BAB III-Jerbar
BAB III-Jerbar
1
Ibid, hlm 208.
2
Ibid.
kelemahan militer Jerman Barat dan mengkritisi kebijakan keamanan pemerintah. Atas
perintah Menteri Pertahanan Franz Josef Strauss, polisi Jerman Barat langsung menyerbu
kantor majalah Der Spiegel dan menangkap pemilik sekaligus Pemimpin Redaksi Der
Spiegel Rudolf Augstein atas tuduhan pengkhianatan negara.3 Tindakan ini membuat
masyarakat Jerman Barat protes karena pemerintah dianggap melanggar konstitusi. Skandal
Der Spiegel membuat popularitas Adenauer menurun drastis hingga akhirnya Adenauer
mengundurkan diri pada tanggal 15 Oktober 1963.
3
Ibid, hlm 212
4
Ibid, hlm 214.
5
Ibid, hlm 229.
6
Ibid.
3.4.1 Krisis Musim Gugur
Mahasiswa komunis di Jerman Barat mendirikan sebuah perkumpulan yang bernama
Red Army Faction (RAF). Perkumpulan ini menjalankan serangkaian aksi kriminal seperti
perampokan bank, pembakaran, pengeboman dan pembunuhan. Korban dari aksi RAF
sebanyak 34 jiwa, RAF menjustifkasi perbuatan tersebut atas nama perjuangan melawan fasis
imperialis.7 Setelah terjadi protes oleh pihak kiri di Jerman Barat monopoli partai CDU dan
CSU berakhir. Partai SPD dan FDP membentuk koalisi yang menghadirkan kanselir baru di
Jerman Barat. Kanselir dari hasil koalisi ini adalah Willy Brandt. Willy Bradt menjalalnkan
manuver politik baru di Jerman Barat. Awalnya Jerman Barat menjalankan doktrin Hallstein.
Doktrin ini menyatakan bahwa Jerman Barat tidak akan membina hubungan dengan negara
yang mengakui Jerman Timur. Namun kabinet Brandt mengabaikan doktrin tersebut dan
beralih haluan ke Ostpolitik. Ostpolitik merupakan manuver politik yang bertujuan untuk
mendekati negara-negara Pakta Warsawa dan memperlancar hubungan dengan Jerman
Timur. Perubahan manuver politik Jerman Barat ini mengundang kontroversi, karena Jerman
Barat sebelumnya tidak mengakui kedaulatan Jerman Timur, tetapi saat ini Jerman Barat
terlihat mendekati Jerman Timur dan Pakta Warsawa. Walaupun manuver Brandt dinilai
kontroversial, tetapi Brandt berhasil mendapat Penghargaan Nobel Perdamaian karena
Ostpolitik dinilai memiliki nilai toleransi atas perbedaan ideologi di Perang Dingin. Basic
Treaty ditandangani oleh Jerman Barat di tahun 1972 agar Jerman Barat dapat meningkatkan
relasi dan mengakui kedaualatan negara Blok Timur. Willy Brandt dianggap sebagai
pengkhianat negara oleh pihak konservatif Jerman Barat, karena dianggap berkolaborasi
dengan Jerman Timur.8 Tahun 1972 merupakan tahun dimana Jerman Barat terpilih sebagai
tuan rumah Olimpiade ke XX. Jerman Barat mengadakan Olimpiade XX di Olympiapark,
München. Olimpiade ke XX merupakan peluang bagi Jerman Barat untuk menunjukan
kemakmuran ekonomi dan memperlancar hubungan internasional. Namun pada kenyataanya,
Olimpiade XX merupakan bencana bagi Jerman Barat, karena terjadi serangan teroris.
Serangan ini terjadi di Olympic Village, dimana 8 orang Palestina dari kelompok Black
September berusaha menculik 11 atlet Yahudi (2 orang terbunuh karena melawan). Pihak
teroris menuntu pembebasan 200 militan Palestina yang ditahan di Israel, serta para
pemimpin Fraksi Tentara Merah Andreas Baader dan Ulrike Meinhof, yang dipenjara di
Jerman Barat. Pihak Jerman Barat berusaha melakukan upaya penyelamatan sanderra,namun
usaha tersebut gagal. Setelah upaya penyelamatan gagal, para teroris membunuh semua
7
Ibid, hlm 215.
8
Ibid, hlm 217.
sembilan sandera yang masih hidup. Kegagalan Jerman Barat dalam menyelamatkan sandera
merusak reputasi Brandt sebagai kanselir. Insiden penculikan Olimpiade XX merusak
reputasi Brandt. Tetapi Brandt masih bisa memenangkan pemilihan Bundestag yang
diselenggarakan pada bulan November 1972.
