dapat
disimpan sebagai glikogen dalam hati serta adanya proses pemecahan lemak (lipolisis)
yang menyebabkan terjadinya pemecahan trigliserida (TG) menjadi gliserol dan asam
lemak bebas sehingga cadangan lemak menurun.
(4)Kelaparan yang konstan
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa
dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi.
(5)Penurunan berat badan tiba-tiba
Penyusutan BB pada kondisi DM tipe I menunjukkan rendahnya trigliserida yang
tersimpan dalam tubuh sebagai akibat adanya gangguan metabolisme lipid. Trigliserida
seharusnya digunakan sebagai sumber energi untuk beraktivitas.
(6)Penglihatan kabur
Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) dapat menyebabkan peningkatan
tekanan osmotik pada mata dan perubahan pada lensa sehingga akan terjadi penglihatan
yang tidak jelas atau kabur.
2) DM Tipe 2
Tanda dan gejala dari DM tipe 2 menurut IDF (2017) adalah :
(1) Haus yang berlebihan dan mulut kering
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa
oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
(2) Sering buang air kecil dan berlimpah
Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif
tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk
mengeluarkannya melalui urin.
(3) Kurang energi, kelelahan ekstrim
Kelelahan terjadi karena penurunan proses glikogenesis sehingga glukosa tidak
dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta adanya proses pemecahan lemak
(lipolisis) yang menyebabkan terjadinya pemecahan trigliserida (TG) menjadi
gliserol dan asam lemak bebas sehingga cadangan lemak menurun.
(4) Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki
Mati rasa merupakan hasil dari hiperglikemia yang menginduksi perubahan
resistensi pembuluh darah endotel dan mengurangi aliran darah saraf. Orang
dengan neuropati memiliki keterbatasan dalam kegiatan fisik sehingga terjadi
peningkatan gula darah.
(5) Infeksi jamur berulang di kulit
Kadar gula kulit merupakan 55% kadar gula darah pada orang biasa. Pada pasien
DM, rasio meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah yang sudah meninggi.
Hal tersebut mempermudah timbulnya dermatitis, infeksi bakterial (terutama
furunkel), dan infeksi jamur terutama kandidosis
(6) Lambatnya penyembuhan luka
Kadar glukosa darah yang tinggi di dalam darah menyebabkan pasien DM
mengalami penyembuhan luka yang lebih lama dibanding dengan manusia normal
(7) Penglihatan kabur
Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) dapat menyebabkan peningkatan
tekanan osmotik pada mata dan perubahan pada lensa sehingga akan terjadi
penglihatan yang tidak jelas atau kabur.
(Soelistijo et al., 2015)
3. TBC
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik
tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala
yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
(1) Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
(2) Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent
(menghasilkan sputum)
(3) Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru
(4) Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
(5) Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot
dan keringat di waktu di malam hari
(Rafflesia, 2014)
4. Ashma
Gejala klinis yang muncul pada penderita asma adalah sebagai berikut :
(1) Sesak napas
Sesak napas yang dialami oleh penderita asma terjadi setelah berpaparan dengan bahan
alergen dan menerap beberapa saat.
(2) Batuk
Batuk yang terjadi pada penderita asma merupakan usaha saluran pernapasan untuk
mengurangi penumpukan mukus yang berlebihan pada saluran pernapasan dan partikel
asing melalui gerakan silia mukus yang ritmik keluar. Batuk yang terjadi pada
penderita asma sering bersifat produktif.
(3) Suara napas wheezing/ mengi
Suara ini dapat digambarkan sebagai bunyi yang bergelombang yang dihasilkan dari
tekanan aliran udara yang melewati mukosa bronkus yang mengalami pembengkakan
tidak merata. Wheezing pada penderita asma akan terdengar pada saat ekspirasi.
(4) Pucat
Pucat pada penderita asma sangat tergantung pada tingkat penyempitan bronkus. Pada
penyempitan yang luas penderita dapat mengalami sianosis karena kadar karbondioksida
yang ada lebih tinggi daripada kadar oksigen jaringan.
(5) Lemah
Oksigen di dalam tubuh difungsikan untuk respirasi sel yang akan digunakan untuk
proses metabolisme sel termasuk pembentukan energi yang bersifat aerobic seperti
glikolisis, jika jumlah oksigen berkurang maka proses pembentukan energi secara
metabolik juga menurun sehingga penderita mengeluh lemah
5 Penyakit Jantung
Tanda dan gejala penyakit jantung
1 Nyeri/rasa tidak nyaman di dada, di substernal, dada kiri atau epigastrium, menjalar ke
leher, bahu kiri, dan tangan kiri, serta punggung
2 Seperti tertekan, diremas-remas, terbakar atau ditusuk
3 Dapat disertai keringat dingin, mual, muntah, lemas, pusing melayang, serta pingsan
4 Timbul tiba-tiba dengan intensitas tinggi, berat ringan bervariasi.

SUMBER :
James R. Hupp, Myron R. Tucker, Edward Ellis. Contemporary Oral and Maxillofacial
Surgery, 6e by III
Rafflesia, U. (2014) ‘Model Penyebaran Penyakit Tuberkulosis (TBC)’, Gradien.

Soelistijo, S. A. et al (2015) Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 di Indonesia 2015, Perkeni.

Wardhani, P. A. (2015) ‘Aliran limfatik daerah kepala dan leher serta aspek klinisnya’,
Jurnal Ipa, 6, pp. 33–51.

Anda mungkin juga menyukai