Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
Disusun oleh:
NIM : 20/459717/PT/08543
ACARA 3.2
MENGETAHUI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan cairan berwarna merah yang terdapat pada
sistem peredaran darah tertutup yang sangat penting keberadaannya bagi
manusia. Menurut Guyton (1997), secara umum darah memiliki 4
golongan yaitu: golongan darah A yang mempunyai antigen A dan anti -
B, golongan darah B yang memiliki antigen B dan anti –A, golongan darah
O yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan
darah AB yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi. (Oktari
dan Silvia 2016)
Transfusi darah pada awalnya sering menyebabkan penyakit dan
bahkan kematian bagi beberapa penerima. Akhirnya, ditemukan bahwa
hanya beberapa tipe golongan darah yang cocok bagi penerima karena
membran sel darah merah membawa protein yang spesifik atau
karbohidrat yang antigen terhadap golongan darah penerima. Antigen
adalah molekul asing biasanya berbentuk protein yang akan menyebabkan
tubuh bereaksi. Beberapa sistem penggolangan antigen sel darah merah
muncul, yang paling signifikan adalah sistem ABO. Secara klinis,
pengolongan tersebut harus dilakukan pencocokan secara benar untuk
menghindari kemungkinan kematian akibat dari pengaruh transfusi.
Bahkan, beberapa reaksi setelah transfusi, penerima mengalami kematian
akibat gagal ginjal dalam waktu kurang lebih seminggu setelah menerima
donor darah. (Mader 2010)
Sel-sel darah merah manusia yang membawa antigen-D disebut
Rhesus positif (Rh+) dan yang tidak terdapat antigen-D disebut Rhesus
negatif (Rh-) (dalam Conteras dan Lubenco 2001). Penggolongan darah
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
rhesus ditemukan oleh Landsteiner dan Winer pada tahun 1941 (dalam
Rahman dan Lodhi 2004). (Pennap et al. 2011 dan Giri et al. 2011)
Dalam percobaan kali ini adalah untuk mempelajari tentang salah
satu dari penurunan sifat manusia, yaitu golongan darah. Golongan darah
juga ada yang memiliki antigen, sehingga percobaan ini juga mempelajari
pengaruh antigen terhadap golongan darah tertentu.
B. Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari gologan darah manusia.
Selain itu, untuk mempelajari pengaruh antigen terhadap golongan darah
tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem ABO
Dalam kasus transfusi darah, sistem imun penerima dapat mengenali
karbohidrat pada permukaan sel darah sebagai benda asing yang akan
langsung memicu reaksi dan akan dihancurkan. Untuk menghindari bahaya
tersebut, penggolongan darah ABO antara pendonor dan penerima harus
diperhitungkan. Sel darah merah dikatakan memiliki tipe A apabila ditemukan
karbohidrat A pada permukaan sel. Sama dengan tipe A, pada tipe B akan
ditemukan karbohidrat B pada permukaan sel darah merah. Karbohidrat A dan
B akan ditemukan keduanya pada tipe golongan darah AB dan pada golongan
darah O tidak ditemukan keduanya. (Urry et al. 2016)
Sistem Rhesus
Penggolongan golongan darah biasanya juga termasuk di dalamnya
apakah seseorang tersebut dalam darahnya terdapat faktor Rh. Orang yang
memiliki Rh- biasanya tidak memiliki antibodi terhadap faktor Rh, tetapi akan
membuat antibodi bila terdapat faktor Rh.
Jika seorang ibu memiliki Rh- dan ayah Rh+, maka anaknya bisa saja Rh+.
Saat proses kehamilan, antigen Rh+ dapat bocor di plasenta dan menuju aliran
darah ibu. Keberadaan antigen Rh+ dapat menyebabkan ibu untuk
memproduksi antibodi anti-Rh. Biasanya, pada kehamilan berikutnya dengan
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
bayi lain yang memiliki Rh+, antibodi anti-Rh dapat melewati plasenta dan
merusak sel darah merah dari bayi yang belum lahir tersebut. Hal ini disebut
hemolytic disease of the newborn (HDN) karena hemolisis dimulai di dalam
rahim dan berlanjut setelah bayi telah lahir. Karena kerusakan sel darah merah
tersebut, bayi akan mengalami anemia berat. Kelebihan produk pemecahan
hemoglobin dalam darah dapat meyebabkan kerusakan otak, keterbelakangan
mental, atau bahkan kematian. (Mader dan Windelspecht 2011)
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah jarum lanset
sebagai alat penambil sampel darah, gelas benda 3 buah sebagai wadah,
tusuk gigi sebagai pengaduk, dan terakhir adalah kapas.
Bahan yang digunakan pda percobaan kali ini adalah alkohol 70%
dan serum anti-A, anti-B, dan anti-D.
B. Cara Kerja
Cara kerja percobaan kali ini adalah dengan ditentukannya 4 orang
sebagai probandus, kemudiandisediakan 4 gelas benda, dan ditandai untuk
serum anti-A, anti-B, dan anti-D, lalu salah satu ujung jari diusap dengan
kapas beralkohol kemudian ditusuk dengan jarum lanset kdemudian
diteteskan darah sebanyak 2 tetes ke dalam gelas benda. Setelah itu ditetesi
dengan serum, dan dicampurkan dengan tusuk gigi.
B. Pembahasan
Golongan darah pada manusia dibedakan menjadi 4 golongan,
yaitu A, B, AB, dan O. Golongan darah sifatnya diturunkan dari parent
berdasarkan hukum pewarisan mendel. Kali ini, percobaan dilakukan
untuk menentukan golongan darah dari probandus dengan menggunakan
sistem ABO dan Rhesus.
Langkah awal yang dilakukan yaitu mengambil darah dari
probandus dan kemudian ditaruh pada wadah dan diberi serum anti-A,
anti-B, dan anti-D secara terpisah. Setelah itu dilakukan pengamatan,
apakah terdapat penggumpalan atau aglutinasi pada darah tersebut.
Setelah itu, data hasil pengamatan dapat dituliskan ke dalam bentuk tabel.
Dari hasil tabel di atas, ternyata diperoleh hasil probandus 1
bergolongan darah A, probandus 2 bergolongan darah B, probandus 3
brgolongan darah O, dan probandus 4 serta 5 bergolongan darah AB. Hasil
tersebut didapatkan dari pengamatan sampel darah ada yang menggumpal
dan ada yang tidak. Darah yang tidak terjadi aglutinasi tersebut adalah
golongan darah dari probandus tersebut. Apabila darah yang diberi anti-A
menggumpal berarti dalah tersebut merupakan tipe A, jika menggumpal
karena diberi anti-B maka darah tersebut bertipe B, jika diberi anti-A dan
anti-B dua-duanya menggumpal berarti darah tersebut tipe AB, dan jika
tidak terjadi penggumpalan berarti tipe O. Kemudian, apabila terjadi
penggumpalan akibat serum anti-D, maka dalam darah tersebut terdapat
faktor Rh yang kemudian disebut Rh+. Mengapa demikian?
Aglutinasi atau penggumpalan terjadi jika suatu sel darah merah
terdapat antigen aglutinogen yang tidak sama dengan antigen dalam darah
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
V. KESIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan kali ini adalah diketahui bahwa darah
manusia berdasarkan sistem ABO dan Rhesus dibedakan dari adanya
antigen dan faktor Rh yang terkandung di didalamnya, sehingga golongan
darahnya yaitu A+, B+, AB+, O+, A-,B-, AB-, dan O-.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman
VII. LAMPIRAN
PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
ACARA 3.2
MENGETAHUI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
Disusun oleh:
NIM : 20/459717/PT/08543
ACARA 3.2
MENGETAHUI GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan cairan berwarna merah yang terdapat pada
sistem peredaran darah tertutup yang sangat penting keberadaannya bagi
manusia. Menurut Guyton 1997, secara umum darah memiliki 4 golongan
yaitu: golongan darah A yang mempunyai antigen A dan anti -B, golongan
darah B yang memiliki antigen B dan anti –A, golongan darah O yang
memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB
yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi. (Oktari dan Silvia
2016)
Transfusi darah pada awalnya banyak menyebabkan penyakit dan
bahkan kematian bagi beberapa penerima. Akhirnya, ditemukan bahwa
hanya beberapa tipe golongan darah yang cocok karena membran sel darah
merah membawa protein yang spesifik atau karbohidrat yang antigen
terhadap golongan darah penerima. Antigen adalah molekul asing
biasanya berbentuk protein yang akan menyebabkan tubuh bereaksi.
Beberapa penggolangan antigen sel darah merah muncul, yang paling
signifikan adalah sistem ABO. Secara klinis, pengolongan tersebut harus
dilakukan pencocokan secara benar untuk menghindari kemungkinan
kematian akibat dari pengaruh transfusi. Bahkan, beberapa reaksi setelah
trasnfusi, penerima mengalami kematian akibat gagal ginjal dalam waktu
kurang lebih seminggu setelah menerima donor darah. (Mader 2010)
Dalam percobaan kali ini adalah untuk mempelajari tentang salah
satu dari penurunan sifat manusia, yaitu golongan darah. Golongan darah
juga ada yang memiliki antigen, sehingga percobaan ini juga mempelajari
pengaruh antigen terhadap golongan darah tertentu.
B. Tujuan
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman