Anda di halaman 1dari 4

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita Dalam hadits lain, Baginda Rasulullah

Dalam hadits lain, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara

َ َ‫ مُثَّ ق‬،‫ َواَل ُت ْؤ ِمُن ْوا َحىَّت حَتَابُّ ْوا‬،‫ي َن ْف ِس ْي بِيَ ِد ِه اَل تَ ْد ُخلُ ْو َن اجْلَنَّةَ َحىَّت ُت ْؤ ِمُن ْوا‬5ْ ‫َوالَّ ِذ‬
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
:‫ال‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
)‫(ر َواُه ُم ْسلِ ٌم‬َ   ‫الساَل َم َبْينَ ُك ْم‬َّ 5‫ أَفْ ُش ْوا‬،‫أ ََواَل أ َُدلُّ ُك ْم َعلَى َش ْى ٍء إِ َذا َف َع ْلتُ ُم ْوهُ حَتَ َابْبتُ ْم‬
bersabda:

Maknanya: “Demi Dzat yang menguasai diriku, kalian tidak akan masuk surga hingga
‫ إِ َذا لَِقْيتَهُ فَ َسلِّ ْم‬:‫ال‬ ِ ‫ ما ه َّن يا رسو َل‬:‫ت قِيل‬
َ َ‫اهلل؟ ق‬ ِ ِ
ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ ٌّ ‫َح ُّق الْ ُم ْسل ِم َعلَى الْ ُم ْسل ِم س‬
ِ kalian beriman dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai,”
kemudian Nabi bersabda: “Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika
ِ ِ ‫ وإِذَا ع‬،‫ك فَانْصح لَه‬ ِ‫ وإ‬،ُ‫اك فَأ َِجْبه‬ ِ‫ وإ‬،‫َعلَْي ِه‬
َ‫س فَ َحم َد اهلل‬ ‫ط‬ ‫ح‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ‫اس‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ َ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai, yaitu sebarkanlah salam di
َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ antara kalian” (HR Muslim).

)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ َ ‫ وإِ َذا َم‬،ُ‫ض َفعُ ْده‬


َ ُ‫ات فَاتَّب ْعه‬ َ َ ‫ َوإِ َذا َم ِر‬،ُ‫فَ َش ِّمْته‬ Kaum Muslimin yang berbahagia,

Nabi memerintahkan kita untuk membaca salam kepada orang yang kita kenal dan
orang yang tidak kita kenal. Perintah ini adalah perintah sunnah. Jadi memulai salam
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim di atas, Baginda Nabi Muhammad
hukumnya adalah sunnah. Sedangkan menjawab salam jika salam tersebut berasal
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan mengenai enam hak seorang Muslim atas
dari seorang Muslim yang baligh dan berakal kepada seorang Muslim tertentu secara
Muslim yang lain. Yaitu:
khusus, maka hukum menjawabnya adalah fardlu ‘ain bagi orang tersebut. Sedangkan
Pertama, kita disunnahkan untuk memulai ucapan salam kepada saudara kita sesama jika salam tersebut diucapkan oleh seorang Muslim mukallaf (baligh dan berakal)
Muslim. Makna “Assalamu’alaikum” adalah semoga engkau senantiasa berada dalam kepada sekelompok orang mukallaf, maka hukum menjawabnya adalah fardlu
perlindungan Allah atau semoga keselamatan dan keamanan selalu menyertaimu. Ini kifayah, artinya jika salah seorang telah menjawab, maka gugur kewajiban dari yang
adalah doa seorang mukmin untuk saudara mukminnya, agar terbangun dan tertanam lain.
dalam hati masing-masing pengagungan kepada Allah yang mensyariatkan kalimat
sapaan tersebut. Dengan itu, akan tumbuh rasa cinta di antara saudara sesama
Kemudian dalam mengucapkan salam ada adab-adab yang semestinya kita indahkan.
Muslim. Dan buahnya adalah saling tolong menolong dan bekerja sama dalam
Di antaranya, orang yang menaiki kendaraan mengucapkan salam kepada orang yang
kebaikan dan ketaatan.
berjalan. Orang yang berjalan mengucapkan salam kepada orang yang duduk. Orang
yang sedikit mengucapkan salam kepada orang yang banyak. Sebagaimana
disyariatkan salam ketika bertemu, demikian pula disyariatkan salam ketika berpisah. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ketiga, menyampaikan nasihat. Menasihati seorang Muslim artinya membimbingnya


