Anda di halaman 1dari 17

JJTM, Vol. 6 No.

1, Maret 2018

PENGARUH ORIENTASI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK


KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ALAM BATANG KULIT WARU
(HIBISCUS TILIACEUST) DENGAN MATRIK POLYESTER
Oleh

I W. Widiarta1 I N. Pasek Nugraha2 K. Rihendra Dantes3


1,2,3 JurusanPendidikan Teknik Mesin
Universitas Pendidikan Ganesha

E-mail : 1awidixz99@yahoo.com, 2pasek nugraha@undiksha.ac.id,


3rihendra79@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi serat terhadap


kekuatan impak dan model patahan komposit polyester berpenguat serat batang kulit
waru. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksperimen dengan variabel terikat
kekuatan impak, dan variabel bebas yaitu orientasi serat continuous, discontinuous,
dan hyibrid. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat F hitung sebesar
69,43. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan F tabel, dengan
dbpembanding (antar) = 2 dan dbpenyebut (dalam) =27. Berdasarkan F tabel, didapat
F tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,35. Perbandingan F hitung dengan F tabel
ini menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari pada F tabel sehingga hasil penelitian
ini signifikan. Berdasarkan uji signifikansi diatas, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, dan H1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari
variasi orientasi serat continuous, discontinuous, dan hyibrid terhadap sifat mekanik
komposit berpenguat serat alam batang kulit waru terhadap uji impak diterima.
Berdasarkan dari uji lanjut yang sudah didapat, bahwa terdapat perbedaan kekuatan
impak komposit polyester berpenguat serat alam batang kulit waru antara orientasi
serat continuous dengan discontinuous dengan nilai 11,16, orientasi serat continuous
dengan hyibrid dengan nilai 4,12, dan orientasi serat discontinuous dengan hyibrid
dengan nilai 7,49. Pada orientasi serat continuous, discontinuous, dan hyibrid rata-rata
mengalami patahan getas (briettle) dan mekanisme fiber pull out dan dikategorikan
memiliki model patan sikat (brush fracture) pada orientasi serat hyibrid.
Kata kunci :kekuatan impak, model patahan, pengaruh orientasi serat.

ABSTRACT

This study aimed at analyzing the effect of fiber orientation toward impact
strength and fracture of polyester composites reinforce fiber rods of waru bark. It was
an experimental study by using dependent variable of impact strength, and independent
variable that is fiber orientation continuous, discontinuous, and hybrid. The findings
showed that F was 69, 43. Then, the result was compared by table F, with comparison

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 41


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

was 2 and denominator was 27. Based on table F, significant level is 5% about 3,35.
The comparison of count F and table F shown that count F is bigger than table F. it can
conclude that this is significant. Based on significant test above, H0 was rejected, and
H1 state that there is difference of variation of fiber orientation continuous,
discontinuous, and hybrid toward character of mechanical composite reinforce natural
fiber of waru bark to accepted impact test. Based on further testing, there is difference
impact strength of composite polyester reinforce natural fiber of waru bark between
fiber orientation continuous to discontinuous with the result 11,61, fiber orientation
continuous to hybrid with the result 4,12, and fiber orientation discontinuous to hybrid
with the result 7,49. In addition, fiber orientation continuous, discontinuous, and
hybrid experience brittle and fiber pull out and it categorized brush fracture in fiber
orientation of hybrid.
Key words: effect of fiber orientation, fracture model, impact strength.

Pendahuluan dewasa ini karena serat alami banyak memiliki


keunggulan dibandingkan dengan serat
Teknologi hijau atau teknologi ramah buatan (rekayasa), keunggulan dari serat
lingkungan semakin serius dikembangkan alami seperti beban lebih ringan, bahan
oleh negara-negara di dunia saat ini, dan mudah didapat, harga relatif murah dan yang
menjadi salah satu tantangan yang terus paling penting ramah lingkungan terlebih
diteliti oleh para pakar untuk mendukung Indonesia memiliki kekayaan alam yang
kemajuan teknologi ini. Salah satunya begitu melimpah. Penggunaan serat alami
mengenai komposit yang berpenguat serat, dewasa ini sudah merambah berbagai bidang
baik itu dari variasi matrik sebagai pengikat kehidupan manusia, layaknya serat buatan,
maupun serat sebagai bahan penguat, jenis serat alami juga mampu digunakan sebagai
anyaman hingga bahan dasar matrik maupun modifikasi dari serat buatan.
serat. Penelitian juga berkembang dengan Waru (Hibiscus Tiliaceus) merupakan
penggunaan bahan serat alam untuk jenis tanaman yang sangat dikenal oleh
beberapa variasi matrik sintetis dan alami. penduduk Indonesia. Jenis ini biasanya dapat
Komposit berpenguat serat alam semakin ditemukan dengan mudah karena tersebar
intensif dikembangkan sehubungan dengan luas di daerah tropik dan terutama tumbuh
penggunaannya dalam berbagai bidang berkelompok di pantai berpasir atau daerah
kehidupan serta tuntutan pemakaian material pasang surut. Oleh karena sering ditemukan
yang murah, mudah diperoleh, ringan, hidup di tepi pantai maka tanaman ini juga
memiliki sifat mekanik yang kuat, tahan korosi biasanya disebut waru laut. Waru atau baru
dan ramah lingkungan, sehingga dapat (Hibiscus Tiliaceus, suku kapas-kapasan atau
menjadi bahan alternative selain logam dan Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut
fiber glass yang tidak ramah lingkungan. telah lama dikenal sebagai pohon peneduh
Serat alam yaitu serat yang berasal tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta
dari alam (bukan buatan ataupun rekayasa pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu
manusia). Serat alam atau bisa dibilang rimbun, waru disukai karena akarnya tidak
sebagai serat alami ini yang biasanya didapat dalam sehingga tidak merusak jalan dan
dari serat tumbuhan (pepohonan) seperti bangunan di sekitarnya.
pohon bambu, pohon kelapa, pohon pisang Penelitian sebelumnya mengenai
serta tumbuhan lain yang terdapat serat pada penggunaan serat kulit waru dilakukan oleh
batang maupun daunnya.Serat alam yang (Arif Nurudin, 2011), diketahui bahwa
berasal dari binatang, antara lain sutera, ilama Perlakuan alkalisasi serat menggunakan
dan wool. Penelitian dan penggunaan serat NaOH 5% selama 2 jam memberikan
alami berkembang dengan sangat pesat pengaruh terhadap peningkatan kekuatan

