Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN HASIL BELAJAR

“TEORI DAN KONSEP PENILAIAN”

DOSEN PENGAMPU:

Drs. M. Salam, M.Si

OLEH :

Prayogo sukardi (A1A318048)


Rogil fulta (A1A318036)
Musdalifah S (A1A318039)
Yanwar sodiq (A1A318065)
Fadila mulia (A1A318027)

PRODI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah “Teori dan Konsep Penilaian”. Adapun maksud
penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Hasil Belajar. Rasa
terima kasih kami ucapkan kepada yang terhormat bapak Drs. M. Salam, M.Si selaku dosen
pengampu. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Harapan kami bahwa karya tulis ini semoga dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Ranah Politik.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan kelebihannya dan jauh dari kata sempurna. Sebelumnya kami minta maaf apabila ada
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan.

Jambi, januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Penilaian..........................................................................................................3
2.2 Prinsip- prinsip Penilaian Hasil Belajar........................................................................6
2.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar.....................................................................................8
2.4 Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes...................................................10
2.5 Tujuan Penilaian............................................................................................................11
2.6 Pendekatan Penilaian
2.7 Ruang Lingkup Penilaian
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan.
Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat
pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang
berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan
perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan.  Ketepatan penilaian yang dilakukan
sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian
hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang
diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan
kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan
kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan
perolehan siswa.  Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum menunjukkan bahwa penilaian
yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa,
yaitu:
1. mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan tertulis;
2. mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram, atau
simbol lainnya;
3. mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan fisik, sosial, dan budaya;
4.  menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumberdan media
belajar
5. membuat laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan
6. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri.

Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar
ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam
lingkup ranah afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian kelas mampu mengatasi
permasalahan penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan
tuntutan kompetensi.
Melihat dasar permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat makalah
dengan mengakaji tentang penilaian.

1.2.  Rumusan Masalah
Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain :
1. Jelaskan bagaimana Konsep penilaian?
2. Jelaskan apa saja Prinsip penilaian?
3. Jelaskan fungsi penilaian hasil belajar?
4. Jelaskan Pengertian Evaluasi, Peniliaian, Pengukuran, dan Tes?
5. Jelaskan Hakikat dan Prinsip Penilaian?
6. Jelaskan Tujuan dan Pendekatan Penilaian?
7. Jelaskan Ruang Lingkup Penilaian?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengkaji lebih mendalam tentang Konsep Penilaian.
2. Memberikan informasi seputar penilaian kelas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Konsep Penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi,
yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian
dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian
pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi
yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa
Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi
Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta
didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan
oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran.

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan


penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan,
dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Penilaian dalam
KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik
dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah
mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran
tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program
remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian
yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik
diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik
yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi,
budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses
pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi
meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian


merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik
profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang
dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan
pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan
demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran
dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang
dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian,
dan evaluasi. menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis
kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik
dengan menggunakan suatu standar.

Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa


bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif
hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik,
baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan
penilaian.

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang
biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses
penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta
didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian
mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas
pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar,
kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik
dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan
informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan,
lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau


kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat
judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur
subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang
memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan,
dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga
bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya


kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian,
dan terakhir evaluasi.

2.2. Prinsip- prinsip Penilaian Hasil Belajar

Prinsip penilaian harus mengacu pada standar penilaian pendidikan. Prinsip-prinsip


tersebut mencakup:

1. Sahih

Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.


Karena itu instrumen yang digunakan harus disusun melalui prosedur yang sesuai
dengan ketentuan.

1. Objektif

Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai. Dalam hal ini pendidik harus menggunakan rubrik atau
pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta.

3. Adil

Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak


membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa,
dan gender.
4. Terpadu

Penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan


pembelajaran. Dalam hal ini penilaian harus dijadikan dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran.

5. Terbuka

Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat


diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan

Penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai


teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
Karena itu, penilaian bukan hanya untuk menilai prestasi peserta didik tetapi juga
mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembinaan dan bimbingan.

7. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti


langkah-langkah yang baku. Karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan sesuai
dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Rencana penilaian harus
dilakukan bersamaan dengan penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

8. Menggunakan acuan kriteria

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.


Karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada SKL, SK, dan KD
yang kemudian konsisten dengan kriteria pencapaian ketuntasan yang telah
ditetapkan.

9. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,


maupun hasilnya.[5]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam melaksanakan penilaian
antara lain:

1. Memahami penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu.

2. Merancang penilaian bersamaan dengan penyusunan silabus dan RPP.

3. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin


diri.

4. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk


menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.

5. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

6. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam


pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

7. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi.

8. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara penilaian unjuk kerja,penilaian sikap,
penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.

9. Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin

2.3. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan penalaian tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Penilaian berfungsi selektif


Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai
tujuan, antara lain:
a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan,


maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping
itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,
sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah
dicari cara mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan


Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di Negara barat adalah sistem
belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket
belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari
timbulnya system ini adalah pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual.

4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan.

5. Umpan balik
Hasil suatu pengukuran atau skor tes tertentu dapat digunakan sebagai
umpan balik, baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru yang berusaha
mentransfer kemampuan kepada siswa.

6. Menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar

Bagi mereka yang memperoleh hasil penilaian yang kurang baik seharusnya
menjadi cambuk untuk lebih berhasil dalam kegiatan penilaian yang akan datang dan
secara tepat dapat mengetahui kelemahannya. Sedangkan bagi yang memperoleh
nilai hasil baik tentu saja hasil itu dapat menjadi motivasi mempertahankan dan
meningkatkan hasilnya. Selain mendorong siswa untuk belajar lebih baik, dengan
adanya penilaian juga dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik.

7. Pengembangan ilmu
Ilmu seperti pengukuran pendidikan sangat tergantung pada hasil-hasil tes,
pengukuran dan penilaian yang dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari guru dan
pendidik lainnya. Pengukuran dan penilaian akan diperoleh pengetahuan empirik yang
sangat berharga untuk pengetahuan ilmu dan teori.

2.4. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes

Banyak dikalangan kita yang masih secara sepintas menganggap sama  pengertian
antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), tetapi kalau
kita menggkaji semuanya terdapat pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai
atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).
Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational
evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for
judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa
esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan
keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum
baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha


memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam


alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk


mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan
kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran,
kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan
kurikukulum itu sendiri.

2.5. Tujuan Penilaian


Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan
prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini
cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu
kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik
yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh
masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk
menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan
membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya
atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat
skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung
atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi,
tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya
(produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and
pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara
komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan
pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan
berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik.

2.6. Pendekatan Penilaian
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil
belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau
norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian
Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan
tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma,
interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta
didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik
digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau
patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang
peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.
Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam
kurikulum berbasis kompetensi.
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang
digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini
prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan
suatu kompetensi. Meskipun demikian, kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan
norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih
peserta didik masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan peserta
didik dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah
dalam lomba antar-sekolah.

2.7. Ruang Lingkup Penilaian


Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain),
yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan
kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang
mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup
kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap
sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi
kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika
yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %.
Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif
memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik,
kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain
psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses


belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif.
Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa,
matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama
direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan
kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang
terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan
proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan
kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta
bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak


hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk
perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama,
penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya
menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa
melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik
kerapkali diabaikan.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak


hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup
seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan
emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya.
Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga
mempertimbangkan segi proses.

Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik


penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-
rambu penilaian pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Banyak dikalangan kita yang masih secara sepintas menganggap sama  pengertian
antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), tetapi kalau
kita menggkaji semuanya terdapat pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai
atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).
Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational
evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for
judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa
esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan
keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum
baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha


memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam


alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau
tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja
berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai,
seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk),
kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test).
Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif
tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara
penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

3.2. Saran
Dari beberapa kajian yang berhubungan dengan penilaian pada bab sebelumnya,
ada beberapa sara khususnya bagi penilai antara lain :

1. Jangan memberikan nilai dadakan untuk nilai raport taanpa memeriksa hasil
ulangan mereka.
2. Jangan menebak-nebak nilai siswa tanpa memeriksa hasil ulangan.
3. Lakukanlah penilaian siswa secara autentik
4. Hargailah nilai siswa sekecil apapun
5. Lakukan prosedur penilaian agar penilaian dapat  maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan


Penilaian;Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat PendidikanMenengah
Umum.

Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT. Wacana Prima

http://akhmadsudrajat.wordpress.com, Penilaian Hasil Belajar  (2008)

Kusuma, Wijaya (2009). Penilaian Siswa. Artikel Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai