2 PB
2 PB
1, Maret 2018
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aimed at analyzing the effect of fiber orientation toward impact
strength and fracture of polyester composites reinforce fiber rods of waru bark. It was
an experimental study by using dependent variable of impact strength, and independent
variable that is fiber orientation continuous, discontinuous, and hybrid. The findings
showed that F was 69, 43. Then, the result was compared by table F, with comparison
was 2 and denominator was 27. Based on table F, significant level is 5% about 3,35.
The comparison of count F and table F shown that count F is bigger than table F. it can
conclude that this is significant. Based on significant test above, H0 was rejected, and
H1 state that there is difference of variation of fiber orientation continuous,
discontinuous, and hybrid toward character of mechanical composite reinforce natural
fiber of waru bark to accepted impact test. Based on further testing, there is difference
impact strength of composite polyester reinforce natural fiber of waru bark between
fiber orientation continuous to discontinuous with the result 11,61, fiber orientation
continuous to hybrid with the result 4,12, and fiber orientation discontinuous to hybrid
with the result 7,49. In addition, fiber orientation continuous, discontinuous, and
hybrid experience brittle and fiber pull out and it categorized brush fracture in fiber
orientation of hybrid.
Key words: effect of fiber orientation, fracture model, impact strength.
tarik dan kekuatan bending komposit terjadi diinginkan. Adapun arah dan tujuan penelitian
peningkatan kekuatan tarik pada serat yang ini adalah untuk menemukan material baru
diberikan perlakuan alkali. Kekuatan tarik yang nantinya berfungsi sebagai alternatif
tertinggi pada serat yang diberikan perlakuan pengganti yang bersifat ramah lingkungan
alkali adalah pada serat yang menerima dalam berbagai komponen khususnya di
perlakuan alkali selama 2 jam yaitu 72,18 N. bidang otomotif.
Komposit didefinisikan sebagai
struktur dalam skala makro atau mikro yang KAJIAN TEORI
dibuat dari bahan-bahan yang berbeda, cirri
cirinya pun tetap terbawa setelah komponen Komposit
terbentuk sepenuhnya. Karena itu selalu ada Komposit didefinisikan sebagai
antarmuka diantara dua bahan, dan sifat-sifat struktur dalam skala makro atau mikro yang
antarmuka ini mempunyai pengaruh yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda,
jelas terhadap sifat-sifat komposit. Pendapat ciricirinya pun tetap terbawa setelah
lain tentang komposit yaitu paduan dari dua komponen terbentuk sepenuhnya. Karena itu
atau lebih material untuk mendapatkan selalu ada antarmuka diantara dua bahan, dan
material baru dengan sifat-sifat tertentu sesuai sifat-sifat antarmuka ini mempunyai pengaruh
yang diinginkan, baik dari sifat mekanik yang jelas terhadap sifat-sifat komposit.
maupun sifat ketahanan terhadap korosi (Ir. Pendapat lain tentang komposit yaitu paduan
Ary Mustofa Ahmad, 2006) dari dua atau lebih material untuk
Komposit terdiri dari matrik sebagai mendapatkan material baru dengan sifat-sifat
pengikat dan filler sebagai pengisi komposit. tertentu sesuai yang diinginkan, baik dari sifat
Keunggulan komposit adalah dapat mekanik maupun sifat ketahanan terhadap
memberikan sifat-sifat mekanik terbaik yang korosi (Ir. Ary Mustofa Ahmad, 2006).
dimiliki oleh komponen penyusunnya, Material komposit merupakan
bobotnya yang ringan, kemudian tahan korosi, gabungan antara dua atau tiga bahan yang
ekonomis dan tidak sensitif terhadap bahan- memiliki jumlah sifat yang tidak mungkin
bahan kimia. dimiliki oleh masing-masing komponennya,
NaOH merupakan larutan basa yang yang kemudian disusun secara kombinasi
tergolong mudah larut dalam air dan termasuk simetrik untuk memperoleh sifat tertentu.
basa kuat yang dapat terionisasi dengan Dapat juga didefinisikan kombinasi antara dua
sempurna. Menurut teori Arrhenius basa material atau lebih dalam skala makroskopik
adalah zat yang dalam air menghasilkan ion yang berbeda bentuknya, komposisi kimia dan
OH – dan ion positif. Larutan basa memiliki tidak saling melarutkan antara materialnya
rasa pahit, dan jika mengenai tangan terasa dimana material yang satu berfungsi sebagai
licin (seperti sabun). Sifat licin terhadap kulit material penguat dan material yang lainnya
itu disebut sifat kaustik basa. sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan
Dengan mengacu pada penelitian unsur-unsurnya.
diatas maka penulis akan meneliti dengan Keuntungan penggunaan material
menggunakan serat batang kulit waru dengan komposit adalah :
perlakuan alkali NaOH 5% selama 2 jam.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah 1. Hasil akhir (permukaan) yang baik.
komposit dibuat dengan penguat serat batang 2. Biaya produksi yang murah.
kulit waru dengan metode orientasi serat 3. Umur pemakaian yang lama.
continous, discotinous, dan hybrid 4. Tahan terhadap korosi.
menggunakan matrik polyester. Penelitian ini Kekurangan material komposit adalah:
difokuskan untuk mengetahui kekuatan impak 1. Pada komposit tertentu peka terhadap
serta foto mikro dari patahan hasil uji dari perubahan temperatur yang drastis dan
bahan komposit yang akan dibentuk sehingga mudah terbakar.
dapat digunakan sesuai dengan aplikasi yang
Resin Polyester
Resin poliester tak jenuh biasa disebut
poliester karena asam tak jenuh merupakan
bagian dari asam dibasa, yang menyebabkan
terdapatnya ikatan tak jenuh dalam rantai
utama dari polimer yang dihasilkan. Karena
berupa resin cair dengan viskositas yang Gambar 3. Continous Fiber Composites
relatif rendah, mengeras pada suhu kamar (Sumber : Gibson, 1994)
dengan penggunaan katalis tanpa
Serat
“Serat adalah sebuah zat yang
panjang, tipis, dan mudah dibengkokkan”.
(Tim Fakultas Teknik Universitas Surabaya,
2001).
Gambar 4. Woven Fiber Composites Panjang serat beberapa ratus kali
(Sumber : Gibson, 1994) lebarnya. Ditinjau dari segi zat kimia
penyusunnya, serat tersusun atas molekul-
Chopped Fiber Composites molekul yang sangat besar yaitu berupa
Komposit yang diperkuat dengan serat selulose, protein, thermoplastics atau mineral.
yang dipotong pendek atau disusun secara Berdasarkan asal zat kimia seratnya, serat
acak. Contoh dapat dilihat pada Gambar 7. dikelompokkan menjadi serat alam dan serat
buatan.
Serat alam adalah serat yang
molekulnya terbentuk secara alami. Serat
alam dikelompokkan ke dalam serat yang
berasal dari tumbuhan dan yang berasal dari
hewan. Serat tumbuhan dapat diperoleh dari
bagian biji, batang, daun atau buahnya. Serat
hewan dapat diperoleh dari bagian bulu atau
Gambar 5. Chopped Fiber Composites rambut binatang.
(Sumber : Gibson, 1994) Serat buatan adalah serat yang
molekulnya disusun secara sengaja oleh
Hybrid Composites manusia. Serat buatan dikelompokkan ke
Komposit yang diperkuat dengan dalam serat alam yang diolah kembali, serat
beberapa gabungan serat yaitu serat secara setengah buatan (bahan dari serat alam dan
continuous dengan serat secara acak. bahan kimia buatan), serat buatan (murni dari
Pertimbangannya agar dapat meminimalisir bahan kimia buatan)
kekurangan sifat dari kedua tipe dan
menggabungkannya menjadi satu. Contoh
pada Gambar 4.
· Selulosa
Serat binatang · sutra Bagaimanapun juga ini termasuk mahal dan
Serat regenerasi · Serat Protein
hanya digunakan jika dianggap perlu.
Serat galian
Serat Sintetik
· Poliamid
Asbes
Ketika lapisan jel mulai kering penguat
· Polivinil alkohol
·
·
Poliviniliden klorida
Polivinil klorida
utama diletakkan. Pertama kali dioleskan dan
·
·
Poliester
Poliakilonitrl diikuti lapisan serat gelas dengan
· Polietilen
·
·
Polipropilen
Polialkileneparaoksibenzoat
menggunakan tangan. Rol digunakan untuk
·
·
Fenol
Polifluoroetilen melekatkan serat dan membuang udara yang
· Serat gelas
terperangkap. Kelebihan dari teknik ini
Serat Organik · Serat karbon
adalah kekuatan dan ketebalan komposit
Gambar 7. Klasifikasi Serat dapat dikontrol dengan menambah ketebalan
(Sumber : Surdia, Sinroku, 1999) dengan serat dan resin dengan terus
menerus tergantung keinginan. Pengeringan
Proses Pembuatan Spesimen Komposit dibutuhkan pada suhu ruangan tetapi panas
Metode yang digunakan untuk untuk kadang digunakan untuk mempercepat
proses pembuatan dengan serat penguat proses pengeringan. Idealnya penghalusan
termoset bermacam-macam seperti variasi harus dilakukan sebelum benar-benar kering
material yang ada saat ini. Secara garis besar karena materialnya masih cukup lunak untuk
dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu pisau atau gunting untuk digunakan. Setelah
manual, semiautmatik dan automatik. kering maka perlu digerinda.
Variasi dari proses dasar ini adalah
Proses Manual cetakan vacum bag dan presure bag. Dalam
Proses manual terdiri dari hand lay-up, proses pertama sebuah fleksibel (biasanya
spray-up, pressure bag dan autoclave karet) dijepit diatas adonan didalam cetakan
moulding, yaitu: dan tekanan vakum diaplikasikan antara
cetakan dan kantong. Hal ini menghisap
Hand Lay-up kantong (mendesak) kecetakan sehingga
Pada penelitian ini digunakan metode melekatkan lapisan serat penguat dan resin.
Hand Lay-Up. Metode ini lebih banyak Proses terakhir yang serupa tetapi tekanan
digunakan untuk material dengan serat diberikan diatas kantong menggantikan
penguat, di Inggris hampir 40% menguasai vakum.
pasar FRP. Keuntungan utamanya adalah
proses yang sangat simpel sehingga
dibutuhkan sedikit peralatan dan cetakan
dapat dibuat dari gips, kayu, lembaran plat
atau lembaran FRP. Langkah pertama
adalah melapisi cetakan dengan pelapis (wax
atau lapisan lilin) untuk mencegah cetakan
lengket. Kemudian diikuti lapisan tipis (±0,3-
0,4 mm) resin murni disebut lapisan jel yang
mempunyai beberapa fungsi. Pertama
menutup lubang yang tidak teratur dan
menambah penampilan produk ketika diambil
dari cetakan. Kedua yang terpenting adalah
melindungi kekuatannya dari serangan
embun dimana cenderung mengurangi
Spray-up Keterangan:
Dalam proses ini, langkah persiapan 𝑚𝑢 : Berat serat di udara (gram)
mirip dengan metode sebelumnya tetapi 𝑚⸮ : Berat serat dalam minyak
pemakaian lembaran serat penguat diganti tanah (gram)
menggunakan semprotan. Benang disalurkan 𝜌𝑚 : Berat jenis minyak tanah
ke unit penyemprot dan helai benang (minyak tanah = 0,83 g/𝑐𝑚3
disemprot kecetakan terus menerus dengan 𝑤𝑓 : Berat serat pada komposit
resin. Ketebalan cetakan dapat dengan (gram)
mudah dibuat perbagian menjadi berkekuatan
𝑣𝑐 : Volume komposit (𝑐𝑚3 )
tinggi. Bagaimanapun juga keberhasilan
𝜌𝑓 : Berat jenis serat (g/𝑐𝑚3 )
metode ini tergantung pada kemampuan
operator dari pengontrolan ketebalan 𝑣𝑓 : Volume serat (𝑐𝑚3 )
komposit dan juga perbandingan serat dan 𝑉𝑓 : Fraksi volume serat (%)
resin.
Dari hasil pengukuran berat serat kulit
waru yang telah diolah dan mendapat
treatment didapat hasil per 0,002 𝑚3 adalah
0,0053kg. Sehingga perlu dicari berat serat
diudara dan berat serat dalam minyak tanah.
Barulah bisa ditentukan berat serat untuk
fraksi volume 40%.