Pemilu pertama yang diselenggarakan pada 14 Agustus 1949 menghasilkan tiga partai
dengan suara terbanyak, CDU/CSU dengan 31% suara, SPD dengan 29.2% dan FDP dengan
11.9%. Pada 12 September 1949, Theodor Heuss terpilih sebagai Presiden Jerman Barat
pertama dan tiga hari kemudian Konrad Adenauer terpilih sebagai Kanselir Jerman Barat
Pertama. Lalu Adenauer membentuk sebuah pemerintahan koalisi yang terdiri dari partai
CDU/CSU, FDP, dan Partai Jerman (Deutsche Partei) dengan 208 kursi dari 402 kursi
Bundestag.19
Hasilnya adalah antara tahun 1951 hingga 1963, ekonomi Jerman Barat tumbuh
menjadi 7.1%. Pada tahun 1950 16.4 Juta keluarga tinggal di 10.1 Juta rumah dan apartemen.
Tingkat pengangguran turun dari 8.1% ditahun 1950 menjadi 0.5% di tahun 1965. Ekspor
produk-produk Jerman Barat pun meningkat dan Jerman Barat menjadi salah satu tujuan
investasi baik domestik maupun asing. Keberhasilan-keberhasilan ekonomi Jerman ini tidak
terlepas dari sosok Ludwig Erhard yang merupakan Menteri Ekonomi masa jabatan 1949-
1963. Erhard memperkenalkan konsep “Social Market Economy” yang menggabungkan
antara pasar ekonomi bebas dan tanggung jawab sosial pemerintah. Sehingga keberhasilan
ekonomi Jerman Barat dinikmati juga oleh masyarakatnya dengan adanya beberapa program
seperti tunjangan kesehatan, penyediaan perumahan, tunjangan pensiun, penciptaan lapangan
pekerjaan, kebijakan bagi korban perang dan lain-lain. Keberhasilan-keberhasilan ekonomi
ini sering disebut sebagai Wirtschaftswunder atau keajaiban ekonomi.20
Maka dari itu langkah pertama Adenauer membentuk sebuah komunitas negara-
negara penghasil batu bara dan baja atau European Coal and Steel Community bersama
Perancis, Italia, Belgia, Belanda dan Luksemburg dan ditandai dengan penandatanganan
20
Dietrich Orlow, A History Of Modern Germany: 1871 to Present (Routledge, New York 2018), hlm 278
Perjanjian Paris pada 1951. Setelah itu, dilanjutkan dengan Perjanjian Roma enam tahun
kemudian yang menjadi cikal bakal berdirinya Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC). 21
Tidak hanya hubungan luar negeri, politik dalam negeri Jerman Barat mendapat
tantangan dari faksi komunis dan Neo-Nazi yang ingin menanamkan kembali pengaruhnya di
Jerman Barat namun dalam perjalanannya kedua ideologi ini tidak dapat berkembang dalam
masa pemerinahan Adenauer. Kedua ideologi ini hanya sebuah angin lalu saja dalam
pemerintahan Adenauer. Namun tantangan yang serius adalah dari partai SPD yang banyak
mengkritik kebijakan-kebijakan Adenauer bahkan pemimpin SPD saat itu Kurt Schumacher
menyebut Adenauer sebagai “Chancellor of Allies” karena kebijakannya yang lebih condong
ke sekutu daripada dalam negeri nya sendiri. Selanjutnya SPD juga mengkritisi bergabungnya
Jerman Barat ke NATO. Dalam kebijakan ekonomi, SPD juga mengkritik konsep Ludwig
Erhard mengenai “Social Market Economy” yang menurutnya akan memperdalam jurang
antara masyarakat berpendapatan tinggi dan yang berpendapatan rendah. Namun kritik-kritik
tersebut tidak menjadikan pemerintahan Adenauer dapat digoyahkan. Buktinya Adenauer
21
Petrikor Immanuel dan Wahyudi N, Sejarah Uni Eropa (Surakarta:Azka Pressindo, 2016), hlm 114
berhasil mengantarkan CDU/CSU menjadi pemenang Pemilu sebanyak empat kali dari tahun
1949 hingga 1961.
Ketika Adenauer pensiun sebagai Kanselir pada 1963, ia digantikan oleh Ludwig
Erhard yang sebelumnya menjadi Menteri Ekonomi. Kesuksesan nya tidak dapat diragukan
lagi, dengan konsep “Social Market Economy” nya sukses membawa ekonomi Jerman Barat
menjadi pulih. Namun yang terjadi malah sebaliknya, Erhard tidak didukung oleh Adenauer
yan masih menjabat sebagai Ketua partai CDU, lalau juga Erhard tidak tertarik untuk ikut
campur urusan partai. Baginya, popularitas dirinya sebagai Kanselir akan mengamankan
posisinya sebagai Kanselir. Pada masa pemerinthannya, ia tetap melanjutkan beberapa
program yang telah dilakukan oleh Adenauer, salah satunya dalam bidang ekonomi. Dengan
masih memegang teguh konsep “Social Market Economy”, ia masih menjaga perekonomian
Jerman Barat tetap tumbuh dan masih mengandalkan industri-industrinya pada tahun
pertamanya sebagai kanselir. Dalam hal politik luar negeri, Erhard cenderung dekat dengan
Amerika Serikat daripada pendahulunya yang menjalin hubungan dengan Perancis.
Kedekatan dengan Amerika Serikat ini membuat hubungan Jerman Barat dan Perancis
menjadi renggang, sehingga efeknya adalah Perancis keluar dari keanggotaan NATO pada
1966. Erhard juga menawarkan “bantuan” dana kepada Pemimpin Uni Soviet Nikita
Kruschev dengan tujuan agar bisa mewujudkan rencana reunifikasi dengan Jerman Timur.
Rencana ini sangat ditentang oleh CSU yang dipimpin oleh Frans Josef Strauss, namun
rencana ini urung dilaksanakan seiring jatuhnya Kruschev pada 1964.
Namun titik balik pemerintahan Erhard terjadi pada saat ia dipilih kembali sebagai
Kanselir hasil pemilu tanggal 19 September 1965. Pada masa ini, Jerman Barat masuk
kedalam jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya sejak inflasi tahun 1920-an.
Pertumbuhan ekonomi turun dari 6.2% tahun 1964 menjadi 4.5% tahun 1965, tingkat
pengangguran naik secara drastis hingga mencapai 200.000 jiwa.22 Untuk menyelesaikan
masalah ini, Erhard mengeluarkan kebijakan menaikkan pajak yang membuat empat menteri
dari partai FDP mundur dari kabinet Erhard pada Oktober 1966. Dampak dari resesi ekonomi
ini juga membuat kelompok-kelompok ekstrimis kembali berkembang. Salah satu kelompok
yang menonjol adalah kelompok Neo-Nazi yang mendirikan partai NPD atau
22
William Carr, A History of Germany 1815-1990 (London:Hodder Education 1991), hlm 383.
Nationaldemokratische Partei Deutschland. Partai ini ingin menjatuhkan pemerintahan
Jerman Barat dan mengembalikan kejayaan Jerman pada masa Hitler. Hasilnya adalah
meningkatnya popularitas partai di beberapa negara bagian seperti Essen, Bayern, dan Baden-
Wüttemberg. Salah satu faktor tambahan mundurnya Ludwig Erhard adalah semakin
berkembangnya partai SPD yang semakin hari semakin meningkat jumlah anggotanya. Hal
ini terjadi karena mengubah sistem partainya yang menjadi sangat terbuka kepada segala
lapisan masyarakat. Akhirnya Erhard mengundurkan diri sebagai Kanselir pada 30 November
1966 dan digantikan oleh Kurt Georg Kiesinger.
Kanselir Ludwig Erhard digantikan oleh Kurt Georg Kiesinger yang ditunjuk pada 1
Desember 1966. Ia merupakan mantan Minister Presiden Negara bagian Baden Wutemberg.
Setelah ia dilantik, ia membentuk koalisi yang disebut “Grand Coalition” yang beranggotakan
partai CDU/CSU dan SPD. Kedua partai ini mempunyai jumlah kursi terbanyak di Bundestag
yakni 447 kursi, menyisakan partai FDP sebagai satu-satunya oposisi dengan 48 kursi. Maka
dari itu kaum terpelajar di Jerman Barat membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan
APO (Ausseparlamentarische Oposition). APO didirikan oleh mahasiswa sayap kiri yang
bertujuan untuk mengkritik pemerintah dan membantu FDP. APO selalu menyuarakan
tuntutanya melalui unjuk rasa yang selalu berakhir dengan kerusuhan.
Pada 2 Juni 1967, sejumlah anggota APO di Frei Universität West Berlin melakukan
unjuk rasa dan berakhir dengan kerusuhan. Akibatnya satu orang aktivis Berno Ohnesorg
tewas ditembak oleh polisi, yang ternyata polisi tersebut merupakan agen Stasi. 23 Akibat dari
tragedi ini membuat perpecahan di seluruh Jerman Barat. Dalam beberapa minggu,
gelombang demonstrasi semakin meluas di seluruh universitas di Jerman Barat untuk
memprotes tindakan brutal polisi serta memprotes kebijakan “fasis” Amerika Serikat dalam
Perang Vietnam. Namun gelombang demonstrasi ini diprotes dengan cara melalui tulisan di
koran dan tabloid. Salah satunya yang dipublikasikan oleh penerbit Axel Springer melalui
majalah Bild. Semakin lama semakin banyak gelombang demonstrasi, hingga puncaknya
pada April 1968 seorang tokoh APO yang dipandang, Rudi Dutschke ditembak dan terluka
oleh seorang nasionalis anti-komunis bernama Josef Bachmann. Setelah peristiwa ini,
mahasiswa melakukan unjuk rasa dengan merusak dan membakar kantor penerbit Axel
Springer.
23
Dietrich Orlow, Op.Cit., hlm 287
Namun reaksi dari pemerintah sangatlah tidak responsif mengenai hal ini. Kiesinger
tidak bisa menahan gelombang demonstrasi dan tidak bisa bermediasi dengan para
demonstran yang mayoritas merupakan mahasiswa. Pada bulan Mei 1968, Bundestag
mengesahkan draf Undang-Undang Darurat yang memberikan wewenang luas kepada polisi
untuk melakukan tindakan yang “diperlukan” khususnya untuk meredam gelombang
demonstrasi. Tetaapi undang-undang ini diprotes oleh APO, menurutnya undang-undang ini
akan mematikan demokrasi Jerman Barat dan akan membawa Jerman Barat ke era Hitler
dengan Enabling Act nya.
Namun pemerintahan Kiesinger juga mempunyai sederet pencapaian baik. Dalam hal
ekonomi, Kiesinger dapat mengeluarkan Jerman Barat dari jurang resesi. Pertumbuhan
ekonomi meningkat menjadi 7.3% dan angka pengangguran menjadi 1% pada 1968. Aktor
utama dalam kembalinya ekonomi Jerman adalah menteri Ekonomi Karl Schiller. Dalam hal
politik luar negeri, Kiesinger disarankan oleh Menteri Luar Negeri Willy Brandt untuk
membuka hubungan bilateral dengan negara-negara blok timur seperti Rumania dan
Yugoslavia.
Pada September 1969, pemilu federal dilaksanakan di Jerman Barat yang hasilnya
CDU/CSU yang meraih suara terbanyak sebesar 46.1% suara disusul oleh SPD dengan 42.7%
dan FDP dengan hanya 5.8%. Sementara itu partai NPD yang berhaluan neo-Nazi gagal
untuk mencapai ambang batas 5% dan hanya mendapatkan 4.3% suara saja. 24 Dengan hasil
pemilu ini, Kiesinger sangat yakin bahwa ia akan tetap menjadi Kanselir Jerman Barat dan
berencana akan menggandeng FDP sebagai mitra koalisinya. Namun SPD bergerak lebih
cepat untuk menggandeng FDP untuk berkoalisi. Setelah hasil pemilu keluar, pemimpin SPD
Willy Brandt menghubungi pemimpin FDP Walter Scheel untuk membicarakan
kemungkinan berkoalisi. Akhirnya partai SPD dan FDP menjadi koalisi dan pemimpin SPD
Willy Brandt menjadi Kanselir Jerman Barat menggantikan Kurt Georg Kiesinger.
Pada 21 Oktober 1969, Willy Brandt dilantik menjadi Kanselir Jerman Barat. Brandt
merupakan Kanselir Jerman pertama sejak Maret 1930 dari partai SPD. Ia membuat kabinet
yang merupakan gabungan partai SPD dan FDP. Anggotanya diantaranya Walter Scheel yang
merupakan pemimpin FDP menjadi Wakil Kanselir sekaligus Menteri Luar Negeri, Karl
Schiller tetap menjadi Menteri Ekonomi, Helmut Schmidt menjadi Menteri Pertahanan, dan
24
Ibid, hlm 288
Hans-Dietrich Genscher menjadi Menteri Dalam Negeri. Pada pidato pertamanya di
Bundestag tanggal 28 Oktober 1969, Brandt berjanji akan mereformasi Jerman Barat dan
membawa Jerman Barat menjadi “lebih demokrasi” dari sebelumnya.
Tahun 1972 merupakan tahun dimana Jerman Barat terpilih sebagai tuan rumah
Olimpiade ke XX di Kota München. Olimpiade ke XX merupakan peluang bagi Jerman Barat
untuk menunjukan kemakmuran ekonomi dan memperlancar hubungan internasional. Namun
pada kenyataanya, Olimpiade XX merupakan bencana bagi Jerman Barat, karena terjadi
serangan teroris. Serangan ini terjadi di Perkampungan Atlet Olimpiade, dimana 8 orang
Palestina dari kelompok Black September berusaha menculik 11 atlet Yahudi (2 orang
terbunuh karena melawan). Pihak teroris menuntut pembebasan 200 militan Palestina yang
ditahan di Israel, serta para pemimpin Fraksi Tentara Merah Andreas Baader dan Ulrike
Meinhof, yang dipenjara di Stuttgart. Pihak Jerman Barat berusaha melakukan upaya
penyelamatan sandera dengan membentuk Grenzschutzgruppe 9 (GSG-9) namun usaha
tersebut gagal. Setelah upaya penyelamatan gagal, para teroris membunuh semua sembilan
sandera yang masih hidup. Kegagalan Jerman Barat dalam menyelamatkan sandera ini
merusak reputasi Brandt sebagai kanselir.
Namun kegemilangan koalisi SPD-FDP tidak berlangsung lama. Krisis ekonomi yang
mengguncang Jerman Barat dan Dunia membuat perekonomian Jerman Barat menjadi lesu
ditambah dengan Krisis Minyak pada 1973 di Semenanjung Arab akibat Perang Yom-Kippur.
Kenaikan harga minyak dunia ini menyebabkan terjadinya resesi ekonomi internasional.
Namun yang mencuri perhatian dari semuanya adalah Skandal yang melibatkannya dengan
Günter Guillaume yang merupakan asistennya. Pada 1973 laporan Badan Intelejen Jerman
mendapatkan informasi bahwa Guillaume merupakan seorang agen Stasi (Kementerian
Keamanan Jerman Timur). Semenjak skandal ini berhembus, posisi Brandt semakin terancam
dan puncaknya adalah pada Mei 1974, Willy Brandt mengundurkan diri dari posisi Kanselir
Jerman Barat. Selama lima tahun kepemimpinannya, Brandt membawa Jerman Barat menjadi
sebuah negara yang betul-betul terbuka dan membuka hubungan dengan negara-negara blok
timur terlebih setelah Jerman Barat menjadi anggota PBB pada 1973.
Persoalan yang dihadapi Schmidt bukanlah hal yang mudah. Schmidt dihadapkan
masalah ekonomi dan masalah domestik. Dalam hal ekonomi, ia harus mengembalikan
keadaan ekonomi sebelum krisis minyak 1973. Schmidt mengeluarkan beberapa kebijakan
untuk mengurangi angka pengangguran dan mengembalikan perekonomian Jerman Barat.
Selain di dalam negeri, Schmidt juga turut berperan dalam memulihkan perekonomian Dunia.
Ia bersama Presiden Perancis Valéry Giscard d'Estaing membentuk sebuah pertemuan
ekonomi dengan enam negara industri terkemuka pada November 1975. Pada tahun ini juga
Schmidt ikut menandatangani Perjanjian Helsinki antara negara-negara Eropa Barat dan
Eropa Timur serta diikuti oleh Amerika Serikat dan Kanada. Perjanjian ini adalah awal dari
relaksasi hubungan Barat dan Timur yang sempat memanas dalam Perang Dingin. Hasil dari
Perjanjian Helsinki ini adalah awal dari pembentukan Organisasi Keamanan dan Kerjasama
Eropa. Schmidt mempunyai peran besar dalam politik internasional yang secara tidak
langsung menaikkan citra Jerman Barat dalam dunia internasional.27
Sementara itu, Schmidt juga harus memulihkan keamanan yang disebabkan oleh
gelombang demonstran APO yang menuntut percepatan reformasi yang sudah dilakukan
sejak pemeritahan Kanselir Brandt. Namun perhatian pemerintahan Schmidt lebih tertuju
pada sekelompok anarkis ekstrem yang menamakan dirinya RAF (Rote Armee Fraktion).
RAF ini dibentuk oleh tiga orang yaitu Andreas Baader, Ulrike Meinhof, dan Gudrun Ensslin
pada 1970. Dari tahun 1974-1977, RAF telah melancarkan aksi teror seperti penculikan,
serangan bom, hingga pembunuhan. Mereka melancarkan aksinya terhadap orang-orang yang
berada dalam lingkaran pemerintahan serta pengusaha. Pada 1974, RAF membunuh seorang
jaksa di Berlin. Aksi RAF selanjutnya adalah penculikan ketua CDU Berlin Barat Peter
Lorenz pada Februari 1975 yang menuntut pemerintah untuk membebaskan lima teroris dan
diterbangkan menuju Yaman. Teroris Jerman ini juga terlibat dengan peristiwa pembajakan
pesawat Air France rute Tel Aviv-Paris di Kampala, Uganda. Dua bulan kemudian, RAF
melakukan penyanderaan di Kedutaan Besar Jerman Barat di Stockholm, Swedia. Dalam
peristiwa ini, dua sandera dan dua anggota RAF tewas. Kegagalan RAF ini menyebabkan
27
Martin Kitchen, Op.Cit., hlm 370.
salah satu tokoh kuncinya yakni Ulrike Meinhof bunuh diri didalam sel penjara Stammheim,
Stuttgart pada Mei 1976.
Pada pemilu 1976, koalisi SDP-FDP kembali memenangkan kontestasi, namun suara
kedua partai di Bundestag turun cukup drastis yakni 42.6% dan 7.9% yang membuat suara
CDU-CSU naik menjadi 48.6%. Hal ini karena popularitas yang ditampilkan oleh pemimpin
CDU yang baru yakni Helmut Kohl. Ia merupakan mantan pemimpin negara bagian
Rheinland-Pfalz. Kohl yang sejak awal menentang kebijakan Kanselir Schmidt khususnya
mengenai Perjanjian Helsinki.
Sekelompok teroris Palestina yang berafiliasi dengan RAF terlibat dalam pembajakan
Pesawat Lufthansa rute Mallorca-Frankfurt pada bulan Oktober 1977. Mereka menuntut
untuk membebaskan para petinggi RAF yang telah lama dipenjara. Pesawat ini beberapa kali
mendarat dan berhenti di Bandara Mogadishu, Somalia. Akhirnya Kanselir Schmidt
berkoordinasi dengan Presiden Somalia dan memerintahkan pasukan GSG-9 untuk
melancarkan operasi pembebasan sandera dengan kode Feuerzauber. Operasi ini berjalan
dengan sukses dan menewaskan 3 orang penyandera dan 1 orang lainnya terluka. Mendengar
kabar tersebut, petinggi RAF seperti Andreas Baader, Gudrun Ensslin dan Jan-Carl Raspe
mengakhiri hidupnya di dalam penjara Stammheim. Sementara itu, setelah empat puluh tiga
hari diculik, Hanns Martin Schleyer ditemukan dalam keadaan tewas dan tubuhnya
ditemukan di Mullhouse, Perancis. Serangkaian peristiwa ini disebut sebagai “Krisis Musim
Gugur” oleh masyarakat dan media Jerman Barat.
Pada tahun 1979, Kanselir Schmidt merupakan salah satu pendukung dari kebijakan
“Double Track” NATO yang intinya adalah membicarakan mengenai perlucutan senjata
nuklir dengan Pakta Warsawa namun jika pembicaraan ini gagal maka NATO akan
mengerahkan misil nuklir baru dengan jumlah lebih banyak. Namun Schmidt juga tetap
menjalankan program Ostpolitik dengan berkunjung ke Moskwa pada 1980 untuk
meyakinkan Uni Soviet agar dapat melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan
NATO. Namun kebijakan yang dilakukan Schmidt ini mendapat protes keras dari partainya
sendiri dan partai lain di Bundestag. Lalu banyak aktivis dan masyarakat lainnya turun
kejalan untuk memprotes hal ini.
Dalam pemilu 1980, koalisi SPD-FDP masih menjadi yang teratas dan Schmidt masih
memegang jabatan sebagai Kanselir untuk periode ketiga. Namun Schmidt langsung
dihadapkan dengan masalah serius mengenai ekonomi Jerman Barat yang kembali memasuki
resesi. Angka pengangguran meningkat tajam dari 400.000 menjadi 1.700.000 jiwa. Inflasi
meningkat menjadi 7%.28 Ditambah dengan aksi protes dari APO dan aktivis lainnya yang
mempermasalahkan konflik nuklir, masalah ekologi dan lingkungan. Para aktivis akhirnya
membentuk Partai Hijau (Die Grünen) sebagai wadah politik agar bisa lebih menyuarakan
pendapatnya mengenai masalah lingkungan.
Kohl dilantik sebagai Kanselir Jerman Barat pada 1 Oktober 1982. Ia membentuk
kabinet yang anggota kabinetnya merupakan koalisi dari partai CDU/CSU-FDP. Pada masa
pemerintahan pertamanya, Kohl memfokuskan untuk mengembalikan ekonomi Jerman Barat
yang ditimpa dua kali resesi dalam 10 tahun terakhir akibat krisis minyak dunia. Maka dari
itu ia mengeluarkan kebijakan baru mengenai keuangan negara, reformasi pajak, serta
investasi. Hasilnya cukup positif, dengan kebijakan-kebijakan tersebut Jerman Barat bisa
keluar dari resesi dan tingkat perekonomian nya kembali meningkat.
28
Ibid, hlm 374.
Meskipun perekonomian kembali pulih, masalah pengangguran masih menjadi
perhatian besar untuk Kohl. Penyebab angka pengangguran ini masih tinggi salah satunya
karena banyaknya “Gastarbeiter” atau pekerja yang datang dari luar Jerman Barat yang
sudah habis kontrak kerjanya namun enggan kembali ke negara asalnya. Solusi dari
pemerintah Jerman sendiri adalah membuka lapangan pekerjaan baru dalam bidang
teknologi, namun angka pengangguran tetap tinggi.
Dalam hal kebijakan luar negeri, Kanselir Kohl lebih mempusatkan perhatiannya
kepada usaha integrasi Eropa dengan tujuan agar nama baik Jerman bisa pulih kembali. Pada
22 September 1984, Kohl bertemu dengan Presiden Perancis François Mitterrand di kota
Verdun, dimana saat Perang Dunia I kota ini menjadi medan pertempuran antara Jerman dan
Perancis. Kohl dan Mitterrand membahas mengenai Integrasi Eropa dan rekonsliliasi lebih
lanjut antara Jerman dan Perancis. Selain itu pada 1985, Kohl juga mengadakan pertemuan
dengan Presiden AS Ronald Reagan pada peringatan 40 Tahun kemenangan Sekutu di Perang
Dunia II.
Namun semua upaya Kohl ini mendapatkan kritikan khususnya dari kalangan
sejarawan khususnya mengenai tanggung jawab Jerman dalam Holocaust yang dikenal
sebagai Historikerstreit. Beberapa sejarawan seperti Ernst Nolte, Andreas Hillgruber, Klaus
Hildebrand, Hagen Schulze, dan Michael Stürmer semuanya mempertanyakan apakah semua
orang Jerman dapat dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan Nazi dalam Perang Dunia II.
29
Joseph Biesinger, Germany : A Reference Guide (York:Facts On File), hlm 175.
menurun menjadi 37% dan Partai Hijau naik menjadi 8.3%. Dengan hasil ini, Kohl masih
memegang tampuk pemerintahan bersama koalisi CDU/CSU-FDP.
Pada masa jabatannya yang ketiga, Kanselir Kohl mendapatkan ancaman serius
khususnya dari kelompok sayap kanan ekstrim. Pada 1988, seorang mantan tentara Waffen-
SS Franz Schönuber membentuk sebuah kelompok politik yang dinamai Die Republikaner.
Mereka mengkampanyekan kebencian mengenai beberapa kebijakan Kohl seperti
modernisasi dan integrasi Eropa.
Semua kebijakan yang dilakukan Kanselir Kohl baru terlihat haslinya pada tahun
1980-an akhir. Ekonomi Jerman Barat perlahan-lahan mulai membaik, tingkat pengangguran
menurun dari 8.4% menjadi 7.5%.
Tahun 1986 menjadi titik balik dalam peristiwa Perang Dingin antara negara-negara
Blok Barat yang Liberalis-Kapitalis serta negara-negara Blok Timur yang Sosialis-Komunis.
Pemimpin Uni Soviet saat itu Mikhail Gorbachev memperkenalkan kebijakan Glasnost
(Keterbukaan), Perestroika (Restrukturisasi), dan Demokratizatsiya (Demokratisasi) yang
intinya merupakan sebuah konsep mengenai reformasi total sistem politik-ekonomi di negara
tersebut.
Kebijakan yang dikelurakan Gorbachev ini berdampak kepada semua negara Blok
Timur yang sangat bergantung kepada Uni Soviet khususnya dalam ekonomi dan militer.
Salah satunya adalah Republik Demokrasi Jerman (DDR) atau lebih dikenal sebagai Jerman
Timur. Pada 1989, beberapa negara Blok Timur termasuk DDR dilanda gelombang unjuk
rasa menentang pemerintahan Komunis dan menuntut adanya demokrasi. Bahkan beberapa
negara seperti Polandia dan Hungaria mengijinkan diadakannya pemilu bebas pertamanya
sejak rezim komunis berdiri di negara tersebut.
Sementara di Jerman Timur, aksi semacam ini dilarang oleh pemerintah yang
dimpimpin oleh Erich Honecker. Menurut Honecker, kebijakan Gorbachev merupakan
sebuah penyimpangan dalam ajaran Komunisme. Apabila terjadi aksi demonstrasi menentang
pemerintah maka akan dibasmi secara brutal seperti halnya Demonstrasi Tiananmen di
Tiongkok. Namun hal ini tidak membuat beberapa kelompok pro-demokrasi mundur.
Kelompok pro-demokrasi ini berasal dari kalangan-kalangan yang mendukung kebijakan
Gorbachev dan kelompok pro-demokrasi ini didukung oleh Gereja-Gereja Protestan yang ada
di Jerman Timur. Faktor lainnya adalah kepemimpinan di Jerman Timur yang tidak sekuat
30
Helmut Kohl, “Zehn-Punkte-Programm zur Überwindung der Teilung Deutschlands und Europas” (November
28, 1989), dalam Bulletin des Presse- und Informationsamtes der Bundesregierung, November 29, 1989;
dicetak ulang oleh Volker Gransow dan Konrad Jarausch, eds., Die Deutsche Vereinigung: Dokumente zu
Bürgerbewegung, Annäherung und Beitritt . Cologne: Verlag Wissenschaft und Politik, 1991, pp. 101-04.
dulu lagi. Erich Honecker jatuh sakit karena penyakit kanker yang dideritanya. Maka
Honecker menjadi jarang terlihat dimuka publik.
Pada Mei 1989, pemerintah Jerman Timur mengadakan pemilihan lokal dan
mencatatkan 99% warga Jerman Timur mendukung anggota-anggota yang ditunjuk untuk
menjadi anggota Volkskammer atau DPR-nya Jerman Timur. Namun fakta lapangan
menunjukan hal yang berbeda.31 Kelompok Oposisi mengirimkan pemantau di pemilu
tersebut dan mendapatkan temuan bahwa pemilu ini sudah diwarnai kecurangan seperti
manipulasi suara yang dilakukan oleh pejabat lokal partai SED. Sehingga banyak orang yang
tidak percaya mengenai hasil pemilu ini setelah ditemukan adanya kecurangan.
31
Dietrich Orlow, Op.Cit., hlm 340.
Timur” bukan pengungsi. Namun yang terjadi adalah ketika kereta ini berhenti, warga yang
menunggu di Stasiun merangsek masuk untuk naik kereta tersebut dan yang terjadi adalah
kericuhan antara polisi dengan warga.
32
Ibid.
demonstrasi serupa terjadi di Berlin Timur tepatnya di Alexanderplatz pada 4 November
1989. Demonstran menuntut kebebasan sipil, pers dan tidak membatasi kunjungan warga
Jerman Timur ke luar negeri.
Semakin hari kondisi Jerman Timur semakin kacau. Puncaknya adalah tanggal 9
November 1989, Menteri Informasi dan Komunikasi Jerman Timur Günter Schabowski
mengumumkan bahwa warga Jerman Timur khususnya dikota Berlin dapat melakukan
perjalanan tanpa batas waktu yang ditentukan dan putusan ini berlaku secepatnya. Sontak
mendengar keputusan ini, warga Berlin Timur berbondong-bondong menuju perlintasan ke
Berlin Barat. Ada juga beberapa warga Berlin Timur membawa palu atau perkakas lain untuk
meruntuhkan Tembok Berlin. Sejak saat itu, dimulailah peruntuhan Tembok Berlin.
Pada tanggal 13 November 1989, partai-partai sekutu SED yang tergabung dalam
Front Nasional seperti CDU, Liberal Demokrat, dan Partai Petani mengumumkan bahwa
mereka tidak mengakui lagi partai SED sebagai partai yang memegang peranan utama di
33
Martin Kitchen, Op.Cit., hlm 354.
Jerman Timur. Karena sudah tidak menjadi sebuah partai yang memegang peranan utama,
partai SED dibubarkan dan berganti nama menjadi Partei des Demokratischen Sozialismus
(PDS) dan menunjuk Gregor Gysi menjadi pemimpin partai menggantikan Egon Krenz yang
mengundurkan diri. Krenz juga mengundurkan diri sebagai Pemimpin Tertinggi Jerman
Timur dan digantikan oleh Manfred Gerlach dari partai Liberal Demokrat.