Kedua, memenuhi undangannya ketika ia mengundang kita untuk hadir dalam acara
kepada hal-hal yang membawa kemaslahatan baginya dalam urusan akhirat dan
walimah (jamuan makan) yang diadakannya. Walimah adalah setiap undangan makan
dunianya dan mengarahkannya kepada kebaikan. Memberikan nasihat terkadang
yang diadakan untuk merayakan sebuah kegembiraan seperti pernikahan, khitanan
hukumnya wajib jika berkaitan dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan
dan lainnya. Seorang mukmin tentunya mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai
perkara-perkara haram. Hal ini masuk dalam kategori amar makruf nahi mungkar
untuk dirinya sendiri. Dan tidak diragukan lagi bahwa memenuhi undangan tersebut
yang hukumnya wajib.
adalah salah satu bukti yang menunjukkan kecintaan kita kepadanya. Dalil awal
tentang masalah ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Memberikan nasihat kadang hukumnya sunnah jika berkaitan dengan melaksanakan
perkara-perkara sunnah dan meninggalkan yang makruh. Hak memberi nasihat ini
sangat ditekankan dan harus diberikan jika seorang Muslim memintanya dari saudara

ُّ ‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِر‬


)‫ي‬ ‫ا‬َ ‫إِ َذا د ِعي أَح ُد ُكم إِىَل ولِيم ٍة َف ْليأهِت‬ Muslimnya. Hanya saja tidak setiap orang layak dimintai nasihat atau layak diajak
َ َ َْ َ ْ َ َ ُ bermusyararah. Orang yang layak dimintai nasihat, bantuan saran dan pandangannya
adalah orang yang berakal, berpengalaman, serta teguh dalam agama dan ketakwaan.
Maknanya: “Jika salah seorang di antara kalian diundang untuk menghadiri walimah,
maka hendaklah ia menghadirinya” (HR al-Bukhari). Keempat, mendoakan orang yang bersin. Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
Para ulama’ mengatakan bahwa jika walimah tersebut adalah walimatul ‘urs, maka
hukum menghadirinya adalah wajib. Jadi tidak selayaknya seseorang tidak
menghadirinya tanpa ‘udzur. Sedangkan memakan jamuan makan yang dihidangkan
‫ فَِإ َذا‬،ُ‫ك اهلل‬ ِ ‫ ولْي ُقل لَه أَخوه أَو ص‬،‫ احْل م ُد هلل‬:‫م َف ْلي ُقل‬5 ‫إِ َذا ع ِطس أَح ُد ُك‬
َ ُ‫ َي ْرمَح‬:ُ‫احبُه‬
hukumnya adalah sunnah, tidak wajib. Para ulama’ fiqih telah menjelaskan perkara- َ ْ ُ ُْ ُ ْ َ َ َْ ْ َ ْ َ َ َ
)‫ي‬ ُّ ‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِر‬ ِ ‫ يه ِدي ُكم اهلل وي‬:‫ َف ْلي ُقل‬،‫ يرمَح ك اهلل‬:‫ال لَه‬
َ ‫صل ُح بَالَ ُك ْم‬
ْ ُ َ ُ ُ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ ُ َ َ‫ق‬
perkara yang menjadi ‘udzur syar’i yang membolehkan seorang Muslim untuk tidak
menghadiri walimatul ‘urs. Di antaranya, ketika dalam walimah tersebut terdapat
perkara mungkar seperti minuman keras dan perbuatan fasik. Sedangkan jika
walimahnya bukan walimatul ‘urs, maka tidak wajib menghadirinya. Akan tetapi jika Maknanya: “Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah membaca
diniatkan untuk menggembirakan hati saudara sesama Muslim, maka kehadirannya alhamdulillah. Dan saudara atau temannya hendaklah mengatakan kepadanya
menjadi berpahala. yarhamukallah. Jika saudaranya atau temannya tersebut mengatakan yarhamukallah,
maka hendaklah ia mengatakan yahdikumullah wa yushlihu balakum” (HR al- kesabaran. Kita juga meminta doa kepadanya. Seseorang yang mengunjungi orang
Bukhari). sakit akan dimintakan ampunan dosa oleh para malaikat dan memperoleh kucuran
rahmat dari Allah hingga ia pulang kembali ke rumahnya, sebagaimana hal itu
Jika orang yang bersin tidak mengucapkan alhamdulillah, maka tidak wajib didoakan. dijelaskan dalam sebuah hadits shahih.
Hal ini berdasarkan hadits yang shahih bahwa ada dua orang laki-laki yang bersin di
dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi mendoakan salah satu di antara Keenam, mengantarkan dan mengiringi jenazahnya ketika meninggal. Orang yang
keduanya dan tidak mendoakan yang lain. Lantas orang yang tidak didoakan itu mengantarkan jenazah akan mendapatkan pahala seperti besarnya gunung Uhud.
bertanya: “Wahai Rasulullah, Anda mendoakan orang ini dan tidak mendoakan Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
diriku?” Nabi menjawab: “Orang ini mengucapkan alhamdulillah, sedangkan engkau
tidak.” 

