Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MIKROBIOLOGI

MIKROSKOP DAN METODE MIKROBOLOGII

DISUSUN OLEH :

SITI ARIFAH : G 301 18 086

EVI ZUHRIAH : G 301 18024

HELMILIYA HAMID : G 301 18 058

NIKEN HANRIANI LABUNGA :G 301 18 0

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2019
Sejarah Perkembangan Mikroskop

Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi
penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang
sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba,
ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop.

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah antonie van leeuwenhock (1632-
1723) tahun 1675 antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan
menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air
hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’

-Pengertian Mikroskop

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat. Sehingga dapat
dikatakan mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dapat juga dikatakan
bahwa mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik
yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop merupakan salah satu dari beberapa
alat optik yang terdiri dari dua buah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda
renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar.

-Jenis-jenis Mikroskop

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop
ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati
bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler
dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan,
mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar)
dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).
-Bagian-bagian Mikroskop Beserta Fungsinya:

ü Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif

ü Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran
lensa objektif.

ü Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa
objektif dengan lensa okuler.

ü Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat.

ü Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.

ü Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

ü Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di
meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya.

ü Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

ü Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar
dan di naik turunkan.

ü Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.

ü Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.

ü Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.

ü Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

ü Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop

-Cara Kerja Mikroskop

Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta
bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar
bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan
mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif
berkisar antara 4 hingga 25 kali.

Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada
obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah
maksimal.

Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan
pembesarannyapun akan kurang optimal.

Struktur mikroskop

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.

Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja preparat,
pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat), dan sumber cahaya.

-Pembesaran

Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop
lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua
lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler
dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn).

-Sifat bayangan

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar
lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan
diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya
adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan
akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika
seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka
yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar
Teknik Aseptik dan Cara Strelisasi Pada Mikrobiologi – Mikrobiologi merupakan sebuah studi
mengenai tentang kehidupan kecil atau mikroba.

Studi mikrobiologi ini menjadi sangat penting dalam dunia medis karena berfungsi dalam hal
memerangi penyakit.

Jenis mikroba berbahaya yang dapat membuat orang sakit disebut dengan patogen.

Teknik Aseptik dan Cara Strelisasi Pada Mikrobiologi

Cakupan dari mikrobiologi adalah mempelajari patogen serta bagaimana cara yang bisa dilakukan
untuk melawan dan juga mencegah infeksi.

Artikel Terkait :

Klasifikasi, Ciri-Ciri Dan Contoh Protista Mirip Tumbuhan


Tahap-Tahap Dalam Penggandaan Tubuh Virus
Pengertian dan Definisi Rhizopus Orizae
Para ilmuan telah membuat antibodi dan vaksin yang digunakan untuk mengobati dan mencegah
penyakit dari berbagai bentuk lemah mikroba.

Selain itu juga ada beberapa mikroba penting yang dibuat untuk membantu proses pencernaan dan
untuk membuat keju dan yoghurt.

Dalam laboratorium mikrobiologi akan digunakan teknik aseptis yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya kontaminasi mikrobiologi.

Selain itu, teknik aseptis ini juga bisa untuk mencegah kontaminasi ruangan dan juga kontaminasi
personil dengan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang ada di laboratorium termasuk patogen, sehingga dengan menggunakan teknik
aseptis maka keselamatan semua personil laboratorium akan terjaga. Salah satu teknik dasar dalam
analisa mikrobiologi yaitu teknik aseptis.

Teknik aseptis adalah suatu metoda atau teknik yang dilakukan dalam memindahkan ataupun
mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat yang lain secara aseptis dengan tujuan agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur.

Selain itu, manfaat digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel adalah tidak terjadi
pencemaran.

Begitu juga dengan alat – alat yang digunakan haruslah steril. Untuk pengambilan bahan makanan
cair sebaiknya diambil dengan pipet steril. Sementara untuk makanan jenis padat di ambil dengan
menggunakan pisau dan garpu, sendok atau penjepit yang sudah dalam keadaan steril.

Teknik aseptis sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme – mikroorganisme yang


berasal dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Teknik aseptis bisanya digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik untuk alat dan bahan,
lingkungan sekitar maupun praktekannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan dengan
metode sterilitasi.

Alat yang nantinya akan digunakan dalam sebuah penelitian atau saat melakukan praktikum harus
disterilisasi terlebih dahulu. Pensterilisasian ini berfungsu untuk membebaskan semua bahan dan
peralatan – peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.

Dalam arti lain, sterilisasi itu merupakan suatu proses untuk mematikan semua jenis organisme yang
terdapat pada suatu benda.

Sterilisasi dalam ilmu mikrobiologi berarti membebaskan tiap – tiap benda atau substansi– substansi
dari semua kehidupan makhluk dalam bentuk apapun.

Dalam upaya mendapatkan suatu alat yang dalam keadaan steril, maka mikroorganisme dimatikan
oleh panas atau kalor, gas-gas seperti formaldehid, etil oksida atau betapriolakton oleh bermacam –
macam larutan kimia oleh sinar lembayung ultra / sinar gama.

Berdasarkan prinsipnya, sterilisasi dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan juga
kimiawi:

1). Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) dengan menggunakan suatu saringan yang memiliki pori sangat
kecil, yang memiliki ukuran kira – kira 0,22 mikron / 0,45 mikron. Dengan ukuran yang demikian
maka mikroba akan tertahan pada saringan tersebut. Sebenarnya proses ini ditujukan untuk
pensterilisasian bahan yang tahan panas, seperti larutan enzim dan antibiotik.

2). Sterilisasi secara fisik, dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran.

Pemanasan
Pemijaran dengan api langsung dengan membakar alat pada api secara langsung. Contoh alatnya
seperti jarum inoculum, batang L, dan pinset.
Panas kering: Pensterilisasian dengan menggunakan oven dengan suhu kira – kira 60 – 180°C.
Sterilisasi metode panas kering ini cocok untuk alat yang terbuat dari bahan kaca seperti erlenmeyer
dan tabung reaksi.
Uap panas: Pensterilisasian menggunakan konsep ini mirip halnya seperti mengukus.
Uap air panas bertekanan: Pensterilisasian dengan menggunakan autoklaf.
Penyinaran dengan UV
Pensterilisasian juga dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan sinar ultraviolet atau sinar UV.
Contohnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada bagian permukaan Interior Safety
Cabinet dengan menggunakan lampu UV.

Sterilisasi secara kimiawi, biasanya sterilisasi ini menggunakan senyawa desinfektan seperti alkoh

Anda mungkin juga menyukai