Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Literasi Sains dan Teknnologi
DOSEN PENGAMPU
Yunita Fera Rahmawati, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:
Ahmad Yusuf Subqi 19812141041
Yosephine Putri Rosari 19812141052
Faizal Fahrur Reza 19812144001
Alvira Rahmania M. S. 19812144013
Sailendra Pangesti 19812144029

PRODI AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami
membahas “Hakikat Sains”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa
mengenai hakikat sains serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai
evaluasi kedepannya terhadap makalah ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 27 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ......................................................................................................................4

A. Latar Belakang ..................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................4

C. Tujuan ...............................................................................................................................5

BAB II ........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN .........................................................................................................................6

A. Landasan Metode Ilmiah………………………………………………………………...6

B. Langkah-Langkah Penyusunan Metode Ilmiah………………………………………......8

C. Keunggulan Metode Ilmiah…………………………………………………………….12

D. Keterbatasan Metode Ilmiah ........................................... ………………………………12

BAB III ......................................................................................................................................14

PENUTUP .................................................................................................................................14

Kesimpulan.................................................................................................................................14

Daftar Pustaka ............................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode ilmiah merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh seorang ilmuwan
untuk dapat memecahkan masalah-masalah atau membuktikan suatu hal yang
dihadapi dalam sebuah penelitian secara sistematis. Penelitian ini sendiri dilakukan
dengan cara mengembangkan atau menguji suatu kebenaran suatu pengetahuan,
selain itu juga sebagai salah satu cara untuk menemukan suatu pengetahuan baru.
Dalam penyusunan metode ilmiah ini diperlukan penulisan yang sistematis, teratur,
dan terkontrol. Kebenaran dalam penelitian juga sangat diperhatikan dan
dipertanggungjawabkan. Metode ilmiah ini digunakan untuk mengemukakan suatu
fakta-fakta atau kebenaran yang ada. Dengan adanya metode ilmiah ini dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan. Untuk itu metode ilmiah merupakan hal yang penting untuk
diperdalam supaya mengetahui secara pasti kebenaran suatu ilmu pengetahuan
dengan memahami bagaimana cara penyusunan dari metode ilmiah serta mencari
tau keunggulan dan keterbatasan dari metode ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja landasan Metode Ilmiah?

2. Bagaimana langkah-langkah penyusunan Metode Ilmiah?

3. Apa keunggulan dari Metode Ilmiah?

4. Apa keterbatasan dari Metode Ilmiah?

4
C. Tujuan

1. Mengetahui landasan Metode Ilmiah.

2. Mengetahui serta mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah.

3. Mengetahui keunggulan Metode Ilmiah.

4. Mengetahui keterbatasan Metode Ilmiah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Metode Ilmiah
Terdapat dua landasan dalam Metode Ilmiah, yaitu:
1. Sejarah Pengetahuan Manusia
Menurut A. Comte, sejarah perkembangan pengetahuan manusia ada 3
tahap, yaitu:
a. Tahap Teologi/Metafisika/Mitos
Pada tahap ini, manusia menyusun mitos atau dongeng untuk
mengenal realita atau kenyataan, yaitu pengetahuan yang tidak
objektif tetapi subjektif. Mitos ini diciptakan untuk memuaskan
rasa ingin tahu manusia.
b. Tahap Filsafat
Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan
metode berpikir secara objektif. Rasio sudah mulai dioperasikan,
tetapi masih kurang objektif. pada tahap ini manusia mencoba
menggunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal.
c. Tahap Positif/Ilmu
Perkembangan alam pikiran manusia merupakan suatu proses
dimana manusia tidak akan puas dengan pemikiran yang sudah
ada, sehingga akhirnya pola pikirnya berkembang ke dalam tahap
positif atau tahap ilmu. Pada tahap ini muncul dua penalaran,
yaitu:
1) Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
Pemecahan secara rasional berarti mengandalkan rasio
dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Dalam
menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan
penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara berpikir
yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk

6
menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran
deduktif memiliki kelemahan, yaitu penalaran yang
digunakan bersifat abstrak, lepas dari pengalaman karena
tidak mungkin diamati dengan panca indera, tanpa ada
kesepakatan yang dapat diterima semua pihak, dan
kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan
praktis.
2) Penalaran Induktif (Empirisme)
Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan
menggunakan penalaran induktif, yaitu cara berpikir
dengan menarik kesimpulan umum berdasarkan
pengamatan terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus.
Penalaran induktif memiliki kelemahan yaitu, bahwa
sekumpulan fakta/gejala/kasus yang diamati belum tentu
menunjukkan konsistensi, bahkan mungkin sebaliknya
bersifat kontradiktif. Hal ini karena fakta-fakta yang
diamati yang nampaknya berkaitan tersebut belum dapat
menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis dan
benar. Kelemahan lainnya yaitu, penalaran induktif
menggunakan panca indera dalam pengamatan, maka
kesalahan pengamatan sangat dimungkinkan, mengingat
panca indera manusia memiliki keterbatasan dan tidak
dapat diandalkan.
2. Metode Ilmiah sebagai Pangkal Kelahiran Sains
Seperti diketahui bahwa pada tahap ilmu/positif muncul dua penalaran, yaitu
penalaran deduktif (rasionalisme) dan induktif (empirisme). Keduanya
memiliki kelebihan dan kelemahan dalam mengungkap suatu kebenaran.
ternyata kelebihan kedua penalaran tersebut jika digabungkan / dipadukan
akan saling menutupi kelemahannya. Perpaduan kedua penalaran inilah yang
kemudian dikenal sebagai metode ilmiah atau pendekatan ilmiah. Metode

7
ilmiah bersifat objektif, bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka
pribadi, serta bersifat terbuka. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh
lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran. Jadi suatu
himpunan pengetahuan dapat disebut Sains jika objeknya pengalaman
manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode
ilmiah dan memiliki manfaat untuk kesejahteraan manusia.

B. Langkah-Langkah Penyusunan Metode Ilmiah


Terdapat 7 langkah atau tahapan dalam penyusunan metode ilmiah.
dimulai dari merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merencanakan
penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, mengambil kesimpulan,
dan mengkomunikasikan hasil karya.
1. Merumuskan Masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja
ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan
penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di
ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar, baik benda
mati maupun makhluk hidup. Untuk dapat merumuskan permasalahan
dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah. Agar
permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi.
Pembatasan diperlukan agar dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah,
antara lain sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah
dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami
dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan
dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda

8
bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahan apakah
dosa dapat diukur.

Untuk menentukan masalah, dapat dilakukan dengan dua cara,


yaitu dengan berpikir deduktif dan berpikir induktif. Berpikir deduktif
yaitu pernyataan umum menjadi yang lebih khusus sebagai hasil
berpikir logis. Berpikir induktif yaitu fakta menjadi pertanyaan yang
bersifat umum.
2. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis yaitu dugaan atau “jawaban” sementara mengenai suatu
hal atau permasalahan yang akan dibuktikan kebenarannya melalui
data – data atau fakta – fakta hasil penelitian. Ketika mengajukan atau
merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu
jawabannya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang
masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut
dapat digunakan untuk mengarahkan mencari jawaban yang
sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian.
Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita
buat mungkin saja salah. Oleh karena itu harus melakukan sebuah
percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah dibuat.
3. Merencanakan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan
rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang
rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan
setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang
diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan
penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian

9
deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat objek yang diselidiki.
Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk
mengetahui jumlah orang pengguna narkoba usia dibawah 20 tahun
pada tahun 2012. Adapun penelitian eksperimental merupakan
penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh
penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan
pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan
pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap. Selain rancangan
penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan.
Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua
adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan
kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika
melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan
bagian yang mewakili karakeristik dari populasi. Di dalam penelitian,
variabel dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau
sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).
b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola
teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel kontrol yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan
tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data berarti mengidentifikasi dan menyeleksi
individu-individu untuk penelitian, mendapatkan izin untuk meneliti,
dan mengumpulkan informasi dengan menanyakan sejumlah
pertanyaan atau mengobsrvasi prilaku partisipan. Perhatian terpenting
dalam proses ini adalah mendapatkan data akurat dari beberapa

10
individu, langkah ini akan menghasilkan sekumpulan angka (skor tes
frekuensi perilaku) atau kata (respons, pendapat atau kutipan). Bukti
atau data-data itu membantu memberikan jawaban atas pertanyaan dan
hipotesis penelitian.
5. Analisis Data
Analisis data yakni mengkaji informasi yang diberikan individu
dalam penelitian. Analisis terdiri atas memilah-milah data untuk
menentukan respons-respons individual dan setelah itu
menyatukannya untuk dirangkum. Anailisis dan interpretasi data yang
melibatkan penarikan kesimpulan tentang hal itu,
merepresentasikannya dalam bentuk table, angka, dan gambar untuk
merangkumnya, dan menjelaskan kesimpulannya dalam bentuk kata-
kata untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang
dilakukan. Melaporkan anilisis dan interpretasi ini di bagian laporan
penelitian yang biasanya berjudul “Hasil penelitian”, “Temuan
penelitian” atau “Diskusi”.
6. Mengambil Kesimpulan
Setelah mengolah dan menganalisis data, langkah atau tahapan
selanjutnya dalam metode ilmiah adalah menarik kesimpulan. Secara
sederhana, kesimpulan sering diartikan sebagai ringkasan dari hasil
percobaan yang telah dilakukan. Dalam pengertian yang lain,
kesimpulan adalah pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari
keseluruhan hasil analisis, pembahasan, dan pengujian hipotesis
dalam sebuah penelitian.
7. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
Langkah atau tahapan terakhir dalam metode ilmiah adalah
mempublikasikan hasil. Hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam
bentuk karya ilmiah, seperti jurnal ilmiah, buku, diseminarkan di depan
media dan publik.

11
C. Keunggulan Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
yang ada. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat
utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini
juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi
seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol dan benar-
benar aman dari pengaruh luar, seperti laboratorium, dan dilakukan terhadap
objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti populasi manusia.
Kelebihan metode ilmiah:

1. Metode ilmiah lebih bisa dipertanggung jawabkan, dikarenakan adanya


bukti-bukti yang konkret dan ada ukuran yang jelas.

2. Jelas dapat dibuktikan dan dapat diamati langsung oleh alat indra pada
manusia.

3. Dapat dijadikan satuan atau tolok ukur untuk penelitian-penelitian


selanjutnya, bila tidak terdapat kesalahan.

4. Mengajarkan pada manusia untuk menatap realita dan segala sesuatu yang
ada.

5. Operasional, dapat di gunakan dan di amalkan dalam kehidupan keseharian

6. Logis, karena dapat di buktikan oleh semua orang walaupun telah melewati
tahap-tahap yang di sebutkan diatas.

D. Keterbatasan Metode Ilmiah


Keterbatasan metode ilmiah adalah keterhentian penalaran yang
dilakukan oleh manusia karena ketidak sanggupan manusia untuk menembus
pengetahuan yang diluar akal logis manusia seperti kebenaran agama. Agama
merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang
terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat

12
transcendental, seperti latar belakang penciptaam manusia dan hari kemudian di
akhirat nanti (Jujun S. Suriasumantri, 2000:54)
Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu atau pengetahuan yang
ilmiah. Dalam pengujian hipotesis, diperlukan data. Data ini berasal dari
pengamatan yang dilakukan oleh panca indera. Kita mengetahui bahwa panca
indera mempunyai keterbatasan untuk menangkap suatu fakta. Dengan
demikian data yang terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Kesimpulan yang diambil berdasarkan data tidak benar, tentu saja juga tidak
akan benar. Jadi, peluang terjadi kekeliuruan suatu kesimpulan yang diambil
berdasarkan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena itu, semua kesimpulan ilmiah,
atau kebenaran ilmu bersifat tentative, artinya kesimpulan itu dianggap benar
selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu.
Sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak menolak kesimpulan ilmiah
yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru. Keterbatasan lain yaitu tidak
dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkut dengan baik
dan buruk atau sistem nilai tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat
menjangkau untuk menguji adanya Tuhan

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Metode ilmiah merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh seorang ilmuwan untuk
dapat memecahkan masalah-masalah atau membuktikan suatu hal yang dihadapi dalam
sebuah penelitian secara sistematis. Penyusunan metode ilmiah ini diperlukan
penulisan yang sistematis, teratur, dan terkontrol. Metode ilmiah bergantung pada
karakterisasi, dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu atau pengetahuan yang
ilmiah.

14
Daftar Pustaka

………http://lisalidasari.blogspot.com/2015/01/keterbatasan-dan-keunggulan
metode.html diakses pada tanggal 26 September 2020
………https://www.slideshare.net/ridwanawawaw/makalah-keterbatasan
metode-ilmiah diakses pada tanggal 26 September 2020
………https://www.academia.edu/28108835/Prosedur_Penelitian_dan_Metode_
Ilmiah_Kriteria_dan_Langkah_langkah_Metode_Ilmiah_Autosaved
………https://www.fisika.co.id/2019/12/langkah-langkah-metode diakses pada
tanggal 27 September 2020
………ilmiah.html#:~:text=Setelah%20mengolah%20dan%20menganalisis%20
data,metode%20ilmiah%20adalah%20menarik%20kesimpulan.&text=D
alam%20pengertian%20yang%20lain%2C%20kesimpulan,pengujian%2
0hipotesis%20dalam%20sebuah%20penelitian diakses pada tanggal 27
September 2020
………https://pikiranmhsw.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan keterbatasan-
metode.html diakses pada tanggal 27 September 2020
……… https://www.academia.edu/28056055/MAKALAH_METODE_ILMIAH
diakses pada tanggal 27 September 2020

15

Anda mungkin juga menyukai