DISUSUN OLEH :
Nim : PO.71.20.3.19.002
Semester : IIA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
sistem integumen” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Patofisiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Patofisiologi kelainan struktur dan fungsi sistem integumen bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak H.Jhon Feri,S.Kep,Ns,M.Kes, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. ALERGI …………………………………………………………………………………. 5
KESIMPULAN ………………………………………………………………….……...…. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi kulit adalah gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Seseorang yang mengidap infeksi kulit dapat mengalami gejala yang beragam, mulai dari
ringan hingga berat. Infeksi kulit yang ringan biasanya bisa diatasi dengan menggunakan obat-
obatan yang dijual bebas. Namun, pada kasus infeksi kulit yang berat, diperlukan penanganan
medis oleh dokter.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi kulit, yaitu:
Membiarkan kulit dalam kondisi basah cukup lama, misalnya tidak berganti pakaian
kering setelah berolahraga.
Virus, yaitu virus herpes, human papillomavirus, dan poxvirus, contohnya penyakit cacar,
herpes zoster, campak, dan kutil.
Parasit, contohnya skabies, kutu rambut, kutu kemaluan, dan cutaneous larva migrans.
Gejala infeksi kulit tergantung jenis infeksi yang dialami. Berikut adalah gejala yang timbul pada
masing-masing jenis infeksi.
1. Cacar air
Diawali demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.
Timbul bintik-bintik kemerahan (ruam) berisi cairan pada lengan, kaki, dada, perut,
belakang telinga, wajah, dan kulit kepala.
Cairan di dalam ruam akan mengeruh dan akan mulai mengering dalam waktu 2 hari.
2
Ruam yang mengering akan terkelupas dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
2. Herpes Zoster
Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.
Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.
3. Campak
Gejala awal berupa batuk kering, demam, nyeri tenggorokan, pilek, konjungtivitis.
Ruam kemerahan pada seluruh tubuh yang dapat menempel satu sama lain.
4. Kutil
Benjolan dapat tumbuh di area tubuh manapun, umumnya di wajah, tangan, dan kaki,
terkadang dapat disertai dengan gatal.
5. Bisul
Kulit yang terinfeksi bengkak dan memerah. Gejala ini biasanya terjadi di area tubuh
seperti wajah, leher, dan paha.
Pada kasus bisul karbunkel, ukurannya biasanya lebih besar, yaitu 3-10 sentimeter, dan
disertai demam tinggi.
6. Impetigo
Impetigo bulosa: timbul bintik-bintik berisi cairan yang terasa nyeri dan membuat area
kulit di sekitarnya terasa gatal, yang akan pecah dan meninggalkan kerak berwarna
kekuningan dalam waktu beberapa hari.
Impetigo krustosa: muncul bercak-bercak merah yang mirip luka, yang tidak terasa nyeri
tapi gatal. Bercak-bercak ini akan berubah menjadi kerak berwarna kecokelatan,
kemudian mengering, dan meninggalkan bekas berwarna kemerahan.
7. Selulitis
Rasa panas, nyeri, bengkak, kemerahan di area kulit yang terinfeksi, dan dapat timbul
lepuhan-lepuhan pada kulit.
3
Dapat disertai demam hingga menggigil.
8. Kusta
Benjolan pada kulit yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau bulan.
Disertai lemah otot serta mati rasa pada tangan dan kaki.
9. Kurap
Dapat timbul pada kulit kepala, selangkangan, kaki, atau bahkan kuku.
10. Kandidiasis
Dapat terjadi di kulit bokong bayi jika bayi dibiarkan terlalu lama mengenakan popok
basah (ruam popok).
11. Panu
Timbul bercak yang warnanya lebih terang dari warna kulit sekitarnya.
Dapat timbul pada punggung, dada, leher, atau lengan bagian atas.
Muncul ruam yang terasa gatal, yang memburuk pada malam hari.
Timbul ruam merah yang tidak beraturan bentuknya dan terasa gatal.
1. Cacar air
Umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Obat antivirus, seperti acyclovir, untuk meredakan gejala cacar air dengan memperlambat
aktivitas virus.
4
2. Herpes zoster
Kompres area kulit yang terinfeksi dengan handuk dingin beberapa kali dalam sehari.
3. Campak
Mengonsumsi vitamin A.
4. Kutil
Obat yang mengandung asam salisilat, asam trikloroasetat, hingga nitrogen cair untuk
membekukan kutil.
5. Bakteri
Pada kasus infeksi yang ringan, pengidap bisa mengoleskan antibiotik yang tersedia
dalam bentuk krim atau salep langsung pada kulit yang terinfeksi.
Pada kasus infeksi berat, dokter akan meresepkan antibiotik minum atau antibiotik suntik
jika diperlukan.
6. Jamur
Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara lain:
Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur
tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh.
Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman tidak
masuk dan menyebabkan infeksi.
Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.
5
B. ALERGI
Alergi adalah reaksi abnormal dari sistem imun saat melawan zat asing yang pada dasarnya tidak
berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi dapat memunculkan beragam gejala. Beberapa orang
mengalami kesulitan bernapas, batuk, mata gatal berair, dan hidung beringus. Orang-orang
lainnya mungkin mengalami masalah pada kulit akibat alergi yang kambuh.
Perwujudan dari masalah kulit yang timbul akibat alergi itu sendiri ada banyak jenis. Setiap
masalah tersebut umumnya juga dapat dipicu oleh beragam hal yang berbeda. Reaksi alergi pada
kulit bisa kambuh disebabkan karena infeksi, paparan zat kimia, obat-obatan, reaksi makanan,
dan bahkan debu. Mari simak penjelasannya di bawah ini.
Setiap orang mungkin memiliki jenis alergi yang berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda
pula. Namun pada umumnya, gejala alergi akan memengaruhi kondisi kulit. Gejala reaksi alergi
ringan pada kulit biasanya berupa ruam kemerahan. Di luar itu, alergi juga dapat memicu
beragam masalah pada kulit seperti:
1. Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan yang membuat kulit memunculkan ruam merah yang terasa gatal
dan bersisik. Dermatitis juga dapat membuat kulit mengering. Pada kondisi yang serius,
dermatitis bisa membuat kulit melepuh, mengeluarkan cairan, dan mengelupas.
Gejala dermatitis paling sering dipicu oleh reaksi alergi akibat obat, makanan, dan paparan zat
iritan pada kulit. Risiko Anda memunculkan reaksi alergi berupa dermatitis juga dapat lebih
tinggi jika memiliki riwayat eksim dan/atau asma dalam keluarga.
Anak-anak yang memiliki alergi paling rentan memunculkan reaksi berupa dermatitis. Kondisi
ini dapat memengaruhi satu dari lima bayi yang memiliki alergi. Namun, gejala dermatitis dapat
membaik dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.
Eksim adalah kondisi kulit kronis yang biasanya dimulai pada masa bayi atau anak usia dini.
Gejala eksim sering dikaitkan dengan alergi makanan, rhinitis alergi, dan asma. Pemicu potensial
lainnya termasuk bulu binatang, tungau debu, atau kontak dengan zat iritan seperti wol, parfum,
sabun, lateks, atau nikel. Selain karena alergen, eksim pada anak-anak juga dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri staph pada kulit.
Gatal-gatal
Rasa terbakar, sakit, atau perih pada bagian kulit yang terdampak
Ruam-ruam kemerahan yang bisa terlihat lembap, kering, atau berkerak
Kulit terasa hangat atau panas, dan nyeri
Kulit kering kemerahan, dan kasar atau menebal
Benjolan merah pada kulit yang dapat bernanah atau berkerak
6
Jenis reaksi alergi ini juga dikenal sebagai alergi tertunda karena kadang butuh beberapa kali
paparan sampai alergen menyebabkan reaksi. Gejala eksim alergi dapat terjadi setelah 24 sampai
48 jam setelah Anda mengalami kontak dengan alergen.
3. Urtikaria (biduran)
Urtikaria alias biduran atau kaligata adalah gejala alergi yang paling khas muncul pada kulit.
Biduran ditandai dengan kemunculan bentol-bentol merah yang menonjol dan terasa gatal.
Bentol biduran dapat meuncul terfokus pada satu bagian tubuh tertentu atau menyebar ke area
yang lebih besar.
Biduran biasanya muncul akibat reaksi alergi terhadap makanan, tungau debu, gigitan serangga,
suhu dingin, bulu hewan, atau lateks.
Kondisi ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin ke aliran darah di bawah
kulit. Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh untuk memicu
peradangan dan sensasi gatal.
4. Angiodema
Angioedema adalah pembengkakan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Kondisi ini mirip
dengan biduran.
Bedanya, gejala biduran tampak jelas pada permukaan kulit dan menyebabkan gatal.
Angioedema menyebabkan pembengkakan di bawah lapisan kulit yang lebih dalam dan tidak
memunculkan kemerahan atau gatal.
Angioedema disebut akut jika kondisinya hanya berlangsung singkat dalam beberapa menit
hingga beberapa jam. Angioedema akut umumnya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat
atau makanan.
Bengkak akibat angioedema dapat disertai biduran dan tidak. Pada sebagian kasus, angioedema
pada kulit akibat alergi dapat muncul sendiri tanpa disertai gatal.
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan alergi. Namun, tindak pencegahan dan perawatan diri
yang tepat dapat membantu Anda mengatasi gejala yang muncul sekaligus menghindari
risiko kekambuhan.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi gejala
alergi pada kulit:
Penting bagi Anda untuk mencari tahu apa penyebab alergi Anda agar pengobatan dan
pencegahannya menjadi lebih efektif. Demi mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, Anda
dapat berkonsultasi ke dokter spesialis kulit atau dokter spesialis alergi dan imunologi untuk
melakukan tes alergi.
7
C. HISTOLOGI INFEKSI DAN ALERGI KULIT
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh kita. Bersama dengan rambut, kuku, kelenjar tubuh dan
saraf, kulit manusia membentuk sistem integument, sebuah sistem yang membungkus dan
melindungi bagian dalam tubuh. Anatomi kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis,
dan hipodermis.
Tiga lapis kulit berfungsi sebagai pelindung bagian dalam tubuh, mencegah masuknya kuman,
mengatur temperatur tubuh dan membuat kita bisa merasakan sensasi sentuhan.
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan selalu mengalami regenerasi karena sel-sel
kulit mati diluruhkan setiap hari. Fungsi utama dari epidermis adalah;
Membentuk sel-sel kulit baru. Sel kulit diproduksi di bagian dasar epidermis, sel-sel
kulit yang baru terbentuk akan terdorong mencapai lapisan paling luar dalam waktu satu
bulan untuk menggantikan sel-sel kulit mati.
Memberi warna pada kulit. Epidermis mengandung melanosit, yaitu sel yang
memproduksi melanin alias pigmen pemberi warna kulit.
Melindungi lapisan kulit di bawahnya. Keratin yang diproduksi oleh sel-sel kulit
epidermis membuat kulit lapisan luar lebih kuat dan mencegah supaya permukaan kulit
tidak kering.
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. Dermis merupakan lapisan kulit
yang paling tebal di mana terdapat pembuluh darah dan saraf, kelenjar keringat dan kelenjar
minyak, serta folikel rambut.
Lapisan dermis sebagian besar terdiri dari sejenis protein yang disebut kolagen yang membuat
kulit terlihat kenyal dan kencang.
Merasakan sakit dan sentuhan. Pada lapisan dermis terdapat ujung-ujung saraf dengan
reseptor yang mengirimkan sinyal kepada otak untuk merasakan sensasi sentuhan, sakit,
gatal, panas, dingin dan sebagainya.
Memproduksi keringat dan minyak. Keringat dibutuhkan untuk menurunkan suhu
tubuh dan minyak dibutuhkan agar kulit tetap lembap serta lembut.
Menumbuhkan rambut. Folikel rambut yang berada di lapisan dermis memproduksi
sel-sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah dan seluruh tubuh. Rambut
membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera.
Mengalirkan darah yang memberi nutrisi kulit. Selain menghantarkan nutrisi dan
oksigen, pembuluh darah di lapisan dermis juga membantu mengatur temperature tubuh.
8
Jika kulit terlalu panas, pembuluh darah akan melebar melepaskan panas, jika kedinginan
pembuluh darah akan mengerut untuk menyimpan panas.
Melawan infeksi. Pembuluh limfatik di lapisan dermis adalah bagian penting sistem
imunitas tubuh yang menghalangi terjadinya infeksi.
3. Hipodermis
Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling bawah dan sebagian besar terdiri dari jaringan
lemak. Lapisan lemak kulit ini berfungsi melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai
cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot dan organ dalam tubuh.
Meski berfungsi sebagai pelindung tubuh, kulit juga bisa terkena penyakit. Beberapa jenis
penyakit yang umum terjadi pada kulit antara lain:
Dermatitis
Merupakan peradangan kulit dengan gejala gatal-gatal, kulit menjadi kering dan kemerahan.
Peradangan yang parah bisa membuat kulit bersisik, pecah-pecah, dan melepuh yang
mengeluarkan cairan. Biasanya dermatitis dipicu oleh adanya kontak dengan zat kimia, kotoran,
debu, dll.
Psoriasis
Merupakan kelainan pada kulit yang menyebabkan sel-sel kulit diproduksi 10 kali lebih cepat
dari normal. Akhirnya sel kulit menumpuk dan menimbulkan bercak-bercak kemerahan yang
bersisik putih. Gejala psoriasis umumnya mulai muncul saat dewasa dan merupakan penyakit
kambuhan. Area kulit yang paling sering terkena psoriasis adalah kulit kepala, siku, lutut dan
punggung bawah. Penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti namun diduga disebabkan
oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan faktor keturunan.
Jerawat
Hampir semua orang pernah mengalami munculnya jerawat. Penyebab yang paling umum adalah
tersumbatnya pori-pori kulit oleh minyak, sel-sel kulit mati dan kotoran. Sumbatan pori-pori itu
akan jadi komedo. Jika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat, maka timbul jerawat.
Adanya infeksi di satu area kulit tertentu hingga menimbulkan benjolan yang berisi nanah.
Terkadang abses atau bisul tidak cukup diatasi dengan pemberian antibiotik saja, tetapi harus
dibuka dengan cara melakukan sayatan untuk dikeluarkan nanahnya dan dikeringkan oleh
dokter.
Kutil
Kutil bisa tumbuh di kulit akibat infeksi human papilloma virus (HPV), sel-sel kulit jadi tumbuh
lebih cepat menjadi benjolan kutil, tonjolan akan terasa kasar, dan seringkali gatal. Penyakit kulit
ini bisa hilang sendiri walau butuh waktu cukup lama, bisa juga dihilangkan dengan obat-obatan.
Biduran
Biduran adalah kondisi gatal-gatal dan bentol-bentol besar kemerahan pada kulit yang muncul
secara mendadak. Biduran biasanya muncul sebagai reaksi alergi.
Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling banyak terjadi. Kanker ini awalnya
muncul sebagai benjolan mirip tahi lalat di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari. Jenis
9
kanker kulit ini tidak ganas dan berkembang sangat lambat. Jika cepat terdeteksi, karsinoma sel
basal bisa disembuhkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
10
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam
sistem yang beragam yang masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang
berbeda-beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi
sistem-sistem yang berada didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh.
Selain itu juga masih banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga
suhu normal tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan
bahwa sistem integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan
diluar tubuh.
Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis,
Dermis, Hipodermis.
DAFTAR PUSTAKA
http://majmili-syarmila.blogspot.com/2017/09/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html
https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-kulit
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/alergi-autoimun/alergi/mengatasi-jenis-alergi-pada-kulit/
11
https://www.sehatq.com/artikel/mengenali-anatomi-kulit-yang-ternyata-memiliki-begitu-banyak-
fungsi
12