Pengujian Mekanis
Secara umum pengujian material
digunakan untuk mengetahui kekuatan
material tersebut sesuai kebutuhan seorang
Gambar 9. Metode Spray Up penguji. Dalam kajian teori ini akan dijelaskan
mengenai empat jenis pengujian yaitu Uji
(Sumber: Gibson, F Ronald. 1994) Impack (Impack Test), dan foto dari model
patahan komposit yang diuji mekanis
Fraksi Volume Serat Uji Impack
Fraksi Volume Serat adalah Pengujian impak bertujuan untuk
perbandingan antara volume serat dengan mengukur berapa energi yang dapat diserap
volume komposit. Semakin besar fraksi suatu material samapai material tersebut
volume serat maka semakin bertambah patah. Pengujian impak ini merupakan respon
kekuatan dan kekakuan komposit. Secara terhadap beban yang tiba – tiba yang
umum fraksi volume serat, maksimal adalah bertujuan mengetahui ketangguhan suatu
80% ketika tidak semua serat dikelilingi oleh bahan terhadap pembebanan dinamis,
matrik. Fraksi volume serat (𝑉𝑓 ) dapat dihitung sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan
dengan persamaan (Kaw, 1997) yang diuji rapuh atau kuat. Dasar pengujian
impak ini adalah penyerapan energi potensial
𝑉𝑓 dari pendulum beban yang berayun dari suatu
𝑉𝑓 = 𝑉𝑐
𝑥100% ....................................1 ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji
sehingga benda uji mengalami deformasi.
𝑤𝑓 Semakin banyak energi yang terserap maka
𝑣𝑓 = .............................................2
𝜌𝑓 akan semakin besar kekuatan impak dari
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Gambar 10 Pengujian Impact Dalam penelitian eksperimental,
dengan Alat Uji Charpy rancangan ini disebut Rancangan Rambang
(Sumber : www.alat uji.com) Lugas (Simple Randomized Design). Jika
menggunakan rancangan ini, maka ada
Untuk menguji impak ini kedua ujung beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
sampel dengan ukuran standar diletakkan (1) sampel-sampel langsung diambil dari
pada penumpu, kemudian beban dinamis populasi, bukan dari subpopulasi, (2)
dilepaskan dengan tiba-tiba dan cepat menuju pemilihan sampel dilakukan secara
sampel. Dalam pengujian impak, impaktor acak/rambang, (3) penentuan perlakuan
yang digunakan dalam bentuk pendulum yang dilakukan secara rambang/acak, dan (4) yang
diayunkan dari ketinggian dengan massa. memberi perlakuan dilakukan secara
rambang/acak pula. Model matematik yang
digunakan dalam analisis, sering disebut
rancangan analisis rancangan A, baik untuk
penelitian eksperimental maupun bukan
eksperimenta, adalah sebagai berikut. (1) Jika
yang terlibat dalam penelitian hanya dua
sampel, digunakan uji-t unruk sampel
independen (bebas). (2) Jika yang dilibatkan
dalam penelitian lebih dari dua sampel,
digunakan uji-F (Analisis Varians) satu jalur.
Dapat digambarkan seperti tabel dibawah ini:
9. Y9 Y9 Y9 3. Katalis
10. Y10 Y10 Y10 4. NaOH
Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan pada
penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat
dipaparkan sebagai beriku.
1. Serat Alam
2. Resin Polyester
Pengujian Impak
Pengujian impak dilakukan dengan
menumbuk benda uji menggunakan sebuah
mendulum yang diayunkan. Pengujian impak
bertujuan untuk mengukur beberapa energi
yang dapat diserap suatu material sampai
Gambar 14. Spesimen berdasarkan material dalam penelitian ini berupa komposit
Orientasi Serat Discontinous dari serat tapis kelapa tersebut patah.
Perkembangan plastik meningkat sejak
ditemukannya material komposit yang cepat
diserap dan dipakai oleh industri pesawat
terbang, otomotif, militer, alat-alat olahraga,
kedokteran bahkan sampai alat-alat rumah
tangga. Selain material pengikat (matrik)
komposit juga menggunakan material penguat
atau pengisi (filler), marerial pengikat ini
menggunakan serat, serat biasanya terdiri dari
bahan yang kuat, kaku dan getas. Hal ini
ditunjukan agar agar serat dapat menahan
gaya dari luar atau tumbukan yang diterima. menggunakan alat uji Charpy. Sebelum
Gaya luar atau tumbukan dapat didapatkan alat uji digunakan untuk mengetahui
melalui melaui pengujian impak pada seberapa energi yang mampu diserap
komposit. oleh spesimen (𝐸𝑠 ), dilakukan kalibrasi
Pengujian ini dilakukan terlebih dahulu terhadap alat uji Charpy
dilaboratorium metalurgy Teknik Mesin tanpa adanya spesimen yang ditumbuk
Universitan Udayana, berdasarkan prosedur untuk mengetahui seberapa besar energi
pengujian sebagai berikut : yang terbaca pada alat uji.
Dari proses kalibrasi diketahui bahwa
a. Ukur luas permukaan dibawah takik. energi yang yang mampu diserap tanpa
b. Spesimen dipasang dan dijepit pada adanya spesimen (𝐸𝑜 ) adalah sebesar 0,4
pemegang sampel/spesimen dengan Newton meter (N.m). untuk mencari
dengan sisi yang diberi notched energi yang sesungguhnya yang mampu
menghadap sisi berlawanan impak dari diserap oleh spesimen adalah dengan
pendulum. mengurangi energi yang mampu diserap
oleh spesimen (𝐸𝑠 ) hasil pengujian dengan
energi yang mampu diserap tanpa adanya
spesimen (𝐸𝑜 ). Selanjutnya data-data hasil
pengujian impak ditabulasi ke dalam tabel
berdasarkan dengan orientasi serat yang
digunakan. Untuk mengetahui kekuatan
impak dari komposit batang kulit waru
berpenguat matriks polimer polyester dari
masing-masing spesimen berdasarkan
orientasi serat masing-masing, maka
dihitung menggunakan rumus :
𝐸𝑠 −𝐸0
𝐼𝑠 = 𝐴
………………….…………………5
(satu) jenis orientasi serat adalah 10 (sepuluh) ditumbuk untuk mengetahui seberapa besar
buah spesimen, sehingga total terdapat 30 energi yang terbaca pada alat uji.
(tiga puluh) buah spesimen untuk pengujian Dari proses kalibrasi diketahui bahwa
impak ini. Berikut ini adalah data hasil energi yang yang mampu diserap tanpa
pengujian impak komposit berpenguat serat adanya spesimen (𝐸𝑜 ) adalah sebesar 0,4
batang kulit waru dengan matriks polimer Newton meter (N.m). untuk mencari energi
polyester. yang sesungguhnya yang mampu diserap
oleh spesimen adalah dengan mengurangi
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Impak energi yang mampu diserap oleh spesimen
Setiap Orientasi Serat. (𝐸𝑠 ) hasil pengujian dengan energi yang
mampu diserap tanpa adanya spesimen (𝐸𝑜 ).
Nomor Fraksi Volume Serat Selanjutnya data-data hasil pengujian
Spesim Contino Discontino Hybri impak ditabulasi ke dalam tabel berdasarkan
en us us d dengan orientasi serat yang digunakan, yaitu
1 2,9 N.m 1,8 N.m 2,4 orientasi serat continous ( tabel 4.2), orientasi
N.m serat discontinous (tabel 4.3), dan orientasi
2 3,1 N.m 2,1 N.m 2,9 serat hybrid (tabel 4.4). untuk mengetahui
N.m kekuatan impak dari komposit batang kulit
3 3,1 N.m 1,9 N.m 3 N.m waru berpenguat matriks polimer polyester
4 3 N.m 2,3 N.m 2,9 dari masing-masing spesimen berdasarkan
N.m orientasi serat masing-masing, maka dihitung
5 3,3 N.m 2,3 N.m 2,7 menggunakan rumus :
𝐸 −𝐸
N.m 𝐼𝑠 = 𝑠 0……………………………...………6
𝐴
6 2,9 N.m 1,9 N.m 3,1
N.m Keterangan :
7 3,5 N.m 2,1 N.m 2,9
N.m 𝐼𝑠 : Kekuatan Impack (J/m2 )
8 3,3 N.m 2,1 N.m 3,1
N.m 𝐸𝑠 : Energi yang diserap sampel
setelah tumbukan (J)
9 3,1 N.m 1,9 N.m 2,5
N.m 𝐸0 : Energi yang diserap tanpa
10 3,3 N.m 1,8 N.m 2,6 adanya sampel pada alat uji (J)
N.m
Rata- 3,15 N.m 2,02 N.m 2,81 A :Luas penampang lintang
Rata N.m sampel (m2 )
2500
2000
1500
Gambar 18. Model Patahan
Spesimen Orientasi Serat Continuous
1000
500 Sumber: (Hasil Penggambaran
0 Microskop Optik)
Continous Discontinous Hybrid
Lokantara dan Ngakan Putu Gede Suartama Sugiyono. (2010), Metode Penelitian
(2007). Analisa arah dan perlakuan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
serat tapis kelapa serta rasio epoxy Alfabeta. Bandung.
hardener terhadap siffat fisis dan
mekanik komposit tapis kelapa. Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 1.