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 42


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

tarik dan kekuatan bending komposit terjadi diinginkan. Adapun arah dan tujuan penelitian
peningkatan kekuatan tarik pada serat yang ini adalah untuk menemukan material baru
diberikan perlakuan alkali. Kekuatan tarik yang nantinya berfungsi sebagai alternatif
tertinggi pada serat yang diberikan perlakuan pengganti yang bersifat ramah lingkungan
alkali adalah pada serat yang menerima dalam berbagai komponen khususnya di
perlakuan alkali selama 2 jam yaitu 72,18 N. bidang otomotif.
Komposit didefinisikan sebagai
struktur dalam skala makro atau mikro yang KAJIAN TEORI
dibuat dari bahan-bahan yang berbeda, cirri
cirinya pun tetap terbawa setelah komponen Komposit
terbentuk sepenuhnya. Karena itu selalu ada Komposit didefinisikan sebagai
antarmuka diantara dua bahan, dan sifat-sifat struktur dalam skala makro atau mikro yang
antarmuka ini mempunyai pengaruh yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda,
jelas terhadap sifat-sifat komposit. Pendapat ciricirinya pun tetap terbawa setelah
lain tentang komposit yaitu paduan dari dua komponen terbentuk sepenuhnya. Karena itu
atau lebih material untuk mendapatkan selalu ada antarmuka diantara dua bahan, dan
material baru dengan sifat-sifat tertentu sesuai sifat-sifat antarmuka ini mempunyai pengaruh
yang diinginkan, baik dari sifat mekanik yang jelas terhadap sifat-sifat komposit.
maupun sifat ketahanan terhadap korosi (Ir. Pendapat lain tentang komposit yaitu paduan
Ary Mustofa Ahmad, 2006) dari dua atau lebih material untuk
Komposit terdiri dari matrik sebagai mendapatkan material baru dengan sifat-sifat
pengikat dan filler sebagai pengisi komposit. tertentu sesuai yang diinginkan, baik dari sifat
Keunggulan komposit adalah dapat mekanik maupun sifat ketahanan terhadap
memberikan sifat-sifat mekanik terbaik yang korosi (Ir. Ary Mustofa Ahmad, 2006).
dimiliki oleh komponen penyusunnya, Material komposit merupakan
bobotnya yang ringan, kemudian tahan korosi, gabungan antara dua atau tiga bahan yang
ekonomis dan tidak sensitif terhadap bahan- memiliki jumlah sifat yang tidak mungkin
bahan kimia. dimiliki oleh masing-masing komponennya,
NaOH merupakan larutan basa yang yang kemudian disusun secara kombinasi
tergolong mudah larut dalam air dan termasuk simetrik untuk memperoleh sifat tertentu.
basa kuat yang dapat terionisasi dengan Dapat juga didefinisikan kombinasi antara dua
sempurna. Menurut teori Arrhenius basa material atau lebih dalam skala makroskopik
adalah zat yang dalam air menghasilkan ion yang berbeda bentuknya, komposisi kimia dan
OH – dan ion positif. Larutan basa memiliki tidak saling melarutkan antara materialnya
rasa pahit, dan jika mengenai tangan terasa dimana material yang satu berfungsi sebagai
licin (seperti sabun). Sifat licin terhadap kulit material penguat dan material yang lainnya
itu disebut sifat kaustik basa. sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan
Dengan mengacu pada penelitian unsur-unsurnya.
diatas maka penulis akan meneliti dengan Keuntungan penggunaan material
menggunakan serat batang kulit waru dengan komposit adalah :
perlakuan alkali NaOH 5% selama 2 jam.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah 1. Hasil akhir (permukaan) yang baik.
komposit dibuat dengan penguat serat batang 2. Biaya produksi yang murah.
kulit waru dengan metode orientasi serat 3. Umur pemakaian yang lama.
continous, discotinous, dan hybrid 4. Tahan terhadap korosi.
menggunakan matrik polyester. Penelitian ini Kekurangan material komposit adalah:
difokuskan untuk mengetahui kekuatan impak 1. Pada komposit tertentu peka terhadap
serta foto mikro dari patahan hasil uji dari perubahan temperatur yang drastis dan
bahan komposit yang akan dibentuk sehingga mudah terbakar.
dapat digunakan sesuai dengan aplikasi yang

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 43


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

2. Lebih sulit melakukan perbaikan bila


terjadi kerusakan.
Aplikasi komposit banyak digunakan
untuk memproduksi barang-barang yang
diperlukan sehari-hari, berbagai barang kecil,
kotak alat-alat listrik, film dan lembaran tipis
pada umumnya, komponen pesawat terbang
dan otomotif. Selain itu komposit banyak
digunakan sebagai alat-alat olahraga,
kedokteran dan bahan bangunan.
Gambar 1 Laminated Composites
Secara garis besar ada 3 macam jenis (Sumber : Jones, 1975)
komposit berdasarkan penguat yang
digunakan, yaitu: Komposit Partikel (Partculate Composites)
Komposit partikel (Partculate
Komposit Serat (Fibrous Composite) Composites) merupakan komposit yang
Komposit serat (Fibrous Composites) menggunakan partikel/serbuk sebagai
merupakan jenis komposit yang hanya terdiri penguatnya dan terdistribusi secara merata
dari satu lamina atau lapisan yang dalam matriksnya. Contoh dapat dilihat pada
menggunakan penguat berupa serat/fiber. Gambar 6.
Fiber yang digunakan bisa berupa glass
fibers, carbon fibers, aramid (poly aramide),
dan sebagainya. Komposit dibentuk dari dua
jenis material yang berbeda, yaitu:
a. Penguat (reinforcement), yang mempunyai
sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta
lebih kuat.
b. Matrik, umumnya lebih ductile tetapi
mempunyai kekuatan dan rigiditas yang Gambar 2. Particulate Composites
lebih rendah. ( Penggambaran Sendiri)
Fiber ini bisa disusun secara acak Berdasarkan bentuk dari fasa
maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa penguatnya, komposit dapat dibagi menjadi
juga dalam bentuk yang lebih kompleks tiga jenis yaitu:
seperti anyaman. a. FRC (Fiber Reinforced Composite),
Komposit Laminat (Laminated merupakan komposit yang fasa
Composites) penguatnya berupa serat. Contohnya:
Komposit laminat (Laminated serat gelas dalam matrik polimer (GFRP)
Composites) merupakan jenis komposit yang dan serat karbon dalam matrik polimer
terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung (CFRP).
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki b. LRC (Laminar Reinforced Composit),
karakteristik sifat sendiri. Contoh dapat dilihat merupakan komposit yang fasa
pada Gambar 5. penguatnya berupa lapisan atau
lembaran yang direkatkan. Contohnya:
Playwood.
c. PRC (Particels Reinforced Composite),
merupakan komposit yang fasa
penguatnya berupa partikel atau butiran.
Contohnya: Beton, merupakan bahan
bangunan yang terbentuk dari kerikil dan
pasir dalam matrik semen.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 44


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

menghasilkan gas sewaktu pencampuran,


Resin sehingga dalam proses pencetakan tidak
Resin yang biasa digunakan dalam diperlukan proses penekanan.
pembuatan komposit sering diidentikkan Sifat dari resin poliester tak jenuh kaku
sebagai polimer. Semua polimer menampilkan dan rapuh, sedangkan suhu deformasi termal
karakteristik yang umum yaitu tersusun dari lebih rendah dibandingkan dengan thermoset
rantai yang sangat panjang yang terbentuk lainnya, ketahanan dingin baik, sifat listrik
dari unit-unit berulang yang sederhana. lebih baik dibandingkan resin thermoset,
Polimer berdasarkan efek suhu terhadap bahan ini mudah mengembang dalam pelarut,
sifatnya bisa diklasifikasikan menjadi dua, kemampuan cuaca sangat baik dan tahan
yaitu termoplastik dan termoset. terhadap sinar ultra violet.
Termoplastik, sifatnya mirip logam,
meleleh jika dipanaskan dan mengerass jika Orientasi Serat
didinginkan. Proses pengerasan dan Komposit serat (Fibrous Composites)
pelelehan ini bisa berlangsung berulang-ulang merupakan jenis komposit yang hanya terdiri
tergantung kebutuhan kita. Contoh dari dari satu lamina atau lapisan yang
termoplastik adalah nilon, polipropilen, dan menggunakan penguat berupa serat/fiber.
ABS. Fiber yang digunakan bisa berupa glass
Termoset dibentuk lewat reaksi fibers, carbon fibers, aramid (poly aramide),
kimia,dimana resin dan hardener atau resin dan sebagainya. Komposit dibentuk dari dua
dengan katalis dicampur dalam satu tempat jenis material yang berbeda, yaitu:
kemudian terjadilah proses pengerasan a. Penguat (reinforcement), yang
(polimerisasi). Sekali terjadi pengerasan, mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih
termoset ini tidak bisa mencair lagi sekalipun rigid serta lebih kuat.
dilakukan pemanasan. Meskipun begitu, pada b. Matrik, umumnya lebih ductile tetapi
temperatur tertentu terjadi perubahan sifat mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
mekanik yang signiffikan. Temperatur saat lebih rendah.
terjadi perubahan signifikan ini dikenal Fiber ini bisa disusun secara acak
sebagai Temperatur Transisi Gelas (Tg). maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa
Diatas temperatur gelas tersebut, struktur juga dalam bentuk yang lebih kompleks
molekul dari termoset berubah dari polimer seperti anyaman. Komposit berpenguat serat
kristal yang keras menjadi polimer kristal yang di bedakan menjadi beberapa bagian antara
fleksibel. Selain itu, modulus resin juga turun lain:
secara drastis sehingga daya tekan dan
kekuatannya berkurang. Ketahanan terhadap Continous Fiber Composites
air dan stabilitas warna juga berkurang pada Komposit yang diperkuat dengan serat
saat suhu diatas temperatur gelas ini. Dari secara berurutan (Continous) memiliki
sekian banyak resin yang ada dipasaran, ada susunan serat panjang dan lurus membentuk
tiga jenis resin yang banyak digunakan, yaitu lamina diantara matriksnya.
poliester, vinil ester, dan epoxy.

Resin Polyester
Resin poliester tak jenuh biasa disebut
poliester karena asam tak jenuh merupakan
bagian dari asam dibasa, yang menyebabkan
terdapatnya ikatan tak jenuh dalam rantai
utama dari polimer yang dihasilkan. Karena
berupa resin cair dengan viskositas yang Gambar 3. Continous Fiber Composites
relatif rendah, mengeras pada suhu kamar (Sumber : Gibson, 1994)
dengan penggunaan katalis tanpa

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 45


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Woven Fiber Composites


Komposit yang diperkuat dengan serat
anyaman dan komposit ini tidak terpengaruh
pemisahan antar lapisan, akan tetapi susunan
serat memanjangnya yang tidak begitu lurus
mengakibatkan kekuatan serta kekauannya
tidak sebaik tipe Continuous Fiber.
Gambar 6. Hybrid Composites
(Sumber : Gibson, 1994)

Serat
“Serat adalah sebuah zat yang
panjang, tipis, dan mudah dibengkokkan”.
(Tim Fakultas Teknik Universitas Surabaya,
2001).
Gambar 4. Woven Fiber Composites Panjang serat beberapa ratus kali
(Sumber : Gibson, 1994) lebarnya. Ditinjau dari segi zat kimia
penyusunnya, serat tersusun atas molekul-
Chopped Fiber Composites molekul yang sangat besar yaitu berupa
Komposit yang diperkuat dengan serat selulose, protein, thermoplastics atau mineral.
yang dipotong pendek atau disusun secara Berdasarkan asal zat kimia seratnya, serat
acak. Contoh dapat dilihat pada Gambar 7. dikelompokkan menjadi serat alam dan serat
buatan.
Serat alam adalah serat yang
molekulnya terbentuk secara alami. Serat
alam dikelompokkan ke dalam serat yang
berasal dari tumbuhan dan yang berasal dari
hewan. Serat tumbuhan dapat diperoleh dari
bagian biji, batang, daun atau buahnya. Serat
hewan dapat diperoleh dari bagian bulu atau
Gambar 5. Chopped Fiber Composites rambut binatang.
(Sumber : Gibson, 1994) Serat buatan adalah serat yang
molekulnya disusun secara sengaja oleh
Hybrid Composites manusia. Serat buatan dikelompokkan ke
Komposit yang diperkuat dengan dalam serat alam yang diolah kembali, serat
beberapa gabungan serat yaitu serat secara setengah buatan (bahan dari serat alam dan
continuous dengan serat secara acak. bahan kimia buatan), serat buatan (murni dari
Pertimbangannya agar dapat meminimalisir bahan kimia buatan)
kekurangan sifat dari kedua tipe dan
menggabungkannya menjadi satu. Contoh
pada Gambar 4.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 46


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Serat kekuatan serat atau resin. Lembaran tissue


dapat digunakan untuk menjaga kebersihan
Serat alam
Serat Kimia atau
Serat Buatan
lapisan jel. Ini menciptakan ketahanan impact
· Kapas
Serat tumbuhan
·
·
Flaks
Rami
pada permukaan dan juga menyembunyikan
Serat regenerasi
· Jut
tekstur kasar dari serat penguat. (pengisi).
· Woll

· Selulosa
Serat binatang · sutra Bagaimanapun juga ini termasuk mahal dan
Serat regenerasi · Serat Protein
hanya digunakan jika dianggap perlu.
Serat galian
Serat Sintetik
· Poliamid
Asbes
Ketika lapisan jel mulai kering penguat
· Polivinil alkohol
·
·
Poliviniliden klorida
Polivinil klorida
utama diletakkan. Pertama kali dioleskan dan
·
·
Poliester
Poliakilonitrl diikuti lapisan serat gelas dengan
· Polietilen
·
·
Polipropilen
Polialkileneparaoksibenzoat
menggunakan tangan. Rol digunakan untuk
·
·
Fenol
Polifluoroetilen melekatkan serat dan membuang udara yang
· Serat gelas
terperangkap. Kelebihan dari teknik ini
Serat Organik · Serat karbon
adalah kekuatan dan ketebalan komposit
Gambar 7. Klasifikasi Serat dapat dikontrol dengan menambah ketebalan
(Sumber : Surdia, Sinroku, 1999) dengan serat dan resin dengan terus
menerus tergantung keinginan. Pengeringan
Proses Pembuatan Spesimen Komposit dibutuhkan pada suhu ruangan tetapi panas
Metode yang digunakan untuk untuk kadang digunakan untuk mempercepat
proses pembuatan dengan serat penguat proses pengeringan. Idealnya penghalusan
termoset bermacam-macam seperti variasi harus dilakukan sebelum benar-benar kering
material yang ada saat ini. Secara garis besar karena materialnya masih cukup lunak untuk
dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu pisau atau gunting untuk digunakan. Setelah
manual, semiautmatik dan automatik. kering maka perlu digerinda.
Variasi dari proses dasar ini adalah
Proses Manual cetakan vacum bag dan presure bag. Dalam
Proses manual terdiri dari hand lay-up, proses pertama sebuah fleksibel (biasanya
spray-up, pressure bag dan autoclave karet) dijepit diatas adonan didalam cetakan
moulding, yaitu: dan tekanan vakum diaplikasikan antara
cetakan dan kantong. Hal ini menghisap
Hand Lay-up kantong (mendesak) kecetakan sehingga
Pada penelitian ini digunakan metode melekatkan lapisan serat penguat dan resin.
Hand Lay-Up. Metode ini lebih banyak Proses terakhir yang serupa tetapi tekanan
digunakan untuk material dengan serat diberikan diatas kantong menggantikan
penguat, di Inggris hampir 40% menguasai vakum.
pasar FRP. Keuntungan utamanya adalah
proses yang sangat simpel sehingga
dibutuhkan sedikit peralatan dan cetakan
dapat dibuat dari gips, kayu, lembaran plat
atau lembaran FRP. Langkah pertama
adalah melapisi cetakan dengan pelapis (wax
atau lapisan lilin) untuk mencegah cetakan
lengket. Kemudian diikuti lapisan tipis (±0,3-
0,4 mm) resin murni disebut lapisan jel yang
mempunyai beberapa fungsi. Pertama
menutup lubang yang tidak teratur dan
menambah penampilan produk ketika diambil
dari cetakan. Kedua yang terpenting adalah
melindungi kekuatannya dari serangan
embun dimana cenderung mengurangi

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 47


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Gambar 8. Metode Hand Lay-Up


𝑚𝑢
(Sumber : Plastics Engineering 22𝑛𝑑 edition) 𝜌𝑓 = 𝑚 𝜌𝑚 .................................3
𝑢 −𝑚𝑚

Spray-up Keterangan:
Dalam proses ini, langkah persiapan 𝑚𝑢 : Berat serat di udara (gram)
mirip dengan metode sebelumnya tetapi 𝑚⸮ : Berat serat dalam minyak
pemakaian lembaran serat penguat diganti tanah (gram)
menggunakan semprotan. Benang disalurkan 𝜌𝑚 : Berat jenis minyak tanah
ke unit penyemprot dan helai benang (minyak tanah = 0,83 g/𝑐𝑚3
disemprot kecetakan terus menerus dengan 𝑤𝑓 : Berat serat pada komposit
resin. Ketebalan cetakan dapat dengan (gram)
mudah dibuat perbagian menjadi berkekuatan
𝑣𝑐 : Volume komposit (𝑐𝑚3 )
tinggi. Bagaimanapun juga keberhasilan
𝜌𝑓 : Berat jenis serat (g/𝑐𝑚3 )
metode ini tergantung pada kemampuan
operator dari pengontrolan ketebalan 𝑣𝑓 : Volume serat (𝑐𝑚3 )
komposit dan juga perbandingan serat dan 𝑉𝑓 : Fraksi volume serat (%)
resin.
Dari hasil pengukuran berat serat kulit
waru yang telah diolah dan mendapat
treatment didapat hasil per 0,002 𝑚3 adalah
0,0053kg. Sehingga perlu dicari berat serat
diudara dan berat serat dalam minyak tanah.
Barulah bisa ditentukan berat serat untuk
fraksi volume 40%.

Pengujian Mekanis
Secara umum pengujian material
digunakan untuk mengetahui kekuatan
material tersebut sesuai kebutuhan seorang
Gambar 9. Metode Spray Up penguji. Dalam kajian teori ini akan dijelaskan
mengenai empat jenis pengujian yaitu Uji
(Sumber: Gibson, F Ronald. 1994) Impack (Impack Test), dan foto dari model
patahan komposit yang diuji mekanis
Fraksi Volume Serat Uji Impack
Fraksi Volume Serat adalah Pengujian impak bertujuan untuk
perbandingan antara volume serat dengan mengukur berapa energi yang dapat diserap
volume komposit. Semakin besar fraksi suatu material samapai material tersebut
volume serat maka semakin bertambah patah. Pengujian impak ini merupakan respon
kekuatan dan kekakuan komposit. Secara terhadap beban yang tiba – tiba yang
umum fraksi volume serat, maksimal adalah bertujuan mengetahui ketangguhan suatu
80% ketika tidak semua serat dikelilingi oleh bahan terhadap pembebanan dinamis,
matrik. Fraksi volume serat (𝑉𝑓 ) dapat dihitung sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan
dengan persamaan (Kaw, 1997) yang diuji rapuh atau kuat. Dasar pengujian
impak ini adalah penyerapan energi potensial
𝑉𝑓 dari pendulum beban yang berayun dari suatu
𝑉𝑓 = 𝑉𝑐
𝑥100% ....................................1 ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji
sehingga benda uji mengalami deformasi.
𝑤𝑓 Semakin banyak energi yang terserap maka
𝑣𝑓 = .............................................2
𝜌𝑓 akan semakin besar kekuatan impak dari

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 48


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

suatu beban. Umumnya kekuatan impak


bahan polimer lebih kecil daripada kekuatan
impak bahan logam. Keterangan :
Is : Kekuatan Impak (J/m2)
Es : energi yang diserap sampel
setelah tumbukan (J)
A :luas penampang lintang
sampel (m2)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Gambar 10 Pengujian Impact Dalam penelitian eksperimental,
dengan Alat Uji Charpy rancangan ini disebut Rancangan Rambang
(Sumber : www.alat uji.com) Lugas (Simple Randomized Design). Jika
menggunakan rancangan ini, maka ada
Untuk menguji impak ini kedua ujung beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
sampel dengan ukuran standar diletakkan (1) sampel-sampel langsung diambil dari
pada penumpu, kemudian beban dinamis populasi, bukan dari subpopulasi, (2)
dilepaskan dengan tiba-tiba dan cepat menuju pemilihan sampel dilakukan secara
sampel. Dalam pengujian impak, impaktor acak/rambang, (3) penentuan perlakuan
yang digunakan dalam bentuk pendulum yang dilakukan secara rambang/acak, dan (4) yang
diayunkan dari ketinggian dengan massa. memberi perlakuan dilakukan secara
rambang/acak pula. Model matematik yang
digunakan dalam analisis, sering disebut
rancangan analisis rancangan A, baik untuk
penelitian eksperimental maupun bukan
eksperimenta, adalah sebagai berikut. (1) Jika
yang terlibat dalam penelitian hanya dua
sampel, digunakan uji-t unruk sampel
independen (bebas). (2) Jika yang dilibatkan
dalam penelitian lebih dari dua sampel,
digunakan uji-F (Analisis Varians) satu jalur.
Dapat digambarkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1. Anava Satu Jalur

SU Continou Discontiou Hybri


Gambar 11. Ilustrasi Skematis Pengujian B s s d
Impak dengan Benda Uji Charpy dan Izod. A1 A2 A3
(Sumber : Surdia, 2005) 1. Y1 Y1 Y1
2. Y2 Y2 Y2
Surdia (2005) besarnya kekuatan
3. Y3 Y3 Y3
impak dari benda uji dengan luas penampang
4. Y4 Y4 Y4
lintang (A) adalah:
5. Y5 Y5 Y5
6. Y6 Y6 Y6
𝐸𝑠 ………………………………………….4 7. Y7
𝐼𝑠 (9) Y7 Y7
𝐴 8. Y8 Y8 Y8

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 49


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

9. Y9 Y9 Y9 3. Katalis
10. Y10 Y10 Y10 4. NaOH

Keterangan: Persiapan Alat


A1= Orientasi Serat Continous Alat yang digunakan pada penelitian
A2= Orientasi Serat Discontinous yang akan dilaksanakan ini dapat dipaparkan
A3= Orientasi Serat Hybrid sebagai beriku.
Y= Kekuatan Impack 1. Timbangan Digital
2. Gelas Ukur
Prosedur Penelitian 3. Penggaris dan Jangka Sorong
Prosedur penelitian adalah 4. Oven
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh 5. Gerinda dan Amplas
seseorang peneliti secara teratur dan 6. Camera
sistematis untuk mencapai tujuan penelitian. 7. Mikroskop
Dalam penelitian tugas akhir ini dapat 8. Alat Uji Impak
dijelaskan secara sederhana dalam diagram 9. Cetakan Spesimen
alir seperti gambar 12.
Langkah Pembuatan Spesimen
1. Rendam serat tapis kelapa dengan larutan
NaOH sebesar 5% selama 2 jam.
2. Lakukan pembilasan dan keringkan
dengan media angin. Selanjutnya oven
serat agar benar-benar terhindar dari
kandungan air.
3. Siapkan cetakan
4. Larutkan resin dan katalis dengan
perbandingan 100:1.
5. Tuang larutan resin dan katalis di cetakan
lalu susun serat sesuai orientasi yang
ditentukan.
6. Setelah kering lepaskan spesimen dari
cetakan dan lakukan pengukuran geometri
spesimen.
7. Lakukan pengovenan.

Gambar 12. Diagram Alir Penelitian

Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan pada
penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat
dipaparkan sebagai beriku.
1. Serat Alam
2. Resin Polyester

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 50


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Gambar 13. Spesimen berdasarkan Gambar 15. Spesimen berdasarkan


Orientasi Serat Continous Orientasi Serat Hybrid

Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan metode eksperimen,
teknik yang dilakukan untuk pengumpulan
data yaitu dilakukan serangkaian pengujian
pada obyek yang diteliti untuk mendapatkan
data sebagai perhitungan. Adapun teknik
pengumpulan data pada masing-masing
pengujian dipaparkan sebagai berikut.

Pengujian Impak
Pengujian impak dilakukan dengan
menumbuk benda uji menggunakan sebuah
mendulum yang diayunkan. Pengujian impak
bertujuan untuk mengukur beberapa energi
yang dapat diserap suatu material sampai
Gambar 14. Spesimen berdasarkan material dalam penelitian ini berupa komposit
Orientasi Serat Discontinous dari serat tapis kelapa tersebut patah.
Perkembangan plastik meningkat sejak
ditemukannya material komposit yang cepat
diserap dan dipakai oleh industri pesawat
terbang, otomotif, militer, alat-alat olahraga,
kedokteran bahkan sampai alat-alat rumah
tangga. Selain material pengikat (matrik)
komposit juga menggunakan material penguat
atau pengisi (filler), marerial pengikat ini
menggunakan serat, serat biasanya terdiri dari
bahan yang kuat, kaku dan getas. Hal ini
ditunjukan agar agar serat dapat menahan

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 51


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

gaya dari luar atau tumbukan yang diterima. menggunakan alat uji Charpy. Sebelum
Gaya luar atau tumbukan dapat didapatkan alat uji digunakan untuk mengetahui
melalui melaui pengujian impak pada seberapa energi yang mampu diserap
komposit. oleh spesimen (𝐸𝑠 ), dilakukan kalibrasi
Pengujian ini dilakukan terlebih dahulu terhadap alat uji Charpy
dilaboratorium metalurgy Teknik Mesin tanpa adanya spesimen yang ditumbuk
Universitan Udayana, berdasarkan prosedur untuk mengetahui seberapa besar energi
pengujian sebagai berikut : yang terbaca pada alat uji.
Dari proses kalibrasi diketahui bahwa
a. Ukur luas permukaan dibawah takik. energi yang yang mampu diserap tanpa
b. Spesimen dipasang dan dijepit pada adanya spesimen (𝐸𝑜 ) adalah sebesar 0,4
pemegang sampel/spesimen dengan Newton meter (N.m). untuk mencari
dengan sisi yang diberi notched energi yang sesungguhnya yang mampu
menghadap sisi berlawanan impak dari diserap oleh spesimen adalah dengan
pendulum. mengurangi energi yang mampu diserap
oleh spesimen (𝐸𝑠 ) hasil pengujian dengan
energi yang mampu diserap tanpa adanya
spesimen (𝐸𝑜 ). Selanjutnya data-data hasil
pengujian impak ditabulasi ke dalam tabel
berdasarkan dengan orientasi serat yang
digunakan. Untuk mengetahui kekuatan
impak dari komposit batang kulit waru
berpenguat matriks polimer polyester dari
masing-masing spesimen berdasarkan
orientasi serat masing-masing, maka
dihitung menggunakan rumus :
𝐸𝑠 −𝐸0
𝐼𝑠 = 𝐴
………………….…………………5

Gambar 16. Penempatan Spesimen pada Keterangan :


alat uji impak. 𝐼𝑠 : Kekuatan Impack (J/m2 )
c. Kemudian pendulum dilepaskan sehingga 𝐸𝑠 : Energi yang diserap sampel
menumbuk spesimen lain yang diuji. Hal setelah tumbukan (J)
ini dilakukan berulang ke spesimen lain 𝐸0 : Energi yang diserap
yang diuji. tanpa adanya sampel pada alat
d. Hentikan pendulum, dan lakukan uji (J)
pencatatan hasil beban impak (energi A :Luas penampang lintang
serap yang diterima spesimen) yang sampel (m2
tertera.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan Data Hasil Pengujian Impak
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, Pengujian impack dilakukan untuk
yaitu menggunakan analisis varians satu jalur. mengatasi beberapa besar energi yang
Adapun rumusannya adalah sebagai berikut: mampu diserap oleh spesimen (sampel).
Pada mengujian impack ini, dibagi menjadi 3
a. Energi yang mampu diserap oleh masing- (empat) jenis orientasi serat, yaitu orientasi
masing spesimen (𝐸𝑠 ) dari tumbukan yang serat continous, discontinous dan hybrid.
dialami pada pengujian impak dengan Jumlah masing-masing spesimen pada 1

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 52


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

(satu) jenis orientasi serat adalah 10 (sepuluh) ditumbuk untuk mengetahui seberapa besar
buah spesimen, sehingga total terdapat 30 energi yang terbaca pada alat uji.
(tiga puluh) buah spesimen untuk pengujian Dari proses kalibrasi diketahui bahwa
impak ini. Berikut ini adalah data hasil energi yang yang mampu diserap tanpa
pengujian impak komposit berpenguat serat adanya spesimen (𝐸𝑜 ) adalah sebesar 0,4
batang kulit waru dengan matriks polimer Newton meter (N.m). untuk mencari energi
polyester. yang sesungguhnya yang mampu diserap
oleh spesimen adalah dengan mengurangi
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Impak energi yang mampu diserap oleh spesimen
Setiap Orientasi Serat. (𝐸𝑠 ) hasil pengujian dengan energi yang
mampu diserap tanpa adanya spesimen (𝐸𝑜 ).
Nomor Fraksi Volume Serat Selanjutnya data-data hasil pengujian
Spesim Contino Discontino Hybri impak ditabulasi ke dalam tabel berdasarkan
en us us d dengan orientasi serat yang digunakan, yaitu
1 2,9 N.m 1,8 N.m 2,4 orientasi serat continous ( tabel 4.2), orientasi
N.m serat discontinous (tabel 4.3), dan orientasi
2 3,1 N.m 2,1 N.m 2,9 serat hybrid (tabel 4.4). untuk mengetahui
N.m kekuatan impak dari komposit batang kulit
3 3,1 N.m 1,9 N.m 3 N.m waru berpenguat matriks polimer polyester
4 3 N.m 2,3 N.m 2,9 dari masing-masing spesimen berdasarkan
N.m orientasi serat masing-masing, maka dihitung
5 3,3 N.m 2,3 N.m 2,7 menggunakan rumus :
𝐸 −𝐸
N.m 𝐼𝑠 = 𝑠 0……………………………...………6
𝐴
6 2,9 N.m 1,9 N.m 3,1
N.m Keterangan :
7 3,5 N.m 2,1 N.m 2,9
N.m 𝐼𝑠 : Kekuatan Impack (J/m2 )
8 3,3 N.m 2,1 N.m 3,1
N.m 𝐸𝑠 : Energi yang diserap sampel
setelah tumbukan (J)
9 3,1 N.m 1,9 N.m 2,5
N.m 𝐸0 : Energi yang diserap tanpa
10 3,3 N.m 1,8 N.m 2,6 adanya sampel pada alat uji (J)
N.m
Rata- 3,15 N.m 2,02 N.m 2,81 A :Luas penampang lintang
Rata N.m sampel (m2 )

Tabel 3. Sifat Impak Komposit Matriks


Data dari tabel 4.1 di atas, merupakan Polimer Polyester yang Diperkuat Serat
data energi yang mampu diserap oleh masing- Alam Batang Kulit Waru.
masing spesimen (𝐸𝑠 ) dari tumbukan yang Orientasi Ener Luas Kekuat
dialami pada pengujian impak dengan Serat gi Penampa an
menggunakan alat uji Crarpy. Sebelum alat uji Sera ng Impak
digunakan untuk mengetahui seberapa energi p (𝑰𝒔 )
yang mampu diserap oleh spesimen (𝐸𝑠 ), Rata-
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap Rata
alat uji Charpy tanpa adanya spesimen yang (𝑬𝒔 )

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 53


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Continous 3,15 0,0012903 2.131,2


N.m 2 m2 5 J/M 2

Discontino 2,02 0,0012903 1.255,5


us N.m 2 m2 0 J/M2

Hybrid 2,81 0,0012903 1.867,7


N.m 2 m2 5 J/M2

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram


garis seperti pada gambar 4.12.

2500
2000
1500
Gambar 18. Model Patahan
Spesimen Orientasi Serat Continuous
1000
500 Sumber: (Hasil Penggambaran
0 Microskop Optik)
Continous Discontinous Hybrid

Orientasi serat Model Patahan Orientasi Serat


Discontinuous
Pada model patahan spesimen pengujian
Gambar 17. Diagram Serat Perbandingan impak dengan orientasi serat Discontinuous
Kekuatan Impak Antar Fraksi Orientasi adalah kombinasi antara patahan getas
Serat dari Komposit Berpenguat Serat (Brittle Fracture) dan fibers fracture atau
Batang Kulit Waru. dikenal dengan patahan sikat (brush fracture).
Hal ini dikarenakan patahan memiliki ciri-ciri
Model Patahan sebagai berikut:

Model Patahan Orientasi Serat Continuous · Terdapat butir-butir halus pada


Pada model patahan spesimen pengujian permukaan patahan spesimen.
impak dengan orientasi serat Continuous · Permukaan dari patahan spesimen uji
adalah kombinasi antara patahan getas mengkilap.
(Brittle Fracture) dan fibers fracture atau · Terdapat serabut-serabut kasar pada
dikenal dengan patahan sikat (brush fracture). permukaan patahannya yang berbentuk
Hal ini dikarenakan patahan memiliki ciri-ciri seperti sikat.
sebagai berikut:

· Terdapat butir-butir halus pada


permukaan patahan spesimen.
· Permukaan dari patahan spesimen uji
mengkilap.
· Terdapat serabut-serabut kasar pada
permukaan patahannya yang berbentuk
seperti sikat.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 54


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Gambar 19. Model Patahan Spesimen


Orientasi Serat Discontinuous Gambar 20. Model Patahan Spesimen
Sumber: (Hasil Penggambaran Microskop Orientasi Serat Hybrid
Optik) Sumber: (Hasil Penggambaran Microskop
Optik)

Model Patahan Orientasi Serat Hybrid PENUTUP


Pada model patahan spesimen
pengujian impak dengan orientasi serat Kesimpulan
hybrid adalah kombinasi antara patahan Kesimpulan yang didapat dari hasil
getas (Brittle Fracture) dan fibers fracture analisis data berupa perhitungan dan
atau dikenal dengan patahan sikat (brush pengamatan adalah sebagai berikut:
fracture). Hal ini dikarenakan patahan 1. Terdapat perbedaan kekuatan impak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: komposit polyester berpenguat serat alam
· Terdapat butir-butir halus pada batang kulit waru antara orientasi serat
permukaan patahan spesimen. Continous dengan Discontinous nilai t
· Permukaan dari patahan spesimen Scheffe 𝑡1−2 = 11,61. Dapat dilihat bahwa
uji mengkilap. nilai tersebut lebih besar dari nilai distribusi
· Terdapat serabut-serabut kasar t dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,228.
2. Terdapat perbedaan kekuatan impak
pada permukaan patahannya yang
berbentuk seperti sikat. komposit polyester berpenguat serat alam
batang kulit waru antara orientasi serat
Continous dengan Hybrid nilai t Scheffe
ǀ𝑡1−3 ǀ= 4,12. Dapat dilihat bahwa nilai
tersebut lebih besar dari nilai distribusi t
dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,228.
3. Terdapat perbedaan kekuatan impak
komposit polyester berpenguat serat alam
batang kulit waru antara orientasi serat
Discontinous dengan Hybrid nilai t Scheffe
ǀ𝑡2−3 ǀ= 7,49. Dapat dilihat bahwa nilai
tersebut lebih besar dari nilai distribusi t
dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,228.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 55


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

4. Secara mikroskopik pada patahan ( Hibiscu Tiliaceust) continyu Laminat


komposit, kondisi patahan menunjukkan Sebagai Material Pengganti Fibber
mekanisme Fiber Pull Out, dimana pada Glass pada Pembuatan Lambung
ujung patahan terlihat ada pemutusan Kapal
serat bahkan kondisi serat tercabut dari
matriknya. Keadaan tersebut terjadi pada Aprianto Gede, 2016. Pengaruh Fraksi
semua spesimen baik itu Continuous, Volume Serat Terhadap Sifat Mekanik
Discontinuous, dan Hybrid. Hal tersebut Komposit Matriks Polimer Polyester
dikarenakan matrik tidak mampu mengikat Diperkuat Serat Ageve Sisal
serat dengan baik. Pada orientasi serat
continous terlihat ada bagian serat yang ASTM.D256-00., 2002. Standard test methods
tidak terkena matrik dengan sempurna for determining the izod pendulum
(delaminasi). Delaminasi biasanya terjadi impact resistance of plastics.
akibat terlalu rapat penyusunan serat. Philadelphia

ASTM.D638-02, 2002, Standart test method


for tensile properties of plastics.
Philadelphia, PA : American Society for
Saran Testing and Materials.
Untuki menyempurnakan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan, maka perlu Basuki Widodo, 2008. Analisa Sifat Mekanik
diperhatikan untuk penelitian sejenis Kompsit Epoksi Dengan Penguat Serat
berikutnya: Pohon Aren (Ijuk) Model Lamina
1. Menguji sifat mekanis lainnya yang dimiliki Berorientasi Sudut Acak (Random).
oleh komposit berpenguat serat alam Jurnal Teknologi Technoscientia.
batang kulit waru dengan matrik polimer
polyester, yaitu pada kekuatan tarik, Callister. 1986.”Principles of Materials
kekuatan tekan, kekerasan permukaan, Science And Engineering”, Mc.Graw-
dan lain sebagainya. Hill, Univ. of Central Florida.
2. Dapat dilakukan penelitian lainnya dengan
membandingkan variasi Alkalisasi untuk Charly, S.A. Widyanto, Irmoyo Aryanto. 2002.
mendapat kekuatan impak maksimal dari Analisis Kekuatan Tarik Dan Lentur
komposit berpenguat serat alam batang Komposit Serat Gelas Jenis Woven
kulit waru bermatrik polimer polyester. Dengan Matriks Epoxy Dan Polyester
3. Dapat dilakukan penelitian lainnya dengan Berlapis Simetri Dengan Metoda
membandingkan variasi fraksi volume Manufaktur Hand Lay- Up
untuk mendapat kekuatan impak
Gibson, F Ronald. 1994. Plastics Engineering,
maksimal dari komposit berpenguat serat
Second Edition, pergamon Press,UK
alam batang kulit waru bermatrik polimer
polyester. Gibson, Ronald, 1994. “ Principles Of
4. Dapat dilakukan penelitian komposit Composite Material”. New York:Mc
berpenguat serat alam batang kulit waru Graw Hill
bermatrik polimer polyester dengan
proses percetakan lain seperti injeksi Ir. Ary Mustofa Ahmad, 2006. Pengetahuan
vacum, dan lain-lain. Bahan Teknik Pertanian. Fak.
Teknologi Pertanian UNIBRAW
Malang.
DAFTAR RUJUKAN
Jones, R.M., Mechanics Of Composite
Arif Nurudin, 2011. Potensi Pengembangan Material, Hemisphere Publising Co.,
Komposit Berpenguat serat Kulit Waru New York, 1975.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 56


JJTM, Vol. 6 No. 1, Maret 2018

Lokantara dan Ngakan Putu Gede Suartama Sugiyono. (2010), Metode Penelitian
(2007). Analisa arah dan perlakuan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
serat tapis kelapa serta rasio epoxy Alfabeta. Bandung.
hardener terhadap siffat fisis dan
mekanik komposit tapis kelapa. Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 1.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha | 57

Anda mungkin juga menyukai