Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOFISIOLOGI

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM INTEGUMEN

DISUSUN OLEH :

Nama : Adelia Triputri Kurnia Ningsih

Nim : PO.71.20.3.19.002

Semester : IIA

Dosen Pembimbing : H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
sistem integumen” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Patofisiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Patofisiologi kelainan struktur dan fungsi sistem integumen bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak H.Jhon Feri,S.Kep,Ns,M.Kes, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kayuagung, 29 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………………….. 1

B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………….. 1

C. TUJUAN PENULISAN ………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………... 2

A. INFEKSI PADA KULIT ………………………………………………………………... 2

B. ALERGI …………………………………………………………………………………. 5

C. HISTOLOGI INFEKSI DAN ALERGI KULIT ………………………………………... 7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….………. 10

KESIMPULAN ………………………………………………………………….……...…. 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….……...… 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan
kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu infeksi pada kulit ?

2. Apa itu alergi ?

3. Bagaimana histology infeksi dan alergi kulit ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu infeksi pada kulit

2. Untuk mengetahui apa itu alergi

3. Untuk mengetahui apa histology infeksi dan alergi kulit

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. INFEKSI PADA KULIT

Infeksi kulit adalah gangguan pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Seseorang yang mengidap infeksi kulit dapat mengalami gejala yang beragam, mulai dari
ringan hingga berat. Infeksi kulit yang ringan biasanya bisa diatasi dengan menggunakan obat-
obatan yang dijual bebas. Namun, pada kasus infeksi kulit yang berat, diperlukan penanganan
medis oleh dokter.

Faktor Risiko Infeksi Kulit

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi kulit, yaitu:

 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

 Membiarkan kulit dalam kondisi basah cukup lama, misalnya tidak berganti pakaian
kering setelah berolahraga.

 Tidak menutup luka pada kulit. 

Penyebab Infeksi Kulit

Beberapa penyebab infeksi kulit, antara lain:

 Virus, yaitu virus herpes, human papillomavirus, dan poxvirus, contohnya penyakit cacar,
herpes zoster, campak, dan kutil.

 Bakteri, contohnya bisul, impetigo, selulitis, dan kusta.

 Jamur, contohnya kurap, ruam popok, dan panu.

 Parasit, contohnya skabies, kutu rambut, kutu kemaluan, dan cutaneous larva migrans.

Gejala Infeksi Kulit

Gejala infeksi kulit tergantung jenis infeksi yang dialami. Berikut adalah gejala yang timbul pada
masing-masing jenis infeksi.

1. Cacar air

 Diawali demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan.

 Timbul bintik-bintik kemerahan (ruam) berisi cairan pada lengan, kaki, dada, perut,
belakang telinga, wajah, dan kulit kepala.

 Ruam terasa sangat gatal setelah 12-14 jam sejak timbul.

 Cairan di dalam ruam akan mengeruh dan akan mulai mengering dalam waktu 2 hari.

2
 Ruam yang mengering akan terkelupas dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.

2. Herpes Zoster

 Muncul rasa nyeri dan sensasi panas di area kulit yang terinfeksi.

 Timbul ruam gatal kemerahan dan bintik-bintik berisi cairan pada satu sisi bagian tubuh.

 Ruam akan pecah dan mengering dalam beberapa hari.

 Dapat disertai demam, nyeri kepala, dan tubuh mudah lelah.

3. Campak

 Gejala awal berupa batuk kering, demam, nyeri tenggorokan, pilek, konjungtivitis.

 Bercak putih keabuan pada bagian dalam mulut.

 Ruam kemerahan pada seluruh tubuh yang dapat menempel satu sama lain.

4. Kutil

 Timbul benjolan kecil pada kulit yang berukuran 1-10 milimeter.

 Benjolan dapat tumbuh di area tubuh manapun, umumnya di wajah, tangan, dan kaki,
terkadang dapat disertai dengan gatal.

 Benjolan dapat timbul berkelompok.

 Benjolan dapat terasa halus atau kasar jika disentuh.

5. Bisul

 Kulit yang terinfeksi bengkak dan memerah. Gejala ini biasanya terjadi di area tubuh
seperti wajah, leher, dan paha.

 Terasa nyeri jika disentuh, dan seiring waktu akan membesar.

 Benjolan akan pecah dan mengeluarkan nanah dalam 2-3 hari.

 Dapat muncul sendiri atau dapat juga berkelompok (karbunkel).

 Pada kasus bisul karbunkel, ukurannya biasanya lebih besar, yaitu 3-10 sentimeter, dan
disertai demam tinggi.

6. Impetigo

 Impetigo bulosa: timbul bintik-bintik berisi cairan yang terasa nyeri dan membuat area
kulit di sekitarnya terasa gatal, yang akan pecah dan meninggalkan kerak berwarna
kekuningan dalam waktu beberapa hari.

 Impetigo krustosa: muncul bercak-bercak merah yang mirip luka, yang tidak terasa nyeri
tapi gatal. Bercak-bercak ini akan berubah menjadi kerak berwarna kecokelatan,
kemudian mengering, dan meninggalkan bekas berwarna kemerahan.

7. Selulitis

 Paling sering terjadi pada salah satu tungkai.

 Rasa panas, nyeri, bengkak, kemerahan di area kulit yang terinfeksi, dan dapat timbul
lepuhan-lepuhan pada kulit.

3
 Dapat disertai demam hingga menggigil.

8. Kusta

 Lesi pucat pada kulit.

 Benjolan pada kulit yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau bulan.

 Disertai lemah otot serta mati rasa pada tangan dan kaki.

9. Kurap

 Ruam kemerahan berbentuk lingkaran tidak beraturan.

 Tekstur bersisik dan terasa gatal.

 Dapat timbul pada kulit kepala, selangkangan, kaki, atau bahkan kuku.

10. Kandidiasis

 Dapat terjadi di kulit bokong bayi jika bayi dibiarkan terlalu lama mengenakan popok
basah (ruam popok).

 Ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah pada bokong.

11. Panu

 Timbul bercak yang warnanya lebih terang dari warna kulit sekitarnya.

 Dapat timbul pada punggung, dada, leher, atau lengan bagian atas.

 Bercak disertai gatal dan terasa bersisik jika diraba.

12. Skabies (Kudis)

 Muncul ruam yang terasa gatal, yang memburuk pada malam hari.

 Ruam menimbulkan luka dan infeksi bila terus digaruk.

13. Cutaneous Larva Migrans

 Timbul ruam merah yang tidak beraturan bentuknya dan terasa gatal.

Pengobatan Infeksi Kulit

1. Cacar air

 Umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya.

 Obat antihistamin untuk meredakan gatal.

 Obat antivirus, seperti acyclovir, untuk meredakan gejala cacar air dengan memperlambat
aktivitas virus.

 Minum banyak air putih.

 Tidak menggaruk ruam cacar.

 Mandi dengan air dingin.

 Mengenakan pakaian yang longgar.

4
2. Herpes zoster

 Obat antivirus untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi,


seperti acyclovir dan valacyclovir.

 Obat antikonvulsan (gabapentin) atau antidepresan (amitriptyline) untuk meredakan nyeri


yang berat, serta paracetamol untuk nyeri yang ringan.

 Mengenakan pakaian yang longgar.

 Menjaga ruam selalu kering agar terhindar dari infeksi.

 Kompres area kulit yang terinfeksi dengan handuk dingin beberapa kali dalam sehari.

3. Campak

 Obat paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri otot.

 Beristirahat yang cukup.

 Minum banyak air putih (6-8 gelas sehari).

 Mengonsumsi vitamin A.

4. Kutil

 Obat yang mengandung asam salisilat, asam trikloroasetat, hingga nitrogen cair untuk
membekukan kutil.

 Tindakan bedah atau terapi sinar laser.

5. Bakteri

 Pada kasus infeksi yang ringan, pengidap bisa mengoleskan antibiotik yang tersedia
dalam bentuk krim atau salep langsung pada kulit yang terinfeksi.

 Pada kasus infeksi berat, dokter akan meresepkan antibiotik minum atau antibiotik suntik
jika diperlukan.

6. Jamur

 Obat antijamur minum atau krim, seperti miconazole, ketoconazole, fluconazole,


clotrimazole, dan terbinafine.

Pencegahan Infeksi Kulit

Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara lain:

 Menghindari bersentuhan dengan pengidap infeksi kulit.

 Tidak menggunakan barang-barang yang digunakan pengidap.

 Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur
tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh.

 Bila ada luka di kulit, sebaiknya ditutupi dengan menggunakan perban agar kuman tidak
masuk dan menyebabkan infeksi.

 Selalu jaga kebersihan pakaian, kaos kaki, dan juga sepatu.

 Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat.

5
B. ALERGI

Alergi adalah reaksi abnormal dari sistem imun saat melawan zat asing yang pada dasarnya tidak
berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi dapat memunculkan beragam gejala. Beberapa orang
mengalami kesulitan bernapas, batuk, mata gatal berair, dan hidung beringus. Orang-orang
lainnya mungkin mengalami masalah pada kulit akibat alergi yang kambuh.

Perwujudan dari masalah kulit yang timbul akibat alergi itu sendiri ada banyak jenis. Setiap
masalah tersebut umumnya juga dapat dipicu oleh beragam hal yang berbeda. Reaksi alergi pada
kulit bisa kambuh disebabkan karena infeksi, paparan zat kimia, obat-obatan, reaksi makanan,
dan bahkan debu. Mari simak penjelasannya di bawah ini. 

Masalah kulit yang dapat timbul akibat alergi

Setiap orang mungkin memiliki jenis alergi yang berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda
pula. Namun pada umumnya, gejala alergi akan memengaruhi kondisi kulit. Gejala reaksi alergi
ringan pada kulit biasanya berupa ruam kemerahan. Di luar itu, alergi juga dapat memicu
beragam masalah pada kulit seperti:

1. Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan yang membuat kulit memunculkan ruam merah yang terasa gatal
dan bersisik. Dermatitis juga dapat membuat kulit mengering. Pada kondisi yang serius,
dermatitis bisa membuat kulit melepuh, mengeluarkan cairan, dan mengelupas.

Gejala dermatitis paling sering dipicu oleh reaksi alergi akibat obat, makanan, dan paparan zat
iritan pada kulit. Risiko Anda memunculkan reaksi alergi berupa dermatitis juga dapat lebih
tinggi jika memiliki riwayat eksim dan/atau asma dalam keluarga.

Anak-anak yang memiliki alergi paling rentan memunculkan reaksi berupa dermatitis. Kondisi
ini dapat memengaruhi satu dari lima bayi yang memiliki alergi. Namun, gejala dermatitis dapat
membaik dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.

2. Dermatitis kontak (eksim alergi)

Eksim adalah kondisi kulit kronis yang biasanya dimulai pada masa bayi atau anak usia dini.

Gejala eksim sering dikaitkan dengan alergi makanan, rhinitis alergi, dan asma. Pemicu potensial
lainnya termasuk bulu binatang, tungau debu, atau kontak dengan zat iritan seperti wol, parfum,
sabun, lateks, atau nikel. Selain karena alergen, eksim pada anak-anak juga dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri staph pada kulit.

Berikut ini adalah gejala eksim alergi secara umum:

 Gatal-gatal
 Rasa terbakar, sakit, atau perih pada bagian kulit yang terdampak
 Ruam-ruam kemerahan yang bisa terlihat lembap, kering, atau berkerak
 Kulit terasa hangat atau panas, dan nyeri
 Kulit kering kemerahan, dan kasar atau menebal
 Benjolan merah pada kulit yang dapat bernanah atau berkerak

6
Jenis reaksi alergi ini juga dikenal sebagai alergi tertunda karena kadang butuh beberapa kali
paparan sampai alergen menyebabkan reaksi. Gejala eksim alergi dapat terjadi setelah 24 sampai
48 jam setelah Anda mengalami kontak dengan alergen.

3. Urtikaria (biduran)

Urtikaria alias biduran atau kaligata adalah gejala alergi yang paling khas muncul pada kulit.
Biduran ditandai dengan kemunculan bentol-bentol merah yang menonjol dan terasa gatal.
Bentol biduran dapat meuncul terfokus pada satu bagian tubuh tertentu atau menyebar ke area
yang lebih besar.

Biduran biasanya muncul akibat reaksi alergi terhadap makanan, tungau debu, gigitan serangga,
suhu dingin, bulu hewan, atau lateks.

Kondisi ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin ke aliran darah di bawah
kulit. Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh untuk memicu
peradangan dan sensasi gatal.

4. Angiodema

Angioedema adalah pembengkakan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Kondisi ini mirip
dengan biduran.

Bedanya, gejala biduran tampak jelas pada permukaan kulit dan menyebabkan gatal.
Angioedema menyebabkan pembengkakan di bawah lapisan kulit yang lebih dalam dan tidak
memunculkan kemerahan atau gatal.

Pembengkakan akibat angioedema juga dapat memengaruhi jaringan mukosa. Angioedema


paling sering menyebabkan bengkak pada kelopak mata, bibir, lidah, tangan dan kaki.

Angioedema disebut akut jika kondisinya hanya berlangsung singkat dalam beberapa menit
hingga beberapa jam. Angioedema akut umumnya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat
atau makanan.

Bengkak akibat angioedema dapat disertai biduran dan tidak. Pada sebagian kasus, angioedema
pada kulit akibat alergi dapat muncul sendiri tanpa disertai gatal.

Cara mengatasi dan mencegah reaksi alergi pada kulit

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan alergi. Namun, tindak pencegahan dan perawatan diri
yang tepat dapat membantu Anda mengatasi gejala yang muncul sekaligus menghindari
risiko kekambuhan. 

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi gejala
alergi pada kulit:

 Hindari pemicu alergi Anda.


 Jaga kelembapan kulit, dan hindari produk perawatan tubuh yang berbahan keras atau
membuat kulit gampang kering.
 Gunakan krim hidrokortison, obat oles, atau losion calamin untuk mengatasi iritasi dan
gatal.
 Minum obat antihistamin untuk mengobati gejala alergi yang kambuh.
 Kompres dingin di area kulit yang gatal, atau berendam air dingin untuk menyejukkan
kulit yang gatal.
 Suntik epinefrin jika mengalami syok anafilaksis dan segera pergi ke unit gawat darurat. 

Penting bagi Anda untuk mencari tahu apa penyebab alergi Anda agar pengobatan dan
pencegahannya menjadi lebih efektif. Demi mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, Anda
dapat berkonsultasi ke  dokter spesialis kulit atau dokter spesialis alergi dan imunologi untuk
melakukan tes alergi.

7
C. HISTOLOGI INFEKSI DAN ALERGI KULIT

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh kita. Bersama dengan rambut, kuku, kelenjar tubuh dan
saraf, kulit manusia membentuk sistem integument, sebuah sistem yang membungkus dan
melindungi bagian dalam tubuh. Anatomi kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis,
dan hipodermis.

Tiga lapisan anatomi kulit

Tiga lapis kulit berfungsi sebagai pelindung bagian dalam tubuh, mencegah masuknya kuman,
mengatur temperatur tubuh dan membuat kita bisa merasakan sensasi sentuhan.

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan selalu mengalami regenerasi karena sel-sel
kulit mati diluruhkan setiap hari. Fungsi utama dari epidermis adalah;

 Membentuk sel-sel kulit baru. Sel kulit diproduksi di bagian dasar epidermis, sel-sel
kulit yang baru terbentuk akan terdorong mencapai lapisan paling luar dalam waktu satu
bulan untuk menggantikan sel-sel kulit mati.
 Memberi warna pada kulit. Epidermis mengandung melanosit, yaitu sel yang
memproduksi melanin alias pigmen pemberi warna kulit. 
 Melindungi lapisan kulit di bawahnya. Keratin yang diproduksi oleh sel-sel kulit
epidermis membuat kulit lapisan luar lebih kuat dan mencegah supaya permukaan kulit
tidak kering. 

2. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. Dermis merupakan lapisan kulit
yang paling tebal di mana terdapat pembuluh darah dan saraf, kelenjar keringat dan kelenjar
minyak, serta folikel rambut. 

Lapisan dermis sebagian besar terdiri dari sejenis protein yang disebut kolagen yang membuat
kulit terlihat kenyal dan kencang.

Berbagai fungsi kulit lapisan dermis adalah :

 Merasakan sakit dan sentuhan. Pada lapisan dermis terdapat ujung-ujung saraf dengan
reseptor yang mengirimkan sinyal kepada otak untuk merasakan sensasi sentuhan, sakit,
gatal, panas, dingin dan sebagainya.
 Memproduksi keringat dan minyak. Keringat dibutuhkan untuk menurunkan suhu
tubuh dan minyak dibutuhkan agar kulit tetap lembap serta lembut.
 Menumbuhkan rambut. Folikel rambut yang berada di lapisan dermis memproduksi
sel-sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah dan seluruh tubuh. Rambut
membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera.
 Mengalirkan darah yang memberi nutrisi kulit. Selain menghantarkan nutrisi dan
oksigen, pembuluh darah di lapisan dermis juga membantu mengatur temperature tubuh.

8
Jika kulit terlalu panas, pembuluh darah akan melebar melepaskan panas, jika kedinginan
pembuluh darah akan mengerut untuk menyimpan panas. 
 Melawan infeksi. Pembuluh limfatik di lapisan dermis adalah bagian penting sistem
imunitas tubuh yang menghalangi terjadinya infeksi. 

3. Hipodermis

Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling bawah dan sebagian besar terdiri dari jaringan
lemak. Lapisan lemak kulit ini berfungsi melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai
cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot dan organ dalam tubuh. 

7 penyakit yang sering menyerang kulit

Meski berfungsi sebagai pelindung tubuh, kulit juga bisa terkena penyakit. Beberapa jenis
penyakit yang umum terjadi pada kulit antara lain:

 Dermatitis

Merupakan peradangan kulit dengan gejala gatal-gatal, kulit menjadi kering dan kemerahan.
Peradangan yang parah bisa membuat kulit bersisik, pecah-pecah, dan melepuh yang
mengeluarkan cairan. Biasanya dermatitis dipicu oleh adanya kontak dengan zat kimia, kotoran,
debu, dll.

 Psoriasis

Merupakan kelainan pada kulit yang menyebabkan sel-sel kulit diproduksi 10 kali lebih cepat
dari normal. Akhirnya sel kulit menumpuk dan menimbulkan bercak-bercak kemerahan yang
bersisik putih. Gejala psoriasis umumnya mulai muncul saat dewasa dan merupakan penyakit
kambuhan. Area kulit yang paling sering terkena psoriasis adalah kulit kepala, siku, lutut dan
punggung bawah. Penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti namun diduga disebabkan
oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan faktor keturunan.

 Jerawat

Hampir semua orang pernah mengalami munculnya jerawat. Penyebab yang paling umum adalah
tersumbatnya pori-pori kulit oleh minyak, sel-sel kulit mati dan kotoran. Sumbatan pori-pori itu
akan jadi komedo. Jika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat, maka timbul jerawat. 

 Abses kulit atau bisul

Adanya infeksi di satu area kulit tertentu hingga menimbulkan benjolan yang berisi nanah.
Terkadang abses atau bisul tidak cukup diatasi dengan pemberian antibiotik saja, tetapi harus
dibuka dengan cara melakukan sayatan untuk dikeluarkan nanahnya dan dikeringkan oleh
dokter. 

 Kutil

Kutil bisa tumbuh di kulit akibat infeksi human papilloma virus (HPV), sel-sel kulit jadi tumbuh
lebih cepat menjadi benjolan kutil, tonjolan akan terasa kasar, dan seringkali gatal. Penyakit kulit
ini bisa hilang sendiri walau butuh waktu cukup lama, bisa juga dihilangkan dengan obat-obatan.

 Biduran

Biduran adalah kondisi gatal-gatal dan bentol-bentol besar kemerahan pada kulit yang muncul
secara mendadak. Biduran biasanya muncul sebagai reaksi alergi.

 Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling banyak terjadi. Kanker ini awalnya
muncul sebagai benjolan mirip tahi lalat di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari. Jenis

9
kanker kulit ini tidak ganas dan berkembang sangat lambat. Jika cepat terdeteksi, karsinoma sel
basal bisa disembuhkan. 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

10
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam
sistem yang beragam yang masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang
berbeda-beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi
sistem-sistem yang berada didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh.
Selain itu juga masih banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga
suhu normal tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan
bahwa sistem integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan
diluar tubuh.

Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis,
Dermis, Hipodermis.

DAFTAR PUSTAKA

http://majmili-syarmila.blogspot.com/2017/09/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html

https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-kulit

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/alergi-autoimun/alergi/mengatasi-jenis-alergi-pada-kulit/

11
https://www.sehatq.com/artikel/mengenali-anatomi-kulit-yang-ternyata-memiliki-begitu-banyak-
fungsi

12

Anda mungkin juga menyukai