1)
Anggi Taufik Nugraha &*2) Athanasius Priharyoto Bayuseno
1)
Mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
*e-mail : anggitaufik@yahoo.com
ABSTRAK
Sepatu rem dibuat dengan material Al-Si dalam hal ini ADC12 menggunakan proses pengecoran
injeksi bertekanan (HPDC). Dalam penelitian ini bahan sepatu rem menggunakan ADC12 produk PT.
Pinjaya Logam Mojokerto, kemudian ditambahkan partikel aluminium oksida (Al2O3). Untuk
memperbaiki sifat mekanisnya, parameter yang diteliti adalah variasi penambahan komposisi Al 2O3 5
%, 10 % dan 15 % dalam cairan Al-Si. Karakterisasi material yang dilakukan yaitu meliputi uji
struktur mikro, uji porositas dan uji kekerasan produk sepatu rem Al-Si hasil HPDC dengan
penambahan unsur Al2O3. Hasil uji porositas menunjukkan bahwa nilai porositas pada penambahan
komposisi Al2O3 5 % sebesar 19.04 %, komposisi 10 % sebesar 14.35 % dan pada komposisi 15%
sebesar 20.52 %. Kekerasan meningkat seiring dengan meningkatnya komposisi penambahan partikel
Al2O3. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan pada penambahan komposisi Al2O3 5
% sebesar 50.91 HRB, komposisi 10 % sebesar 51.11 HRB, dan pada penambahan komposisi 15 %
sebesar 51.61 HRB. Kekerasan paling rendah pada komposisi 5 % hal ini disebabkan oleh adanya
cacat porositas.
METODE PENELITIAN
Bahan Uji
Seperti yang ditunjukan pada Pada
Gambar 5 Al-Si batangan telah dipotong
guna mempermudah pada saat penimbangan Gambar 7. Proses Stir Casting
sesuai dengan variasi massa yang diinginkan
dan mempercepat pada proses peleburan. Al- Pengujian porositas dilakukan untuk
Si batangan seperti yang ditunjukkan pada mengetahui nilai porositas dari spesimen uji.
Gambar 5 dibeli dari PT. Pinjaya Logam, Untuk mengetahui nilai porositas, maka
Mojokerto, Jawa Timur. pertama kali dilakukan pengujian densitas.
Alat uji densitas yang digunakan adalah
neraca digital merk sarforious. Tahapan (gram/cm3)
dalam pengujian densitas adalah sebagai VAl-Si : fraksi volume Al-Si
berikut: (gram)
1. Menyiapkan spesimen uji, neraca digital, VAlumina : fraksi volume Al2O3
gelas, dan benang. (gram)
2. Memotong sepatu rem pada sisi bagian
kanan, tengah, dan kiri. Porositas dapat didefinisikan sebagai
3. Mengkalibrasi neraca digital supaya tepat perbandingan antara jumlah volume ruang
dititik nol. kosong (rongga pori) yang dimiliki oleh zat
4. Memasukkan spesimen uji kering meliputi padat terhadap jumlah dari volume zat padat
bagian kanan, tengah, dan kiri. itu sendiri. Porositas suatu bahan pada
5. Mengulangi penimbangan sampai tiga kali umumnya dinyatakan sebagai porositas
setiap bagian untuk diambil massa rata-rata. terbuka atau apparent porosity, dan dapat
6. Mencatat angka massa yang ditunjukkan di dinyatakan dengan persamaan (3) [20].
neraca digital ρm
7. Memasukkan sampel kering ke dalam gelas Porosity = 1 −
berisi air meliputi bagian kanan, tengah, dan ρth ...............(3)
kiri. Pengujian Kekerasan
8. Mengulangi penimbangan di dalam air Pengujian kekerasan dilakukan dengan
sampai tiga kali setiap bagian untuk diambil menggunakan metode Rockwell dengan
massa rata-rata. skala B (HRB) dengan beban mayor 100 kgf
9. Mencatat angka massa yang ditunjukkan di dan indentor yang digunakan adalah steel
neraca digital. ball 1/16”. Pengujian kekerasan dilakukan di
Setelah didapatkan data massa sampel Laboratorium Metalurgi Fisik Teknik Mesin
kering dan massa sampel basah dari UNDIP. Metode Rockwell termasuk salah
spesimen uji, maka dapat diketahui besarnya satu metode pengukuran kekerasan
densitas aktual dari spesimen uji tersebut. berdasarkan lekukan. Dalam metode ini
Standar pengujian yang digunakan adalah penetrator ditekan dalam spesimen uji. nilai
ASTM C 134-95. Untuk menghitung nilai kekerasan diperoleh dari perbedaan
densitas aktual digunakan Persamaan (1) kedalaman beban mayor dan minor. Jadi,
sedangkan untuk menghitung nilai densitas nilai kekerasan didasarkan pada kedalaman
teoritis digunakan Persamaan (2) [20]. bekas penekanan. Pengujian ini dilakukan
dengan menguji kekerasan spesimen uji
1. Densitas aktual: pada 6 titik.
...............(1)
.......(2)
dimana:
m :densitas aktual
(gram/cm3)
ms : massa sampel kering Gambar 8. Rockwell Hardness Tester.
