Anda di halaman 1dari 3

Q1 saran untuk kasus pemogokan di GM

Setelah saya baca kasus tersebut menurut saya permasalahan kunci dari hal ini adalah selaku
pemberi pekerjaan serta perkumpulan/serikat pekerja perlunya ada komunikasi dua arah yang bisa di
pahami satu sama lain dan komunikasi yang lancar. Dalam terciptanya sebuah komunikasi dua arah
baiknya ada pihak yang mau mendengarkan dan pihak yang mau memberikan solusi atau jalan
keluarnya dalam permasalahan tersebut, pihak management GM pun harus mengerti dan memahami
tentang kebutuhan akan para pekerjanya yang membangun dan membantu perusahaannya agar bisa
mendongkrak pertumbuhan pendapatannya. Demikian juga para pekerja yang memang seharusnya
memberikan potensi terbaik mereka untuk perusahaan yang mereka tempati sehingga kedua belah
pihak bisa saling memberikan potensi kekuatan masing masing, agar saling berkesinambungan dan tidak
ada kesalah pahaman hingga terbentuknya sebuah aksi mogok bekerja/demo ini bisa di hindari.

Namun apabila hal ini tidak bisa di hindari sebetulnya berdemo/penyampaian aspirasi dari masyarakat
itu merupakan hak dasar yang di miliki oleh pekerja/buruh. Hak mogok kerja ini jelas di atur dalam pasal
137 UU no 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Walaupun demikian mogok kerja tidak dapat
dilakukan secara bebas ada batas pengaturannya dan dengan di lakukan secara sah, tertib dan damai.

Selain itu adapun pendapat dari Rosa Luxembourg, Dia pernah mengemukakan bahwa kekuatan kaum
buruh adalah massa. Potensi terbesarnya yakni pemogokan. Gerakan nan diam, namun melumpuhkan.
Mogok dapat didefisinikan sebagai penghentian kerja secara kolektif (bersama-sama) dengan tujuan
menekan pengusaha/pemerintah untuk memajukan kepentingan pekerja/buruh. Mogok memiliki dua
fungsi penting.

- Fungsi pertama ialah sebagai sarana mengungkapkan pendapat/pandangan pekerja/buruh. Dalam


artian ini, mogok adalah bentuk protes yang bersifat demokratis, sama halnya dengan hak melakukan
demonstrasi atau mengungkap (kebebasan menyatakan) pendapat/pandangan melalui pers. Mogok
dapat dipergunakan oleh pekerja/buruh untuk mengungkap ketidakpuasan, misalnya karena kondisi
kerja yang buruk. Umumnya mogok akan terjadi hanya jika sarana komunikasi lainnya dengan
pengusaha gagal. Mogok bisa merupakan reaksi spontan dari para pekerja/buruh, misalnya dalam
rangka memprotes pemutusan hubungan kerja yang tidak mereka sepakati. Mogok juga dapat
diorganisasi oleh serikat pekerja/buruh, misalnya dalam rangka memprotes aturan kerja baru.

- Fungsi kedua dari hak mogok ialah untuk mengembalikan atau memperoleh keseimbangan atau
kesetaraan dalam posisi tawar antara pengusaha dengan pekerja/buruh. Kenyataan bahwa serikat
pekerja/ buruh dapat bernegosiasi dengan pengusaha untuk dan atas nama buruh tidak serta merta
berarti bahwa pekerja/buruh berada dalam posisi tawar setara dalam perundingan dengan pengusaha.
Misalnya, dalam hal pengusaha terus menerus menentang desakan/tuntutan untuk menaikan upah, ia
dapat dengan mudah menang dengan cara secara konsisten menolak. Mogok dapat didayagunakan
untuk mengakhiri situasi demikian. Pekerja/buruh dapat menunjukkan kesungguhan mereka dalam
menuntut
saran

1. Para Pengusaha seharusnya tidak berlaku semena-mena terhadap kaum buruh, karna pada dasarnya
para pengusaha juga membutuhkan seseorang yang bisa membantu mereka dalam menjalankan sebuah
bisnisnya dan agar proses produksinya bisa berjalan. Saling mendengarkan adalah jalan terbaik untuk
menempuh sebuah kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak

2. Dinas tenaga kerja sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah untuk menjadi ujung
tombak dalam menyelesaikan permasalahan tenaga kerja seharusnya aktif untuk melakukan
pengawasan terhadap pengusaha yang nakal

3. Pemerintah seharusnya mengambil posisi untuk menyetarakan ketimpangan antara buruh dengan
pengusaha. Pemerintah harus sadar bahwa buruh merupakan aspek yang tidak dapat terpisahkan dari
pembangunan, sehingga pemerintah juga harus memberikan jaminan hukum.

4. Buruh melakukan pendidikan aktif melalui serikat pekerjanya agar para buruh mengerti akan
perturan ketenagakerjaan yang ada. Serta memperkuat serikat kerja, karena serikat pekerja merupakan
wadah yang dapat memperkuat posisi buruh dalam sebuah perusahaan.

Q2 Kasus di Indonesia

Pernah terjadi kasus serupa di Indonesia yang menimpa ribuan buruh dari sejumlah perusahaan di
bawah naungan Pt Krakatau steel tbk berunjuk rasa di depan gedung teknologi PT KS Cilegon.
Mereka menolak rencana restrukturisasi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang akan
dilakukan PT KS.

Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Baja Cilegon (FSBC) itu awalnya demo di depan
Gedung Teknologi PT KS. Usai berorasi, para buruh bergerak ke depan Kantor Pemerintah Kota
Cilegon Jalan Jenderal Sudirman, Ramanuju, Kota Cilegon.

Para buruh yang juga tergabung dalam Serikat Buruh Krakatau Steel (SBKS) menilai rencana
restukturisasi dan PHK sepihak PT KS akan mengancam masa depan para buruh dan keluarganya.
Mereka meminta PT KS memikirkan kembali kebijakan tersebut.

Para buruh khawartir jika terjadi restukturisari PT KS, maka dampaknya bisa terjadi PHK yang akan
menimpa ribuan buruh. Selama ini mereka menggantungkan hidup dari perusahaan di bawah PT
KS. Buruh menilai dampak lainnya yaitu pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Banten akan
bertambah.

Para buruh juga meminta Pemerintah Provinsi Banten dan Pemkot Cilegon segera menyikapi
persoalan tersebut. Mereka berharap pemerintah mencarikan jalan keluar sebelum terjadi PHK
sepihak oleh perusahaan.

Sejak 1 Juni 2019 atau menjelang lebaran sudah banyak karyawan outsourching yang dirumahkan
dengan alasan tidak jelas dan kebijakan tersebut dilakukan sepihak oleh perusahaan.

Namun pada akhirnya ada karyawan yang memang belum di rumahkan karna statusnya masih
terikat oleh kontak yang disepakati dan masih menempuh jalur negosiasi, Namun berdasarkan
informasi terakhir nasib 2.600 karyawan outsourching PT KS juga sampai saat ini belum jelas
nasibnya karena menunggu keputusan setelah Agustus mendatang.

Referensi :

1) Aloysius Uwiyono, 2001. Hak Mogok Di Indonesia, Universitas Indonesia, Fakultas Hukum, Program Pascasarjana.
Jakarta
2) Budi Santoso. 2011. Pengaturan Mogok Kerja Dalam Perspektif Hukum Indonesia, Universitas Brawijaya, Fakultas
Hukum, Malang
3) Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

4) Detik News: Tolak PHK PT Krakatau Steel, Ribuan Buruh Demo di Cilegon

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190702134359-20-408289/tolak-phk-pt-krakatau-steel-ribuan-buruh-
demo-di-cilegon

Anda mungkin juga menyukai