Anda di halaman 1dari 2

Nama : Faza Mulqiya Farhani

NIM : F1011201053
Kelas : II B

RANGKUMAN MATERI FILSAFAT DAN ILMU


1. FILSAFAT
a. Pengertian
1) Filfasat Berdasarkan Etimologis
Secara etimologis filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang
seluas-luasnya (Siswomihardjo, dkk., 2007:6)
2) Pengettian Filsafat Berdasarkan Terminologis
Para filfus telah merumuskan pengertiannya berdasarkan
kecenderungan kefilsafatannya, beberapa contoh yang dapat digunakan
sebagai berikut.
a) Plato, menurutnya Filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b) Aristoteles, menurutnya Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang
alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
b. Objek Filsafat
Objek filsafat terbagi menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
c. Pemikiran Filsafat
Yang dimaksud dengan pemikiran filsafat adalah penerapan filsafat
(Syafiie, 2007:9). Secara garis besar dibedakan menjadikan 3 yaitu (a)
tataran ontology, (b) tataran epistemology, dan (c) tataran aksiologi.
d. Persoalan Filsafat
Ada 6 persoalan filsafat (Sudarsono, 2001:3) yaitu persoalan tentang ada,
ilmu pengetahuan, metode, penyimpulan, moral, dan keindahan.
e. Ciri dan Sifat Permasalahan Filsafat
Sudarsono (2001:5-6) mengemukakan bahwa ciri dan sifat permasalahan
filsafat adalah sebagai berikut:
- Tidak menyangkut fakta, menyangkut keputusan tentang nilai,
pertanyaan filsafat bersifat kritis, dan pertanyaan bersifat spekulatif.
f. Karakteristik Pemikiran Filsafat
Karakteristik pemikiran filsafat bersifat menyeluruh, mendalam, dan
spekulatif.
g. Kegunaan mempelajari filsafat
Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik, dan
membangun diri sendiri.
2. Ilmu
a. Pengertian
Secara etimologis kata “ilmu” merupakan kata terjemahan dari bahasa
Inggris “science”. Kata “science” berasal dari bahasa Latin “sciencia”
yang berarti pengetahuan.
b. Ciri Ilmu :
Ilmu adalah bentuk aktivitas yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar
oleh manusia, Ilmu bersifat intelektual dan mengarah pada tujuan tertentu.
c. Spesialisasi Ilmu
Dewasa ini setiap pengetahuan terpisah dari yang lain. Ilmu terpisah dari
moral-moral terpisah dari seni, dan seni terpisah dari ilmu. Kita tidak lagi
memiliki pengetahuan yang utuh dan sepotong-potong.
d. Ragam, Tingkat, dan Aliran Ilmu
Ilmu alam dan empiris, Ilmu abstrak formal, . Ilmu sosial dan
kemanusiaan.
e. Taraf Kepastian Subjektivitas dan Objektivitas Ilmu :
1) Evidensi, 2) Objektivitas
f. Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu
1) Zaman Pra Yunani Kuno (abad 15-7SM), 2) Zaman Yunani Kuno
(abad 7 – 2 SM), 3) Zaman Pertengahan (abad 2 – 14 SM), 4) Zaman
Renaissance (14 – 17 M), 5) Zaman Modern, 6) Zaman Kontemporer.
Tokoh: Albert Einstein.
g. Landasan Penelaahan Ilmu
Kegiatan pengembangan ilmu memiliki dua pertimbangan pokok, yaitu
(a) Objektivitas, dan (b) Nilai-nilai kemanusiaan.
h. Persamaan, Perbedaan, dan Hubungan antara Keduanya
a. Persamaan (Salam, 2005:78 & 184) : Filsafat dan ilmu (dan agama)
adalah sumber atau wadah dari kebenaran
b. Perbedaan (Salam, 2005:184) : Pendekatan kebenaran ilmu adalah
dengan riset, pengalaman, dan percobaan. Sedangkan pendekatan
kebenaran filsafat dengan perenungan dari akal budi.
- Ilmu: Anak filsafat
- Filsafat : Induk ilmu
c. Hubungan (Titik Temu) antara Filsafat dan Ilmu Salam (2005:77)
mengemukakan bahwa filsafat dan ilmu mempunyai titik temu sbb:
Banyak filsuf termasyur telah memberikan sumbangan yang sangat
berarti pada ilmu. Misalnya Leibniz dengan “Diferensial Kalkulus”.
Berpikir filsafati berarti berpikir untuk menemukan kebenaran secara
tuntas. Analisis filsafati tentang hakikat ilmu harus ditekankan kepada
upaya keilmuan dalam mencari kebenaran yang selanjutnya terkait secara
erat dengan aspek-aspek moral, seperti kejujuran. Analisis filsafat tidak
boleh berhenti pada upaya untuk meningkatkan penalaran keilmuan tetapi
sekaligus harus mencakup pendewasaan moral keilmuan.

Anda mungkin juga menyukai