(gram)
mg : massa sampel yang Pengujian Struktur Mikro
digantung di Pengujian struktur mikro dilakukan
dalam air (gram) untuk mengetahui distribusi partikel Al2O3 di
H2O : massa jenis air = 1 gram/cm3 dalam matrik ADC12 dan untuk melihat
th : densitas teoritis struktur mikro yang dihasilkan masing-
(gram/cm3) masing spesimen uji. Pengujian struktur
Al-Si : densitas Al-Si (gram/cm )
3 mikro dilakukan setelah spesimen uji
Alumina : densitas Al2O3 mengalami proses pengamplasan. Kemudian
dilakukan polishing dengan menggunakan
kain beludru dan autosol hingga permukaan
spesimen uji mengkilap tanpa ada goresan.
Setelah dilakukan polishing, kemudian
dilakukan etching untuk memberi
pewarnaan pada permukaan spesimen uji Gambar 11. Struktur Mikro pada Variasi
sehingga batas butir dari spesimen uji akan Komposisi Al2O3 10%wt.
terlihat lebih jelas. Etching dilakukan
dengan menggunakan larutan Keller’s yaitu (b)
2,5 ml HNO3 + 1 ml HF + 1,5 ml HCl + 95
ml aquades. Spesimen uji dicelupkan ke
dalam larutan Keller’s selama 20 detik,
kemudian dibilas menggunakan air hangat
dan dibiarkan selama 12 jam. Setelah proses
etching, dilakukan pengamatan spesimen uji
menggunakan mikroskop optik dengan
perbesaran 1000X.
15.00
10.00
5.00
0.00
0.05 0.1 0.15
Penambahan Komposisi (%)
50 ADC12
Penambahan homogen. Partikel Al2O3 mengalami
48 Al2O3 10% penggumpalan yang berdampak negatif terhadap
46 ADC12 karakteristik mekanisnya.
Penambahan
44 Al2O3 15% 2. Peningkatan komposisi partikel Al2O3 dapat
42 ADC12 Tanpa meningkatkan persen porositas. Pada uji
Penambahan porositas, penambahan komposisi Al2O3 5%
40 Al2O3
mempunyai nilai persen sebesar 19,04%,
0 % 2 % 4% 6% 8 % 1 0 % 1 2 % 1 4 % 16 % komposisi 10% mempunyai nilai persen sebesar
Komposisi Al2O3 (%) 14,35% dan penambahan komposisi 15% sebesar
20,52%. Porositas paling tinggi 20,52% diperoleh
pada penambahan komposisi 15%. Tingginya
nilai porositas mengakibatkan nilai densitas
cenderung menurun.
3. Penambahan komposisi partikel Al2O3 dapat
mempengaruhi kekerasan. Semakin tinggi
komposisi partikel Al2O3 maka semakin tinggi
kekerasanya. Pada penambahan komposisi 5%
nilai kekerasan rata-rata yang diperoleh sebesar
50,91 HRB, penambahan komposisi 10% sebesar
51,11 HRB, dan penambahan komposisi 15%
sebesar 51,61 HRB. Kekerasan paling rendah
pada komposisi 5% hal ini disebabkan oleh
adanya cacat porositas.
Gambar 15. Perbandingan Nilai Hasil Kekerasan
AlSi Tanpa Penambahan dengan REFERENSI
Al-Si dengan Penambahan Al2O3.
[1] Jama, J., dkk, 2008, Teknik Sepeda Motor
Pada Gambar15 memperlihatkan nilai Jilid 2 untuk SMK, Direktorat Pembinaan
rata-rata kekerasan perbandingan nilai hasil Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
kekerasan Al-Si tanpa penambahan dan Al- [2] Surdia, T., & Cijiwa, K., 1991, Teknik
Si dengan penambahan Al2O3. Kekerasan Pengecoran Logam, Pradnya Paramita,
meningkat seiring dengan bertambahnya Jakarta.
komposisi partikel Al2O3. Kekerasan [3] Abdullah, 2008, Pengaruh Penambah Unsur
spesimen Al-Si tanpa penambahan Al2O3 Phospor terhadap Struktur Mikro dan Sifat
sebesar 45,03 dan Al-Si dengan penambahan Mekanis Paduan Aluminium Silikon Eutektik,
Al2O3 pada 15% memberikan pengaruh Master Thesis, Departemen Teknik Metalurgi
kekuatan mekanik yang signifikan yaitu dan Material, Universitas Indonesia, Depok.
sebesar 51,61. Penelitian yang dilakukan [4] Purba. F. Sonik., 2009, Penentuan Kadar
oleh Muhammad W. Wildan, Toto Rusianto Alumunium Oksida (Al2O3) dalam Limbah
dan Heru SB [20] memperlihatkan bahwa Pengolahan Aluminium, Skripsi, Dapartemen
pengaruh penambahan panguat dalam hal ini Kimia, Universitas Sumatera Utara.
Al2O3 akan meningkatkan nilai kekerasan. [5] Megawaty. T. Yunita., 2001, Sintesis, Uji
Peningkatan kekerasan tersebut disebabkan Sifat Fisis, dan Stuktur Mikro Komposit
oleh partikel Al2O3 mempunyai kekerasan (Al2O3)p/AlMgSi, Skripsi, Fisika, Institut
(1800-2000HV) jauh lebih tinggi Pertanian Bogor, Bogor.
dibandingkan dengan kekerasan logam [6] Lestari, Franciska P., 2008, Pengaruh
paduan Al-Si. Temperatur Sinter dan Fraksi Volume
Penguat Al2O3 Terhadap Karakteristik
KESIMPULAN Komposit Lamina Hibrid Al/SiC-Al/Al2O3
Produk Metalurgi Serbuk, Master Thesis,
Departemen Teknik Metalurgi dan Material, [21] Bains, H.S., Manna, A, and Mahapatra, P.B.
Universitas Indonesia, Depok. (2009). An Experimen Investigation During
[7] Clyne,T.W., 2001. Metal Matrix Composites: Stir Casting of Al/Grp and Al/Al2O3-MMC.
Matrices and Processing. Elsevier Science To National Conference On Lean Manufacturing
be published in “Encyclopaedia of Materials: Implementation : LEMAN, New Delhi.
Science and Technology”, §3.7 – [22] Chamdani. N. Arif., 2012, Penggunaan ADC
“Composites: MMC, CMC, PMC”, A 12 sebagai Material Sepatu Rem dengan
Mortensen (ed.), Elsevier, 2001. Menggunakan Pengecoran High Pressure Die
[8] Ajiriyanto,M. Kartaman., 2010, Fabrikasi Casting, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin,
Komposit Al/Al2O3(p) Coated dengan Metode Universitas Diponegoro, Semarang.
Stir Casting dan Karakterisasinya , Master
Thesis, Departemen Teknik Metalurgi dan
Material, Universitas Indonesia, Depok.
[9] Callister, D.William, Jr., 2003. Materials
Science and Engineering An Introduction.
Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc.
[10] Mulyanti, Juriah., 2011, Pengaruh
Temperatur Proses Aging Terhadap
Karakteristik Material Komposit Logam Al-
Sic Hasil Stircasting, Jurnal kompetensi
Teknik, Volume 2, No 2, pp .95-104.
[11] ASM International, 2002, ASM Metal
Handbook Casting Volume 15, 9th Edition,
United States of America.
[12] Ghomashchi & Vikrov. 2000. “High Pressure
Die Casting”.
[13] Callister Jr., W. D., 1994, Material Science
and Engineering, 7th Edition, John Wiley &
Sons Inc., New Jersey.
[14] Diktat Kuliah Pengecoran oleh Dr. Ing. Ir.
Bambang Suharno Tahun 2006
[15] Surdia, T., Saito, S., 1992, Pengetahuan
Bahan Teknik, Edisi Kedua, Pradnya
Paramita, Jakarta.
[16] ASM Metals Handbook Volume 15 –
Metallography and Microstructure 1998.
[17] ASM International, 2004, ASM Metal
Handbook Composites, United States of
America.
[18] ASTM C373 - Standard Test Method for
Water Absorption, Bulk Density, Apparent
Porosity, and Apparent Specific Gravity of
Fired Whiteware Products 1999.
[19] Wildan, Muhammad. W., Rusianto, T. &
Rochardjo, Heru. SB., 2005, Pengaruh
Kandungan Serbuk Alumina terhadap
Kekerasan dan Kekuatan Bending Komposit
Paduan Al-Si/Alumina, Jurnal Mesin dan
Industri, Volume 2, Nomor 1 : pp 29-34.
[20] Daoud,A., El-Khair, M.T. Abou, and Abdel-
Azim, A.N. (2004). Effect of Al2O3 Particles
on The Microstrusture and Sliding Wear of
7075 Al Alloy manufactured by Squeeze
Casting Method. Jurnal of Materials
Engineering and Performance. Volume 13(2) :
pp. 135-143.