Anda di halaman 1dari 2

Nama : Faza Mulqiya Farhani

NIM : F1011201053
Kelas : II B
Mata kuliah : Filsafat Ilmu
RINGKASAN
RUANG LINGKUP DAN KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang filsafat sebagai
keseluruhan pada dasarnya mencakup dua pokok bahasan, yaitu: pertama,
membahas “sifat pengetahuan ilmiah”, dan kedua, menelaah “cara-cara
mengusahakan pengetahuan ilmiah”. Jadi, filsafat ilmu ialah penyelidikan
filosofis tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya. Dengan kata lain filsafat ilmu sesungguhnya merupakan
penyelidikan lanjutan.
Filsafat ilmu di kelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Filsafat ilmu umum, yang mencakup kajian tentang persoalan
kesatuan, keseragaman, serta hubungan diantara segenap ilmu.
2) Filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan
kategori-kategori serta metode-metode yang digunakan dalam ilmu-
ilmu tertentu atau dalam kelompok-kelompok ilmu tertentu, seperti
dalam kelompok ilmu alam, kelompok ilmu masyarakat, kelompok
ilmu tehnik dan sebagainya (Beerling dkk, 1986:40).
Filsafat ilmu dapat pula dikelompokkan berdasarkan model pendekatan,
yaitu:
1) Filsafat ilmu terapan, yaitu filsafat ilmu yang mengkaji pokok pikiran
kefilsafatan yang melatar belakangi pengetahuan normative dunia
ilmu. Dengan kata lain filsafat ilmu terapan merupakan deskripsi
pengetahuan normatif.
2) Filsafat ilmu murni, yaitu bentuk kajian filsafat yang dilakukan dengan
menelaah secara kritis dan ekspolratif terhadap materi kefilsafatan,
membuka cakrawala terhadap kemungkinan berkembangnya
pengetahuan normatif yang baru.

2. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Epistemologi


Filsafat ilmu secara sistematis merupakan cabag dari rumpun
kajian epistemologi. Epistemologi sendiri mempunyai dua cabang yaitu
filsafat pengetahuan (theories of knowledge) dan filsafat ilmu (theory of
science). Objek material filsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan,
sedangkan objek material filsafat ilmu yaitu mempelajari gejala-gejala
ilmu menurut sebab terpokok. Dalam epistemologi yang dibahas adalah
objek pengetahuan, sumber dan alat untuk memperoleh pengetahuan,
kesadaran dan metode, validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan
(Verhak dan Haryono, 1989:3).

3. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Cabang Filsafat Lain


Filsafat ilmu bersinggungan dengan bagian-bagian filsafat sistematik
lainnya, seperti antologi( ciri-ciri susunan kenyataan, filsafat pengetahuan
(hakekat serta otensitas pengetahuan), logika (penyimpulan yang benar),
metodologi (konsep metode), dan Filsafat kesusilaan( nilai-nilai serta
tanggungjawab).
Beberapa hungan filsafat ilmu dengan cabang lain,sebagai berikut.
1) Ontologi
Filsafat ilmu berkaitan dengan ontologi karena filsafat ilmu akan
menyelidiki landasan ontologis dari suatu ilmu.
2) Epistemologi
Epistemoligi meliputi konsepsi yang spesifik tentang “subjek”, “objek”
dan hubungan keduanya, dan itu dievaluasi dan menderivasikan
keterangan untuk mengevaluasi pengetahuna dari “pengetahuan”
tentang hubungan.
3) Logika
Logika adalah cabang filsafat yang mempersoalannya begitu luas dan
rumit, namun ia berkisar pada persoalan penyimpulan, khususnya
berkanaan dengan pronsip-prinsip dan aturan-aturan yang abasah.
4) Metodologi
Filsafat ilmu mempersoalkan masalah metodologik, yaitu mengenai
azas-azas serta alasan apakah yang menyebabkan ilmu dapat
memperoleh predikat “pengetahuan ilmiah”.
5) Etika,
Hubungan filsafat ilmu dengan etika dapat mengarahkan llmu agar
tidak mencelakakan manusia, ,melainkan membimbing ilmu agar dapat
menjadi sarana mensejahterkan manusia.

4. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Ilmu-ilmu


Filsafat ilmu mempunyai banyai persamaan. Kedua bidang tersebut
tumbuh dari sikap refleksi, sikap bertanya, dan dilandasi oleh kecintaan
yang tidak memihak terhdap kebenaran. Hanya saja kalau filsafat dengan
metodenya mampu menyakan keabsahan dan kebenaran ilmu. Ilmu
tertentu menyelidiki bidang-bidang yang terbatas, sedang filsafat lebih
bersifat inklusif dan bukan eksklusif, dia berusaha untuk memasukkan
dalam pengetahuannya apa yang bersifat umum untuk segala bidang dan
untuk pengalaman manusia pada umumnya. Dengan begitu filsafat
berusaha mendapatkan pandanga yang lebih komprehensif tentang benda-
benda (Titus dkk, 1984:283).

Anda mungkin juga menyukai