Anda di halaman 1dari 5

Mechanical Engineering Science (MES) Journal ISSN: 2655-

7231
Vol 1. Edisi 2, Juli 2019
Program Studi Teknik Mesin UKI Toraja

ANALISA PENGARUH LUAS PENAMPANG POTONG


TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL
PEMBUBUTAN MATERIAL BAJA KARBON TINGGI

Yafet Bontong(1), Nitha(2), Frans R. Bethony(3), Cendry Johan(4)


(1),(2),(3),(4)
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia
e-mail : yafetbontong@yahoo.co.id, nithamaska@yahoo.com

ABSTRACT
This research is an experimental study that aims to determine the effect of cross-sectional
area of cut (A) on the surface roughness of the workpiece and determine the correlation of cross-
sectional area of cut with surface roughness. The method of data collection is done by the method
of literature study and field study. The object used as the sample is ST 60 carbon steel with a
diameter of 20 m
Based on the results of data analysis, the results of surface roughness (Ra) measurements
using a fixed rotation (n) are 540 rpm and a constant feed motion (f) of 0.03 mm where the depth
of cut (a) varies from 0.2 mm, 0.25 mm and 0.3 mm, the values of magnitude obtained are 4.09
µm, 5.18 µm and 5.46 µm respectively and the correlation value obtained is 0.74%
While the results of the measurement of surface roughness (Ra) by using a fixed rotation
(n) is 540 rpm and a constant feed motion (f) is 0.03 mm where the depth of cutting (a) varies from
0.2 mm, 0.25 mm and 0.3 mm, then the value of magnitude is obtained respectively are 4.32 μm,
4.37 μm and 5.58 μm and the correlation value obtained is 0.88%
Keywords: Surface Roughness, Cross-sectional Area, Turning, High Carbon Steel

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
luas penampang potong (A) terhadap kekasaran permukaan benda kerja dan menentukan korelasi
luas penampang potong dengan kekasaran permukaan. Metode pengumpulan data yag dilakukan
dengan metode studi pustaka dan studi lapangan. Adapun objek yang jadikan sampel adalah baja
karbon ST 60 diameter 20 m.
Berdasarkan hasil analisa data maka diperoleh hasil pengukuran kekasaran permukaan
(Ra) dengan menggunakan putaran (n) yang tetap yaitu 540 rpm dan gerak makan (f) yang tetap
yaitu 0.03 mm dimana kedalaman potong (a) yang bervariasi yaitu 0.2 mm, 0.25 mm dan 0.3 mm
maka nilai kekesaranyang diperoleh masing adalah 4.09 µm, 5,18 µm dan 5,46 µm dan nilai
korelasi yang didapatkan yaitu 0.74%
Sedangkan hasil pengukuran kekasaran permukaan (Ra) dengan menggunakan putaran
(n) yang tetap yaitu 540 rpm dan gerak makan (f) yang tetap yaitu 0.03 mm dimana kedalaman
potong (a) yang bervariasi yaitu 0.2 mm, 0.25 mm dan 0.3 mm maka nilai kekesaranyang
diperoleh masing adalah 4.32 µm, 4,37 µm dan 5,58 µm dan nilai korelasi yang didapatkan yaitu
0.88%
Kata kunci: Kekasaran Permukaan, Luas Penampang , Pembubutan , Baja Karbon Tinggi

I. PENDAHULUAN karena bentuknya yang beraneka ragam.


Komponen mesin yang terbuat dari Proses permesinan sampai saat ini
logam mempunyai bentuk yang beraneka merupakan proses yang paling banyak
ragam. Umumnya komponen berasal dari digunakan (60% - 80%) didalam membuat
proses sebelumnya yaitu proses suatu mesin yang komplit. Didalam
penuangan (casting) dan proses menentukan elemen dasar pada proses
pengolahan bentuk (metal forming) permesinan akan menentukan hasil dari

36
Mechanical Engineering Science (MES) Journal ISSN: 2655-7231
Vol 1. Edisi 2, Juli 2019
Program Studi Teknik Mesin UKI Toraja

sudut permesinan. Berdasarkan gambar 5. Proses slindrik (cylindrical griding)


teknik dimana dinyatakan geometri suatu b. Proses Membubut (Turning)
produk komponen mesin, misalnya Elemen dasar dari proses bubut dapat
pemilihan jenis proses pemotongan yang diketahui atau dihitung dengan
digunakan adalah proses membubut. menggunakan rumus yang dapat
Untuk suatu tingkat proses ukuran diturunkan dengan memperlihatkan
objektif ditentukan dengan pahat dan kondisi pemotongan ditentukan
harus membuang sebagian material benda sebagai berikut :
kerja sampai ukuran objektif dicapai.Hal Kec.potong ( )
ini dapat dicapai dengan menentukan Kec. Makan ( ) = f.n (mm/min)
penampang geram. Ketebalan geram dan
Waktu pemotongan( )=
lebar geram sangat dipengaruhi oleh
kedalaman potong dan pengaturan gerak c. Elemen Pahat
makan dan penggunaan kedalaman Elemen pahat terdiri atas bagian-
potong yang besar dengan gerak makan bagian :
yang akan tetap menaikkan luas a. Badan (body) adalah tempat atau
penampang pada pembuangn geram. sisipan pahat dari karbit atau
II. LANDASAN TEORI keramik
2.1 Proses Pemotongan Logam b. Pemegang (Shank) adalah bagian
Proses pemotongan logam atau proses pahat untuk dipasang pada
permesinan adalah sesuatu yang bagian mesin perkakas
digunakan untuk mengubah bentuk suatu c. Lubang pahat
produk dari logam dengan cara d. Bidang Pahat
memotong. Dilihat dari cara pemotongan Bidang pahat merupakan bidang
logam dapat dikelompokkan menjadi aktifyang terdiri atas tiga bagian
empat dasar yaitu : yaitu :
1. Proses pemotongan dengan mesin a. Bidang geram, bidang dimana
las. geram itu mengalir
2. Proses pemotongan dengan mesin b. Bidang utama atau mayor,
press. bidang yang menghadap
3. Proses pemotongan dengan mesin permukaan transien dari benda
perkakas. kerja.
4. Proses pemotongan dengan mesin c. Bidang bantu/minor, bidang yang
konvensional. menghadap ke permukaan
a. Proses Permesinan pemotongan terhadap benda
Pahat yang bergerak relatif terhadap kerja
benda kerja akan menghasilkan geram dan e. Faktor-Faktor yang
sementara itu permukaan benda kerja mempengaruhi terhadap
secara bertahap akan terbentuk menjadi kekasaran permukaan
komponen yang dikehendaki. Gerak a. Sudut geram, dimana semakin
makan relatif pahat terhadap benda kerja besar sudut geram maka sudut
dapat dibedakan dalam dua bentuk gerak geser akan membesar dan gerak
yaitu gerak potong dan gerak makan. makan akan menurun.
Menurut jenis kombinasi dari gerak b. Kedalaman potong (a), apabila
makan, maka proses permesinan kedalaman potong tetap dan gerak
dikelompokkan sebagai berikut : makan (f) tetap kecepatan potong
1. Proses membubut (turning) dinaikkan dan putaran tetap, maka
2. Proses menggurdi (driling) benda kerja akan mengalami
3. Proses mengefrais (milling) perubahan (kekasaran permukaan)
4. Proses menggerida rata (surface c. Pengaruh sudut potong bantu
griding) d. Kecepatan potong (Vc)

37
Mechanical Engineering Science (MES) Journal ISSN: 2655-7231
Vol 1. Edisi 2, Juli 2019
Program Studi Teknik Mesin UKI Toraja

III. METODE PENELITIAN makan ( ), waktu pemotongan ( ) dan


Penelitian ini dilakukan dengan kecepatan penghasilan geram (z).
menggunakan dua macam metode yaitu Diagram Kerja Penelitian
studi pustaka dan studi lapangan. Untuk Mulai
studi pustaka dilaukan dengan mengkaji
hal-hal yang berhubungan dengan teori
dan rumus-rumus yang mendukung topik Pemilihan dan pengadaan
penelitian, sedangkan untuk studi bahan penelitian
lapangan dengan melakukan pengujian
dan pengambilan data di Laboratorium
Teknologi Mekanik Universitas Pembuatan sampel
Hasanuddin Makassar dan uji kekasaran penelitian
di Politeknik Negeri Makassar. Pengujian
dan pengambilan data meliputi :
1. Menentukan sudut potong pahat Pengujian bahan mentah
2. Menentukan sudut pahat dengan
mesin asa pahat
3. Memotong benda kerja sesuai desain Pengukuran geometri pahat
pekerjaan, perataan permukaan,
pengujian awal untuk kekuatan tarik
benda kerja. Pemilihan variabel proses
4. Persiapan pengambilan data permesinan
5. Pelaksanaan pengambilan data
Adapun mesinyang digunakan untuk
mengetahui kekasaran permukaan Pengujian permesinan
hasil proses pembubutan antara lain:
a. Data teknik dan deskripsi
Merk : Suffer Tester Pengukuran kekasaran
Type : T.100 permukaan
Tegangan : 12 Volt
b. Sket konstruksi Pengolahan data
1) Membrane switches
2) Digital display
3) Pick up
Hasil
4) Transfer unit
5) Stand transfer unit
6) Stand assembly Kesimpulan
7) Needle printer
8) Shoulder strap
9) Connection cable IV. HASIL
10) Shound Berdasarkan hasil pengolahan data
Dalam penelitian ini, analisis data maka diperoleh kondisi pemotongan
yang digunakan adalah untuk mengetahui terhadap kekasaran permukaan benda
pengaruh luas penampang potong (A) kerja untuk hasil pengukuran kekasaran
terhadap kekasaran permukaan dengan permukaan (Ra) pada gerak makan (f) =
putaran (n) dan gerak makan (f). Adapun 0.03 mm/put dengan sudut potong (Kr) =
data-data awal yang didapat dari hasil 90 dan putaran 540 rpm.
pengukuran kemudian diolah untuk
menentukan berbagai kondisi pemotongan
seperti kecepatan ( ) dan kecepatan

38
Mechanical Engineering Science (MES) Journal ISSN: 2655-7231
Vol 1. Edisi 2, Juli 2019
Program Studi Teknik Mesin UKI Toraja

Tabel 1. Hasil pengukuran kekasaran Tabel 4.2. Hasil pengukuran kekasaran


permukaan permukaan

Dari tabel 4.1 hasil pengukuran


Sedangkan hasil perhitungan untuk
kekasaran permukaan (Ra) dengan
kedalaman potong, kecepatan potong,
menggunakan putaran (n) yang tetap yaitu
kecepatan makan dan waktu pemotongan
540 rpm dan gerak makan (f) yang tetap
yaitu :
yaitu 0.03 mm dimana kedalaman potong
a. Kedalaman potong (a) mm
(a) yang bervariasi yaitu 0.2 mm, 0.25
mm dan 0.3 mm maka nilai
kekesaranyang diperoleh masing adalah
=
4.09 µm, 5,18 µm dan 5,46 µm dan nilai
= korelasi yang didapatkan yaitu 0.74%
= 0.1 mm Sedangkan untuk tabel 4.2 hasil
b. Kecepatan potong (Vc) pengukuran kekasaran permukaan (Ra)
dengan menggunakan putaran (n) yang
tetap yaitu 540 rpm dan gerak makan (f)
= yang tetap yaitu 0.03 mm dimana
= kedalaman potong (a) yang bervariasi
= 33.742 mm/min yaitu 0.2 mm, 0.25 mm dan 0.3 mm maka
c. Kecepatan makan (Vf) nilai kekesaranyang diperoleh masing
Vf = f . n adalah 4.32 µm, 4,37 µm dan 5,58 µm
= 0.03 x 540 dan nilai korelasi yang didapatkan yaitu
= 16.2 mm/min
0.88%
d. Waktu pemotongan (tc)
V.KESIMPULAN
tc = Berdasarkan analisis data untuk kondisi
pemotongan pada material baja karbon ST
=
60, maka dapat disimpulkan bahwa :
= 30.86 menit 1. Luas Penampang (A) = 0.006 mm,
Berdasarkan hasil pengolahan data 0.009 mm berpengaruh terhadap
maka diperoleh kondisi pemotongan kekasaran permukaan benda kerja
terhadap kekasaran permukaan benda (Ra) = 4.09 µm, 5.18µm dan 5.46µm.
kerja untuk hasil pengukuran kekasaran Dimana semakin besar luas
permukaan (Ra) pada gerak makan (f) = penampang potong maka semakin
0.04 mm/put dengan sudut potong (Kr) = besar pula kekasaran yang terjadi
90 dan putaran 540 rpm. pada benda kerja dan sebaliknya.
2. Korelasi luas penampang bernilai
positif terhadap kekasaran
permukaan benda kerja, dimana
semakin besar luas penampang
potong maka korelasijuga semakin
besar.

39
Mechanical Engineering Science (MES) Journal ISSN: 2655-7231
Vol 1. Edisi 2, Juli 2019
Program Studi Teknik Mesin UKI Toraja

V. REFERENSI
Djarot B. Darmadi. 2001.”Pengaruh
Kecepatan Potong terhadap
Orientas Bidang Geser”. Jurnal
Teknik Universitas Brawijaya
Vol.VII No.1
Muin A. Syamir. 1986. “Dasar-dasar
Perancangan Perkakas dan
Mesin Perkakas”. CV. Rajawali :
Jakarta
Rochim,Taufiq. 1993.” Teori dan
Teknologi Proses Permesinan.
ETI-ITB : Bandung
Sudjana. 2002. “Metode Statistika”. Edisi
Keenam. Tarsita : Bandung
Supranto J. 1994. “Statistik Teori dan
Aplikasi”.Edisi Kelima. Erlangga
: Jakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai