Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH HAMBATAN KOMUNIKASI TERHADAP KOMUNIKASI

MASYARAKAT DI SATU LINGKUNGAN ANTAR BUDAYA

Dhea Yulyeta Afandi Putri

10080018294

Dalam kehidupan manusia membutuhkan komunikasi untuk bersosialisasi. Tampa

disadari komunikasi dipengaruhi oleh perbedaan budaya dan membutuhkan upaya untuk

berhasil berkomunikasi secara efektif. Indonesia yang mempunyai banyak suku bangsa yang

terpisah dan hidup saling berdampingan di satu lingkungan seringkali menimbulkan perbedaan

pendapat dan kesalah pahaman. Karena adanya hambatan berkomunikasi dalam komunikasi

antar budaya,pengaruh perbedaan budaya dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat

berpikir. Bedasarkan hal tersebut mendorong penulis untuk membahas tentang Bagaimana

Pengaruh Hambatan Komunikasi Dalam Komunikasi Antar budaya.

Kata kunci : Hambatan Komunikasi,Antar Budaya,Lingkungan

PENDAHULUAN

Hidup dalam bersosial adalah sifat alam dari masyarakat sendiri. Dengan bersosialisasi

akan terjadi tukar menukar informasi dan pengalaman yang akan mempengaruhi pikiran. Tukar

menukar informasi dilakukan masyarakat dengan komunikasi. Komunikasi dikatan efektif bila

mencapai tujuan komunikasi. Apabila sebuah masing-masing pelaku yang terlibat didalam

proses komunikasi mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Namum, apabila terjadi
perbedaan persepsi maka dapat dikatakan bahwa tujuan komunikasi gagal. Didalam setiap

kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan

dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses

komunikasi tersebut.

Kebudayan sendiri merupakan segala aspek kehidupan manusia, mulai dari persoalan

bagaimana cara manusia menyantap makanan, cara berpakaian, hingga cara manusia

berkomunikasi, bahkan lebih jauh dari itu. Oleh karena itu, budaya merupakan pedoman bagi

manusia untuk mengatur hidupnya, dimulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Tidak ada

satu budayapun yang lebih unggul dari budaya lain. Budaya menjadi bagian dari perilaku

komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara,

mengembangkan, dan mewariskan budaya. Pada satu sisi,komunikasi merupakan mekanisme

untuk mensosialisasikan norma-norma budaya dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya, dari

suatu generasi ke genarsi berikutnya ( Deddy mulyana. 2007:6 ).

Dari lingkungan sekitar, masyarakat dapat mengetahui suatu kejadian melalui

komunikasi bahkan dapat mengembangkan pengetahuannya. Belajar dari pengalaman dan

informasi yang didapat dari lingkungan yang mereka terima melalui interaksi untuk mengeratkan

hubungan antar masyarakat. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki beranekaragam

budaya dan suku. Dapat dilihat dari pengetahuan,perbedaan tatanan, agama, bahasa, nilai, dan

sikap perilaku. Kebudayaan yang memiliki suku, etnis, dan agama turut mempengaruhi

hambatan komunikasi antarbudaya. Setiap budaya juga mempunyai nilai-nilai dan sikap-sikap

yang dikomunikasikan, seperti cara berbicara orang Batak yang memiliki intonasi nada bicara

yang tinggi, bukan karena mereka emosi tetapi memang itulah ciri ciri budaya mereka. Sehingga
setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses

komunikasi.

Dengan adanya hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya perbedaan budaya dapat

mempengaruhinya, hambatan komunikasi inilah yang dapat memicu adanya konflik antar budaya

di Indonesia. Maka pentingnya membahas hambatan komunikasi agar tidak adanya konflik antar

budaya yang sudah sering terjadi di Indonesia. Perbedaan budaya tentunya sangat rentan dengan

konflik antar kelompok yang terdiri dari masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu

wilayah. bahwa terdapat rintangan budaya yang menjadi gangguan dalam berkomunikasi dimana

rintangan budaya yang di maksud adalah rintangan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan

norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam berkomunikasi

( Cangara, 2008, Pengantar Ilmu Komunikasi ). Dalam hidup bermasyarakat majemuk terdapat

banyak hal yang bisa terjadi kapan saja dengan membawa identitas atau budaya kelompok dan

berbagai konflik yang biasa terjadi di Indonesia,seperti konflik SARA (suku,agama,ras,dan antar

golongan). Hambatan dalam berkomunikasi menjadikan komunikasi tidak efektif dan membuat

sebuah interaksi sosial menjadi kesalah pahaman jika komunikasi didalamnya tidak berjalan

pada semestinya. Dalam proses komunikasi tersebut sering terjadinya ketidak pahaman atau

sering disebut mis communication, hal ini terjadi karena kebudayaan orang atau individu yang

berkomunikasi berbeda.

Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini adalah mengetahui beberapa permasalahan

tentang hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi pada masyarakat Indonesia dan memberi

pemahaman bahwa komunikasi antar budaya sangat penting untuk mengurangi dan mengatasi

hambatan komunikasi di masyarakat Indonesia. Guna terjalinnya hubungan sosial yang harmonis

antar masyarakat dan berjalannya interaksi sosial yang efektif. Dengan memanfaatkan
pengetahuan tentang komunikasi lintas budaya. Penulis berharap karya tulis ini dapat berguna

sebagai informasi bagi pembaca .

MASALAH

Komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bersosialisasi,karena

manusia adalah makhluk sosialisasi. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi,begitu pula

tidak ada manusia yang tidak bersosisalisasi karena pada dasarnya manusia membutuhkan

manusia lainnya. Karena hubungan di lingkungan berbeda budayalah yang sangat sulit untuk

dimengerti membutuhkan upaya yang besar pula. Komunikasi tentu mempunyai hambatannya

sendiri, merusak komunikasi dan berdampak buruk bagi komunikan maupun komunikatornya.

Ketidak tahuan masyarakat akan budaya sosial lain adalah salah satu penunjang terjadinya

hambatan komunikasi di lingkungan beda budaya. Berdasarkan latar belakang yang penulis

paparkan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa hambatan komunikasi dalam komunikasi Antar kelompok?

2. Bagaimana cara membuat komunikasi antar budaya menjadi efektif tampa adanya

hambatan komunikasi ?

ANALISIS

1. Budaya

Berbagai pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli memberikan definisi

budaya (Setiadi, 2006:28-29), sebagai berikut :


1. E.B.Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, keilmuwan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan

yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2. R.Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang

dipelajari dari hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya

didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia

dengan belajar.

4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya,

rasa, dan cipta masyarakat. e. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan

hidup yang diciptakan oleh manusia. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat

individu tersebut dibesarkan.

2. Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi atau yang dikenal communication barrier adalah segala sesuatu

komunikasi yang efektif. Barna dalam Samovar (1994:337-342) mengupas tentang hambatan

dalam komunikasi antarbudaya.

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain,

1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),
Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas

komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi

yang terjadi.

3. Mayarakat

Masyarakat adalah golongan masyarakat kecil terdiri dari beberapa manusia, yang

dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh- mempengaruhi satu

sama lain. (Achlos, 1984:47).

Menurut Mayor Polak dalam Abu Ahmadi (2003:96), menyebutkan bahwa masyarakat

adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta

kelompok dalam tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub

kelompok.

Sedangkan menurut Djojodiguno dalam ( Abu Ahmadi 2003:97) tentang masyarakat

adalah suatu kebulatan dari pada segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia

dengan manusia.

4. Komunikasi Antar Budaya

Alo Liliweri (2003:13) mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai interaksi antarpribadi

dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang

kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya

(intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila

terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses

komunikasi.

PEMBAHASAN
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss ( 1996 :237 ) Karakter budaya yang sudah

tertanam sejak kecil sulit untuk dihilangkan, karena budaya merupakan suatu cara hidup yang

berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dari hasil warisan generasi ke

generasi. Sebab itu terkadang masyarakat Indonesia memandang perilaku orang lain dalam

konteks latar belakangnya sendiri atau dengan kata lain berfikir secara subjektif.

Kesalahpahaman tentang pemahaman budaya sosial lain dapat menghambat terjadinya

komunikasi yang lancar. Komunikasi antarbudaya ada diantara masyarakat yang mempunyai

kebudayaan yang berbeda, baik dalam lingkungan suatu bangsa maupun lingkungan antar

bangsa. Dalam komunikasi antar budaya tentunya terdapat hambatan berkomunikasi yang akan

dihadapi oleh masyarakat yang berbeda budaya dalam berkomununikasi akan lebih besar. Hal ini

disebabkan karena nilai yang diyakini oleh setiap budaya yang satu budaya dengan budaya yang

lainnya berbeda. Hambatan komunikasi tidak bisa terus di biarkan dalam sebuah lingkungan

antar budaya. Adanya hambatan komunikasi menyebabkan dampak negatif untuk masyarakat .

Menurut Mohammad Shoelhi dalam bukunya Komunikasi Lintas Budaya (2015:17- 25) :

Hambatan-hambatan dalam komunikasi yang berkaitan dengan faktor budaya dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a) Perbedaan norma sosial Norma sosial merupakan suatu cara, kebiasaan, tata karma, adat

istiadat, dan kepercayaan yang dianut secara turun temurun yang dapat memberikan petunjuk

bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku dalam pergaulan masyarakat . Keragaman

etnik menyebabkan terjadinya keragaman norma sosial yang tidak menutup kemungkinan

terjadinya pertentangan nilai. Kebiasaan dan adatistiadat yang dianggap baik suatu masyarakat

belum tentu dianggap baik pula oleh masyarakat lain. Agar tidak terjadi hambatan maka
komunikator perlu mengkaji apakah pesan yang akan disampaikan tidak melanggar norma

tertentu.

b) Etnosentrisme Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan

standar budaya sendiri. Dalam etnosentrisme sebuah komunitas menganggap budaya superior

dibanding budaya lain. Peserta komunikasi yang berbeda budaya dapat menggagalkan

komunikasi.

c) Stereotip dan prasangka Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan masyarakat

berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip mampu menghambat komunikasi

antarbudaya. Orang yang bersikap strereotip cenderung menempatkan orang di luar

kelompoknya sebagai out group.

d) Perbedaan perspektif Perspektif adalah cara pandang suatu objek, benda atau peristiwa

berdasarkan pengamatan seseorang. Cara pandang seseorang sangat ditentukan oleh budaya yang

dianutnya. Persepsi yang sama akan memudahkan dan melancarkan komunikasi.

e) Perbedaan pola pikir Pola pikir berkaitan dengan pencarian kebenaran yang mengandalkan

rasionalitas. Pola pikir seseorang atau kelompok orang berbeda satu sama lain sebagai akibat

pengalaman dan acuan yang digunakan. Pola pikir sangat berpengaruh terhadap reaksi,

rangsangan, dan tanggapan individu dalam berkomunikasi dengan individu yang berasal dari

budaya lain.

f) Faktor Bahasa Bahasa sebagai alat komunikasi sering menjadi hambatan utama dalam

komunikasi ketika para peserta komunikasi tidak memiliki persamaan bahasa.

g) Faktor sintaksis dan semantik Hambatan semantik dapat terjadi dalam beberapa bentuk.

Pertama, adanya pengertian konotatif atau denotatif. Kedua, adanya perbedaan makna dan
pengertian untuk kata atau istilah yang sama sebagai akibat aspek psikologis. Ketiga,

Komunikator salah mengucapkan kata-kata karena tergesa-gesa.

h) Ketidakmerataan Pendidikan Kesenjangan pendidika antara masingmasing masyrakat sering

meyebabkan terjadinya kegagalan komunikasi.

i) Gegar budaya Gegar budaya adalah disorientasi psikologis yang dialami seseorang ketika

seseorang bergerak dalam periode tertentu ke dalam sebuah lingkungan budaya yang berbeda

dari budaya mereka sendiri. Berada di tengah lingkungan yang berbeda budaya menyebabkan

seseorang salah tingkah sehingga menyebabkan komunikasi tidak efektif dan terhambat.

Tidak ada proses komunikasi yang berjalan tampa adanya hambatan komunikasi. Begitu pun

dalam komunikasi antar budaya. Akan terjadi banyak sekali hambatan yang bisa muncul, baik

yang bersifat teknis maupun non teknis, apalagi dalam konteks perbedaan budaya. Segala sesuatu

yang terjadi penghambat laju pesan yang ditukar antara komunikator dengan komunikan, atau

paling fatal adalah mengurangi makna pesan antarbudaya. Hambatan komunikasi antar budaya di

dalam satu lingkungan tidak terjadi begitu saja,tetapi memiliki penyebabnya.

Menurut Steiner dalam ( Liliweri, 2001:247 ) ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam hambatan komunikasi:

1. Perbedaan latar Belakang.

Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang berbeda, berkaitan

dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan

tersebut dan menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan

secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang

diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaanorang-orang yang terlibat dalam pembicaraan
makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif. Perbedaan yang mungkin dapat

menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi antara lain: perbedaan persepsi, perbedaan

pengalaman dan latar belakang, sikap praduga/stereotip.

2. Faktor bahasa.

Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh

dalam proses komunikasi antara lain: Perbedaan arti kata Penggunaan istilah atau bahasa tertentu

komunikasi nonverbal .

3. Sikap pada waktu berkomunikasi.

Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi factor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat

menghambat komunikasi tersebut antara lain: Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar ,

mengadakan penilaian terhadap pembaca, sibuk mempersiapkan jawaban, bukan pendengar yang

baik, pengaruh factor emosi, kurang percaya diri, gaya/cara bicara dan nada suara

4. Faktor lingkungan.

Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan proses maupun hasil

komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh antara lain:faktor tempat dan factor situasi/

waktu.

Pada setiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk mengenali satu

dengan lainnya,maka dari itu komunikasi yang terjalin harus terdapat pengertian serta

kepercayaan antar personal. Untuk menghindari kesalah pahaman, tidak hanya memahami
budaya sendiri, manusia juga dituntut secara objektif untuk mengenali perbedaan dan keunikan

budaya orang lain. Kesalahpahaman budaya tentu dapat menghambat terjadinya komunikasi

yang efektif. Untuk menghindari kesalahpahaman budaya terdapat solusi untuk menangani

hambatan komunikasi . Karena keberhasilan suatu kegiatan komunikasi didasarkan kepada

berbagai faktor. Para pakar telah mengemukakan agar proses komunikasi itu bisa berhasil maka

harus mengetahui karakteristik komunikasi itu sendiri. Dalam komunikasi antarbudaya .

Menurut Joseph A.Devito dalam Dasrun Hidayat (2012:43)

Terdapat lima karakteristik komunikasi antarbudaya yang efektif, yaitu keterbukaan,

empati, dukungan, perasaan positif dan kesamaan.

1. Dalam menunjukkan kualitas keterbukaan (openness) dari komunikasi antarpribadi, dapat

dilihat dari tiga aspek, yaitu:

a) keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain.

b) keinginan untuk menanggapi secara jujur stimuli yang datang padanya.

c) mengenai perasaan dan pikiran kita, artinya mengakui perasaan dan pikiran yang kita

ungkapkan dan kita pertanggungjawabkan.

2. Selanjutnya, empati (empathy) artinya merasakan sebagai mana yang dirasakan oleh orang

menjadi perasaan bersama.

3. Karakteristik komunikasi antarbudaya selanjutnya adalah dukungan (supportiveness) Dengan

adanya dukungan akan tercapai komunikasi antarbudaya yang efektif. Dukungan adakalanya

terucapkan dan adakalanya tidak terucapkan.


4. Karakteristik yang keempat adalah kepositifan (positiveness). Komunikasi antarbudaya akan

berhasil jika seseorang mempunyai sikap positif terhadap dirinya dalam menyampaikan perasaan

kepada orang lain. Komunikasi antarbudaya juga akan terpelihara baik jika suatu perasaan positif

terhadap orang lain itu dikomunikasikan.

5. Yang terakhir adalah kesamaan (equality). Suasana komunikasi antarpribadi akan lebih efektif

apabila ada kesamaan, seperti kesamaan pendidikan, budaya, status dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, Komunikasi antarbudaya menjadi salah satu solusi bagi terciptanya

kerukunan dan toleransi antar kelompok sosial berbeda budaya dalam menjalankan fungsi sosial

mereka.

PENUTUP / KESIMPULAN

Hubungan antar masyarakat dalam satu lingkungan berbeda budaya sering menjadi

masalah serius bagi kerukunan suatu wilayah. Hal ini karena etnosentrisme dan stereotip sebagai

akibat menguatnya identitas kelompok menyebabkan suatu kelompok menganggap diri mereka

superior dibanding kelompok lainnya. Sikap lebih baik itu pada akhirnya akan menimbulkan

prasangka dan konflik konflik di masyarakat. Salah satu solusi untuk mengatasi konflik antar

budaya dalam hal ini adalah melalui komunikasi antarbudaya. Tujuan dari komunikasi

antarbudaya adalah mengurangi ketidakpastian diantara pelaku komunikasi yang berbeda

kebudayaan. Pelaku komunikasi dituntut untuk menjadi manusia berbudaya yaitu manusia yang

memahami budaya orang lain sehingga akan timbul keterbukaan dan saling menghormati satu

sama lain.
DAFTAR PUSTAKA

Achols, John M. Hassan Shadily. 1984. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Badudu, J. S. dan Sutan, Mohammad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya

Bakti

Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustakabelajar.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Samovar. L.A. Porter, R.E. 2010. Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between

Cultures. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Humanika


Setiadi, E. M. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.

Shoelhi, Mohammad. 2015. Komunikasi Lintas Budaya dalam Dinamika Perspektif

Internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Tubbs, L. Stewart dan Sylvia, Moss. 1996, Human Communication. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai