Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PEN
I.1. Penghitungan Masa atau Bulanan Selain Masa Pajak Desember atau Masa Pajak di mana p
I.1.a. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur
I.1.a.1. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur bagi Pegawai Tetap
I.1.a.2. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur bagi Penerima Pensiu
I.1.b. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tidak Teratur bagi Pegawai Tetap

1.2. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Pada Bulan Desember atau Masa Pajak Tertentu untu

II. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PEGAWAI TIDAK TETAP ATAU TENAG
II.1. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai yang Menerim
Mingguan:
II.2. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai yang Menerim

III. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI ANGGOTA DEWAN PENGAWAS ATA
PEGAWAI YANG MENERIMA JASA PRODUKSI, TANTIEM, GRATIFIKASI, BONUS ATAU IMBALAN
BERSTATUS SEBAGAI PEGAWAI YANG MENARIK DANA PENSIUN
III.1. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Anggota Dewan Pengawas atau Dewan Komisaris Yang T
III.2. Penghitungan PPh Pasal 21 bagi Mantan Pegawai Yang Menerima Penghasilan Berupa Jasa

III.3. Penghitungan PPh Pasal 21 bagi Peserta Program Pensiun Yang Masih Berstatus Sebagai P

IV. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEB
IV.1. Pemotongan PPh Pasal 21 bagi orang pribadi dalam negeri bukan pegawai, atas imbalan y
IV.1.a. Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari hubunga
penghasilan lainnya

IV.1.b. Bagi yang tidak memiliki NPWP atau memperoleh penghasilan lainnya selain dari h
penghasilan lainnya

IV.2. Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai, atas Imbalan y
IV.3. Dalam hal bukan pegawai sebagaimana dimaksud pada angka IV.1 dan angka IV.2 ada
penghasilan bruto adalah sebesar jasa dokter yang dibayarkan pasien melalui rumah sak
klinik
IV.4. Dalam hal bukan pegawai sebagaimana dimaksud pada angka IV.1 dan angka IV.2 member
IV.4.a. mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya, maka besarnya jumlah penghasila
dari pegawai yang dipekerjakan tersebut, kecuali apabila dalam kontrak/perjanji
maka besarnya penghasilan bruto tersebut adalah sebesar jumlah yang dibayarkan
IV.4.b. melakukan penyerahan material atau barang, maka besarnya jumlah penghasilan
dapat dipisahkan antara pemberian jasa dengan penyerahan material atau barang

V. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI PESERTA KEGIATAN


VI. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 26 BAGI ORANG PRIBADI YANG BERSTATUS SEB
M PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26

AP DAN PENERIMA PENSIUN BERKALA


u Masa Pajak di mana pegawai tetap berhenti bekerja:

r bagi Pegawai Tetap


r bagi Penerima Pensiun Berkala
bagi Pegawai Tetap

asa Pajak Tertentu untuk Pegawai Tetap yang Berhenti Bekerja Sebelum Bulan Desember

K TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS


Pegawai yang Menerima Upah Harian, Upah Mingguan, Upah Satuan, Upah Borongan, Uang Saku Harian atau

Pegawai yang Menerima Upah yang Dibayarkan Secara Bulanan:

WAN PENGAWAS ATAU DEWAN KOMISARIS YANG TIDAK MERANGKAP SEBAGAI PEGAWAI TETAP, MANTAN
ONUS ATAU IMBALAN LAIN YANG BERSIFAT TIDAK TERATUR, DAN PESERTA PROGRAM PENSIUN YANG MASIH

ewan Komisaris Yang Tidak Merangkap Sebagai Pegawai Tetap


enghasilan Berupa Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, Bonus atau Imbalan Lain yang Bersifat Tidak Teratur

sih Berstatus Sebagai Pegawai yang Menarik Dana Pensiun

YANG BERSTATUS SEBAGAI BUKAN PEGAWAI


egawai, atas imbalan yang bersifat berkesinambungan
nghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh

an lainnya selain dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta memperoleh

Pegawai, atas Imbalan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan


.1 dan angka IV.2 adalah dokter yang melakukan praktik di rumah sakit dan/atau klinik maka besarnya jumlah
sien melalui rumah sakit dan/atau klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit dan/atau

dan angka IV.2 memberikan jasa kepada Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
rnya jumlah penghasilan bruto adalah sebesar jumlah pembayaran setelah dikurangi dengan bagian gaji atau upah
dalam kontrak/perjanjian tidak dapat dipisahkan bagian gaji atau upah dari pegawai yang dipekerjakan tersebut,
umlah yang dibayarkan;
nya jumlah penghasilan bruto hanya atas pemberian jasanya saja, kecuali apabila dalam kontrak/perjanjian tidak
n material atau barang.

AN
YANG BERSTATUS SEBAGAI SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
BAGAN KONSEP PERHITUNGAN PPh

Pengh. Teratur Dirapel

Masa/bulan selain
Des/selain masa Penghasilan Teratur
peg tetap berhenti

Penghasilan Tidak
Pegawai Tetap Teratur

Masa/bulan
Des/masa peg Total Pengh bruto (baik te
PPh yg dipot masa Des/m
tetap berhenti
PEGAWAI

Upah Harian
Upah Mingguan
Pegawai Tidak Upah Satuan
Tetap/Tenaga Upah Borongan
P Kerja Lepas

E Upah bulanan
N
G Dewan
H pengawas
/komisaris
A
S mantan
pegawai
I Menerima jasa produksi, tantiem,
bonus, dana pensiun dll
 
PPh Psl 21=Pengh brut
kumulatif X Tarif Psl 17
 
L BUKAN Berkesinambungan Punya NPWP & PPh Psl 21=[(Pengh bruto
50%) –PTKP/bln] X Tarif Ps
A PEGAWAI
1 pemberi kerja

N Tdk Punya NPWP


atau>1 pemberi kerja
PPh Psl 21=(Pengh bruto k
50%) X Tarif Psl 17

Tidak Berkesinambungan PPh Psl 21=(Pengh bruto X 50%) X


Tarif Psl 17
PESERTA
KEGIATAN PPh Psl 21=Pengh bruto X
Tarif Psl 17

Tahun Pertama Pensiun


Masa/bulan selain
Des
PENERIMA Tahun Kedua & selanjutnya
PENSIUN

Masa/bulan Des Total Pengh bruto (baik teratur & tdk teratur) dihit pph sesuai prosed
PPh yg dipot masa Des = PPh terutang total – PPh yg tlh dipot Jan s.d
N KONSEP PERHITUNGAN PPh PASAL 21 BERDASARKAN PER 16/PJ/2016

Pengh. Teratur Dirapel Perhit normal penghasilan bruto setlh dirapel per bulan, PPh terutang
perbulan X jumlah bln rapel, dikurangi PPh yg telah dipot dlm bulan rapel. ·    Penghasilan bkn atas pe
gaji 1 minggu x 4, gaji 1 hr x
terutang nantinya permingg
26.
a. Pengh teratur yg disetahunkan + pengh tdk teratur=pengh bruto, ikuti ·    Peg yg punya NPWP di t
Penghasilan Teratur prosedur normal didptkan pph atas Pengh Teratur + Tdk teratur sanksi 20% lebih besar atas
b. PPh atas pengh tdk teratur=Perhit a dikurangi perhit pengh teratur saja dijadikan pengurang saat bu
berNPWP.
Penghasilan Tidak Pengh bruto-(bi jabatan+iuran pensiun=pengh neto ·    Peg yg pindah tugas, pen
Teratur Pengh neto disetahunkan (x 12)-PTKP=Peng Kena Pajak ktr lama + pengh neto ktr ba
Pengh Kena Pajak x Tarif Pasal 17=PPh terutang, kemudian dibagi 12 disetahunkan baru dikurang
baru = PPh total – PPh ktr la
Peg. Baru kerja di th berjala
Total Pengh bruto (baik teratur & tdk teratur) dihit pph sesuai prosedur a.   Subjektifnya sejak awal t
PPh yg dipot masa Des/masa berhenti = PPh terutang total – PPh yg tlh dipot Jan s.dNop/masa seblmnya sethn=pengh neto 1 bln x jm
b.  Subjektifnya tdk diawal th
netonya disetahunkan.
Peg. Berhenti pd th berjalan
a.   Subjektifnya msh ada : s
berhenti, pengh neto dihit s
Per hari belum< 450.000
Tdk dipotong PPh Psl b.  Subjektifnya hilang : saat
Tentukan upah/hari 21 pengh neto s.d bln berhenti
Atau dan Kumulatif belum>4.500.000
Rata-rata/hari

Per hari telah> 450.000 PPh Psl 21 = (Pengh


dan Kumulatif belum>4.500.000 -450.000) X 5%

PPh Psl 21=(Pengh


bruto disetahunkan – Kumulatif telah>4.500.000 PPh Psl 21=(Pengh –
PTKP) XTarif Psl 17 dan<10.200.000 PTKP sehari)X5%
dibagi 12
PPhPsl 21=(Pengh bruto
Kumulatif telah>10.200.000 disetahunkan –PTKP)
XTarif Psl 17 dibagi 12

PPh Psl 21=Pengh bruto


kumulatif X Tarif Psl 17
 
PPh Psl 21=[(Pengh bruto kumulatif X Bagi Dokter, pengh Bagi Bukan Pegawai:
50%) –PTKP/bln] X Tarif Psl 17 bruto = jasa dokter yg 1.   Punya pegawai, pengh bruto = jumlah
dibayar pasien seblm pembayaran-gaji/upah
dipot biaya-biaya/bagi 2.   Ada penyerahan Barang/material,
PPh Psl 21=(Pengh bruto kumulatif X hasil dg RS pengh bruto = pengh atas jasanya saja
50%) X Tarif Psl 17 Kecuali dlm kontrak, tidak dpt dipisahkan

bruto X 50%) X
Pengh bruto 1 bulan –bi pensiun=pengh neto sebulan
(Pengh neto sebulan x jumlh bln s.d Des) + total pengh neto sblm pensiun =
Total Penghasilan Neto, kemudian dikurangi PTKP = Pengh Kena Pajak
Pengh Kena Pajak x Tarif Pasal 17=PPh terutang, kemudian dikurangi pph yg
tlh dipotong sblm pensiun dan dibagi byknya bln setlh pensiun

Pengh bruto-bi pensiun = pengh neto


Pengh neto disetahunkan (x 12)-PTKP=Peng Kena Pajak
Pengh Kena Pajak x Tarif Pasal 17=PPh terutang, kemudian dibagi 12

tur & tdk teratur) dihit pph sesuai prosedur


h terutang total – PPh yg tlh dipot Jan s.d Nop
·    Penghasilan bkn atas pembay per bulan,
gaji 1 minggu x 4, gaji 1 hr x 26, PPh
terutang nantinya perminggu : 4, per hari :
26.
·    Peg yg punya NPWP di th berjalan,
sanksi 20% lebih besar atas PPh dpt
dijadikan pengurang saat bulan dia
berNPWP.
·    Peg yg pindah tugas, pengh neto bln di
ktr lama + pengh neto ktr baru,
disetahunkan baru dikurangi PTKP, PPh ktr
baru = PPh total – PPh ktr lama.
Peg. Baru kerja di th berjalan:
a.   Subjektifnya sejak awal th : pengh neto
sethn=pengh neto 1 bln x jmlh bln s.d Des.
b.  Subjektifnya tdk diawal th : pengh
netonya disetahunkan.
Peg. Berhenti pd th berjalan :
a.   Subjektifnya msh ada : saat bln
berhenti, pengh neto dihit s.d bln berhenti.
b.  Subjektifnya hilang : saat berhenti,
pengh neto s.d bln berhenti disetahunkan.
I. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TERHADAP PENGHASILAN PEGAWAI TETAP
Dengan Gaji Bulanan
1 Ikha Hapsari karyawati dengan status menikah dan mempunyai tiga anak bekerja pada PT Sinar Un
Rp5.000.000,00 sebulan. PT Sinar Unggul mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaa
Hapsari juga membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00 sebulan, disamping itu perusahaan memba
bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh p
Hapsari juga menerima uang lembur (overtime) sebesar Rp2.000.000,00. Hitunglah PPh Pasal 21 bulan J

2 Tanti Agustin adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT Dharma U
Menteri Keuangan sebesar Rp50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemerintah Dae
apapun. Pada bulan Juli 2016 selain menerima pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembu

Dengan Gaji Mingguan dan Gaji Harian


3 Muhammad Shodiq, pegawai pada perusahaan PT Segara Hurip, memperoleh gaji mingguan sebesar R
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah mas
sedangkan Muhammad Shodiq membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00 dan Jaminan Hari Tua
sehingga hitunglah PPh Pasal 21 untuk minggu kedua bulan Agustus!

Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Terhadap Penghasilan Berupa: Jasa Produksi, Tantiem, Gr
Umumnya Diberikan Sekali dalam Setahun
4 Karyawati Shanaya Aqeela (tidak kawin) bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh gaji seb
dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,3
bulan. Pada bulan April 2016 Shanaya Aqeela memperoleh bonus sebesar Rp6.000.000,00 sehingga p
Hitung PPh Pasal 21 atas bonus!

Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai yang Dipindahtugaskan Dalam Tah
5 Didin Qomarudin yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Nusantara Mandiri di Jakarta
Didin Qomarudin sebesar Rp5.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri sebula
Pasal 21!

Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Sub
6 Suwondo bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2016. Suwondo me
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan September 2016!

Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Sub
7 David Raisita (K/3) mulai bekerja 1 September 2016. Ia bekerja di Indonesia s.d. Agustus 2018. Selama T
penghasilan berupa gaji!

Dengan Upah Harian


8 Nurcahyo (NPWP: 02.345.678.9-815.000) dengan status belum menikah pada bulan Januari 2019 beker
Rp450.000,00. Indentifikasi dan sajikan transaksi berikut ke Bukti Potong Pajak yang sesuai!
bekerja pada PT Sinar Unggul. Suami dari Ikha Hapsari merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Tange
PJS Kesehatan. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
ng itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Ikha Hapsari memb
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. Pada bulan Juli 2016 disampin
nglah PPh Pasal 21 bulan Juli 2016!

bekerja pada PT Dharma Utama dengan gaji sebulan sebesar Rp8.500.000,00. Tanti Agustin membayar iuran pensiun ke dana pensiun yan
ngan dari Pemerintah Daerah (Pemda) tempat Tanti Agustin berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suami
ma pembayaran atas lembur (overtime) sebesar Rp2.000.000,00. Hitung PPh Pasal 21 bulan Juli 2016 !

h gaji mingguan sebesar Rp 1.500.000,00. Muhammad Shodiq telah menikah dan mempunyai seorang anak. PT Segara Hurip masuk pro
i kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. PT Segara Hurip membayar iuran Jaminan Hari Tua s
00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji. Dalam minggu kedua pada bulan Agustus 2016 Muhammad Shodiq hanya memper

a Produksi, Tantiem, Gratifikasi, Tunjangan Hari Raya atau Tahun Baru, Bonus, Premi, dan Penghasilan Sejenis Lainnya yang

gan memperoleh gaji sebesar 5.000.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Premi Jaminan Kecelakaan
masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Shanaya Aqeela membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua se
Rp6.000.000,00 sehingga pada bulan April 2016 Shanaya Aqeela menerima pembayaran berupa gaji sebesar sebesar Rp5.000.000,00 d

ndahtugaskan Dalam Tahun Berjalan


santara Mandiri di Jakarta. Sejak 1 Juni 2016 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan pada 1 Oktober 2016 dipindahtugaskan
ang dibayar sendiri sebulan sejumlah Rp 100.000,00. Selama bekerja di PT Nusantara Mandiri Didin Qomarudin hanya menerima pengh

subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun kalender tetapi baru bekerja pada pertengahan tahu
ember 2016. Suwondo menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp 15.500.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar

subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan tahun pajak, dan mulai bekerja pada tahun berjalan
.d. Agustus 2018. Selama Tahun 2016 menerima gaji per bulan Rp20.000.000,00. hitung PPh Pasal 21 bulan September tahun 2016 dalam

bulan Januari 2019 bekerja sebagai buruh harian PT Cipta Mandiri Sejahtera (NPWP: 01.234.567.8-901.000). Ia bekerja selama 11 hari da
k yang sesuai!
s Kesehatan Kabupaten Tangerang. Ikha Hapsari menerima gaji
kan oleh Menteri Keuangan, sebesar Rp60.000,00 sebulan. Ikha
sedangkan Ikha Hapsari membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap
Pada bulan Juli 2016 disamping menerima pembayaran gaji Ikha

pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh


kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan

k. PT Segara Hurip masuk program BPJS Ketenagakerjaan, premi


bayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji
mmad Shodiq hanya memperoleh pembayaran berupa gaji saja

asilan Sejenis Lainnya yang Sifatnya Tidak Tetap dan Pada

n. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian


dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap
sar sebesar Rp5.000.000,00 dan bonus sebesar Rp6.000.000,00.

tober 2016 dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji


rudin hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh

kerja pada pertengahan tahun


an iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp 150.000,00.

ekerja pada tahun berjalan


September tahun 2016 dalam hal David Raisita hanya menerima

). Ia bekerja selama 11 hari dan menerima upah harian sebesar


Soal
1 Gaji
Lembur (Overtime)
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
Premi Jaminan Kematian
Penghasilan Bruto
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 7.065.000,00
2 Iuran Pensiun
3 Iuran Jaminan Hari Tua

Penghasilan Neto Sebulan


Penghasilan Neto Setahun
12 X Rp 6.561.750,00
PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun

PPh Pasal 21 Terutang


5% X Rp 24.741.000,00
PPh Pasal 21 Bulan Januari
Rp 1.237.050.000 : 12

2 Gaji
Lembur (Overtime)
Penghasilan Bruto
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 10.500.000,00
2 Iuran Pensiun
Penghasilan Neto Sebulan

Penghasilan Neto Setahun adalah


12 X Rp 9.925.000,00

PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri
- Tambahan Karena Menikah

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 50.000.000,00
15% X Rp 10.600.000,00

PPh Pasal 21 Bulan Januari


Rp 4.090.000,00 : 12

3 Penghasilan Sebulan
4 X Rp 1.500.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
Premi Jaminan Kematian
Penghasilan Bruto

Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 6.078.000,00
2 Iuran Pensiun
3 Iuran Jaminan Hari Tua

Penghasilan Neto Sebulan


Penghasilan neto Setahun
12 X Rp 5.604.100,00

PTKP Setahun:
- Untuk Wajib Pajak Sendiri
- Tambahan Karena Menikah
- Tambahan Seorang Anak

Penghasilan Kena Pajak Setahun


Pembulatan
PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 4.249.000,00
PPh Pasal 21 Sebulan
Rp 212.450,00 : 12
PPh Pasal 21 Minggu Kedua
Rp 17.704,17 : 4

4
a PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (Penghasilan Setahun)
Penghasilan Setahun
Gaji
(12 X Rp 5.000.000,00)
Bonus
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
(12 X Rp 50.000,00)
Premi Jaminan Kematian
(12 X Rp 15.000,00)
Penghasilan Bruto Setahun

Penghasilan Bruto Setahun


Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 66.780.000,00
2 Iuran Pensiun Setahun
12 X Rp 50.000,00
3 Jaminan Hari Tua
12 X Rp 100.000,00
Penghasilan Neto Setahun
PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 7.641.000,00

b PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun


Penghasilan Setahun
Gaji
(12 X Rp 5.000.000,00)
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
(12 X Rp 50.000,00)
Premi Jaminan Kematian
(12 X Rp 15.000,00)
Penghasilan Bruto Setahun

Penghasilan Bruto Setahun


Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 60.780.000,00
2 Iuran Pensiun Setahun
12 X Rp 50.000,00
3 Jaminan Hari Tua
12 X Rp 100.000,00
Penghasilan Neto Setahun
PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 1.941.000,00

c PPh Pasal 21 Atas Bonus


PPh Pasal 21 Atas Bonus
Rp 382.050,00 - Rp 97.050,00

5 Kantor Pusat di Jakarta


Gaji Selama di Kantor Jakarta
5 X Rp 5.000.000,00
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 25.000.000,00
2 Iuran Pensiun Setahun
5 X Rp 100.000,00

Penghasilan Neto Lima Bulan


Penghasilan Neto Setahun
12/5 X Rp 23.250.000,00
PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 1.800.000,00
PPh Pasal 21 Terutang Januari s.d Mei 2016
5/12 X Rp 90.000,00
PPh Pasal 21 yang Sudah Dipotong Masa Januari s.d Mei 2016
5 X Rp 7.500,00

Kantor Cabang Bandung


a Penghasilan Neto di Bandung
Gaji (Juni s.d September 2016)
4 X Rp 5.000.000,00
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 20.000.000,00
2 Iuran Pensiun Setahun
4 X Rp 100.000,00

Penghasilan Neto Empat Bulan

b Penghasilan Neto di Jakarta


Gaji (Januari s.d Mei 2016)
Jumlah Penghasilan Neto 9 Bulan

Penghasilan Neto Disetahunkan


12/9 X Rp 41.850.000,00
PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang Disetahunkan
5% X Rp 1.800.000,00
PPh Pasal 21 Selama 9 Bulan
9/12 X Rp 90.000,00
PPh Pasal 21 yang Sudah Dipotong di Jakarta
PPh Pasal 21 Terutang di Bandung
PPh Pasal 21 yang Dipotong di Bandung
4 X Rp 7.500,00
PPh Pasal 21 Kurang (Lebih) Dipotong

Kantor Cabang Garut


Penghasilan Neto di Garut
Gaji (Oktober s.d Desember 2016)
3 X Rp 5.000.000,00
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 5.000.000,00
2 Iuran Pensiun
3 X Rp 100.000,00

Penghasilan Neto di Garut (3 Bulan)


Penghasilan Neto di Jakarta (5 Bulan)
Penghasilan Neto di Bandung (4 Bulan)

PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang Setahun
5% X Rp 1.800.000,00
PPh Pasal 21 Terutang di Jakarta dan Bandung Sesuai Dengan Form. 1721 - A1
PPh Pasal 21 Terutang di Garut
PPh Pasal 21 Sebulan yang Harus Dipotong di Garut
Rp 22.500,00 : 3
6 Gaji Sebulan

Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 15.500.000,00 = Rp 775.000,00
Biaya Jabatan Maksimal Per Bulan
2 Iuran Pensiun

Penghasilan Neto Sebulan


Penghasilan Neto Setahun
4 X Rp 14.850.000,00

PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri
- Tambahan Karena Menikah

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 900.000,00
PPh Pasal 21 Bulan September
Rp 45.000,00 : 4

7 Gaji Sebulan
Pengurangan:
1 Biaya Jabatan
5% X Rp 20.000.000,00 = Rp 1.000.000,00
2 Biaya Jabatan Maksimal per Bulan

Penghasilan Neto Sebulan


Penghasilan Neto Setahun
4 X Rp 19.500.000,00
Penghasilan Neto Disetahunkan
12/4 X Rp 78.000.000,00

PTKP Setahun
- Untuk Wajib Pajak Sendiri
- Tambahan Karena Menikah
- Tambahan 3 Orang Anak
(3 X Rp 4.500.000,00)

Penghasilan Kena Pajak Setahun


PPh Pasal 21 Terutang
5% X Rp 50.000.000,00
15% X Rp 112.000.000,00

PPh Pasal 21 Terutang Untuk Tahun 2016


4/12 X Rp 19.300.000,00
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan
1/4 X Rp 6.433.333,33

8 Upah Sehari
Batas Upah Harian Tidak Dilakukan Pemotongan PPh
Penghasilan Kena Pajak Sehari

Upah s.d Hari Ke-11


11 X Rp 450.000,00
PTKP Seharusnya
11 X (Rp 54.000.000,00 / 360)
Penghasilan Kena Pajak s.d Hari Ke-11

PPh Pasal 21 Terutang s.d Hari Ke-11


5% X Rp 3.300.000,00
PPh Pasal 21 yang Telah Dipotong s.d Hari ke-10
PPh Pasal 21 yang Harus Dipotong Pada Hari Ke-11

Sehingga Pada Hari Ke-11, Nurcahyo Menerima Upah Bersih Sebesar


Rp 450.000,00 - Rp 165.000,00
Rp 5,000,000.00
Rp 2,000,000.00
Rp 50,000.00
Rp 15,000.00
Rp 7,065,000.00

Rp 353,250.00
Rp 50,000.00
Rp 100,000.00
Rp 503,250.00
Rp 6,561,750.00

Rp 78,741,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 24,741,000.00

Rp 1,237,050.00

Rp 103,087.50

Rp 8,500,000.00
Rp 2,000,000.00
Rp 10,500,000.00

Rp 525,000.00
Rp 50,000.00
Rp 575,000.00
Rp 9,925,000.00

Rp 119,100,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 4,500,000.00
Rp 58,500,000.00
Rp 60,600,000.00

Rp 2,500,000.00
Rp 1,590,000.00
Rp 4,090,000.00

Rp 340,833.33

Rp 6,000,000.00
Rp 60,000.00
Rp 18,000.00
Rp 6,078,000.00

Rp 303,900.00
Rp 50,000.00
Rp 120,000.00
Rp 473,900.00
Rp 5,604,100.00

Rp 67,249,200.00

Rp 54,000,000.00
Rp 4,500,000.00
Rp 4,500,000.00
Rp 63,000,000.00
Rp 4,249,200.00
Rp 4,249,000.00

Rp 212,450.00

Rp 17,704.17

Rp 4,426.04

Rp 60,000,000.00
Rp 6,000,000.00

Rp 600,000.00

Rp 180,000.00
Rp 66,780,000.00

Rp 66,780,000.00

Rp 3,339,000.00

Rp 600,000.00

Rp 1,200,000.00
Rp 5,139,000.00
Rp 61,641,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 7,641,000.00
Rp 382,050.00

Rp 60,000,000.00

Rp 600,000.00

Rp 180,000.00
Rp 60,780,000.00

Rp 60,780,000.00

Rp 3,039,000.00

Rp 600,000.00

Rp 1,200,000.00
Rp 4,839,000.00
Rp 55,941,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 1,941,000.00

Rp 97,050.00

Rp 285,000.00

Rp 25,000,000.00
Rp 1,250,000.00

Rp 500,000.00
Rp 1,750,000.00
Rp 23,250,000.00

Rp 55,800,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 1,800,000.00

Rp 90,000.00

Rp 37,500.00

Rp 37,500.00

Rp 20,000,000.00

Rp 1,000,000.00

Rp 400,000.00
Rp 1,400,000.00
Rp 18,600,000.00

Rp 23,250,000.00
Rp 41,850,000.00

Rp 55,800,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 1,800,000.00

Rp 90,000.00

Rp 67,500.00
Rp 37,500.00
Rp 30,000.00

Rp 30,000.00
NIHIL

Rp 15,000,000.00

Rp 750,000.00

Rp 300,000.00
Rp 1,050,000.00
Rp 13,950,000.00
Rp 23,250,000.00
Rp 18,600,000.00
Rp 55,800,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 54,000,000.00
Rp 1,800,000.00

Rp 90,000.00
Rp 67,500.00
Rp 22,500.00

Rp 7,500.00
Rp 15,500,000.00

Rp 500,000.00
Rp 150,000.00
Rp 650,000.00
Rp 14,850,000.00

Rp 59,400,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 4,500,000.00
Rp 58,500,000.00
Rp 900,000.00

Rp 45,000.00

Rp 11,250.00

Rp 20,000,000.00

Rp 500,000.00
Rp 500,000.00
Rp 19,500,000.00

Rp 78,000,000.00

Rp 234,000,000.00

Rp 54,000,000.00
Rp 4,500,000.00

Rp 13,500,000.00
Rp 72,000,000.00
Rp 162,000,000.00

Rp 2,500,000.00
Rp 16,800,000.00
Rp 19,300,000.00

Rp 6,433,333.33

Rp 1,608,333.33

Rp 450,000.00
Rp 450,000.00
Rp -

Rp 4,950,000.00

Rp 1,650,000.00
Rp 3,300,000.00

Rp 165,000.00
Rp -
Rp 165,000.00

Rp 285,000.00

Anda mungkin juga menyukai