Ri Fil - Pend - Ade Bulan Muharrani Batu Bara
Ri Fil - Pend - Ade Bulan Muharrani Batu Bara
Skor Nilai :
NIM : 4201111025
NOVEMBER 2020
i
ABSTRAK
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu ang ada
secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau
pikiran. Filsafat merupakan ilmu dari segala ilmu atau yang sering dikenal
dengan sebutan induk atau ibu dari semua ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa
filsafat merupakan sumber dari segala ilmu yang ada yang dijadikan landasan
atau segala persoalan- persoalan yang ada. Filsafat dilihat dari fungsinya secara
praktis adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai
problematika kehidupan yang dihadipinya, termasuk dalam problematika
dibidang pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat pendidikan dapat dikatakan adalah
ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosofis dalam
lapangan pendidikan.
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
rekayasa ide mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan judul Pengembangan Sistem
Pendidikan Dengan Berlandaskan Filsafat Ilmu.
Tugas rekayasa ide ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas
rekayasa ide ini. Untuk itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, saya memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Akhir kata saya
ucapkan Terima Kasih.
iii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan..........................................................................15
IV.2 Rekomendasi....................................................................15-16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................17
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
I.3 Manfaat TRI
Manfaat yang didapat dari pengerjaan tugas rekayasa ide ini ialah mampu
mengembangkan pola pikir mahasiswa menjadi lebih kritis dan memahami
bahwasanya filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan.
2
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Filsafat ilmu merupakan cabang ilmu filsafat yang lahir sekitar akhir abad ke-
19 atau menjelang abad ke-20. Perkembangan ilmu pengetahuan yang mencapai
puncaknya pada abad ke-19 di masa August Comte dan para penerusnya, yang
cenderung menjadikan ukuran kebenaran ilmu pada tataran positivistik,
menjadikan ilmu pengetahuan semakin terlepas dari asumsi dasar filsafatnya.
Hal inilah yang mengilhami lahirnya filsafat ilmu yang pada gilirannya
mempunyai posisi yang amat urgen (penting) dalam ilmu pengetahuan.
1) Ontologi, mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca
indra manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia tau bersifat
empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-
nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang
paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa
asumsi yang perlu diperhatikan yakni asumsi pertama adalah suatu objek ilmu
bisa dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur,
atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian
relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu.
Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau
tidak terjasdi secara kebetulan. (Supriyanto, 2003).
2) Epistemologi, mencakup hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandai-
pengandaian, dan dasar-dasarnya srta pertanggung jawaban atas
pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Menurut Aristoteles, yaitu
bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus
bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan
justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat
kemampuan manusia di bumi ini (Bakhtiar, 2005).
3
3) Aksiologi, mencakup nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbanganilmu bagi kebutuhan
manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi
manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia
menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah.
4
2. Robotisasi Pelajar
Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan; guru meru- pakan
ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil
pendidikan. Sayangnya kualitas guru di Indonesia masih tergolong relatif ren-
ah. Berdasarkan survey UNESCO, terhadap kualitas para guru, kulitas
guru kita berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Hal ini antara
lain disebabkan oleh tidak terpenuhinya kualifikasi pendidikan minimal. Data
dari Balitbang Depdiknas pada tahun 2005 menunjukkan terdapat 1.646.05
(69,45%) guru SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB yang tidak memenuhi kualifi-kasi
pendidikan minimal (Tim Sertifikasi Guru, 2006).
5
guru SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan
minimal (Tim Sertifikasi Guru, 2006).
6
BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI
7
menggantikan posisi Epistemologi Sosial sepenuhnya sebagai fondasi teoritis Ilmu
Perputakaan dan Informasi.
Berikut ini adalah beberapa solusi di atas dibawah ini masih ada beberapa hgal
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca terutama di Indonesia.
8
5. Menyampaikan Apa yang Anda Dapat
Bagian terbaik dari membaca adalah ketika kita bisa menyampaikan ilmu yang
kita peroleh kepada orang lain. Manfaat secara nyata yang didapat dari
membaca ialah ketika kita mampu berbagi ilmu pengetahuan yang sudah kita
dapatkan melalui membaca kepada orang lain.
Salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk menumbuhkan minat baca adalah
bergabung dengan komunitas. Ketika kita bergabung dalam sebuah komunitas,
otomatis kita akan mengikuti berbagai kegiatan dalam komunitas itu. Salah
satunya adalah kegiatan berdiskusi. Berdiskusi tentang buku akan membuat kita
lebih bersemangat untuk menyelesaikan lebih banyak bacaan.
Sudah sepantasnya masyarakat yang ikut serta dalam upaya peningkatan minat
baca diberikan perhatian dan apresiasi atas perjuangan mereka dengan
menyediakan fasilitas perpustakaan gratis, misalnya dengan memberikan
bantuan berupa buku ataupun dana untuk mendukung dan meningkatkan
kuantitas serta kualitas perpustakaan.
9
filsafat adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidik faktor- faktor
realitas dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.
Kemunculan filsafat pendidikan ini disebabkan oleh banyaknya perubahan dan
permasalahn yang timbul di lapangan penddikan yang tiidak mampu dijawab oleh
ilmu filsafat (Jalaluddin, 2013: 32).
10
tidak menunjukkan adanya proses dan hasil pendidikan. Selain itu dalam
hal kemampuan memcahkan masalah, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif
juga cenderung rendah. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan,
kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar
yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang
terjadi adalah disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika
orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan
berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan,
meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya.
11
2. Meninjau Kembali Program-Program Pendidikan
Hal ini dilakukan agar di dalam pemikiran peserta didik pendidikan itu
bukanlah suatu hal yang identik dengan pemaksaan, rutinitas yang
monoton, serta kegiatan yang terlalu serius tetapi tidak memiliki nilai plus.
Kita juga harus memberikan waktu yang proporsional kepada siswa agar
mereka bisa belajar dengan sepenuh hati dan juga mendapatkan waktu untuk
bersosialisasi. Membekali siswa dengan pengetahuan yang cukup dan
menyediakan waktu bagi mereka untuk menyatu dengan lingkungan sosial akan
jauh lebih bijaksana untuk pendidikan yang berkualitas.
12
(Sudarminta, 2002:101). Dengan demikian, seorang pendidik dalam
menghadapi peserta didiknya dihadapkan pada penilaian atasnya. Salah satu
faktor penyebab masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ialah
kurangnya profesionalisme guru.
Dapat dilakukan dengan mendidirikan sekolah bagi calon guru, seperti SPG
(Sekolah Pendidikan Guru), pembenahan kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga
Keguruan (LPTK) untuk menyiapkan calon-calon guru supaya tidak hanya
memiliki ijazah sarjana tetapi juga harus memiliki sertifikat pendidik, perlu
adanya seleksi yang ketat untuk calon guru, pembinaan terhadap guru yang
telah diangkat, dan penegakan kode etik guru sebagai panduan sekaligus kompas
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya, serta guru perlu menanamkan jiwa
dan semangat profesionalisme.
13
Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru yang
telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen yaitu :
14
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Realitas juga menunjukkan bahwa hamper tidak ada cabang ilmu yang lepas
dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahan
untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu disiplin filsafat
untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat
pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi melahirkan salah satu cabang
yang disebut sebagai filsafat ilmu.
IV.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang penulis ajukan untuk pembaca maupun untuk penulis sendiri
adalah:
15
serta sempurna. Maka dari itu, setiap orang harus mampu mengenali serta
memahami pengertian, tujuan, dan kosep dari filsafat itu sendiri.
2) Bagi penulis sendiri, memahami materi filsafat sebagai induk ilmu
pengetahuan ini menjadi memperluas pengetahuan dan wawasan serta
sangat membantu dalam menyelesaikan tugas rekayasa ide ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ada, M.A., Gordisona, S., Ulfatin, N., & Supriyanto, A. ( 2019). Analisis
Komparasi Sistem Pendidikan Indonesia dan Finlandia. Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan, 146-160.
Setiyawan, H.A. (2015). Filsafat Sebagai Sumber Segala Ilmu. Jurnal Filsafat
Ilmu, 1-10.
Suherman, & Shafira, R.N. (2019). Filsafat Pendidikan Alfred North Whitehead
(Membangun Pengetahuan yang Menyeluruh Mengenai Realitas). Jurnal
Pendidikan, 11-21.
17