185060301111039
Pada rangkaian diode penyearah setengah gelombang satu fasa dengan beban R dan L
memiliki perbedaan dengan rangkaian diode penyearah biasa.
Dalam rangkaian tersebut ketika Vin(t) bernilai positif dihubungkan, maka VD(t) akan semakin
positif dan menyebabkan D menjadi konduksi. Karena D menjadi konduksi, maka VD(t)
berubah menjadi ) dan arus Id(t) menjadi sama dengan arus dari sumber. Dioda freewheeling
pada kondisi ini akan off. Oleh karenanya, tegangan pada beban akan sama dengan tegangan
sumber.
Namun, apabila Vin(t) menjadi negatif maka D akan menjadi off dan diode freewheeling (Dm)
akan terkonduksi. Karena diode freewheeling (Dm) terkonduksi, maka VDm akan sama dengan
0 sehingga Vout sama dengan 0.
Dalam hal ini resistor berfungsi debagai pengontrol sekaligus pembatas arus. Pada aat
kondisi Vin sama dengan E (baterai) maka diode tidak dapat konduksi. Tetapi pada saat
kondisi Vin > E maka diode akan konduksi dan menyebabkan V pada beban sama dengan
Vin.
V R=V ¿ ( t )−E
jika dianggap V ¿ ( t )=V m sin ωt
V m sin ωt −E
I R=
R
Dalam menentukan total daya dan arus yang dikrim ke baterai, dapat diketahui dengan
mencari integral untuk mendapat luas daerah yang diarsir pada grafik Iout.
I R =I baterai
V ¿ ( t )=V m sin ωt=E
ωt= ( 2Tπt )
2 πt E
sin (
T ) V
=
m
Dengan melakukan pencarian terhadap limit integral dari daerah terarsir pada grafik Iout,
maka akan mempermudah mencari kapan diode terkonduksi. Karena pada saat Vin(t) = E,
diode konduksi dan arus pun mengalir. Karena adanya beban berupa inductor, maka arus
dinaikkan.
resistor sam dengan 0, maka polaritas V pada D2 akan menjadi negatif dan sehingga pda
setengah gelombang pertama D2 mati.
Pada saat Vin negatif, ketika setengah gelombang kedua maka di Vout1 dan Vout2
akan negatif. Pada saat tersebut, VD diode 1 akan negatif sehingga diode 1 mati dank arena
Vout2 negatif maka polaritas di D2 menjadi positif ke negaif sehingga diode 2 on. Apabila
Dioda 2 on makan tegangan di R akan positif.
Pada setengah gelombang pertama, D1 konduksi sehingga VD1 akan sama dengan 0.
Karena Vin pada setengah gelombang kedua negatif, maka Vout 1 dan Vout2 akan negatif dan
mengakibatkan D2 kpnduksi sehingga terdapat arus negate di beban.
Sehingga :
V D ( t )=Vout 1 +Vout 2
Vout ( t )=Vm
Vout
dan I beban =
R
Pada saat setengah gelombang kedua, Vin negatif sehingga VD1 dan VD4 menjadi negatif dan
diode 1 dan 4 off. D2 dan D3 akan on. Karena keduanya konduksi maka beban akan memiliki
tegangan yang positif.
V R (t)
I beban = grafiknya akan mirip seperti grafik gelombang Vout
R
Beban Induktif
Apabila yang digunakan adalah beban induktif murni, maka dapat dikatakan sebagai
sumber arus. Pada saat D1 dan D4 konduksi arus akan mengalir.
Dalam kondisi ini, dapat diketahui jika Iin yang dimiliki positif. Pada umumnya grafik Iin
akan sama dengan Vin saat setengah gelombang pertama. Tapi pada setengah gelombang
kedua, karena D3 dan D2 on Ibeban sama tapi polaritas dari Iin berbeda sehingga saat setengah
gelombang kedua Iin menjadi negatif.
Saat menghubungkan diode ke sumber arus akan memunculkan square wave. Square wave
merupakan gabungan antara sin wave dan gelombang harmonic. Menurut IEC menginjeksi
gelombang harmonic yang berlebihan pada sistem daya tidak diperbolehkan. Sehingga pada
saat inductor yang dipasangkan bernilai besar, maka perlu adanya penggunaan filter aktif
ataupun pasif untuk mengkontrol adanya gelombang harmonik.
V m sin ωt
V out ( t )
{
V m sin ωt
T
1
V out ( t ) = ∫ V out ( t ) dt
T 0
¿2¿
Vm
V out ( t ) =
π