Dosen Pengampu :
Tengku Teviana
Disusun Oleh :
A. IDENTITAS BUKU I
Buku Utama
Judul Buku : Pengantar Manajemen
Pengarang : Priyono
Penerbit : Zifatama Publisher
Tahun Terbit : Mei 2007
Edisi : Pertama
Tebal Buku : 129 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
Fungsi-fungsi SDM
Terdapat beberapa macam fungsi utama MSDM. Di dalam buku ini dikemukakan
lima fungsi, yaitu:
1. Perencanaan untuk kebutuhan SDM
Fungsi perencanaan kebutuhan SDM setidaknya meliputi dua kegiatan utama, yaitu:
a. Perencanaan dan peramalan permintaan tenaga kerja organisasi baik dalam jangka
pendek maupun panjang;
b. Analisis jabatan dalam organisasi untuk menentukan tugas, tujuan, keahlian,
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan. Kedua fungsi tersebut sangat esensial
dalam melaksanakan kegiatan MSDM secara efektif.
2. Staffing sesuai dengan kebutuhan organisasi
Setelah kebutuhan SDM ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengisi formasi yang
tersedia. Dalam tahapan pengisian staf ini terdapat dua kegiatan yang diperlukan, yaitu:
a. Penarikan (rekrutmen) calon atau pelamar pekerjaan
b. Pemilihan (seleksi) para calon atau pelamar yang dinilai paling memenuhi syarat.
Umumnya rekrutmen dan seleksi diadakan dengan memusatkan perhatian pada ketersediaan
calon tenaga kerja baik yang ada di luar organisasi (eksternal) maupun dari dalam organisasi
(internal).
3. Penilaian Kinerja
Kegiatan ini dilakukan setelah calon atau pelamar dipekerjakan dalam kegiatan organisasi.
Organisasi menentukan bagaimana sebaiknya bekerja dan kemudian memberi penghargaan
atas kinerja yang dicapainya. Sebaliknya organisasi juga harus menganalisis jika terjadi
kinerja negatif dimana pekerja tidak dapat mencapai standar kinerja yang ditetapkan.
Dalam penilaian kinerja ini dilakukan dua kegiatan utama, yaitu:
a. Penilaian dan pengevaluasian perilaku pekerja;
b. Analisis dan pemberian motivasi perilaku pekerja. Kegiatan penilaian kinerja ini
dinilai sangat sulit baik bagi penilai maupun yang dinilai. Kegiatan ini rawan dengan
munculnya konflik.
4. Perbaikan Kualitas Kinerja Dan Lingkungan Kerja
Saat ini pusat perhatian MSDM mengarah pada tiga kegiatan strategis, yaitu:
a. Menentukan, merancang dan mengimplementasikan program pelatihan dan
pengembangan SDM guna meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan
b. Memperbaiki kualitas lingkungan kerja, khususnya melalui kualitas kehidupan kerja
dan program-program perbaikan produktifitas
c. Memperbaiki kondisi fisik kerja guna memaksimalkan kesehatan dan keselamatan
pekerja.
Salah satu outcome yang dapat diperoleh dari ketiga kegiatan strategis tersebut adalah
peningkatan atau perbaikan kualitas fisik dan non-fisik lingkungan kerja.
5. Pencapaian Efektifitas Hubungan Kerja
Setelah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat terisi, organisasi kemudian
mempekerjakannya, memberi gaji dan member kondisi yang akan membuatnya
merasa tertarik dan nyaman bekerja. Untuk itu organisasi juga harus membuat standar
bagaimana hubungan kerja yang efektif dapat diwujudkan. Dalam hal ini terdapat tiga
kegiatan utama, yaitu:
a. Mengakui dan menaruh rasa hormat (respek) terhadap hak-hak pekerja;
b. Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan prosedur bagaimana
keluhan pekerja disampaikan
c. Melakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan MSDM.
Persoalan yang harus diatasi dalam ketiga kegiatan utama tersebut sifatnya sangat
kritis. Jika organisasi tidak berhatihati dalam menangani setiap persoalan hak-hak
pekerja maka yang muncul kemudian adalah aksi-aksi protes seperti banyak terjadi di
banyak perusahaan di Indonesia.
BAB 3. ORGANISASI
Pengertian Organisasi
Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada dalam saling berhubungan dengan
orang lain daripada menyendiri. Pada dasarnya orang tidak mampu hidup sendiri, hamper
sebagian besar tujuannya hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan
dengan orang lain. Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya.
Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan
tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan secara relatif
teratur dan berulang-ulang.
BAB 4. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran”.
Sedangkan menurut Stoner,dkk (1996:161) mendefinisikan kepemimpinan sebagai, “Proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota
kelompok”. Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan menggunakan pengaruh yang
ditujukan pada peningkatan kemampuan seorang bawahan.
Menurut Daft (2003:50) kepemimpinan didefinisikan sebagai, “kemampuan
mempengaruhi orang lain yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dari definisi
kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu cara
bagaimana seorang pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan
organisasimelalui hubungan yang baik dengan bawahan.
Dalam organisasi modern saat ini sedang mengalami sejumlah perubahan penting
yang mengelilingi pencapaian kesuksesan. Penguasa yang tidak fleksibel, otoriter dimasa lalu
telah digantikan oleh pemimpin yang Iebih partisipatif dan visoner (Lews, et aL, 2004). Para
pemimpin dalam Iingkungan usaha saat ini tidak lagi takut akan perubahan; bahkan para
pemimpin seharusnya menyukai dan lebih senang mempengaruhi perubahan.
Efektifitas pemimpin dalam rnenghadapi aktifitas organisasi sekarang ini sangat
ditentukan oleh kualitas hubungan (relasi) antara pemimpin dan bawahan. Hubungan yang
terjalin antara pemimpin dengan bawahan hendaknya tidak hanya sebatas hubungan kerja
formal dimana pemimpin bertindak sebagai atasan bagi bawahan mereka dalam organisasi,
namun hubungan tersebut harus terjalin secara luas dimana pemimpin dapat berindak sebagai
patner bagi bawahan mengatasi berbagai hambatan dan dapat memotivasi bawahan untuk
berprestasi dalam pekerjannya.
Karena itu keberadaan seorang pemimpin merupakan hal yang sangat mutlak
diperlukan dalam suatu organisasi, baik organsiasi pemerintah maupun swasta ataupun
organisasi profit maupun non profit. Kesuksesan suatu perusahaan akan sangat ditentukan
pada peranan pemimpin dalam mengelola sumber daya organisasi dan menjalankan segala
aktivitas organisasi secara optimal.
Yukl (1989), mengatakan bahwa leadership (kepemimpinan) adalah proses dimana
seseorang individ mempengaruhi anggota group yang lainnya untuk mencapa tujuan
organisasi. Studi kepemimpinan menunjukkan bahwa kepemimpinan memiliki dua gaya yaitu
kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Antara kepemimpinan
transaksional dan kepemimpinan transformasional menurut Bass dalam Hem (2002 : 9)
adalah sebagai sesuatu yang berbeda namun tidak sebagai proses yang mutually exclusitve.
Dengan demikian dimungkinkan seorang pemimpin menerapkan kedua tipe tersebut pada
situasi yang berbeda. Disatu sisi individu tidak mungkin menerapkan kedua gaya tersebut
pada suatu waktu tertentu oleh karenanya pada kepemimpinan terdapat unsur kecenderungan,
baik itu kecenderungan untuk mengarah pada gaya kepemimpinan transaksional maupun
pada gaya kepemimpinan transfonnasional.
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang sangat menarik dan paling banyak
dibahas dalam manajemen, sehingga berbagai definisi disampaikan oleh para praktisi
organisasi maupun para pakar sumber daya manusia untuk menunjukkanarti pentingnya
kepemimpinan dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan menurut Johns (1996) didefinisikan sebagai pengaruh agar pribadi
individu mengusahakan pencapaian tujuan organisasi diatas tujuan yang lain dalam konteks
organisasional. Sedangkan kepemimpinan menurut (Luthans, 1981) didefinisikan sebagai
suatu interaksi antar anggota suatu kelompok, dimana pemimpin merupakan agen perubahan
dan merupakan orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada
perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka. Kepemimpinan timbul ketika satu anggota
kelompok mengubah motivasi dan kompetensi anggota lainnya di dalam kelompok. Definisi
lain dari kepemimpinan juga disampaikan oleh Sosik (1997) sebagai pusat proses, aktivitas,
hubungan dan perubahan kelompok. Oleh karena itu kepemimpinan yang efektif
menggunakan pengaruh dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi dengan jalan
meningkatkan produktivitas, inovasi, kepuasan dan komitmen terhadap pekerjaannya.
Didalam buku ini membahas tentang sejarah atas manajemen sumber daya manusia.
Namun demikian, mempelajari sejarah tidak berarti berarti hanya menyusun peristiwa
dalam urutan kronologis; namun juga mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh
kekuatan sosial terhadap organisasi. Mempelajari sejarah merupakan cara untuk
menggapai pemikiran strategis, melihat gambaran secara besar, dan memperbaiki
keterampilan konseptual. Kita akan mulai dengan mengamati bagaimana kekuatan sosial,
politik, dan ekonomi telah memengaruhi organisasi dan praktek manajemen.
Kelemahan Buku
-Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
-Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
Kelebihan Buku
-Isi buku memiliki banyak pengertian dari para-para pendapat.
- Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
-Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA