Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
Disusun oleh:
NIM : 20/459717/PT/08543
ACARA 2.1.1
LAJU FOTOSINTESIS TANAMAN Hydrilla Verticillata
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1800an, saintis sudah mengetahui bahwa dengan
adanya cahaya matahari dan zat hijau daun, akan menghasilkan komponen
organik dan oksigen dari karbon dioksida dan air (Urry et al. 2016).
Cahaya matahari, akan diserap oleh klorofil a dan b dengan panjang
gelombang biru dan ungu. Klorofil disintesis di daun dan berfunsi untuk
menangkap cahaya matahari dengan jumlah yang berbeda antar spesies.
(Ai 2012)
Fotosintesis terbagi menjadi dua tahap reaksi, reaksi terang dan
reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di grana dan membutuhkan cahaya
matahari. Energi dari cahaya matahari ditangkap oleh pigmen penyerap
cahaya dan diubah menjadi energi kimia berupa ATP dan senyawa
pereduksi yaitu NADPH. Atom hidrogen berasal dari H2O dipakai untuk
mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan O2 hasil sampingan dari reaksi
fotosintesis. Reksi gelap terjadi di stroma dan tidak membutuhkan energi
cahaya matahari, tetapi membutuhkan ATP dan NADPH2 dan akan
menghasilkan karbohidrat. (Ai 2012)
CO2 berperan sebagai reaktan dalam reaksi kimia fotosintesis.
Sedangkan cahaya matahari memberikan energi foton untuk menghasilkan
ATP. Perbedaan jumlah konsentrasi CO2 dan intensitas cahaya akan
mempengaruhi laju reaksi fotosintesis dengan batasan tertentu. (Raven et
al. 2010)
Pada percobaan ini dilakukan untuk menguji pengaruh larutan
NaHCO3 terhadap laju fotosintesis tanaman Hydrilla verticillata dengan
cara menghitung banyak gelembung yang dihasilkan. Selain itu,
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
B. Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan untuk menguji pengaruh larutan
NaHCO3 dan pengaruh cahaya terhadap laju fotosintesis tanaman Hydrilla
verticilla dan mengetahui peranan larutan NaHCO3 dan peranan cahaya
pada percobaan laju fotosintesis tanaman Hydrilla verticillata.
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai
berikut: gelas beker sebagai wadah air, corong yang dimasukkan secara
terbalik yang di bawahnya terdapat tanaman Hydrilla vertillata, tabung
reaksi sebagai penutup ujung corong, pipet tetes untuk pemberian zat
tambahan, dan stopwatch untuk perhitungan waktu.
Sedangkan, bahan yang digunakan adalah air, larutan NaHCO3,
dan tanaman Hydrilla vertillata.
B. Cara Kerja
Cara kerja percobaan ini adalah sebagai berikut: isi gelas piala
dengan air secukupnya. Potongan Hydrilla verticillata dimasukkan ke
dalam gelas piala. Corong gelas dimasukkan ke dalam gelas piala dengan
posisi terbalik. Atur potongan Hydrilla verticillata sedemikian rupa
sehingga ujung potongan berada di dalam corong dan dihadapkan ke atas.
Sinari potongan Hydrilla verticillata dengan lampu dan tunggu sampai
terbentuk gelembung udara yang keluar dari ujung potongan. Hitung
jumlah gelembung per satuan waktu dan ulangi penghitungan sampai 3
kali. Jauhkan sumber cahaya dari gelas piala dan hitung jumlah gelembung
per satuan waktu, ulangi penghitungan sampai 3 kali. Ulangi langkah no.
7, tetapi dekatkan sumber cahaya kepada gelas piala. Teteskan larutan
NaHCO3 ke dalam air dan tunggu selama 5 menit. Kemudian, ulangi
penghitungan jumlah gelembung yang dihasilkan per satuan waktu
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
2
Jumlah Gelembung
1,5
0,5
0
0 2 4 6 8 10
Waktu (menit)
NaOH3+Dlm Ruang Tnp NaOh3+Dlm Ruang
Linear (NaOH3+Dlm Ruang) Linear (Tnp NaOh3+Dlm Ruang)
100
90
80
70
Jumlah Gelembung
60
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10
Waktu (menit)
NaOh3+Luar Ruang Tnp NaOH3+Luar Ruang
Linear (NaOh3+Luar Ruang) Linear (Tnp NaOH3+Luar Ruang)
gelas beker yang berisi air dengan keadaan batang tanaman menghadap
terbalik ke atas, kemudian diberi corong dan di ujung corong diberi tabung
reaksi untuk melihat gelembung udara yang muncul.
