Anda di halaman 1dari 4

Yuli Sukmawati Apt XXIV

ANTIBIOTIK PROFILAKSIS

Antibiotik profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang belum terkena
infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya, atau bila terkena infeksi
dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Antibiotik profilaksis dibagi menjadi dua yaitu
profilaksis primer dan propilaksis sekunder (supresi) atau eradiksi. Profilaksis primer
dimaksudkan utuk pencegahan infeksi awal, sedangkan profilaksis sekunder dimaksudkan untuk
pencegahan kekambuhan atau reaktivasi dari infeksi yang sudah pernah terjadi (misalnya pada
pencegahan kekambuhan infeksi virus herpes simplex). Profilaksis Eradiksi sendiri ditujukan
untuk mengeliminasi koloni organisme dengan tujuan untuk menekan perkembangan infeksi
(misalnya eliminasi methicillin resistent staphylococcus aureus [MRSA] pada petugas
kesehatan).
Profilaksis diindikasikan untuk tindakan medis dengan tingkat infeksi yang tinggi,
misalnya yang melibatkan implantasi bahan prostetik, atau pada pasien di mana terdapat
kemungkinan terjadi infeksi serius. Antibiotik yang digunakan sedapat mungkin harus efektif
menghambat bakteri patogen yang paling mungkin hadir dalam jaringan ketika sayatan awal
dilakukan. Konsentrasi terapeutik harus dipertahankan selama prosedur tindakan medis
berlangsung. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan pada tindakan pembedahan, termasuk
bedah gigi.

Antibiotik Profilaksis Pada Pembedahan


Antibiotik profilaksis pada pembedahan merupakan antibiotik yang diberikan pada
penderita yang menjalani pembedahan sebelum adanya infeksi, tujuannya ialah untuk mencegah
terjadinya infeksi akibat tindakan pembedahan yaitu infeksi luka operasi (ILO) atau surgical site
infection (SSI).
Selama 24 jam pertama, infeksi tergantung pada jumlah koloni bakteri yang ada. Pada
dua jam pertama mekanisme pertahanan tubuh bekerja untuk menurunkan jumlah bakteri. Empat
jam berikutnya, jumlah bakteri konstan karena terjadi keseimbangan antara bakteri yang
bermultiplikasi dan bakteri yang dibunuh oleh sistem pertahanan tubuh. Enam jam pertama ini
disebut sebagai periode emas (Golden Period), setelah itu bakteri bermultiplikasi secara

Farmasi Klinik : Antibiotik Profilaksis Page 1


Yuli Sukmawati Apt XXIV

eksponen. Antibiotik menurunkan pertumbuhan bakteri secara geometrik dan menunda


reproduksi bakteri. Profilaksis antibiotik diberikan untuk memperlama `Golden Period’
Tujuan pemberian antibiotik profilaksis ialah untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas yang diakibatkan oleh infeksi lokasi operasi (ILO) dengan pemilihan antibiotik
profilaksis yang tepat, tepat waktu pemberian, serta tepat rute pemberian. Idealnya sediaan
antibiotik yang digunakan untuk profilaksis pada operasi harus :
a. Mencegah infeksi postoperatif pada lokasi operasi
b. Mencegah morbiditas dan mortilitas infeksi postoperatif
c. Mengurangi durasi dan biaya perawatan (dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan
bila terjadi infeksi postoperatif)
d. Tidak menimbulkan efek yang merugikan
e. Tidak merugikan terhadap flora normal pasien dan tidak merugikan rumah sakit.
Antibiotik profilaksis hanya bisa digunakan jika terbukti dapat memberikan keuntungan
dan harus dihentikan bila terbukti tidak memberikan manfaat. SIGN dalam guideline-nya
membagi 4 rekomendasi terhadap pemberian antibiotik profilaksis pada operasi, yaitu :
a. Highly Recomendation, Profilaksis yang dengan terbukti tegas menurunkan morbiditas,
menurunkan biaya perawatan dan menurunkan konsumsi antibiotik secara keseluruhan.
b. Recomended; Profilaksis yang menurunkan morbilitas jangka pendek, mengurangi biaya
perawatan dan bila dimungkinkan menurunkan konsumsi antibiotik secara keseluruhan.
c. Should be considered; Profilaksis yang belum memiliki bukti yang kuat dapat memberikan
keuntungan, dan kemungkinan dapat meningkatkan biaya perawatan dan peningkatan
konsumsi antibiotk utamanya untuk pasien dengan low risk ILO.
d. Not recomended; profilaksis yang tidak memiliki bukti kuat efektif secara klinis serta tidak
menurunkan morbiditas jangka pendek. Dan dapat meningkatkan biaya perawatan serta
meningkatkan konsumsi antibiotik sedangkan keuntungan secara klinis sangat rendah.
Pemilihan antibiotik profilaksis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu
penting untuk menanyakan ke pasien tentang riwayat penggunaan antibiotik dan alergi.
Betalaktam merupakan antibiotik yang banyak digunakan sebagai profilaksis. Berikut ini adalah
antibiotik yang sering digunakan sebagai profilaksis pada operasi:
 IV sefalosporin generasi pertama (cephazolin atau cephalotin)
 IV gentamicin

Farmasi Klinik : Antibiotik Profilaksis Page 2


Yuli Sukmawati Apt XXIV

 IV atau Rektal metronidazole (jika disebabkan oleh baktri anaerobik)


 Oral tinidazole (jika disebabkan oleh baktri anaerobik)
 IV flucloxacillin (jika infeksi methicillin-susceptible staphylococcal)
 IV vancomycin (jika infeksi methicillin-resistant staphylococcal)
Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebagai bolus intravena yang disertai dengan
induksi anastesi untuk memastikan konsentrasi efektif pada jaringan tercapai sebelum
pembedahan dimulai. Waktu pemberian antibiotik ini sangat penting utamanya untuk betalaktam
yang memiliki waktu paruh yang relatif singkat. Vancomisin membutuhkan waktu infus selama
satu jam oleh karena itu pemberiannya harus dimulai lebih cepat agar infus selesai tepat ketika
pembedahan akan dimulai.
Waktu pemberian antibiotik untuk mencapai konsentrasi aktif dalam jaringan sangat
bergantung pada profil farmakokinetik dan rute administrasinya. Antibiotik profilaksis yang
diberikan terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menurunkan efektivitas dari dari antibiotik
tersebut dan mungkin dapat meningkatkan resiko terjadinya ILO. Pemberian profilaksis lebih
dari 3 jam setelah tindakan operasi akan berdampak pada penurunan efektifitasnya secara
signifikan. Beberapa literatur menyebutkan sebaiknya pemberian profilaksis secara intravena
dilakukan < 30 menit sebelum tindakan operasi dilakukan untuk semua kategori operasi keculi
caesarean section.
Durasi pemberian antibiotik yang efektif dengan waktu yang paling singkat untuk
profilaksis infeksi paska bedah belum diketahui. Untuk beberapa prosedur, durasi antimikroba
profilaksis seharusnya 24 jam atau kurang, kecuali untuk operasi cardiothoracic yang
membutuhkan durasi 72 jam. Mempertahankan konsentrasi antibiotik setelah operasi dan
pemulihan fisiologi normal setelah anastesi tidak meningkatkan efikasi dari antibiotik profilaksi,
melainkan dapat meningkatkan toksisitas dan meningkatkan biaya. Jika operasi dilakukan selama
empat jam atau kurang, pemberian antibiotik dengan dosis tunggal sudah cukup. Pada operasi
dengan waktu yang panjang lebih dari empat jam penambahan dosis antibiotik mungkin
dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi efektif antibiotik dalam jaringan, khususnya untuk
antibiotik yang memiliki waktu paruh yang singkat. Pemberian antibiotik profilaksis hingga luka
bedah mengering sudah dihapuskan (tidak digunakan lagi) dan tidak logis juga tidak terbukti
dapat memberikan keuntungan.

Farmasi Klinik : Antibiotik Profilaksis Page 3


Yuli Sukmawati Apt XXIV

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawan, A. Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan.


http://jfswan.blogspot.com/2012/12/penggunaan-antibiotik-profilaksis-pada.html.
Diakses tgl 17 Januari 2013.

2. Rasyid, H. N. Prinsip Pemberian Antibiotik Profilaksis Pada Pembedahan. Seminar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSUP dr Hasan Sadikin.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_prinsip_pemberian_antibiotic_profilaksis.doc.
Diakses tgl 17 Januari 2013.

Farmasi Klinik : Antibiotik Profilaksis Page 4

Anda mungkin juga menyukai