‫غ ِم ْن‬ َ ‫صلِّ َي َعلَْي َها َو َي ْف ُر‬ ِ ‫م ِن اتَّبع جنَازةَ مسلِ ٍم إِمْيَانًا و‬


Kelima, menjenguknya ketika sakit. Tujuan utama dari menjenguk orang sakit adalah َ ُ‫احت َسابًا َو َكا َن َم َعهُ َحىَّت ي‬ْ َ ْ ُ َ َ ََ َ
mengokohkan simpul-simpul kecintaan antar kaum Muslimin. Hal ini sangat
‫صلَّى َعلَْي َها مُثَّ َر َج َع‬ ٍ ‫اط ِمثْل جب ِل أ‬ ٍ ‫ فَِإنَّه ير ِجع بِِقيراطَ ِ ُك ُّل قِير‬،‫دفْنِها‬
ditekankan terutama antar karib kerabat. Di masa hidupnya, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjenguk sahabat-sahabatnya yang sakit dan mengatakan kepada
َ ‫ َو َم ْن‬،‫ُحد‬ ُ ََ ُ َْ ‫َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ نْي‬
yang sakit: )‫ي‬ُّ ‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِر‬ ٍ ‫َقبل أَ ْن تُ ْدفَن فَِإنَّه ير ِجع بِِقير‬
‫اط‬
َ َ ْ ُ َْ ُ َ َْ
‫ف جَتِ ُد َك ؟‬
َ ‫َكْي‬
“Bagaimana keadaanmu, apa yang kamu rasakan?”  Maknanya: “Barangsiapa mengiringi jenazah seorang Muslim dengan didasari iman
dan mengharapkan pahala dari Allah, lalu ia tetap berada di dekatnya hingga
Kemudian Nabi mendoakannya dan tidak berlama-lama di rumahnya. Oleh karena menshalatkan dan selesai dari pemakamannya, maka ia akan pulang membawa dua
itu, seyogyanya kita mengindahkan adab-adab berkunjung seperti yang diteladankan qirath pahala, satu qirathnya seperti gunung Uhud. Dan barangsiapa
oleh Baginda Nabi tersebut. Adab lain misalkan berbicara dengan orang yang sakit menshalatkannya, kemudian pulang sebelum dimakamkan, maka ia pulang membawa
dengan hal-hal yang membesarkan hatinya, melapangkan dadanya dan membuatnya satu qirath”  (HR al Bukhari).
nyaman. Jika yang sakit bertanya tentang sakit yang dideritanya, hendaklah kita
kesankan bahwa sakit tersebut tidak parah, cepat reda dan umumnya orang bisa Sudah maklum bahwa mengiringi jenazah hukumnya adalah fardlu kifayah. Jika
sembuh darinya. Janganlah kita banyak bicara dan membesar-besarkan penyakitnya. sudah dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin, maka gugur kewajiban sebagian yang
Kita mendoakan kesembuhannya dan kita sampaikan bahwa musibah dapat melebur lain. Bagi kaum laki-laki, disunnahkan mengantarkan dan mengiringi jenazah. Dan
dosa dan mengangkat derajat seorang Muslim jika dihadapai dengan penuh hal ini tidak disunnahkan bagi kaum wanita. Ketika mengiringi jenazah, hendaklah
kita berjalan dengan diam, sibuk berdzikir, menundukkan kepala sembari
merenungkan dan memperbanyak mengingat kematian. Dengan itu, kita tidak akan
mudah terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia.  Perlu ditegaskan dalam
kesempatan ini bahwa tidak mengapa jika memperbanyak membaca La ilaha illa
Allah ketika mengiringi jenazah. Janganlah kita terpengaruh dengan kaum Wahhabi
yang mengharamkan hal itu.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mudah-mudahan kita mampu mengamalkan dan memenuhi hak-hak sesama Muslim


yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di
atas. Kita sebagai sesama umat Islam seharusnya menjadi seperti satu jasad. Jika
salah satu anggota badan kita mengeluh kesakitan, maka seluruh anggota badan yang
lainnya akan turut merasakan sehingga tidak bisa tidur dan merasakan demam.

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita amalkan bersama.

َّ ‫ر‬5ُ ‫ إِنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو‬،ُ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوه‬


‫الر ِحْي ُم‬ ِ ‫أَُقو ُل َقويِل ٰه َذا وأ‬.
ْ َ‫ ف‬،‫َسَت ْغف ُر اهللَ يِل ْ َولَ ُك ْم‬
ْ َ ْ ْ ْ

Anda mungkin juga menyukai