Ada empat perlakuan terhadap tanaman uji coba tersebut, yaitu
diberi larutan NaHCO3 dan ditaruh di dalam ruangan, tidak diberi larutan
NaHCO3 ditaruh di luar ruangan, tidak diberi larutan NaHCO3 dan ditaruh
di dalam ruangan, serta diberi larutan NaHCO3 dan ditaruh di luar ruangan.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat penghitung misalnya
stopwatch dan mulai menghitung jumlah gelembung setiap interval 3
menit dari 0 menit sampai 9 menit.
Dari percobaan tersebut, kemudian menghasilkan data seperti yang
tertera pada tabel di atas yang ditunjukkan dengan nilai jumlah gelembung
yang ternyata berbeda antara satu perlakuan dengan yang lain. Berdarkan
urutan, perlakuan tanaman yang tidak diberi NaHCO3 dan ditaruh di dalam
ruangan menorehkan jumlah gelembung yang paling sedikit dengan
jumlah gelembung rata-rata 0,5 gelembung dalam 9 menit, kemudian
perlakuan tanaman yang diberi NaHCO3 dan ditaruh di dalam ruangan
menorehkan jumlah lebih banyak yaitu rata-rata 2 gelembung dalam 9
menit, kemudian perlakuan tanaman yang tidak diberi NaHCO3 dan
ditaruh di luar ruangan akan menghasilkan gelembung rata-rata 70
gelembung dalam 9 menit, dan perlakuan tanaman yang diberi NaHCO3
dan ditaruh di luar ruangan menghasilkan rata-rata gelembung paling
banyak sebesar 88,5 gelembung selama 9 menit.
Semakin lama waktu yang dilakukan untuk uji coba, ternyata tidak
selalu menyebabkan gelembung yang terbentuk semakin banyak. Setiap
interval 3 menit pun, ada fluktuasi jumlah gelembung yang nilainya tidak
tetap kecuali di perolehan gelembung tanaman yang ditaruh di dalam
ruangan. Kemudian juga, terdapat ketimpangan jumlah perolehan
gelembung antara perlakuan tanaman yang ditaruh di dalam ruangn dan di
luar ruangan.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
V. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa larutan NaHCO3 dan
cahaya matahari dapat mempengaruhi laju reaksi, ditunjukkan dengan
perbedaan jumlah gelembung O2 yang dihasilkan. NaHCO3 berperan sebagai
suplai H2O untuk menghasilkan oksigen yang dipecah akibat dari energi foton
dari cahaya matahari.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
VII. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
ACARA 2.1.1
PENGARUH NaHCO3 TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS
TANAMAN Hydrilla Verticillata
Disusun oleh:
NIM : 20/459717/PT/08543
ACARA 2.1.1
PENGARUH NaHCO3 TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS
TANAMAN Hydrilla Verticillata
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, tanaman mengalami fotosintesis. “Fotosintesis adalah
proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O)
pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari (Ai
2012).” Sejak tahun 1800an, saintis sudah mengetahui bahwa dengan
adanya cahaya matahari dan zat hijau daun, akan menghasilkan
komponen organik dan oksigen dari karbon dioksida dan air. (Urry et al.
2016)
B. Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan untuk menguji pengaruh larutan NaHCO3
terhadap laju fotosintesis tanaman Hydrilla verticilla dan mengetahui
peranan larutan NaHCO3 pada percobaan laju fotosintesis tanaman
Hydrilla verticillata.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
1 1 1 1 1 1 1
Dalam Ruang
2 3 3 3 0 0 0
1 43 56 81 28 62 99
Luar Ruang
2 5 12 96 3 26 41